Share

Kesulitan Move On

Author: El Nurien
last update Last Updated: 2025-05-28 13:52:54

“Sampai kapan kamu seperti ini, Key?” gumamku. “Hidup sendiri belum tentu buruk. Bekerjalah, dan nikmati hasil jerih payahmu.”

Aku mengalihkan perhatian dengan membuka aplikasi bergambar melody background hitam. Wajah Jake Enhypen langsung muncul dengan senyum cerianya. Tahu saja ini aplikasi kalau hatiku sedang bersedih. 

Aku terpaku menatap Jake. Beberapa tahun terakhir aku mulai jenuh dengan sikap Neal dan  selalu melarikan diri kepada Jake. 

Aku suka Jake karena dia bebas mengekspresikan perasaannya. Dia yang tersenyum atau merengut, suka atau tidak, ngambek atau marah. Sangat bertolak belakang denganku. Dia cerdas, aku lelet. 

Melihat Jake tersenyum, seakan-akan mewakili keinginanku. Aku juga ingin tersenyum tulus dan bersedih di depan orang lain. 

Tanpa sadar air mataku mengalir. Aku tau Jake tidak melihatku, bahkan tidak tahu ada aku di dunia ini. Tapi inilah realita. Antara bias dan fans tak lebih dari dunia halu. 

Tanpa sadar jari menyentuh ikon komentar. Di komentar pertama tertulis. 

“My bias is rich man.”

Aku tertegun menatap kalimat itu. Tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat. 

“Rich man?” ejaku. 

Jake memang salah satu member anak orang kaya di Enhypen. Berkah dari kekayaan orang tua, Jake bisa mendapatkan pendidikan di sekolah internasional bergengsi dan juga di rumah diajarkan kebiasaan yang baik. Sepertinya Jake selalu dihargai di rumah, hingga ciptakan lirik satu bait pun ia bergegas memberi tahu orang rumah.

“Rich man?” Kembali aku mengeja. Aku tertegun menatap kalimat itu. Tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat.  Dada berdebar keras. Aku merasa seperti di tengah lautan yang tiba-tiba memutar haluan dan menentang arah angin. Rich man dua kosa kata yang tak pernah terpikirkan, tiba-tiba saja menjadi tujuanku. 

Aku tak berharap mendapatkan apresiasi seperti Jake, setidaknya aku bisa membahagiakan diriku sendiri di antaranya mendatangi fan meeting dengan Jake atau minimal membeli album. Bukankah lebih baik mendukung Jake, daripada Neal yang tidak tahu terima kasih?

Aku membuat lagi satu email dan akun baru di aplikasi background hitam itu dengan nama Keyla J.

“Minimal dapat fanboy yang dapat mengantarkanku padamu, Jake,” gumamku sambil log out dari aplikasi. “Ya Allah, aku ingin Jake.”

Setelah itu aku follow beberapa akun engene, searching trend, d******d beberapa video Jake. Kemudian masuk ke aplikasi editor foto.

Ponsel berbunyi, pertanda sebuah pesan masuk. Aku abai dan terus mengedit dengan menggabungkan komplikasi video. 

Setelah berhasil ekspor, langsung upload video dan tak lupa kasih caption. 

[Dengan cara apapun, aku harus bertemu denganmu, Jake.] 

Jantungku kini bertalu-talu, membayangkan berhasil melihat senyum Jake secara langsung.

Aku menyeka keringat yang sempat menetes dahi dengan mata terus menatap proses upload ke akun baru. 

Seketika aku menghela napas, setelah berhasil upload. Aku langsung berbaring telentang dan berteriak sambil menghentakkan kaki.

“Aaaa ….” 

“KEY, KAU TIDAK APA-APA?” tanya seseorang dari luar disertai dengan ketukan.

“Tidak apa-apa, Bu. Maaf,” sahutku sambil membuka pesan yang berisi tawaran endorse. 

Aku langsung membalas pesan. 

[Maaf, Kak. Saya berhenti jadi admin akun fans Neal 🙏]

[Begitu? Apa Kakak punya nomor admin baru?] Kembali masuk satu pesan. 

Aku segera membalas. [Tidak tahu, Kak. Seharusnya ada di bio. Jika tidak ada, coba saja inbox🙏]

Aku langsung melepaskan nomor yang dikhususkan jadi admin akun fans Neal dan melempar ke tempat sampah.  Baru kali ini aku menolak tawaran endorse dari akun fans Neal. Sesaat aku dapat merasakan kelegaan dari napasku. Ternyata berlepas dari Neal tidak terlalu buruk. 

Aku mempunyai akun khusus untuk promosi Neal. Akun itu sudah mempunyai jutaan follower. Sudah memiliki penghasilan dari endorse dan afiliasi. Bisa dibilang sukses. Akun itu salah satu pintu kesuksesan Neal. Materi dan popularitas.

Tak dapat dipungkiri aku bisa hidup dari situ, tetapi lebih dari separuh penghasilan terforsir untuk mendukung kinerja Neal. Lebih tak berbanding jika diingat dengan perlakuan Neal padaku. 

“Selamat tinggal Neal.” 

***

Kesekian kalinya aku membuka ponsel. Lagi-lagi harus menerima kekecewaan. Lebih kecewa pada diri yang masih saja mengharapkannya. 

Jemariku beralih menyentuh aplikasi berwarna ungu muda, tetapi belum sempurna tampilan aku sudah keluar. 

“Berhenti stalking dia. Kau harus move on. Cari uang sebanyak-banyaknya, supaya bisa beli datang ke konser Jake meski ke ujung dunia,” gumamku sambil mengalihkan jari ke aplikasi hitam. Spontan aku terduduk ketika melihat ada 99 notif  lebih di ikon hati. “Fyp?

Aku tak bisa berhenti tersenyum sambil membalas komen satu persatu, meski nampak bodoh.  Ya, karena tujuan utama mencari circle engene, terutama fanboy. 

Dalam dua malam, followersku sudah mencapai ribuan. Langsung saja aku mendaftar menjadi affiliator khusus album, card dan aksesoris Enhypen. Berinteraksi dengan banyak engene membuatku bisa melupakan Neal dan pria itu juga tak menghubungiku.

Tentu saja. Bukankah aku sudah mendengar kalau Neal sudah muak denganku?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diabaikan Kekasih, Dimanja CEO   End

    “Sorry, aku ngaku salah,” ucap Javi sambil mendekat. “Berhenti di situ! Kenapa Indra tahu, sedang aku tidak? Kau tidak mempercayaiku?” “Bukan begitu! Indra tahu karena Prass yang bilang.” “Aku bilang jangan mendekat!” Kali ini ia meraih benda apa saja di atas nakas dan bersiap melempar. “Oke … oke. Aku berhenti di sini. Key, apa yang terjadi? Kau mens?” Key menggeleng. “Aku benci pembohong. Aku benci tidak dipercayai,” ucap Key dengan luapan emosi. Bahkan da-danya terlihat naik turun. “Aku tak bermaksud begitu,” sahut Javi sambil kembali mendekat. “Aku bilang jangan mendekat!” Hoeek. Key berlari ke kamar mandi. Mual yang sejak tadi ia tahan kini tak tertolong lagi. Hoeek. Ia mengeluarkan segala isi perut ke dalam closet. “Key, kau tidak apa-apa?” “Aku bilang jangan mendekat! Hoeek.” Key kembali mengeluarkan isi perutnya yang nyaris sudah habis. Kali ini perutnya benar-benar sakit. Ia menekan perutnya dengan napas tersengal. Keringat kini membanjiri seluruh tu

  • Diabaikan Kekasih, Dimanja CEO   Aku benci Pembohong

    “Key, kau keluar sebentar. Ada yang ingin kami bicarakan,” pinta Javi.“Kau tidak percaya padaku?”“Bukan begitu. Ada kalanya kita perlu mencerna, kemudian memproses untuk menyampaikan kepada orang lain.”Key terdiam beberapa saat hingga akhirnya ia mengangguk dan segera meninggalkan ruangan itu. Indra menghampiri Javi begitu Key menutup pintu. “Bagaimana Papa bisa dirawat, apakah juga karena obat itu?”Indra hanya bisa menggeleng. “Mungkin nanti bisa kita dapatkan infonya dari Prass. Tapi menurutku, ia syok karena saudaranya yang tiba-tiba sekarat dan meninggal, terlebih lagi jika memang dia menyimpan rasa sesal. Jika malam itu mereka memang memasukkan obat ke minuman ginseng, mungkin juga Tuan Ferren sakit karena ketakutan yang ekstrem.”Javi tertawa miring. “Siapa yang tidak takut dengan kematian seperti itu. Terlebih jika memang ada rasa bersalah, tapi aku tak yakin apakah dia masih memiliki hati nurani. Orang yang tidak memiliki hati nurani, jangankan merasa bersalah bahkan men

  • Diabaikan Kekasih, Dimanja CEO   Kabar Baik

    “Dengan gejala yang sama seperti almarhum ayahku?” tanya Javi. Key menjadi kebingungan. Ia seperti sedang menonton drama pertengahan episode. Dari mana awal cerita dan akan dibawa kemana. Tuan Darren siapa? Saudara Ferren? Apa yang terjadi? Kenapa Javi tidak seperti orang baru bangun dari koma?“Belum dapat dipastikan karena aku belum melihat rekam medisnya.” “Sebenarnya apa yang terjadi? Siapa Tuan Darren?” Akhirnya Key tidak dapat menahan diri. Sesaat tiga pria itu saling bersitatap hingga akhirnya Indra bersuara. “Kalau begitu kami keluar dulu. Aku juga mau memantau keadaan. Kelihatannya Tuan Ferren tadi sedang tidak baik.”Javi mengangguk. Key terus menatap Javi hingga kedua bersaudara itu telah keluar dari ruangan.“Katakan apa yang terjadi? Mengapa kau tidak seperti bangun dari koma?”Javi terdiam beberapa detik, hingga akhirnya ia berkata, “Aku haus.”Key menggertakkan gerahamnya, tetapi segera membuang napas karena Javi memang belum menyentuh apapun hampir 24 jam. Key be

  • Diabaikan Kekasih, Dimanja CEO   Senjata Makan Tuan

    Susah payah Ferren menyeret langkah hingga akhirnya sampai di luar rumah sakit. Namun, kemudian tersadar kalau saudaranya mungkin saja di rumah sakit yang ia pijak sekarang.Dengan tangan bergetar ia mengangkat ponselnya. “Mel, ayahmu di mana?”“Di ruang ICU, Paman.”Ferren mematikan panggilannya dan kembali masuk ke rumah sakit. Ia mengayunkan langkah cepat sambil memeriksa anak panah penunjuk meski pernah mendatangi ruang ICU sebelumnya.***Isak tangis ipar dan dua keponakannya yang duduk ruang tunggu saat Ferren telah tiba. “Mel, bagaimana keadaan ayahmu?”Melodi menggeleng lesu. Wajahnya basah dan membengkak. “Paman, mungkinkah malam tadi ….”Bahkan Melodi tak berani membayangkan. Ferren sedikit terhuyung. Tanpa diingatkan pun ia telah menebak hal yang sama. Ia tak bisa menerka-nerka bagaimana bisa Darren si pengatur rencana terkena jebakannya sendiri. Andai Javi juga tidak kritis, ada harapan mangkuk itu hanya tertukar. Nyatanya … Ferren tak berani membayangkan. “Apa yang ter

  • Diabaikan Kekasih, Dimanja CEO   Wajah di Balik Topeng Ayah Tiri

    “Key!” Pada akhirnya ia harus menahan diri. Ia berjanji akan mendatangi dokter itu lagi di lain waktu. “Baiklah, kalau begitu aku undur diri. Dokter, maaf telah mengganggu waktunya.”“Kau mau sesuatu? Biar aku belikan.” Neal kembali menawarkan diri. Key tertawa kecil. “Aku jadi ingat waktu sakit dulu. Kau menawarkan berbagai makanan hingga aku kesel dibuatmu.”Neal ikut terkekeh. “Benar, tapi kau masih saja tidak memperlihatkan kekesalanmu. Andai waktu bisa diulang ….”“Sudahlah! Nyatanya itu tak mungkin. Andai diulang, mungkin semesta ini jadi kacau karena setiap orang ingin mengubah takdirnya. Neal, bisa kau jemput Ibu. Aku belum kasih kabar ke Ibu.”Neal mengangguk cepat. “Akhirnya aku bermanfaat untukmu.”Key kembali tertawa kecil. “Ngomong apa? Pergi sana,” seru Key sambil mendorong punggung Neal. Key berbalik. Ia tak berminat lagi mencari angin segar. Key mempercepat langkah, tapi tepat di persimpangan ia segera bersembunyi karena melihat Ferren yang berjalan dari arah lain.

  • Diabaikan Kekasih, Dimanja CEO   Kedalaman Cinta

    Yang ia tak mengerti mengapa menggunakan ginseng merah? Apakah Javi tidak bisa mengkonsumsi ginseng merah? Atau ginseng merah hanyalah kambing hitam atas obat yang tersembunyi?Seketika matanya memerah berselaput kaca. Jika dugaannya benar, ia tidak membiarkan mereka hidup dengan tenang. ***Tak lama Zivana datang dengan Melodi. “Ma,” sapa Key lesu. “Apa yang terjadi dengannya?” Zivana bergegas menghampiri Javi. “Kenapa ia tidak sadarkan diri?”Key menoleh pada Melodi. Tatapan tajam itu membuatnya tersentak. “Javi kritis. Besar dugaan dia keracunan makanan,” ucap Key tanpa mengalihkan pandangannya pada Melodi. “Keracunan makanan? Key, kau sangat ceroboh memberinya sembarang makanan. Aku akan menuntutmu,” teriak Zivana sambil menunjuk. “Menuntunku? Ia hanya sempat sarapan di rumahku, kenapa aku, Bibi dan Pak Isa baik-baik saja? Sebaliknya malam tadi, dia datang dari mana? Makan apa? Apakah Mama mengingatnya?”Zivana menggeleng cepat. “Ia memang makan di rumah Melodi, tapi tidak m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status