Share

Tak Sabar Ingin Bebas

Sudah lama Dewi tak merasakan berada di tempat mewah seperti ini, seperti saat terakhir ia berada dirumah orang tuanya. Dewi merasa sedih ketika mengingat bagaimana kehidupannya dahulu sebelum semuanya terjadi sekarang. Namun Ia bertekad akan keluar dari dunia malam dan segera melunasi hutang-hutang dari hasil menyerahkan dirinya dalam pelukan Bagaskara.

“Aku nggak mungkin terus-menerus seperti ini, tapi tidak akan lama lagi aku akan bebas dari genggaman Mami.” Dewi bermonolog sambil menatap dirinya dari pantulan cermin besar yang menggambarkan betapa sempurna dirinya.

Tak menunggu lama ia segera membersihkan tubuhnya, karena jika terlalu lama di dalam kamar mandi ia tau Bagaskara akan kembali tersulut amarah. Setelah selesai Dewi mengenakan bathrobe karena ia tidak membawa baju ganti.

“Ternyata masih sibuk sama pekerjaanya.” Batin Dewi saat keluar kamar mandi melihat Bagaskara tetap pada posisi sebelumnya.

“Ternyata pekerja keras juga dia, pantas saja bisa meraih kesuksesan. Ah aku menyesal kenapa saat papi dulu menyuruh untuk kuliah di harvard aku malah menundanya.” Dewi perang batin saat merasa kesal dengan keputusan yang ia ambil dulu.

“Kamu harus membayar karena terlalu lama memandang ciptaan Tuhan yang sempurna ini! Karena tidak ada yang saya izinkan untuk memandang saya selama lebih dari 3 detik.” Suara bariton Bagaskara mengagetkan Dewi yang memang sedang melamun sambil memandang kearah Bagaskara.

“Ya Tuhan, kenapa sikap nya menjadi Narsis sekali, selain Arogansi yang dia miliki.” Batin Dewi saat dikagetkan oleh perkataan Bagaskara.

“Jika kamu belum makan silahkan pesan untuk kamu sendiri karena saya sudah makan tadi.” Ucap Bagaskara saat hendak masuk kamar mandi yang dibalas anggukan oleh Dewi.

Setelah selesai order makanan lewat aplikasi online Dewi pun langsung mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer sebagai salah satu fasilitas suite room tersebut. Tak heran jika harga inap nya mahal karena sesuai dengan fasilitas yang disuguhkan.

“Ternyata begini rasanya punya uang sebanyak ini lagi walaupun dari hasil yang tidak baik.” Dewi bermonolog saat melihat saldo yang tertera didalam aplikasi bank mobile pada ponselnya.

“Setelah ini aku harus benar-benar menata hidup karena aku juga mau punya masa depan yang baik dan cerah, menikah dengan pria yang baik dan punya keluarga yang harmonis.” Dewi tersenyum saat bermonolog menyusun impian yang akan ia jalani kedepannya.

Ia aneh kenapa Bagaskara tak kunjung keluar juga dari dalam kamar mandi memutuskan menggedor pintu untuk memastikan dia baik-baik saja.

“Tuan apakah anda baik-baik saja didalam?” Tanya Dewi dari balik pintu kamar mandi.

“Apakah kamu merindukanku?” Jawab Bagaskara yang hanya mengeluarkan kepalanya dari balik pintu.

“Saya hanya khawatir tuan, karena anda terlalu lama didalam ..... .” Ucap Dewi yang belum selesai langsung dipotong oleh Bagaskara dengan langsung menutup pintu.

“Dasar tidak sopan!”. Ucap Dewi yang merasa jengkel.

Ting Tong, Ting Tong.

Bunyi bel suite room berbunyi membuat Dewi langsung mencari tau siapa yang datang. Ternyata driver ojek online yang mengantarkan orderan makanan yang ia pesan. Setelah melakukan transaksi Dewi pun langsung menuju ke balkon yang berada di suite room mewah ini.

“Pemandangan yang sangat indah.” Ucap Dewi saat melihat pemandangan yang disuguhkan dari balkon tersebut.

Dewi menyantap dengan lahap burger jumbo yang pesan, serta minuman soda. Tak lupa juga ia pesan nasi padang karena ia sudah terbiasa dengan menu yang satu ini. Ia menikmati semua menu sambil bersantai di kursi yang tersedia di balkon.

Momen yang sederhana namun indah kini tengah dirasakan oleh Dewi, karena ia merasa sebentar lagi akan bebas dari dunia malam yang sudah ia geluti 2 tahun terakhir ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status