Share

Bab 4

Ranti menggeleng dengan senyuman renyah.

"Kasih aja atuh Bang, gak apa-apa kita setengahnya aja."

Aku menatap Ranti dengan kening mengerut, istri yang aneh, biasanya para istri minta uang belanja sepenuhnya, tapi ini gaji malah disuruh kasih ke ibu setengahnya.

Gajiku cuma 4,7 juta, kalau kukasih ke ibu 2 juta saja, apa dia bisa kelola sisanya dalam waktu sebulan? Belum lagi biaya transfort juga aku selalu minta setiap hari.

"Udah transfer aja, Bang."

"Kamu yakin Ran? Sisanya cuma 2 juta 700 loh kalau Abang transfer ke ibu 2 juta. Kamu harus bayar kontrakan, bayar iuran, belanja sehari-hari belum lagi uang transfort Abang."

"Yakin." jawabnya sambil mengecek sesuatu di dalam plastiknya.

Akhirnya aku pun membuka aplikasi mobile bankingku dan mentransfer gaji 2 juta rupiah ke rekening Ibu.

"Sudah Ran."

"Alhamdulillah, semoga Bapak cepet sembuh." katanya.

Tak lama ponselku kembali berdering. Nama mbak Kania tertera di sana.

"Ada apa nih mbak Kania? Tumben telepon, jangan-jangan mau buat ulah lagi," ucapku sebelum aku menerima telepon itu.

"Angkat, Bang,"titah Ranti.

Malas sebetulnya, tapi akhirnya kuusap juga layar ponsel itu.

"Hallo kenapa, Mbak?"

"Udah transfer ke Ibu belum kamu? Jangan mentang-mentang udah pisah rumah kamu jadi ngerasa lepas tanggung jawab ya," kecutnya.

Aku menarik napas dalam. Iparku ini bener-bener gak sopan, selalu saja ikut campur soal keuanganku, heran.

"Udah barusan," jawabku pendek.

Kututup telepon tanpa bicara lagi.

"Ada apa, Bang?" tanya Ranti.

"Biasalah mbak Kania, selalu aja urusan soal duit. Kayak ngerasa ketakutan kita gak kasih biaya pengobatan Bapak," dengusku.

"Udah biarin aja, yang penting kita jangan kayak mereka," ujar Ranti ringan.

***

Esok harinya ibu menelepon lagi.

"Datang ke rumah ya San kalau kamu ada waktu, ajak istrimu juga," ucap beliau lembut.

Aku hampir tak percaya kenapa ibu jadi berubah manis lagi? Kemarin beliau marah-marah, bahkan minta uang pun sampai tak basa-basi dulu.

Ada apa nih? Apa jangan-jangan ada udang di balik rempeyek? Hah bisa jadi.

"Mau apa, Bu? Bukannya Ibu gak suka kami datang lagi ke sana?" tanyaku akhirnya.

Masih kuingat jelas saat Ibu mengusir kami dari rumah, beliau sampai hina-hina Ranti dan mengancam kami agar kami tak datang lagi ke sana.

Makanya sampai sekarang pun kami belum berani jenguk Bapak.

"Ah kamu nih kebiasaan deh suka besar-besarin masalah, yang udah mah udah dong Rid," kata Ibu lagi.

"Ridho mau ke sana, asal Ibu janji, gak akan hina-hina Ranti lagi," tegasku.

Ibu diam sebentar, tapi akhirnya beliau setuju juga. Dengan nada suara yang ramah beliau bicara.

"Iya tenang saja, kemarin Ibu cuma lagi kesel karena kamu pindah mendadak gitu dari rumah Ibu. lagian kasihan Bapak, takut nyariin kalian."

Baiklah, kalau alasannya soal Bapak, rasanya aku juga tak bisa menolak.

Sepulang kerja kuturuti permintaan Ibu datang ke rumahnya, kuajak juga Ranti ke sana.

"Eh Kak Ranti sama Kak Ridho, sini masuk, Kak." Suci menyambut kami ramah.

Lagi-lagi aku mengerutkan kening, kenapa nih anak? Kok jadi ikutan berubah kayak bunglon begini?

Perasaan sewaktu aku mau pergi dia sama Ibu yang paling murka. Tapi kenapa sekarang Suci juga jadi kayak Ibu? Berubah manis dan ramah begini.

"Baguslah, masih ingat rupanya kau sama Bapak," sahut Mbak Kania yang sedang duduk di depan tv bersama Suci.

Suci cepat menyikut tangan Mbak Kania.

"Ish jangan begitu," ucapnya pelan.

Malas meladeni mereka, aku pun bergegas masuk ke kamar Bapak bersama Ranti.

"Maaf ya, Pak, kemarin kami pindah rumah tapi gak pamitan dulu," ucapku sambil menggenggam tangan Bapak.

"Gak apa-apa Rid, bagus kamu mau mandiri, kalau udah nikah emang harusnya begitu." Senyum Bapak pada kami.

"Tapi Ibu gak suka Ridho pergi, Pak, Ibu marah banget kemarin, takutnya dosa, Pak."

Bapak tersenyum tipis sambil menggeleng kepala.

"Ibu mu emang selamanya bakal begitu, itu sudah wataknya, Ibu mu gak mau sampe kamu dan Masmu itu pindah rumah karena menurutnya anak lelaki itu milik ibunya selama mereka masih hidup, walau memang begitu kenyataannya tapi sebetulnya prakteknya gak seperti Ibumu juga."

"Dia itu memang salah kaprah, dari sejak muda cuma uang saja yang dia pikirkan, sampai heran Bapak, mau marah juga percuma. Udah gak usah kamu pikirkan Ibumu, yang penting kamu rumah tangga dulu yang bener, di sini Ibumu juga baik-baik aja kan?"

Aku manggut-manggut mendengar wejangan Bapak.

"Iya Pak. Tapi sepertinya Ibu juga udah gak marah sih, makanya kami bisa kesini sekarang karena Ibu yang pinta tadi pagi," ujarku lagi.

"Jelas saja, Ibumu gak akan bisa marah lama-lama sama anaknya, bisa rugi bandar dia," bisik Bapak terkekeh.

Sedang asik mengobrol aku pamit ke belakang sebentar. Niat hati mau pergi ke kamar mandi tapi tak sengaja kudengar obrolan Ibu dengan Mas Haris di ruang makan.

"Tegas dong Haris, gimana ceritanya gaji kamu dirampas sama si Kania? Biasanya juga kamu kasih setengahnya sama Ibu, apa kamu udah gak sayang sama Ibumu ini?"

Keningku mengerut, karena penasaran akhrinya aku bersembunyi dulu di dekat pintu ruang makan.

"Bukannya begitu, Bu, tapi sekarang Kania udah pinter, malah dia ngancam gak mau kerja lagi kalau Haris gak kasih dulu uang gaji Haris ke dia," jawab Mas Haris, terdengar sangat hati-hati bicara dengan Ibu.

Ibu mendesah kesal, "sshh kamu nih, jadi anak laki itu harus tegas dong, jangan mau dikuasai istri, apa kamu mau kamu disebut sutis? Suami takut istri? Rendah banget jadinya posisimu itu kalau kamu bisa diatur-atur sama si Kania."

Aku menggeleng kepala. Mendengar percakapan Ibu dan Mas Haris aku sudah bisa menyimpulkan sedikit bahwa memang benar apa yang dikatakan Bapak, selama ini Ibu ingin terus menguasai anak lelakinya.

Gak beres, walau aku posisinya sebagai anak, tapi aku tahu ini gak beres.

Berbakti pada orang tua memang harus bahkan kewajiban tapi konteksnya gak bisa disamakan saat anak lelaki sudah menikah dan berkeluarga.

Gimna bisa Ibu ingin terus mengatur keuangan anak laki-lakinya sementara dia sadar betul anak laki-lakinya sudah menikah?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Kayaknya ada yg pingsan nh. Laki lu aj jg suami tkt istri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status