Share

3. Hukuman Mati Untuk Permaisuri

    Istana Dingin, mercusuar di tempat paling ujung kerajaan Baskara, bangunan tidak terawat, banyak sarang laba-laba dan juga tikus berkeliaran. Bau busuk menguar, membuat beberapa prajurit tidak tahan. Istana dingin kerajaan Baskara layaknya penjara anggota kerajaan yang bersalah, sebelum menerima hukuman atas kejahatan yang diperbuat. Mereka akan ditempatkan di istana dingin menunggu peradilan.

      Permaisuri Rengganis tergeletak di sebuah dipan kayu. Mata sembab itu mulai terbuka perlahan. Dia melonjak terkejut mendapati diri dalam keadaan mengkhawatirkan. Permaisuri Rengganis menangis sesengukan, meratap. Kehilangan ibu tercinta di depan mata, dengan cara begitu tragis. Raja Abra beringas, tanpa ampun menebas leher sang ibu. Permaisuri Rengganis mendadak mengurut leher sendiri. Mendadak terasa kelu, tercekat, bahkan sulit bernapas. Darah berceceran nampak jelas ketika raja Abra menjambak dan mengakat kepala sang bunda ke udara.

       "Gantung kepala wanita pemberontak ini di alun-alun!" Teriakan itu masih terngiang, terdengar sebelum Permaisuri Rengganis pingsan.

       Tidak habis pikir, suami yang dulunya lembut penuh welas asih, berubah iblis keji tidak berperasaan. Jiwa Rengganis terguncang hebat, wanita lemah nan rapuh yang selalu hidup damai tanpa merasakan intimidasi dan tekanan. Saat ini terlihat kacau balau dalam haru-biru. Tubuh mulusnya kotor terkena debu ruangan. Dia menjambak rambut sendiri mirip orang tidak waras sebagai rasa frustrasi dan ketakutan.

      "Hei, kau dengar tadi apa kata mereka." Tangkap suara bariton lantang di telinga Rengganis. Dia menelan saliva menahan napas mencoba menajamkan konsentrasi.

      "Iya, sungguh kasihan Permaisuri Rengganis, gelarnya dilepas begitu saja oleh Raja Abra," keluh salah seorang, suara berbeda.

       "Aku mendengar kabar jika dalam waktu tiga hari Selir Madhavi tidak sadarkan diri, Raja Abra akan memberikan hukuman gantung untuk Permaisuri Rengganis," kata salah seorang lagi.

       "Tidak!" Rengganis berteriak. Dia bangkit dari ranjang. Berteriak-teriak lebih keras, sungguh seperti orang gila. "Biadab kau Kakang Prabu!" 

      "Astaga, dia mendengarkan kita, sekarang bagaimana?" Suara orang pertama terdengar.

      "Abaikan saja, nanti juga diam sendiri, saat ini yang berkuasa Raja Abra, kita dalam perintahnya, patuhi jika tidak ingin mati!" Seorang lagi berbicara.

      Permaisuri Rengganis, ah, bukan lebih tepatnya Rengganis lantaran gelar kebangsawanan dirinya telah dilepas begitu saja oleh sang suami. Sebodoh apa Rengganis pun tahu, jika semua hal terjadi adalah sebuah konspirasi. Dia menduga Madhavi tidak akan bangun sebelum Rengganis dihukum gantung. 

      Tidak ada selir seberani Madhavi, wanita yang awalnya seorang dayang di istana permaisuri, gadis molek keponakan Ki Kastara —penasehat raja—.

      "Kakang Prabu, mengapa kau kejam sekali denganku," pilu Rengganis. Tubuhnya limbung, luruh terduduk lemas di lantai kayu kotor berdebu. Tangisan tidak lagi terdengar, hanya sekali-kali masih sesengukan. 'Aku benar tidak habis pikir, di mana hatimu?' bisiknya.

       "Dengar, dia tidak lagi berteriak dan menangis." Suara menyebalkan dari penjaga tadi kembali bercicit. Tawa prajurit yang berjaga terdengar. Rengganis mengerucutkan bibir, muak. Ingin menyumpal mulut tidak berperasaan tersebut dengan tanah.

      Rengganis mencoba menenangkan diri, berpikir meski berkabut rasa kalut. Dia melirik ke arah pintu kayu yang tertutup rapat dan kembali menundukkan kepala. 'Dulu aku dielu-elukan, sekarang aku diinjak-injak seperti sampah,' keluhnya ironis. Tiba-tiba kayu pada bagian bawah yang dia duduki bergetar. Rengganis mengernyit, jantung berdetak kencang, melonjak takut jika di bawah sana adalah ular. Wanita itu melompat naik ke dipan. Perlahan kayu pun terbuka. Mata Rengganis melotot, mulutnya terbuka siap berteriak. Kaki jenjangnya keluar dari kain sutra yang melilit, mencoba menginjak kayu itu. Namun, Rengganis segera menarik kembali saat kayu terkuak lebih lebar. Dia siap berteriak.

Bersambung….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status