Share

Bab 473

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-06-16 23:54:01

Setelah menempuh perjalanan panjang selama beberapa minggu, rombongan kekaisaran akhirnya melewati gerbang utama Istana Tianyang.

Sorak sorai pelayan, suara genderang, dan tiupan terompet mengiringi kedatangan Kaisar Tian Ming dan Permaisuri Zhao Xueyan. Di bawah langit yang cerah, barisan prajurit berdiri tegap di sepanjang jalan batu menuju pelataran utama istana.

Di tengah pelataran, berdiri sosok anggun yang telah lama tidak mereka temui Ibu Suri Gao, berpakaian hanfu emas berbordir phoenix dan rambut yang ditata sempurna dengan hiasan giok. Wajahnya tampak penuh senyum, jauh dari kesan dingin dan tajam yang selama ini selalu terpancar darinya.

Saat kereta kekaisaran berhenti dan Zhao Xueyan turun setelah Tian Ming, ibu suri melangkah maju dengan antusias.

“Putraku … Permaisuri … akhirnya kalian kembali. Perjalanan panjang, bukan?”

Zhao Xueyan dan Tian Ming membungkuk hormat.

“Hormat kami, Ibu. Ya, perjalanan cukup panjang tapi semuanya berjalan lancar.”

“Hormatku, Yang Mulia Ibu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 475

    Malam itu langit terlihat cerah, bintang bertaburan seolah turut bersaksi atas keheningan yang menyelimuti Paviliun Naga. Angin malam berhembus lembut, mengibaskan tirai sutra tipis yang menggantung di sepanjang jendela paviliun. Di dalam, suasana jauh lebih hangat. Terlihat Zhao Xueyan bersandar manja di pangkuan Kaisar Tian Ming. Rambut panjangnya terurai, sementara jubah tidurnya berwarna biru keunguan jatuh lembut mengikuti lekuk tubuhnya. Kaisar Tian Ming membelai rambut istrinya dengan lembut, lalu mengecup pipi Zhao Xueyan penuh kasih.“Sepertinya Ibu Suri sudah benar-benar berubah,” gumam Tian Ming dengan suara tenang. “Apalagi beberapa hari terakhir ini, beliau selalu memperhatikanmu sejak kita pulang dari Kekaisaran Zhengtang. Setiap hari menanyakan kabarmu, bahkan mengirimkan makanan favoritmu.”Zhao Xueyan mengangguk pelan, namun matanya tetap menatap ke depan, tak menunjukkan ekspresi riang ataupun curiga.“Ya … sepertinya begitu,” jawabnya dengan nada datar, nyaris tak

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 474

    Di paviliun naga, setelah Zhao Xueyan dan Tian Ming mandi bersama. Kini Zhao Xueyan berdiri di belakang sang suami membantu sang suami mengenakan jubah panjang berwarna biru gelap ke tubuh kekar Kaisar Tian Ming. Tangannya bekerja dengan tenang, namun sorot matanya menyimpan kegelisahan.“Yang Mulia, apakah tidak merasa ada yang aneh dengan sikap Ibu Suri?” tanya Zhao Xueyan memulai percakapan. Tian Ming menoleh perlahan, lalu berbalik menghadap sang istri. Tangannya terangkat, mengusap lembut pipi Zhao Xueyan yang halus dan lembap oleh sisa uap hangat. Wajahnya tenang, namun tidak menampik kebenaran dalam kata-kata sang istri.“Kau curiga?” tanya Tian Ming. Zhao Xueyan mengangguk pelan. “Sejak aku Ibu Suri tahu aku seorang janda, beliau tidak pernah menyukaiku. Tapi hari ini, senyumnya begitu ramah, ucapannya penuh pujian. Aku takut itu hanya permukaan, dan badai sedang menunggu.”Kaisar Tian Ming menatap mata istrinya dalam-dalam. Matanya memancarkan kasih, namun juga perenungan.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 473

    Setelah menempuh perjalanan panjang selama beberapa minggu, rombongan kekaisaran akhirnya melewati gerbang utama Istana Tianyang. Sorak sorai pelayan, suara genderang, dan tiupan terompet mengiringi kedatangan Kaisar Tian Ming dan Permaisuri Zhao Xueyan. Di bawah langit yang cerah, barisan prajurit berdiri tegap di sepanjang jalan batu menuju pelataran utama istana.Di tengah pelataran, berdiri sosok anggun yang telah lama tidak mereka temui Ibu Suri Gao, berpakaian hanfu emas berbordir phoenix dan rambut yang ditata sempurna dengan hiasan giok. Wajahnya tampak penuh senyum, jauh dari kesan dingin dan tajam yang selama ini selalu terpancar darinya.Saat kereta kekaisaran berhenti dan Zhao Xueyan turun setelah Tian Ming, ibu suri melangkah maju dengan antusias.“Putraku … Permaisuri … akhirnya kalian kembali. Perjalanan panjang, bukan?”Zhao Xueyan dan Tian Ming membungkuk hormat.“Hormat kami, Ibu. Ya, perjalanan cukup panjang tapi semuanya berjalan lancar.”“Hormatku, Yang Mulia Ibu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 472

    Beberapa hari kemudian. Cahaya mentari pagi menyinari pelataran gerbang timur istana. Bendera Kekaisaran Tianyang dan Kekaisaran Zhengtang berkibar berdampingan. Para prajurit berbaris rapi, menunduk hormat mengiringi keberangkatan Kaisar Tian Ming dan Permaisuri Zhao Xueyan yang akan kembali ke Tianyang.Di bawah naungan gerbang, Zhao Xueyan berdiri memeluk erat ibunya, Ratu Bing Qing. Air mata menahan di pelupuk mata sang ibu, namun senyumnya tetap terjaga demi memberi kekuatan pada putrinya.“Xueyan … anakku, hati-hati di jalan. Istana Tianyang mungkin penuh kemewahan, tapi juga penuh mata-mata. Jangan lupa makan, dan jaga kesehatanmu. Kau sekarang permaisuri, bebanmu berat.”“Benar, kata ibumu, Nak. Kau harus menjaga kesehatanmu baik secara fisik maupun hatimu,” kata Raja Zhao Yun menambahkan. Zhao Xueyan menghela napas pelan, lalu tersenyum lembut dan menghapus air mata di sudut mata ibunya.“Ibu… Ayah … justru kalian berdua yang harus menjaga kesehatan. Aku dan Yang Mulia kai

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 471

    Beberapa hari kemudian, Istana Kekaisaran ZhengtangLangit cerah menaungi halaman utama istana yang megah. Spanduk merah dan emas berkibar anggun, melambangkan kejayaan baru di tanah Zhengtang. Suasana khidmat terasa, saat ribuan mata tertuju pada altar utama tempat upacara akan berlangsung.Barisan para pejabat, jenderal, prajurit, hingga pelayan berdiri rapi mengenakan pakaian resmi mereka. Di ujung tangga utama, tampak Zhao Xueyan berdiri anggun di sisi Kaisar Tian Ming yang mengenakan jubah kekaisaran berlapis emas. Wajah sang kaisar tenang, namun tegas.Tabuhan genderang dan tiupan seruling mengiringi langkah mantap Zhao Yun, yang kini mengenakan jubah panjang berwarna hitam keemasan dengan sulaman naga perak—lambang kebesaran dan kekuatan.Langkahnya terhenti di hadapan altar.Kasim Agung melangkah maju membawa gulungan dekrit yang dibingkai ukiran naga. Ia membuka gulungan itu dan mulai membacakan dengan suara lantang:“Atas titah Langit dan dengan restu Kekaisaran Tianyang, ma

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 470

    Suara pecahan porselen dan hantaman benda-benda berat terus terdengar dari dalam ruangan. Vas giok yang biasanya terpajang indah kini pecah berantakan di lantai. Hiasan dinding, kotak perhiasan, bahkan lampu gantung kecil ikut terlempar ke sudut ruangan.“Tian Ming! Kau benar-benar memilih orang luar. Kau sudah tidak menganggap aku sebagai ibumu!” seru wanita paruh baya itu. Ibu Suri Gao berdiri dengan napas memburu, matanya merah karena marah. Tangannya masih mengepal saat seorang pelayan hendak mendekat untuk membereskan kekacauan namun langsung mundur saat sang ibu suri melotot tajam.Saat itu, suara langkah tenang terdengar dari arah pintu.“Yang Mulia!” suara lembut namun penuh keterkejutan terdengar.Putri Min Ji masuk dengan langkah cepat. Wajahnya seolah terkejut melihat kondisi ruangan yang porak poranda. Ia langsung mendekati sang nenek sambil menahan ekspresi prihatin.“Apa yang terjadi? Kenapa Yang Mulia sampai seperti ini?” Putri Min Ji memegang lembut lengan sang ibu su

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status