Home / Romansa / Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten / Alasan Memasuki Dunia Malam

Share

Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten
Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten
Author: Ibu Rumah Tangga

Alasan Memasuki Dunia Malam

last update Last Updated: 2022-03-15 13:12:53

Nirmala Dewi, selaras dengan namanya yang indah ia juga mempunyai tubuh seperti seorang Dewi yang digambarkan dalam potret yunani kuno. Kontur wajah yang tegas, hidung mancung, mata indah, bulu mata nan lentik, kulit putih bersih, juga tubuh semampai yang sangat proposional walaupun kelebihan pada bagian dada dan bokong. Memiliki paras sempurna itu tentu membuat siapapun yang memandang akan terpikat oleh kecantikan Dewi. Namun tidak dengan mereka yang mengetahui pekerjaannya, mereka akan menatap dengan tatapan mengejek dan hina.

“Tuh lihat ada yg lewat, hati-hati nanti suami kamu diambil juga sama dia.”Sarkas bu yuli, komentar tetangganya ketika melihat Dewi keluar dari kontrakannya.

“Coba saja kalau suami saya ketahuan sama itu orang, bakal saya habisin mereka berdua.”Jawab tetangga lain yang tak kalah pedas mulutnya.

“Siapa juga yang mau sama suami mereka, nggak ada duitnya juga.” Batin Dewi.

Dewi sudah biasa mendengar gunjingan yang ditujukan untuk dirinya, seolah tak mendengar apapun Dewi tetap melenggang anggun di malam hari yang cerah ini seolah tak mengindahkan ghibah para tetangga yang tidak menyukainya. Dewi pun tak ada pilihan lain untuk pindah karena dimana pun ia tinggal pasti mendapatkan sanksi sosial seperti ini. Ia hanya optimis untuk mengumpulkan banyak uang agar dapat membeli apartemen mewah setidaknya kelas atas karena ia tahu kalangan atas tidak akan mengurusi apapun pekerjaannya.

Dewi bekerja di sebuah klub ternama ibukota melayani para pria hidung belang walaupun hanya sekedar menemani minum tak sampai ke ranjang. Ia terikat kesepakatan untuk melunasi hutang orang tuanya yang telah meninggal karena sebuah kecelakaan maut. Dewi yatim piatu yang malang, karena ia harus menemani pria hidung belang setiap malam demi menebus hutang.

“Karena orang tuamu banyak meninggalkan hutang sebelum mereka meninggal, maka kamulah yang harus membayarnya.”Tutur sang Mami pemilik Klub.

“Bagaimana bisa saya melunasi dengan nominal sebanyak itu tante?.” Jawab Dewi mengiba.

“Hey! Panggil saya Mami.” Perintah Mami yang dibalas anggukan oleh Dewi.

“Kamu kerja di klub saya tanpa dibayar sampai akhir hayat kamu.” Lanjut Mami yang mengerikan mampu membungkam Dewi karena ia tahu seperti apa pekerjaan yang menantinya.

Kesepakatan yang lalu tak akan membuat Dewi lupa, ia bertekad jika bisa mendapatkan uang yang banyak akan mundur dari Dunia Malam ini.

Untungnya dengan paras dan tubuhnya yang menggoda ia banyak mendapat tips dari pelanggannya. Kesepakatan nya dengan mami si pemilik klub pun salah satunya adalah antar jemput Dewi dari kontrakan ke tempat kerja karena tentu tidak cukup jika bergantung semuanya pada gaji.

Dewi langsung saja masuk ke dalam sedan hitam yang biasa menjemputnya, ia tidak merasakan canggung dengan baju mini nya duduk disebelah kemudi. Tak heran sebab ia terlahir dari keluarga kaya yang hanya tau foya-foya saja serta sering dugem sana -sini sebelum harus menelan kenyataan pahit saat kepergian orang tuanya untuk selama-lamanya. Dewi yang saat itu hanya mengerti cara menghamburkan uang tak mengetahui bahwa pamannya yang licik membuat perusahaan orang tua nya mengalami kerugian hingga menjual semua aset lalu kabur.

Dewi suka dipandang jelalatan oleh para lelaki untuk merasakan kepuasan tersendiri. Malam ini Dewi menggunakan Dress mini ketat berwarna hitam yang menyuguhkan siluet tubuh indahnya. Bahu putihnya pun tak luput menggairahkan mata siapapun memandang.

“Udah ah Kang liatinnya, sambil jalan aja ntar kemaleman aku nggak kebagian pelanggan.” Tegur Dewi

“Abis kamu cantik banget dew, tiap malem Akang liatin aja nggak bosen.” Jawab Kang Narno sebagai supir Mami dan langsung tancap gas menuju klub.

Saat mobil berhenti di lampu merah ia melihat segerombolan pengamen.

“Walaupun antara aku dan mereka melakoni pekerjaan yang nggak baik, masih beruntung mereka yang tidak sehina aku sampai disentuh oleh banyak pria.” Dewi bermonolog saat merenungi nasib dirinya

“Eh kok melamun, lagi mikirin Akang ya?.” Ucap Kang Narno yang mencoba menggoda Dewi.

“Nggak kok Kang, aku ngerasa derajat mereka lebih tinggi aja dari aku.” Tutur Dewi sambil menunjuk para pengamen.

“Sabar Dew, nanti juga kamu bakal lepas dari cengkraman Mami. Akang yakin, jadi mesti semangat.” Kang Narno berbicara dengan nada menyemangati Dewi, karena ia tahu kenapa alasan Dewi sampai bisa bekerja di klub. Karena bisa dibilang Kang Narno tempat curhat Dewi saat berkendara.

Kang Narno kembali memacu pedal gas saat lampu sudah hijau.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Pendekatan

    Ting Tong,,, Ting Tong,,,Dihari yang cerah, Dewi sepertinya kedatangan tamu yang memecahkan keheningan kediaman yang ia tinggali. Dilihatnya dari lubang pintu ada pria yang mengajak nya tinggal di pulau dewata lah yang singgah. “Silahkan masuk” Dewi tersenyum seraya membukakan pintu dan berlalu kearah sofa khusus menjamu tamu yang datang, tentu saja Dion mengekor wanita yang ia kagumi.“Kamu suka tempatnya?” Tanya Dion“Banget, simpel tapi aku suka” balas Dewi“Apa kedatanganku mengganggu kamu?” Tanya Dion yang sungkan karena jujur ia sangat kentara menyukai wanita yang sedang berhadapan dengannya.“Sama sekali ngga kok, tapi ngomong-ngomong kamu emang se formal itu ya kalo lagi ngobrol? Atau aku nya yang ngga sopan?” Tanya Dewi yang kaku dengan cara bicara lawannya ini.Dion yang ditanya oleh sang gadis pujaan pun bersemu merah karena merasa konyol, “kenapa juga aku pake bahasa formal coba sama dia diluar bukan di kanyor kayak biasanya” batin Dion sambil menggaruk tengkuk yang tida

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Tiada hari tanpa emosi

    Hari ke hari suasana hati Tuan Arogan makin memburuk, hanya saja ia pandai sekali menutupi semua itu. Sikap yang ia tunjukkan pada orang-orang pun tak berubah, masih menunjukkan seorang Bagaskara Prayudha yang terkenal dingin dan mematikan apabila berhadapan dengannya. Namun siapa tau jika ia mampu ditaklukkan oleh Dewi yang hilang. "Aku ingin jadwalku diatur dengan teliti! Apa kau mendengarkanku wahai tuan sekretaris yang agung!" Ucap Bagaskara yang mampu menekan jantung Rafa berhenti dalam hitungan detik. Seolah tak memberi kesempatan untuk Rafa membela diri, Bagas langsung berdiri mengitari meja kebesarannya untuk menghampiri sekretarisnya yang sedang ketakutan. "Oh ya tuhan, bukankah dia sudah berubah kemarin menjadi orang yang baik setelah Nona itu pergi?" Batin Rafa yang bertanya-tanya tentang perubahan sikap Tuannya itu. "Jangan berpikir aku bisa lemah karena perempuan dan kau dapat lalai dari tugasmu." Ucap Bagaskara menatap lurus kearah pria yang sangat rapi dalam pena

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Tamu tak diundang

    Wanita parubaya melenggang dengan anggun kedalam mansion megah milik Steffan, raut wajahnya yang datar tak dapat ditebak walaupun hatinya sedang berkecamuk. Ia pun langsung duduk di sofa kebesaran sang empunya,”panggilkan tuanmu sekarang juga, bilang kalau aku ingin segera bertemu dengannya.” Titah Viona pada pelayan saat menyambut kedatangannya. “Baik Nyonya” Pelayan tak bisa membantah perintah dari Viona, karena ia tahu bahwa sang pemilik titah sudah seperti ibu sendiri dari tuannya. Mata Viona mengekori kemana arah pelayan yang diperintahnya itu, ternyata kamar utama sang empunya rumah ada tepat lurus diposisi duduknya saat ini. Di lantai dua dengan pintu ukiran sangat elegan adalah kamar utama Steffan, ketika pintu dibuka Steffan langsung menoleh ke ruang utama dan saling bertatap dengan si tamu yang tak lain adalah Viona. steffan pun sudah menganggap ibu mantan sahabatnya itu sebagai ibu sendiri. “Saya memohon maaf tuan karena mengganggu istirahat di akhir pekan,

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Kebenaran

    Bagaskara's POV Aku terbangun di pagi yang cerah, rasanya sangat berat sekali untuk bangun dari tempat tidur ini. Jika bukan ada Mama yang datang dan mengetuk sejak tadi, aku akan tetap melanjutkan tidur. Tentu saja Mama akan mengamuk jika aku mengabaikannya, bisa-bisa aku jadi gelandangan. "ada apa sih pagi-pagi gini udah rusuh aja sih Mam?" ucapku kesal tatkala mendengar gedoran pintu yang tak kunjung berhenti. Hari ini jadwal untuk kerja sengaja kuminta dikosongkan karena tubuh ini juga butuh istirahat. apalagi beberapa hari belakangan energiku terkuras habis memikirkan wanita yang telah mencuri hati ini. Tapi sepertinya Mama nggak mungkin kalo cuma mau temu kangen sampe rusuh gini. "Ada apa sih maaaa?" tanyaku sedikit memasang wajah kesal. "Turun dalam waktu 5 menit, mama tunggu dibawah. ingat! hanya 5 menit untuk bersih-bersih dan langsung turun." Perintah Mama dengan wajah yang menahan amarah. "iya ma." Aku pun bergegas kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gig

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Awal Kehidupan Baru

    Di pulau Dewata yang selalu menampakkan keindahannya dari segi apapun membuat kesan yang indah bagi Dewi saat pertama kali tiba. Ia harus segera mencari tempat tinggal karena ia telah memutuskan untuk menetap disini. Namun ia tak khawatir karena ia akan jadi bagian dari salah satu perusahaan property besar di pulau ini. ia pun sudah mengantongi nomor yang telah Dion berikan padanya. mereka pun sudah janjian untuk melihat tempat yang akan dijadikannya kediaman disini. Orang yang dimaksud Dion ternyata menunggu di bandara yang memudahkan Dewi, karena tentu ia belum hapal wilayah ini. "bener mbak Dewi." seorang lelaki yang ditaksir usianya dibawah Dewi. "iya itu saya, saya Dewi." Ia mengajak berkenalan dengan menjabat tangan. "eh iya saya Andre mbak." Jawab Andre dengan sopan tapi tidak membalas jabatan tangan Dewi, yang tentu saja membuat sang wanita ini heran. "Maaf ya mbak, saya diperintahkan kalo mbak nya ngajak salaman saya nggak boleh balas." Ucapnya sambil menunduk, dan yan

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Rencana & Kecemasan

    Kenangan buruk tentang penyebab kandasnya pernikahan dengan papa Bagaskara , terus terbayang didalam pikiran wanita paruh baya yang masih menampakkan kecantikannya itu. ia terkejut bukan main mendengar kabar bahwa pernikahan anaknya juga karena disebabkan oleh seorang jal*ng. "apa rencana kamu?" tanya Viona datar dengan tatapan kosong lurus kedepan. Elena tersenyum ketika mendengar pertanyaan sang mertua, karena ia yakin bahwa Viona akan berpihak padanya. "gimana kita buat Bagaskara jatuh miskin sementara ma, kita buat dia seolah-olah udah nggak punya apapun. Biar perempuan itu pergi, aku yakin kalo dia itu nggak tulus sama Bagas." Ujar Elena dengan tersenyum smirk. "Baiklah, tapi Mama mau bertemu dengan Bagas dulu." Jawab Mama yang membuat Elena khawatir, karena ia takut kalau Bagaskara mengatakan yang sebenarnya. "apa mama harus menemuinya? nggk langsung ke rencana aja gitu?" tanya Elena memastikan agar ia merasa tenang. "Mama bisa atasi semuanya" ucap Viona. Tak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status