Share

27

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-19 08:28:33

Kami berkemas menjelang pukul 07.00 malam, Tuan ghazali langsung mengantarkanku ke apartemen lalu dia dan anak-anak langsung pulang.

"Terima kasih untuk hari ini ibu Arimbi?"

"Terima kasih juga anak-anak."

"Lain kali kita main lagi ya?"

"Iya tentu sayangku." Aku turun dari mobil dan melambaikan tangan. Kedua anak kembar manis itu juga membalas lambaian tanganku lalu mobil mereka meluncur pergi.

Aku tidak bisa menebak apa yang akan dihadapi Tuan Ghazali setelah sampai di rumahnya. Wanita itu pasti menjerit dengan murka jika ia tahu kalau aku melibatkan anak-anaknya untuk memuluskan jalanku mendapatkan lelaki itu.

Lalu kehidupanku kembali seperti biasa, pergi ke kantor, menjalani tugas dan rapat, membuat segudang laporan dan sedikit melakukan adegan manis dengan Tuan Ghazali, yaa, sesimpel percakapan atau berbagi kopi dari gelas yang sama. Aku juga harus menghadapi gosip-gosip dan tatapan kebencian dari teman-temanku juga sikap Nyonya Valeri yang kasar. Mungkin aku berdosa menjerat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
seru. lnjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   29

    Sembari menyapu pecahan kaca, aku sadar bahwa wanita itu sangat putus asa. Dia tidak punya cara lain untuk membuatku jera selain menggangguku, menghadang dan mengancamku, merusak barang-barangku dan coba menciptakan ketidaknyamanan dalam hidup ini. Dia mencoba membuat hidupku seperti neraka tapi aku tidak peduli. Aku sadar dia panik, dia takut kehilangan suami dan anaknya, dia juga takut kehilangan reputasi dan posisinya sebagai CEO, juga kehilangan kasih sayang dari mertua dan keluarga. Dia seperti berdiri di ujung curam sebuah tebing, di mana gravitasi dan udara siap menelan tubuhnya lalu menghempaskannya dengan cara paling sakit. "Kalau aku jadi dia, mungkin aku akan lebih kejam lagi. Akan kulakukan segala cara untuk menyingkirkan orang ketiga dari rumah tanggaku."Aku hanya menggeleng sambil membatin, lalu menuangkan pecahan kaca dan beling ke dalam tong sampah. Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, di mana aku akan bersiap untuk mandi dan beristirahat. Tapi aku tak menemukan p

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   28

    Di dunia ini tak ada satu manusia pun yang sempurna, sekalipun mereka membalut diri mereka dengan cover yang baik, tapi setiap orang punya sisi gelap dan aib yang pasti mereka sembunyikan dari dunia. Begitu pula dengan Tuan Sanjaya dan keluarganya, sekalipun di luar Mereka terlihat berwibawa dan sangat berkuasa, ada satu hal dari masa lalu yang telah lama menjadi skandal dan rahasia umum, bahwa pria itu pernah menikah diam-diam dengan selingkuhannya, setelah segalanya terkuak, pria itu terpaksa meninggalkan wanita kedua dan kembali pada istrinya, yaitu ibunya Tuan Ghazali. Di sisi yang sama juga terjadi vallery, sekalipun Tuan Sanjaya sangat membanggakannya sebagai menantu yang cemerlang dan cerdas, wanita itu juga telah menorehkan aib dalam hidupnya sendiri. Sejauh apapun dia ingin mencuci tangan dan bersikap seolah-olah tidak bersalah pada kematian suamiku, tetap saja dia adalah pembunuhnya. Dan beberapa waktu yang lalu, wanita itu telah bermain cinta dengan seorang pria muda, H

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   27

    Kami berkemas menjelang pukul 07.00 malam, Tuan ghazali langsung mengantarkanku ke apartemen lalu dia dan anak-anak langsung pulang. "Terima kasih untuk hari ini ibu Arimbi?""Terima kasih juga anak-anak.""Lain kali kita main lagi ya?""Iya tentu sayangku." Aku turun dari mobil dan melambaikan tangan. Kedua anak kembar manis itu juga membalas lambaian tanganku lalu mobil mereka meluncur pergi. Aku tidak bisa menebak apa yang akan dihadapi Tuan Ghazali setelah sampai di rumahnya. Wanita itu pasti menjerit dengan murka jika ia tahu kalau aku melibatkan anak-anaknya untuk memuluskan jalanku mendapatkan lelaki itu. Lalu kehidupanku kembali seperti biasa, pergi ke kantor, menjalani tugas dan rapat, membuat segudang laporan dan sedikit melakukan adegan manis dengan Tuan Ghazali, yaa, sesimpel percakapan atau berbagi kopi dari gelas yang sama. Aku juga harus menghadapi gosip-gosip dan tatapan kebencian dari teman-temanku juga sikap Nyonya Valeri yang kasar. Mungkin aku berdosa menjerat

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   26

    Seakan mengulang kembali kenangan Mas Hardi dan putraku, aku duduk di danau yang sama dengan pemandangan bukit dan jajaran pohon pinus yang cantik, matahari yang bersinar sedikit terhalang oleh rindang pohon di atasku, sambil membaca buku, aku bersantai beralaskan tikar dengan motif catur hitam putih, sebuah keranjang piknik berisi makanan dan minuman, serta buah-buah tergelar di sisiku. Tak jauh dari sana, Pak Ghazali dan kedua anaknya sedang bermain lempar bola. Sesekali putrinya tertawa dan putranya memprotes, tapi itu tidak mengurangi kebahagiaan. Mereka terdengar gembira, sesekali anak-anak melihat ke arahku dan aku melambai, seakan kami adalah keluarga bahagia yang sedang menjalani akhir pekan tanpa memikirkan beban apapun. "Terima kasih Bu Arimbi, di sini bagus," ucap Alisa sambil mendekat ke arahku dan mengambil segelas minuman. "Dulu ibu sering ke sini, bersama keluarga ibu. Tempatnya tidak banyak berubah dan pohon ini adalah pohon favorit di mana kami suka bersantai." A

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   25

    "Tuan, Nyonya, tolong tenangkan diri kalian!" "Diam kau pelacvr! Hubunganku dan Ghazali tidak akan rusak andai kau tidak jadi orang ketiga diantara kami!""Jaga mulutmu Valeri!""Aku tidak peduli Mas! Pukul aku jika itu bisa melegakan hatimu tapi tolong singkirkan wanita ini dari hadapanku, aku mohon, aku frustasi Mas! Aku bisa gila!" Wanita itu menggebrak meja dengan kedua tangannya, rambutnya yang selalu dicatok lurus menutupi wajahnya, menutupi kesedihannya yang mendalam. "Katakan padaku.... Bagaimana caraku memperbaiki hubungan kita dan membiarkan wanita ini pergi dari kehidupan kita berdua?!""Aku mencintainya!""Kau tidak mencintainya! Kau hanya sakit hati padaku dan ingin balas dendam!""Tidak Vel, aku bener-bener menyukai Arimbi dan segala sikapnya!""Aku sudah berupaya untuk menyingkirkannya kenapa aku harus jadi istri yang gagal Mas! Kenapa?" Wanita itu menangis lalu menjatuhkan dirinya di kursi sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Arimbi bisa tinggalkan kami?"

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   24

    Semakin dekat dengan sidang perceraian semakin gencar aku mendekati Tuan Ghazali seakan aku adalah perangko yang menempel pada kertas amplop. Kemana pun lelaki itu pergi aku selalu ada di belakang ya, sekalipum dia hanya pergi ke ruang istirahat atau kantin. Aku sengaja melakukan itu untuk menciptakan kemarahan di mata Valerie, aku ingin membuatnya terbakar cemburu sebab aku tahu belakangan ini dia terus memantauku, meminta orang-orang kepercayaannya untuk memeriksa pergerakanku dan melaporkannya padanya. Jadi alih-alih berhenti, aku sengaja semakin membuat gebrakan menjadi lebih cantik, lebih elegan dan semakin dekat pada suaminya. "Selamat pagi!" Aku menyapa Tuhan Ghazali sambil membawa tumpukan berkas lalu meletakkannya ke hadapan pria itu. "Ini laporan dari anak-anak manajemen, Pak.""Okay, makasih. Tapi ...." Dia sedikit menurunkan kacamatanya dan memperhatikanku hari ini aku datang dan menata rambut membuatnya tergerai lalu mengenakan kemeja dengan kancing yang lebih rendah t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status