Share

Bab 7

Benda itu tidak berbentuk cincin, melainkan sebuah token yang bagian depannya terukir sebuah istana dan bagian belakangnya terukir nama Raka. Token ini terlihat sangat kuat karena ada banyak pertumpahan darah untuk mendapatkan token berharga ini.

Dekrit Raka!

Dia memimpin 4 Panglima Raja Perang, 7 Raja Perang , 108 Jenderal Perang dan jutaan prajurit. Sosok Dewa Perang mewakili kekuasaan paling tinggi di Nagota dan merupakan sebuah perwujudan dari kesetiaan abadi Kuil Dewa Perang dalam melayani Nagota. Dewan Perang melihat sebuah perintah bagaikan melihat seorang manusia.

Token ini adalah sebuah token yang tiada bandingannya di dunia ini.

Lucy menutup mulutnya erat-erat dengan air mata yang mengalir dengan deras dari kedua matanya.

Lamaran!

Lucy sudah sering memimpikan hal seperti ini selama 5 tahun lamanya. Dia sudah menanggung banyak sekali kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya.

Hari itu adalah hari ketika dia menyelamatkan laki-laki itu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Malam itu, adalah malam dia bercumbu dengan laki-laki itu. Namun, karena semua itu dia telah kehilangan suara dan posisinya sebagai pewaris keluarga Randala.

Lucy juga sudah melahirkan dan membesarkan Elena selama 5 tahun belakangan. Namun, dia tidak memiliki banyak waktu untuk bersama anaknya itu. Karena Yura terus mengambil Elena dari sisinya. Untung saja, Elena adalah anak perempuan, jika tidak mungkin Lucy tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merawat darah dagingnya sedikit pun.

Sampai akhirnya, hari ini pun tiba.

Hari ini, laki-laki yang didambakannya akhirnya kembali dari medan perang dan menyelamatkan dirinya serta anaknya. Bahkan laki-laki ini bisa menyelamatkannya dari cengkeraman Panji yang jahat. Selain itu, laki-laki itu juga menceraikan Yura lalu melamarnya secara terbuka.

Lucy tidak lagi peduli apakah semua ini palsu atau tidak. Dia tidak peduli kalau memang orang-orang ini hanyalah orang-orang yang dibayar oleh Raka. Semua itu tidak lagi penting bagi Lucy. Selama laki-laki itu memang berniat untuk menikah dengannya, maka semua itu lebih dari cukup bagi Lucy.

“Terima …. Terima ….”

Orang-orang yang melintas bersorak dan bertepuk tangan ke arah mereka.

“Terima! Terima saja pinangannya!”

Zora sang Panglima Raja Perang dan prajurit yang setengah berlutut di belakang Raka tiba-tiba saja meletakkan tangan mereka di dada lalu berkata, “Terimalah pinangannya ….”

Terima pinangannya ….

Lucy menggigit bibirnya dengan wajah gugup. Dia berusaha mati-matian untuk menahan tangisannya. Kemudian dia perlahan mengambil Dekrit Raka dari tangan laki-laki itu dengan tangan gemetar.

Token itu terasa berat ketika Lucy mengambilnya. Selain itu, token ini sepertinya terbuat dari besi kasar dan memang tidak secantik sebuah cincin. Namun, semua itu tidak jadi masalah bagi Lucy.

Hal terpenting saat ini adalah laki-laki yang melamarnya merupakan laki-laki yang dicintainya dan ayah dari Elena. Semua ini lebih dari cukup bagi Lucy.

“Yeah!” seru Raka kegirangan.

Kemudian dia bergegas menggendong Elena di tangan kirinya dan memeluk Lucy dengan tangan kanannya.

Kekasih dan putrinya!

Sekarang mereka semua ada di tangannya. Semua penderitaan yang harus mereka rasakan di masa lalu akhirnya berakhir. Istri dan anaknya akan berada di puncak kehidupan dan bahagia di sisa hidup mereka.

“Selamat, Dewa Perang!”

Panglima Raja Perang yang bernama Zora dan para prajurit yang berada di belakang Raka langsung memukul dada mereka dengan genggaman tangan mereka seraya berkata, “Selamat kepada istri dan putri dari Dewa Perang!”

Suara mereka berhasil mengguncang jalanan dan tempat di sekitar mereka. Semua ini berlangsung cukup lama.

“Kurang ajar!” seru Yura sambil mengepalkan tangannya dengan erat dan hampir melukai dagingnya dengan kukunya yang tajam. Dia marah dan juga malu di saat yang bersamaan.

Walaupun mobil dan para prajurit itu adalah hasil sewaan, tetap saja adegan lamaran ini merupakan suatu hal yang besar dan berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.

Kenapa si sampah dan si bisu itu membuat keributan seperti ini? Kenapa ada begitu banyak orang yang bersorak dan bertepuk tangan memberikan selamat kepada mereka? Kedua orang tidak berguna itu sama sekali tidak pantas mendapatkannya.

“Yura, kita pergi saja!” seru Randy sambil menarik Yura keluar menuju iring-iringan mobil keluarga Batara.

Kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil lalu Randy menyuruh sopirnya untuk bergegas pergi dari tempat ini. Randy menatap ke arah Raka dan Lucy yang sedang dilanda kebahagiaan dengan tatapan penuh kebencian.

Lamaran di depan umum seperti ini sangat indah, bukan? Namun, tunggu saja nanti. Randy akan apa itu pemandangan indah yang sebenarnya baginya. Randy akan menyelesaikan masalah di antara dirinya dan Raka di lain waktu.

Randy dan Yura akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.

Bersamaan dengan itu, acara lamaran yang terjadi di jalanan depan Imperial Spa & Entertainment juga berakhir. Orang-orang yang berlalu lalang juga sudah mulai pergi dan kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

Kemudian Raka, Lucy dan Elena masuk ke dalam mobil mewah edisi khusus yang sudah disiapkan untuk mereka.

“Dewa Perang!”

Zora si Panglima Raja Perang duduk di kursi pengemudi dengan mengenakan pakaian militer berwarna merah menyala.

“Hotel sudah kami pesan. Apa Dewa Perang ingin langsung pergi ke sana?” tanya Zora dengan penuh hormat.

Namun, Raka langsung menggelengkan kepalanya. Dia ingat ketika Elena mengatakan kalau mereka tinggal di Kompleks Mission Hills bersama kakek dan nenek dari Elena. Bagaimanapun juga, sekarang mereka telah menjadi ayah dan ibu mertua Raka, jadi dia merasa harus menemui mereka secara baik-baik. Lagi pula, sekarang Raka sudah kembali dengan posisinya yang sangat tinggi, jadi kedua orang tua itu pasti tidak bisa menolaknya.

“Kita pergi ke Kompleks Mission Hills,” ujar Raka tegas.

Mobil super mewah itu melaju dengan cepat menuju Kompleks Mission Hills yang terletak di pinggiran kota.

Kompleks Mission Hills.

Daerah ini sudah sejak lima tahun yang lalu masuk ke dalam rencana pembangunan kota. Namun, dikarenakan lokasi daerahnya yang kurang bagus dan nilai perkembangan daerah yang juga kurang baik, oleh karena itu sampai sekarang masih saja belum dilakukan pembongkaran.

Saat ini, sudah banyak penduduk lokal yang memilih untuk pindah dari tempat ini dan menyisakan para lansia serta para imigran yang tinggal di sana karena uang sewanya yang tergolong murah. Fasilitas penunjang di daerah itu juga hampir tidak ada. Bahkan sekarang hanya ada satu buah toko kecil yang masih buka yang biasanya menjual kebutuhan sehari-hari bagi warga daerah itu.

Iring-iringan mobil yang berpelat RG mulai memasuki pintu masih kompleks.

Namun, wajah cantik Lucy tiba-tiba saja menegang.

“Aa… aaa ….”

Lucy mulai bersuara sambil menggerakkan jarinya untuk berkomunikasi dengan bahasa isyaratnya.

“Raka, jangan biarkan mobilmu dan para aktor ini masuk ke dalam kompleks. Aku sangat tersentuh dengan semua yang kamu tunjukkan padaku. Tapi orang tuaku sangat tradisional dan mereka nggak suka sama semua hal yang berlebihan ini. Mereka pastinya nggak akan senang sama semua ini. Apalagi kalau mereka tahu semua ini adalah sandiwara belaka dan barang-barang sewaan,” ujar Lucy dengan bahasa isyaratnya.

Raka hanya bisa terdiam sambil tertawa di dalam hatinya.

Sewaan? Sandiwara?

Seorang Pemimpin Kuil Dewa Perang ternyata meninggalkan kesan penuh kepalsuan di benak istrinya!

Namun, Raka tidak ingin terlalu banyak berdebat.

“Oke,” jawabnya sambil mengangguk.

Kemudian dia keluar dari mobil sambil menggendong Elena lalu melambaikan tangan kepada Zora agar perempuan itu segera pergi. Akhirnya, keluarga kecil itu berjalan masuk ke gerbang kompleks bersama.

Saat ini, di gedung 2 unit 4 nomor 108 adalah rumah yang ditinggali oleh Rommy Randala bersama dengan istrinya yang bernama Sherly. Unit ini adalah sebuah unit kecil dengan luas 70 meter.

Kedua orang tua itu sedang asyik menyantap makan siang mereka yang dibuat sendiri oleh Sherly ketika mereka tiba-tiba saja mendengar suara seorang anak kecil.

“Kakek! Nenek!”

Pintu depan terbuka dan Elena masuk ke dalam rumah sambil melompat riang.

“Kakek dan Nenek, lihat deh siapa yang datang! Sekarang aku punya Papa, loh! Papa sudah pulang bersama Mama!” seru Elena riang gembira.

Apa?!

Tubuh Rommy bergetar lalu dia perlahan mengangkat kepalanya setelah mendengar perkataan Elena. Begitu pun, Sherly yang langsung menghentikan makannya dengan raut wajah penuh ketidakpercayaan.

Ayah dari Elena?

Raka Gading?!

“Pa, Ma!” sapa Raka sambil berjalan masuk ke dalam rumah lalu membungkuk bersama Lucy.

Kemudian dia kembali berkata dengan penuh rasa hormat dan bersalah di saat yang bersamaan, “Aku sudah tahu apa yang terjadi 5 tahun yang lalu. Yura bukanlah istriku, melainkan Lucy. Itu artinya, kalian berdualah mertuaku yang sesungguhnya. Aku tahu kalau aku salah, bahkan sampai membuat Lucy dan Elena harus merasakan banyak penderitaan.”

Otot-otot di wajah Rommy tampak bergetar seakan ada hal yang ingin dia sampaikan kepada Raka. Namun, dia langsung mengurungkan niatnya sambil menggelengkan kepala ketika melihat seragam militer dan sepatu bot yang dikenakan oleh Raka. Rommy memilih untuk kembali melanjutkan makannya dan mengabaikan Raka.

Sherly yang berada di samping Rommy hanya bisa memaksakan senyumannya sambil mengangguk ke arah Raka. Kemudian dia menggendong Elena dan masuk ke kamar tidur setelah menggerakkan tangannya sebentar untuk berkomunikasi dengan Lucy.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status