Vote dulu dong... biar aku semangat hehehe.. love you..
_______________________________________
"aaasshhh," desah Perry saat bagian sensitifnya tersentuh jemari Sam.
"Apakah ini desah dari seorang wanita yang meludahi ku kemarin?" Ucap Sam kini beralih posisi di belakang Perry.
"Apa kau lupa Kyle? Aku adalah Sam. Ya, aku adalah Sam Glen Geoffrey seorang pria yang kau ludahi di depan umum waktu aku mencoba melamar mu," ucap Sam menekan kewanitaan Pery dengan jempolnya.
"Ahhss... Sam? Tidak Sam, kau salah paham tentang ini," bela Perry menyempitkan kedua selangkangannya agar jemari Sam tak semakin dalam.
"Bagiku itu hanya omong kosong sekarang, aku tak peduli lagi Kyle," ucap Sam menjambak rambut Perry di belakang, menjilati leher bagian belakang Perry penuh nafsu dan sesekali mencecap nya.
"Aaahh hentikan," ucap Perry dengan mulutnya yang membentuk huruf O.
"Kenapa? Katakan Kenapa aku harus menghentikan ini Kyle, KENAPA?" Bentak Sam seraya meremas kasar paha Perry.
"Karena Aku Perry bukan Kyle," ucap lemah Perry dengan bibir bergetar.
Sam tak memperdulikan ucapan Perry, pria itu berbalik badan menghadap tubuh Perry, membuka resleting jeans dan celana dalamnya, kedua tangan Sam mengangkat paha kanan Perry agar sedikit terangkat, Sam menggesek-gesekkan miliknya perlahan di bibir kewanitaan Perry. "Hentikan, aaahkkk," ucap Perry mencoba menggoyangkan pinggulnya.
"Diam kau Kyle! Apa kau tahu aku sudah tak bisa menahan ini lebih lama lagi," tegas Sam kini mengangkat kedua paha Perry melingkar di perutnya.
"Tidak... tidak... apa yang akan kau lakukan?" Tanya Perry menarik-narik borgol di atas berharap borgol itu jatuh, namun tidak, borgol itu semakin membuat tangan Perry memerah.
Sam menghujamkan penisnya ke dalam kewanitaan Perry, pria itu meremas erat kedua pantat Perry, seakan memberi dorongan kuat untuk masuk secara keseluruhan. "Aaahhkkk, ahhhkk, ahhkk, hentikan! Kumohon hentikan!" Rontah Perry merasakan perih di kedua selangkangannya.
"Apakah ini terasa begitu menyakitkan?" Goda Sam kembali memasukkan penisnya lebih dalam.
"Aaaahhhhcccccckkkk..." teriak Perry mulai menangis.
"Bukankah aku pria beruntung, jika aku yang pertama kali menyentuhmu Kyle?" Ucap Sam merasakan kehangatan dan memijat penisnya dari dalam.
Perry mulai meneteskan air mata, tak ada yang menahan tubuhnya selain borgol di atas, ingin sekali wanita itu teriak sekencang mungkin namun tidak, Perry tak ingin terlihat lemah di depan pria yang sudah merenggut keperawanannya.
"Kau perawan Kyle, kau perawan?" Ucap Sam menyipitkan mata tak percaya wanita angkuh seperti Kyle mampu mempertahankan keperawanannya.
Pergelangan tangan kiri Sam membopong pinggul Perry, sedangkan telapak tangan kanan Sam mencoba menyentuh kewanitaan Perry. "Aaahhmm," desah Perry seakan tertahan saat Sam menggesek kasar disana.
"Kau....? Ka-kau??? Kau perawan Kyle?" Sam melihat ada sebuah darah di telapak tangan yang baru saja ia sentuhkan pada kewanitaan Perry.
Air mata begitu banyak tertetes di kedua bola mata Perry, Perry tak perlu menjawab pertanyaan bodoh itu, Perry benar-benar benci dengan pria yang menyentuhnya sekarang.
"Sssttt... sssttt... aku mengerti ini sakit Kyle, aku mengerti," ucap Sam sambil menggigit puting Perry.
Sam menghujamkan penisnya lebih dalam lagi, tak memperdulikan bahasa tubuh Perry yang sudah tak kuat menerima rasa sakit itu. "Ooohhggg," desah Sam merasa begitu nikmat.
"Aaahhh... aaahhh," ucap Perry menggenggam erat tangannya, karena hanya itulah ia bisa melampiaskan rasa sakit.
Sam semakin gila dengan aksinya, pria itu mempercepat menggoyangkan tubuh Perry, mengocok dengan irama semakin cepat. "Cukup, kumohon," teriak Perry tak bisa menahan rasa sakit itu lebih lama, walaupun memang ada sedikit rasa nikmat disana, namun hujaman itu seakan mengiris-ngiris kewanitaan Perry, sakit, perih, semua terasa menjadi satu dirasakan Perry.
"Mengemis lah padaku terlebih dahulu Kyle! Ayo cepat mengemis lah padaku!" Bentak Sam menepuk kasar pantat Perry.
"Aaaahhhhcccccckkkk," teriak Perry memenuhi seluruh ruangan.
Sam melihat jelas wajah Perry mulai banjir oleh air mata, namun Sam tak memperdulikan, menurut Sam itu adalah hukuman pantas untuk wanita angkuh.
Sam kembali memompa tubuh Perry lebih cepat, lebih cepat, bahkan suara borgol di atas mulai tak karuan akibat tubuh Perry tak seimbang. "Wanita angkuh, kau pantas mendapatkan ini semua," tegas Sam mencekik leher Perry.
Sam menghentikan sejenak mencoba memberi nafas untuk Perry, karena Sam melihat mata Perry begitu sayu. "Ku akui tubuh mu sangat menggairahkan malam ini Kyle," ucap Sam lalu mencium bibir Perry.
"Eemmpphh," Perry memalingkan wajah tak ingin pria bejat itu menciumnya.
"Kau menantang ku? Apa kau menantang ku Kyle?" Teriak Sam memelintir puting Perry.
"Kau pria jahat," ucap Perry menangis.
Sam melepaskan kedua kaki Perry yang melingkar di perutnya, pria itu mengambil celana dan memakainya kembali, Sam melihat bercak darah di kedua selangkangan Perry, namun pria itu pergi dan meninggalkan Perry tetap dengan posisi berjinjit mengangkat kedua tangan yang terborgol di atas. "Kau harus tahu Kyle! Itu hanyalah sebuah pemanasan," ucap Sam membanting kasar pintu.
Sam menemui Charles sedang duduk di sebuah kursi memberikan sebuah kunci, seketika Charles berdiri seakan mengerti jika kini ia lah berhak atas tubuh Kyle, ralat, tubuh Perry.
"Charles dia perawan," ucap Sam sambil menyalakan rokok.
"Benarkah?" Balas Charles lalu melanjutkan langkahnya.
Charles memasuki ruangan dimana sudah ada Perry disana, Charles mendengar suara isakan tangis Perry, Charles menatap seluruh tubuh Perry sangat kacau. Charles juga melihat bercak darah sudah sedikit kering di selangkangan Perry.
Pelan-pelan Charles melepas borgol itu dari tangan Perry, lalu apa yang terjadi? Perry menjatuhkan tubuhnya dalam dekapan Charles, kaki Perry hampir lemas tak bisa berjalan. "Charles bawa aku pergi dari sini, pria itu menyakiti ku," ucap lemah Perry.
Charles hanya diam, ia mengendong tubuh Perry ala bridal style dan meletakkannya pada sebuah kasur kecil di pojokan yang sudah Charles siapkan sebelumnya. "Kyle aku mengerti ini menyakitkan," ucap Charles membaringkan tubuh Perry.
"Charles ada sesuatu yang ingin ku katakan, aku memiliki saudara kembar disini, aku Perry, bukan Kyle, maaf aku membohongi mu waktu kita bertemu di Los Angles," ucap Perry panjang lebar namun Charles menghiraukan.
Charles mengambil sebuah tisu basah lalu mengelapnya di bagian selangkangan Perry. "Apakah masih sakit?" Tanya Charles lembut.
Perry menyempitkan kakinya, Perry ingin sekali mencoba bangun dari posisi tidurnya namun tubuhnya benar-benar lemas. "Charles tolong ambilkan pakaian ku, kau akan membawa ku keluar dari sini bukan?" Ucap Perry penuh sebuah harapan.
"Apakah masih sakit?" Tanya Charles mengelap kewanitaan Perry sedikit menekan ke dalam.
"Aaahhkkk, Charles apa yang kau lakukan?" Balas Perry menaikan perutnya menerima rangsangan sentuhan Charles.
Charles membuka seluruh pakaiannya membuat Perry bertambah kian takut, Perry mencoba bangkit dari tidurnya sebisa mungkin, namun Charles menahan kedua tangan Perry. "Diamlah Kyle! Diamlah! Kau yang membuatku menjadi seperti ini, kau yang membuatku harus melakukan ini," ucap Charles memegang kedua tangan Perry agar tak bisa berkutik.
Tentu saja Perry tak bisa menggerakkan tangannya, karena tangan itu masih sakit akibat borgol tadi. "Charles aku tahu kau bukan pria sejahat itu, aku tahu kau takkan menyakitiku seperti pria bejat itu," ucap Perry memohon dan menangis
Charles memasukkan paksa penisnya ke dalam kewanitaan Perry, membekap mulut Perry dengan telapak tangannya. "Aku tahu ini sakit, aku tahu, aku tahu," ucap Charles melihat mata Perry menjatuhkan air mata.
"Eeeemmmmppphhhh," tubuh Perry memberontak sekuat mungkin, namun tubuh Charles seakan menindihi semakin kuat, "eeeemmmmppphhhh.... eemmpphh," teriakan Perry yang tertahan.
Charles masih membekap mulut Perry, pria itu mulai memompa nya perlahan, wajahnya menyusuri payudara Perry dan sesekali menghisap membuat bekas merah disana.
"Kau menyakitiku Charles, kau menyakitiku, kau tak ada bedanya dengan pria bejat itu," batin Perry teriris perih.
Charles mempercepat iramanya, rasa sakit itu kembali dirasakan Perry, seolah menyayat kewanitaan Perry, Charles menarik penisnya lalu sesaat memasukkan kembali lebih dalam, membuat tubuh Perry tersentak kaget. "Aku tahu ini sakit, diamlah Kyle, diamlah! Aku tahu kau merasa perih," ucap Charles terdengar lembut namun pria itu tak ada bedanya dengan iblis.
Perry mencakar punggung Charles dengan kukunya, berharap pria itu menghentikan segera rasa sakit dibuatnya, namun percuma, semua itu membuat Charles semakin gila dan brutal.
"Sepertinya membuatmu tak bisa berjalan adalah hal yang menyenangkan bukan Kyle," ucap Charles lalu mencium bibir Perry.
_______________________________________
VOTE DAN KOMENTAR YAAA... WAJIB...
SEBENARNYA ITU GAK GITU SIH.. AKU SEBENARNYA BUAT SECARA BERSAMAAN KAN.. TAPI KALIAN GA SETUJU KWKWWK.. YAUDAH JADI SCENE NYA GINI..
JADI INI TETEP SAMA DENGAN SINOPSIS WALAU AKU BUAT BEDA...
OKE DADAH... SAMPAI KETEMU DI PART SELANJUTNYA... HEHEHE..
HAYO.. GIMANA.. GA SADIS KOK... HEHEEH..
LOVE YOU..
I*: Hes_Ree
Nb: ga akan update kalau ga banyak Vote dan Komentar.
Perry terbangun dari tidurnya yang masih tetap dalam dekapan Sam, selimut putih kini menutupi keduanya.Perry menamati wajah Sam yang begitu tampan, ternyata Sam jauh lebih tampan saat ia sedang tertidur.Perry menyusuri wajah Sam dengan telunjuk jarinya, dan berhenti tepat di bibir Sam, "kau sangat tampan," ucap Perry pelan tersenyum sendiri.Sesaat Sam merasa geli dan ia hendak membuka kedua matanya, dengan cepat Perry menutup mata dan berpura-pura tidur.Sam melirik ke wajah Perry, "apa kau sudah selesai dengan tidurmu yang hanya pura-pura?" Tanya Sam kini tubuhnya menghadap ke arah Perry."Hah?" Ucap Perry membuka mata."Kau tidak bisa membohongi ku Perry, jadi jangan harap kau bisa membohongiku," ucap Sam memencet hidung Perry dengan gemas."Menyebalkan," umpat Perry tersenyum penuh paksaan."Kau lelah? Kat
"Haii-haiii.. aku sudah muak dengan drama ini, mari lempar bungamu dan kita lihat siapa yang akan mendapatkannya Perry," ucap Henry tiba-tiba berdiri merangkul Jack dan Kyle di tengah."Baiklah," ucap Perry dan berbalik badan.Semua teman mereka dengan sigap berdiri di belakang mereka kecuali Zoey.123"Noooo... Meeeeeee," teriak salah satu teman mereka."Aku pasti mendapatkan nya," ucap Henry dan Bruno saling berdesakan."Jack katakan dimana bunganya? Aku akan menangkap nya," ucap Kyle mencoba menangkap bunga, walaupun sangat kecil kemungkinannya."Tenanglah Kyle, aku akan mendapatkannya untuk kuberikan padamu," batin Jack begitu sigap.BaaaaaaaaaJack meraih bouqet bunga itu lalu Jack sengaja menaruhnya di tangan Kyle, "dapat," ucap Kyle begitu gembira
2 bulan kemudian......"Sam, kita akan kemana?" Tanya Perry turun dari mobil dengan mata tertutup kain."Kau akan tahu, nanti, aku tak perlu memberitahu nya," ucap Sam terus mengandeng tangan Perry dengan mata tertutup."Sam cukup.. lepaskan ikatan mataku," pinta Perry."Aatssss, tidak Perry, kau tidak bisa melepas begitu saja," tawa Sam menahan tangan Perry yang hendak membuka ikatan matanya."Sini, kau harus tepat berdiri disini," pinta Sam.Dengan perlahan Sam membuka ikatan mata Perry, "tadaaaa, pantaiii," ucap Sam melepas seluruh ikatan mata Perry.Perry kini tersadar ia berdiri di sebuah pantai, di depan Perry sudah ada seluruh keluarganya, Tiffany sang ibu, Eza ayahnya, dan Kyle yang sedang berdiri hanya memegang tongkat di samping Jack.Perry juga melihat kedua orang tua Sam, di sebelahnya terlihat Zoey dengan
"SAMMMMM, kau tak bisa membuatku terpenjara seperti ini, SAMMM!!! aku akan membalas semua perlakuan mu kepadaku," teriak Gilson di balik jeruji besi.Sam hanya tertawa bersendekap dada, "bagaimana kau bisa membalasnya Gilson? Kau telah terkena hukuman seumur hidup, itu adalah gugatan ku, itu adalah hukuman kau membunuh Charles, kau mencelakai Perry, dan kau juga adalah dalang alasan Kyle menjadi buta," balas Sam dengan santai di depan Gilson."Lepaskan aku SAMM!! wanita murahan itu berhutang banyak padaku, kau harus melepaskan aku Sammm!" Teriak Gilson menghentak jeruji besi, dan semua itu hanya percuma.Sam mengambil sebuah debit card di sakunya, "ambillah ini Gilson, bahkan kau bisa membeli rumah dengan uangku yang ada di atm, ambillah, aku memberikannya padamu," tawa Sam penuh mengejek.Bagaimana Gilson bisa mengambil uang itu, dia saja saat ini di dalam penjara, sungguh konyol.
3 bulan kemudian......Perry terbaring di tempat tidur, usai operasi, Perry butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkan masa kebutaan nya dari masa transplantasi."Perry apa kau sudah bisa melihatku seperti dulu?" Tanya Sam tepat di hadapan Perry."Sam, Sam... Dimana kakakku Kyle?" Tanya Perry mencari-cari Kyle."Kau tenang saja Perry, Kyle aman bersama suster Rena, Rena merawat Kyle dengan baik, aku menempatkan Kyle di sebuah apartemen," balas Sam menyingkirkan selimut yang menutup tubuh Perry."Sam bawa sekarang aku ke apartemen kakakku," pinta Perry memohon."Perry, kau belum sembuh sepenuhnya, aku harus merawat mu terlebih dahulu," ucap Sam memberi Perry segelas minum."Sam aku sudah membaik setelah tiga bulan, aku harus bertemu kakakku," ucap Perry tak sabar ingin bertemu dengan Kyle."Baiklah, kita akan ke apa
"bereskan mayat Charles dengan baik, kau harus memberikannya pada Zoey, biar Zoey memakamkan mayat Charles dengan baik," ucap Gilson di depan Brian, Brian adalah anak buah Gilson."Baik tuan," jawab Brian pergi dan membawa jasad Charles yang sudah ia masukan dalam plastik mayat."Gilson!!! Apa yang terjadi?" Ucap seorang wanita yang baru saja sampai di depan pintu.Dia adalah Luna, Luna adalah wanita yang dekat dengan Gilson selama beberapa bulan ini, Luna adalah mantan seorang pelacur.Tentu Gilson mendekati Luna hanya untuk memuaskan hasrat Sex nya, sedangkan Luna hanya ingin mengambil uang Gilson."Kekasihku," ucap Gilson langsung mencium bibir Luna."Gilson aku mempunyai kabar baik," ucap Luna langsung duduk di sofa."Oh ya? Katakan! Apa itu?" Balas Gilson."Aku hamil," ucap Luna tertawa menunjuk sebuah tespek yan