Beranda / Romansa / Di Ranjang Majikanku / 116. Suara Di Telepon

Share

116. Suara Di Telepon

Penulis: Keke Chris
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-11 16:11:53

"Ya, Bu," jawaban itu keluar otomatis.

Mungkin karena sudah lama jadi pembantu. Mungkin juga karena Binar paham status Nurma di rumah itu yang jelas-jelas nyonya rumah. Dia tidak bisa menolak perintahnya.

Binar memasuki dapur dengan langkah yang canggung. Di belakangnya, para pelayan yang tak menyukainya sudah sibuk berbisik.

“Wanita penggoda pasti akan kena batunya, lihat sekarang dia kembali direndahkan Nyonya besar.”

“Kemarin dia sok jadi nyonya, sekarang tangannya kembali memegang alat pel.”

“Dasar wanita penghancur rumah tangga orang.”

Mereka terkikik mencemooh, dan tak peduli kalau Binar mendengar. Dulunya, Binar adalah salah satu dari mereka.

Sedangkan di taman, Selene kembali fokus pada Ardan, tetapi sebuah senyum tipis yang hampir tak terlihat menguar di bibirnya. Adegan tadi seperti konfirmasi yang sempurna. Binar tak diterima oleh orang tua Bhaga.

Sejak konferensi pers, status Selene di mata Nurma melesat tinggi. Dia bukan lagi sekadar anak dari teman lama yang baik hati,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Di Ranjang Majikanku   116. Suara Di Telepon

    "Ya, Bu," jawaban itu keluar otomatis.Mungkin karena sudah lama jadi pembantu. Mungkin juga karena Binar paham status Nurma di rumah itu yang jelas-jelas nyonya rumah. Dia tidak bisa menolak perintahnya.Binar memasuki dapur dengan langkah yang canggung. Di belakangnya, para pelayan yang tak menyukainya sudah sibuk berbisik.“Wanita penggoda pasti akan kena batunya, lihat sekarang dia kembali direndahkan Nyonya besar.”“Kemarin dia sok jadi nyonya, sekarang tangannya kembali memegang alat pel.”“Dasar wanita penghancur rumah tangga orang.”Mereka terkikik mencemooh, dan tak peduli kalau Binar mendengar. Dulunya, Binar adalah salah satu dari mereka. Sedangkan di taman, Selene kembali fokus pada Ardan, tetapi sebuah senyum tipis yang hampir tak terlihat menguar di bibirnya. Adegan tadi seperti konfirmasi yang sempurna. Binar tak diterima oleh orang tua Bhaga.Sejak konferensi pers, status Selene di mata Nurma melesat tinggi. Dia bukan lagi sekadar anak dari teman lama yang baik hati,

  • Di Ranjang Majikanku   115. Konferensi Pers

    Suasana di ballroom hotel mewah itu riuh ramai namun tetap rapi.Lampu sorot dan kamera wartawan tak henti berkedip-kedip mendokumentasikan sekitar, menyapu panggung kecil tempat sebuah meja panjang berbalut kain putih disiapkan. Di belakangnya, beberapa foto penggalan dari pemberitaan Bhaga tertempel sebagai back drop. Selene duduk di tengah, diapit oleh Bhaga di satu sisi dan seorang pria tampan berpenampilan necis bernama Adrian yang akan berperan sebagai pacar Selene di sisi lain. Penampilan Selene terlihat sederhana namun tetap elegan. Dia menggunakan blazer krem dipadukan dengan dress sutra polos, dan rambut disisir rapi ke belakang. Riasan wajahnya natural yang menyorot keteguhan di matanya.Sedangkan Bhaga, seperti biasa di hadapan orang lain, dia terlihat begitu tenang, dengan raut wajah yang tak terbaca. Adrian sendiri diperkenalkan sebagai pengusaha dari Singapura yang mendukung proyek amal mereka, tersenyum ramah ke arah kamera."Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan

  • Di Ranjang Majikanku   114. Wanita Bermuka Dua

    Bhaga terdiam lama, sedangkan Binar diam-diam memperhatikan gelagat Bhaga. Lalu suara Bhaga terdengar.“Kau tahu itu tidak mungkin terjadi, Selene. Bukan saat ini.” Binar menunduk, menahan sakit dalam dadanya. Bhaga benar. Binar harus menyadari posisinya. Entah apa alasannya, Bhaga belum siap untuk membuat hubungan mereka resmi.Tentu, Binar mengerti ada banyak hal yang rumit. Status pernikahan dengan Celia masih ada. Seorang Bhaga dari keluarga terhormat juga butuh pasangan dengan asal-usul yang sesuai.Belum lagi, Binar belum diterima di keluarga Bhaga selain sebagai perempuan simpanan.Senyum Selene sedikit melebar. Ada kepuasan di balik matanya yang menatap iba.“Kenapa begitu, Bhaga? Binar adalah calon istrimu. Tak ada salahnya kalau publik tahu.” Kali ini tatapan Bhaga berubah tegas. “Cukup, Selene. Ini ranah pribadiku.” Selene menelan ludah, tapi diam-diam kesulitan menahan senyum. Dia segera memasang wajah tidak enak.“Ah, maaf. Baiklah. Ini hanya sekedar saran dari teman

  • Di Ranjang Majikanku   113. Manipulasi Selene

    Nurma sedang membaca majalah di ruang tamu ketika bel rumah berbunyi. Kepala mendongak dan seorang pembantu yang melihatnya langsung tanggap dan membuka pintuSelene muncul dengan mengenakan coat krem dan rok pensil hitam, rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai yang sengaja dibiarkan terurai.Penampilannya elegan, senyumnya ceria saat melihat Nurma meletakkan majalahnya di sofa. “Tante…” Selene tersenyum hangat, menyalami Nurma dan saling cium pipi kiri-kanan. “Selene, kamu datang lagi. Aduh, sayang Ardan belum pulang sekolah,” ucap Nurma sambil mengajaknya duduk.“Ah, aku ke sini bukan untuk ketemu Ardan, Tante. Aku hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja setelah kejadian di acara amal kemarin.” Nurma mengernyitkan kening.“Acara amal kemarin, ya? Tante nggak datang karena suami Tante juga nggak ikut, jadi diwakilkan Bhaga saja. Emangnya ada masalah apa?”“Mmm… masalah kecil sih, Tante…” bisik Selene dengan gelagat malu-malu dan gugup.“Ada apa memangnya? Bhaga baik

  • Di Ranjang Majikanku   112. Sini, Biar Aku Mandikan

    Uap panas tipis sedikit menutupi tubuh Binar dan Bhaga di dalam bilik shower. Mereka saling meraba dan saling mencumbu.Tangan Bhaga yang nakal itu bergerak di antara paha Binar, sementara tangan lainnya melingkari pinggangnya agar tak jatuh.Kenikmatan dari permainan jari Bhaga membuat tubuh Binar melemas, puncaknya datang membuat lutut Binar gemetar.“Ahhh!”Saat Bhaga mencabut jarinya, Binar hampir ambruk kalau Bhaga tak memeluknya erat.Entah sudah berapa kali Bhaga membuat Binar sampai. Kepalanya sudah pening hingga tak mampu menghitung.“Biar aku yang membersihkanmu,” ucap Bhaga sambil tangannya menyabuni hingga busa tipis di seluruh tubuh Binar dengan gerakan yang menggoda. Matanya terus menatap mata Binar dan tersenyum miring penuh kepuasan saat desisan nikmat keluar dari bibir Binar saat tangannya berhenti dan menyapa titik-titik sensitif wanitanya agak lama. “Enak?” “He em. Lagi, Bhaga,” desah Binar. Kini bukan lagi hanya tangan. Kepala Bhaga menunduk dan meraup bibir B

  • Di Ranjang Majikanku   111. Efek Obat Perangsang

    “Mmmh… mmhhh…”Selene mendesah saat berciuman dengan Bhaga. Hatinya meledak-ledak gembira. Dia tak menyangka rencananya berhasil!Tangan Selene dengan liar menjelajahi tubuh Bhaga, menelusup ke dalam jasnya, meraba lekuk atletis pria itu. Ting!Lift sampai ke lantai atas di hotel. Selene segera menarik Bhaga yang masih dengan haus meraup wajah dan bibirnya.“Ah!”Selene tersandung hak tingginya sendiri, hingga dia terjatuh. Bhaga terkesiap, kedua matanya terbuka lebar.“Binar?!”Seolah tersadar, badannya menegang. Di mana Binar? Sesaat yang lalu, Bhaga pikir dia sedang bercumbu dengan Binar, meraba lekuk tubuhnya…Tapi hanya ada Selene yang mengaduh saat terduduk di lantai berkarpet.Napas Bhaga mulai tak beraturan, gairahnya belum tuntas. Dia tau tak akan bisa menahan lebih lama lagi, maka dia segera berlari meninggalkan Selene yang berteriak memanggil namanya.“Bhaga! Mau ke mana?!”**Klakson mobil terus dibunyikan oleh Bhaga saat pagar rumahnya tak juga terbuka, pakaiannya sudah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status