Short
Di Balik Gunung, Ada Bulan yang Menunggu

Di Balik Gunung, Ada Bulan yang Menunggu

By:  S.Q. MoonCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku, putri tunggal sang raja judi, lahir dan tumbuh di tengah darah serta intrik. Ayah demi melindungiku, membesarkan sembilan pria untuk menjadi perisai hidupku. Begitu dewasa, aku harus memilih satu di antara mereka sebagai tunanganku. Namun, tanpa ragu aku mencoret nama Dikta Maulana, meski dialah yang selama ini ada di hatiku. Karena aku masih ingat jelas… di kehidupan sebelumnya, tepat di hari pertunanganku, aku diculik musuh keluarga. Paku beracun ditancapkan menembus telapak tanganku. Dengan tubuh gemetar, aku menelepon Dikta, berharap dia menyelamatkanku. Tapi yang kudengar hanya suara dinginnya, suara yang menghancurkan seluruh harapanku. “Larisa, jangan pakai lelucon membosankan ini. Lokasimu jelas-jelas masih di kamar hotel!” “Demi mendapatkanku, kamu bahkan rela membuat drama murahan. Menjijikkan!” Lalu… tawa manja seorang wanita terdengar di ujung telepon. Air mataku jatuh, mataku terpejam penuh putus asa. Saat sangkar besi ditenggelamkan ke dasar laut, air asin yang dingin menyesakkan hidung dan mulutku. Di sanalah hidupku benar-benar berakhir. Namun ketika membuka mata kembali… aku berada di hari saat ayah memintaku memilih tunangan. Kali ini tanpa ragu, nama pertama yang kucoret adalah Dikta! Tapi di pesta pertunanganku dengan Tomi Kurniawan… Kenapa dia justru menangis, memohon agar aku menikah dengannya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Daftar nama yang begitu familier kembali muncul di hadapanku, membuatku tersentak bangun.

Rasa sakit karena tenggelam masih terasa menusuk, sementara suara ayah bergema jelas di telingaku.

“Larisa, hari ini kamu harus memilih satu di antara mereka semua sebagai tunanganmu.”

Aku terdiam sejenak. Baru saat itu aku sadar, aku… sudah terlahir kembali.

Mataku jatuh ke daftar itu. Tanpa ragu sedikit pun, aku langsung mencoret nama Dikta.

Ayah terkejut.

“Larisa, kamu nggak salah? Bukankah sejak kecil kamu selalu dekat dengan Dikta? Kenapa justru namanya yang kamu coret?”

“Tunggu sebentar. Biar Ayah suruh orang menyiapkan daftar baru...”

Cepat-cepat aku menggeleng, memotong ucapannya.

“Ayah, aku nggak salah pilih! Orang yang ingin kupilih kali ini… bukan Dikta, tapi Tomi.”

Sekilas bayangan wajah Tomi yang penuh kesakitan setelah kematianku muncul jelas di pikiranku.

Aku masih bisa mendengar teriakannya yang memilukan, seolah hatinya ikut tercabik-cabik.

Melihat keteguhan sikapku, ayah akhirnya terdiam. Dia hanya mengangguk pelan.

“Baiklah. Tapi jangan umumkan dulu. Ayah sendiri yang akan mengumumkannya di pesta pertunangan tiga hari lagi.”

Aku menarik napas lega. Begitu keluar dari ruang kerja ayah, langkahku justru terhenti di aula.

Di sana… aku berpapasan dengan Dikta.

Dan di sampingnya berdiri Shafa Kumala.

Sekilas melihatku, Shafa terkejut lalu cepat-cepat bersembunyi di belakang Dikta, seolah aku adalah iblis pemakan manusia.

Dikta segera menariknya ke depan, mencoba menenangkan.

“Shafa, jangan takut. Ada aku di sini. Nggak seorang pun bisa menyakitimu!”

Lalu dia menatapku dengan mata penuh kebencian.

“Larisa, meski Shafa hanyalah perempuan miskin yang dibiayai Keluarga Sarapova, kamu nggak boleh menindasnya seperti ini!”

Aku tertegun. Adegan di depanku… benar-benar berbeda dengan yang kualami di kehidupan sebelumnya.

Di saat bersamaan, Shafa mengangkat tangannya yang memerah dan bengkak, lalu merangkul lengan Dikta.

“Bang Dikta, jangan salahkan Non Larisa. Aku memang terlahir hina. Mencuci baju Non Larisa dengan tanganku sendiri bukanlah apa-apa...”

Aku terbelalak. Sejak kapan aku pernah menyuruh Shafa mencuci pakaianku?!

Barulah aku sadar… Shafa kembali memainkan trik liciknya untuk mencari simpati.

Belum sempat aku membela diri, Dikta sudah lebih dulu membentak, suaranya penuh amarah,

“Larisa! Dengar baik-baik! Sekalipun kamu memilihku sebagai tunanganmu, aku nggak akan pernah menyukai wanita sekejam dirimu!”

Setelah itu, dia membelai tangan Shafa dengan penuh sayang. Sorot matanya penuh kelembutan.

“Shafa, kamu nggak hina. Kamu jauh lebih baik daripada mereka yang berhati jahat.”

Ucapannya ditutup dengan tatapan sinis yang diarahkan padaku.

Seketika dadaku terasa sesak, seperti ditusuk ribuan jarum halus.

Di kehidupan lalu maupun sekarang... dia tak pernah benar-benar percaya padaku.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status