Share

Tak Sabar Ingin Bebas

last update Last Updated: 2022-03-15 18:19:10

Sudah lama Dewi tak merasakan berada di tempat mewah seperti ini, seperti saat terakhir ia berada dirumah orang tuanya. Dewi merasa sedih ketika mengingat bagaimana kehidupannya dahulu sebelum semuanya terjadi sekarang. Namun Ia bertekad akan keluar dari dunia malam dan segera melunasi hutang-hutang dari hasil menyerahkan dirinya dalam pelukan Bagaskara.

“Aku nggak mungkin terus-menerus seperti ini, tapi tidak akan lama lagi aku akan bebas dari genggaman Mami.” Dewi bermonolog sambil menatap dirinya dari pantulan cermin besar yang menggambarkan betapa sempurna dirinya.

Tak menunggu lama ia segera membersihkan tubuhnya, karena jika terlalu lama di dalam kamar mandi ia tau Bagaskara akan kembali tersulut amarah. Setelah selesai Dewi mengenakan bathrobe karena ia tidak membawa baju ganti.

“Ternyata masih sibuk sama pekerjaanya.” Batin Dewi saat keluar kamar mandi melihat Bagaskara tetap pada posisi sebelumnya.

“Ternyata pekerja keras juga dia, pantas saja bisa meraih kesuksesan. Ah aku menyesal kenapa saat papi dulu menyuruh untuk kuliah di harvard aku malah menundanya.” Dewi perang batin saat merasa kesal dengan keputusan yang ia ambil dulu.

“Kamu harus membayar karena terlalu lama memandang ciptaan Tuhan yang sempurna ini! Karena tidak ada yang saya izinkan untuk memandang saya selama lebih dari 3 detik.” Suara bariton Bagaskara mengagetkan Dewi yang memang sedang melamun sambil memandang kearah Bagaskara.

“Ya Tuhan, kenapa sikap nya menjadi Narsis sekali, selain Arogansi yang dia miliki.” Batin Dewi saat dikagetkan oleh perkataan Bagaskara.

“Jika kamu belum makan silahkan pesan untuk kamu sendiri karena saya sudah makan tadi.” Ucap Bagaskara saat hendak masuk kamar mandi yang dibalas anggukan oleh Dewi.

Setelah selesai order makanan lewat aplikasi online Dewi pun langsung mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer sebagai salah satu fasilitas suite room tersebut. Tak heran jika harga inap nya mahal karena sesuai dengan fasilitas yang disuguhkan.

“Ternyata begini rasanya punya uang sebanyak ini lagi walaupun dari hasil yang tidak baik.” Dewi bermonolog saat melihat saldo yang tertera didalam aplikasi bank mobile pada ponselnya.

“Setelah ini aku harus benar-benar menata hidup karena aku juga mau punya masa depan yang baik dan cerah, menikah dengan pria yang baik dan punya keluarga yang harmonis.” Dewi tersenyum saat bermonolog menyusun impian yang akan ia jalani kedepannya.

Ia aneh kenapa Bagaskara tak kunjung keluar juga dari dalam kamar mandi memutuskan menggedor pintu untuk memastikan dia baik-baik saja.

“Tuan apakah anda baik-baik saja didalam?” Tanya Dewi dari balik pintu kamar mandi.

“Apakah kamu merindukanku?” Jawab Bagaskara yang hanya mengeluarkan kepalanya dari balik pintu.

“Saya hanya khawatir tuan, karena anda terlalu lama didalam ..... .” Ucap Dewi yang belum selesai langsung dipotong oleh Bagaskara dengan langsung menutup pintu.

“Dasar tidak sopan!”. Ucap Dewi yang merasa jengkel.

Ting Tong, Ting Tong.

Bunyi bel suite room berbunyi membuat Dewi langsung mencari tau siapa yang datang. Ternyata driver ojek online yang mengantarkan orderan makanan yang ia pesan. Setelah melakukan transaksi Dewi pun langsung menuju ke balkon yang berada di suite room mewah ini.

“Pemandangan yang sangat indah.” Ucap Dewi saat melihat pemandangan yang disuguhkan dari balkon tersebut.

Dewi menyantap dengan lahap burger jumbo yang pesan, serta minuman soda. Tak lupa juga ia pesan nasi padang karena ia sudah terbiasa dengan menu yang satu ini. Ia menikmati semua menu sambil bersantai di kursi yang tersedia di balkon.

Momen yang sederhana namun indah kini tengah dirasakan oleh Dewi, karena ia merasa sebentar lagi akan bebas dari dunia malam yang sudah ia geluti 2 tahun terakhir ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Pendekatan

    Ting Tong,,, Ting Tong,,,Dihari yang cerah, Dewi sepertinya kedatangan tamu yang memecahkan keheningan kediaman yang ia tinggali. Dilihatnya dari lubang pintu ada pria yang mengajak nya tinggal di pulau dewata lah yang singgah. “Silahkan masuk” Dewi tersenyum seraya membukakan pintu dan berlalu kearah sofa khusus menjamu tamu yang datang, tentu saja Dion mengekor wanita yang ia kagumi.“Kamu suka tempatnya?” Tanya Dion“Banget, simpel tapi aku suka” balas Dewi“Apa kedatanganku mengganggu kamu?” Tanya Dion yang sungkan karena jujur ia sangat kentara menyukai wanita yang sedang berhadapan dengannya.“Sama sekali ngga kok, tapi ngomong-ngomong kamu emang se formal itu ya kalo lagi ngobrol? Atau aku nya yang ngga sopan?” Tanya Dewi yang kaku dengan cara bicara lawannya ini.Dion yang ditanya oleh sang gadis pujaan pun bersemu merah karena merasa konyol, “kenapa juga aku pake bahasa formal coba sama dia diluar bukan di kanyor kayak biasanya” batin Dion sambil menggaruk tengkuk yang tida

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Tiada hari tanpa emosi

    Hari ke hari suasana hati Tuan Arogan makin memburuk, hanya saja ia pandai sekali menutupi semua itu. Sikap yang ia tunjukkan pada orang-orang pun tak berubah, masih menunjukkan seorang Bagaskara Prayudha yang terkenal dingin dan mematikan apabila berhadapan dengannya. Namun siapa tau jika ia mampu ditaklukkan oleh Dewi yang hilang. "Aku ingin jadwalku diatur dengan teliti! Apa kau mendengarkanku wahai tuan sekretaris yang agung!" Ucap Bagaskara yang mampu menekan jantung Rafa berhenti dalam hitungan detik. Seolah tak memberi kesempatan untuk Rafa membela diri, Bagas langsung berdiri mengitari meja kebesarannya untuk menghampiri sekretarisnya yang sedang ketakutan. "Oh ya tuhan, bukankah dia sudah berubah kemarin menjadi orang yang baik setelah Nona itu pergi?" Batin Rafa yang bertanya-tanya tentang perubahan sikap Tuannya itu. "Jangan berpikir aku bisa lemah karena perempuan dan kau dapat lalai dari tugasmu." Ucap Bagaskara menatap lurus kearah pria yang sangat rapi dalam pena

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Tamu tak diundang

    Wanita parubaya melenggang dengan anggun kedalam mansion megah milik Steffan, raut wajahnya yang datar tak dapat ditebak walaupun hatinya sedang berkecamuk. Ia pun langsung duduk di sofa kebesaran sang empunya,”panggilkan tuanmu sekarang juga, bilang kalau aku ingin segera bertemu dengannya.” Titah Viona pada pelayan saat menyambut kedatangannya. “Baik Nyonya” Pelayan tak bisa membantah perintah dari Viona, karena ia tahu bahwa sang pemilik titah sudah seperti ibu sendiri dari tuannya. Mata Viona mengekori kemana arah pelayan yang diperintahnya itu, ternyata kamar utama sang empunya rumah ada tepat lurus diposisi duduknya saat ini. Di lantai dua dengan pintu ukiran sangat elegan adalah kamar utama Steffan, ketika pintu dibuka Steffan langsung menoleh ke ruang utama dan saling bertatap dengan si tamu yang tak lain adalah Viona. steffan pun sudah menganggap ibu mantan sahabatnya itu sebagai ibu sendiri. “Saya memohon maaf tuan karena mengganggu istirahat di akhir pekan,

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Kebenaran

    Bagaskara's POV Aku terbangun di pagi yang cerah, rasanya sangat berat sekali untuk bangun dari tempat tidur ini. Jika bukan ada Mama yang datang dan mengetuk sejak tadi, aku akan tetap melanjutkan tidur. Tentu saja Mama akan mengamuk jika aku mengabaikannya, bisa-bisa aku jadi gelandangan. "ada apa sih pagi-pagi gini udah rusuh aja sih Mam?" ucapku kesal tatkala mendengar gedoran pintu yang tak kunjung berhenti. Hari ini jadwal untuk kerja sengaja kuminta dikosongkan karena tubuh ini juga butuh istirahat. apalagi beberapa hari belakangan energiku terkuras habis memikirkan wanita yang telah mencuri hati ini. Tapi sepertinya Mama nggak mungkin kalo cuma mau temu kangen sampe rusuh gini. "Ada apa sih maaaa?" tanyaku sedikit memasang wajah kesal. "Turun dalam waktu 5 menit, mama tunggu dibawah. ingat! hanya 5 menit untuk bersih-bersih dan langsung turun." Perintah Mama dengan wajah yang menahan amarah. "iya ma." Aku pun bergegas kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gig

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Awal Kehidupan Baru

    Di pulau Dewata yang selalu menampakkan keindahannya dari segi apapun membuat kesan yang indah bagi Dewi saat pertama kali tiba. Ia harus segera mencari tempat tinggal karena ia telah memutuskan untuk menetap disini. Namun ia tak khawatir karena ia akan jadi bagian dari salah satu perusahaan property besar di pulau ini. ia pun sudah mengantongi nomor yang telah Dion berikan padanya. mereka pun sudah janjian untuk melihat tempat yang akan dijadikannya kediaman disini. Orang yang dimaksud Dion ternyata menunggu di bandara yang memudahkan Dewi, karena tentu ia belum hapal wilayah ini. "bener mbak Dewi." seorang lelaki yang ditaksir usianya dibawah Dewi. "iya itu saya, saya Dewi." Ia mengajak berkenalan dengan menjabat tangan. "eh iya saya Andre mbak." Jawab Andre dengan sopan tapi tidak membalas jabatan tangan Dewi, yang tentu saja membuat sang wanita ini heran. "Maaf ya mbak, saya diperintahkan kalo mbak nya ngajak salaman saya nggak boleh balas." Ucapnya sambil menunduk, dan yan

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Rencana & Kecemasan

    Kenangan buruk tentang penyebab kandasnya pernikahan dengan papa Bagaskara , terus terbayang didalam pikiran wanita paruh baya yang masih menampakkan kecantikannya itu. ia terkejut bukan main mendengar kabar bahwa pernikahan anaknya juga karena disebabkan oleh seorang jal*ng. "apa rencana kamu?" tanya Viona datar dengan tatapan kosong lurus kedepan. Elena tersenyum ketika mendengar pertanyaan sang mertua, karena ia yakin bahwa Viona akan berpihak padanya. "gimana kita buat Bagaskara jatuh miskin sementara ma, kita buat dia seolah-olah udah nggak punya apapun. Biar perempuan itu pergi, aku yakin kalo dia itu nggak tulus sama Bagas." Ujar Elena dengan tersenyum smirk. "Baiklah, tapi Mama mau bertemu dengan Bagas dulu." Jawab Mama yang membuat Elena khawatir, karena ia takut kalau Bagaskara mengatakan yang sebenarnya. "apa mama harus menemuinya? nggk langsung ke rencana aja gitu?" tanya Elena memastikan agar ia merasa tenang. "Mama bisa atasi semuanya" ucap Viona. Tak

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Rencana

    Setelah beberapa hari belakang Elena hidup dengan damai di kediaman megah sang kekasih yang tak lain karena memang mereka saling mencintai. Namun Elena merasa kecewa dengan sikap Steffan yang tak membolehkan nya membalaskan dendam kepada calon mantan suami. Elena tersadar dari lamunannya ketika Steffan menyusul ke meja makan untuk sarapan pagi sebelum pergi kekantor. "hai sayang, pagi-pagi udah ngelamun aja. kenapa? semalam kurang?" ucap Steffan menggoda kekasihnya. Elena merasa beruntung karena memiliki kekasih seperti Steffan yang sangat perhatian padanya walaupun hal sekecil apapun. Steffan mampu mengembalikan moodnya yang sedang kacau. "aku ngelamun itu juga karena nungguin tuan raja lagi mandi lamaaaaaaaa banget soalnya, emang ngapain sih didalam sana betah banget kayaknya." Elena balas menggoda Steffan dengan mengerucutkan bibirnya. "anything about that, i Miss you so much beib." Ucap Steffan dengan mata yang berbinar menatap manik mata sang kekasih. "me too, makas

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Sisi Lain Tuan Arogan

    Di tempat yang lain, singgasana kebesaran sang tuan Arogan sedang diliputi suasana yang tegang. Itu semua karena ulah anak buah yang diperintahkan tak mendapat kabar baik untuk sang tuannya. "Sudah kubilang. Aku hanya ingin kabar baik! Bukan sekedar basa basi kalian!" Suara barithon yang menggelegar membuat bawahannya menelan jakun dalam-dalam karena ketakutan. "Mencari satu wanita biasa saja kalian tidak bisa diandalkan. Dengarkan aku! Mulai hari ini kalian semua aku pecat." Intonasi suara Bagaskara melunak namun mampu membuat yang mendengarnya mati kutu, apalagi 5 bawahan yang berada tepat dihadapannya sudah dipecat saat itu juga. "Silahkan tinggalkan ruangan ini." Perintah Bagaskara.Mereka hanya menurut dengan langsung keluar dari ruangan CEO diliputi rasa kecewa karena harus di phk akibat tidak bisa mencari wanita yang diinginkan sang boss. "Rafa?" Panggil Bagaskara kepada asistennya. "Iya tuan?" Jujur saat ini Rafa takut bahwa ia juga akan dipecat karena tak mampu me

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Dion's POV

    "Cantik" batinku ketika terpana melihat wanita yang mengenakan mini dress yang sukses membuatku tidak dapat memalingkan pandangan darinya. Apalagi ketika melihat ekpresinya yang sedang marah, membuat sang pemilik wajah memancarkan aura cantik naturalnya semakin mencuri hati hingga menciptakan debaran yang kuat di dalam dada ini. Ternyata mereka berselisih disaat event yang diselenggarakan oleh timku berlangsung. Aku punlangsung memboyong mereka ke pos penjaga setelah menawarkan agar bisa diselesaikan baik-baik disana. Aku pun terkejut saat mendengar penuturan gadis yang bernama Nirmala Dewi ini, ia membongkar siapa sebenarnya dua orang yang sedang berselisih dengannya. Dan benar saja saat diselidiki bahwa sepasang suami istri tersebut adalah pencuri, aku sangat berterima kasih padanya karena ia sudah memberi tahu tentang pencurian yang terjadi di event ku. "Dion Sailendra, panggil saja Dion." Ucapku sambil tersenyum karena sedari awal pertemuan ia selalu memanggilku dengan sebutan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status