Layar hologram warna biru dimana hanya Orion yang bisa melihatnya muncul di hadapan pemuda itu. Kata ‘memproses’ yang disertai dengan angka dan garis proses pun tampak jelas tertulis di sana. Seiring dengan bertambahnya angka proses, garis warna biru pun juga mulai bergerak penuh, memperlihatkan kalau sistem yang Orion miliki tengah menganalisa cairan misterius dalam sisa-sisa kepompong milik ratu lebah.Tidak berselang lama proses analisa pun selesai, dan layar hologram di depan pemuda itu menampilkan hasil analisa yang telah selesai dilakukan.[Lelehan sisa kristal azuicot, memiliki kadar kemurnian mana sebesar 40%. Lelehan sisa kristal azuicot ini merupakan cairan nutrisi yang menyelimuti kepompong monster lebah. Memiliki sifat korosi medium, namun di dalamnya terdapat kandungan energi kehidupan sekitar 20%]Mata Orion berbinar, benda yang tengah dicarinya dan tampak sukar untuk ditemukan di mana-mana nyatanya ada di hadapannya sekarang ini. Meskipun tidak berbentuk kristal maupun
Wush….Serangan itu datang secara mendadak. Aliran energi penuh kenegatifan melesat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Tidak hanya sangat cepat, bahkan kekuatannya pun tidak bisa diperkirakan karena saking kuatnya—hal ini terlihat karena saat energi itu melesat, area yang dilewatinya langsung terbelah secara paksa seperti legenda muse dalam sejarah, seolah-olah ada tekanan kuat dan tidak bisa dihindari.Kekuatan itu melesat—menyerang— ke arah mereka bertiga. Orion yang berdiri di depan Eliza dan Mark mengayunkan pedang peraknya ke samping untuk menyambut serangan dari sosok misterius di balik asap dengan energi spiritual darinya, kemudian dia membanting energi penuh kenegatifan tersebut ke samping sehingga tidak mengenai mereka bertiga.Ledakan super keras terdengar saat dua energi besar bertemu, ledakannya menghancurkan puing-puing sarang monster lebah dan membuatnya menjadi semakin tidak bersisa, lebih dari sebelumnya. Bersamaan dengan ledakan itu terjadi, sosok misterius di ba
“Tsk.”Suara decihan kecil terdengar. Orion mengayunkan pedang dengan aura perak yang menyelimuti area pedangnya. Ia kembali bergerak cepat, baik menyerang dan menghindari serangan pada saat sama. Dalam setiap langkah dan gerakan yang Orion ambil, banyak monster lebah tumbang satu per satu. Teknik berpedangnya terlihat sederhana, tidak memiliki banyak seni, namun sangat kuat dan mematikan lawannya.Teknik berpedang milik Orion merupakan teknik membunuh, bukanlah teknik berpedang untuk memperlihatkan keindahan.“Dia sangat kuat,” ungkap Eliza. Dia terperangah melihat bagaimana Orion menghadapai monster-monster berbahaya itu dengan mudah.Monster yang membunuh banyak rekan mereka terlihat sangat mudah—dan juga tampak lembah— dihadapi oleh Orion, bahkan pembantaian di depan mata itu terjadi satu sisi di mana para monster tampak tidak berdaya menghadapi sabetan pedang milik Orion. Lantai gua semakin dibanjiri oleh darah dan potongan-potongan tubuh monster, beberapa saat juga terdengar led
Bagaimana mungkin orang yang masuk dalam kategori Hunter lemah atau dalam kamus Charles sebagai orang biasa dan tidak mengalami kebangkitan dapat menghadapi monster besar dengan mudah seperti ini?Orion bergerak cepat. Gerakannya menangkis dan menyerang monster lebah mengatakan dia telah terbiasa menghadapi monster, bahkan ekspresinya sendiri tidak menampakkan rasa takut maupun kelelahan. Dia terlihat benar-benar berbeda ketika berhadapan langsung dengan monster berbahaya seperti ini.Dengan mengambil pedang silver dari ruang penyimpanan pribadinya, Orion pun mulai melakukan serangan balik. Dia bergerak cepat, menghilang dan muncul di berbagai sisi. Ayunan pedangnya mematikan, tiga monster telah tumbang karena tebasan pedang berselimut aura miliknya.Merasakan aura dominasi menguar dari sosok Orion, dua monster lebah yang tersisa terlihat gusar. Mereka terlihat ingin kabur, sosok pemuda dengan tangan memegang sebilah pedang di depan mereka tampak seperti predator, di mana kedua monste
Orion menghentikan gerakannya dalam mengayunkan kapak beliung. Dia meletakkan kapak beliung di tangannya ke atas tanah, kemudian Orion menegakkan badan, matanya menatap lurus ke depan di mana jalanan gelap berada di sana. Perasaan aneh menggerogoti hatinya, seolah-olah ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi di depan sana.Orion adalah orang yang memiliki intuisi tajam. Dia mempercayai intuisinya lebih dari apapun, bahkan itu sistem yang dimilikinya sekalipun. Dia selalu selamat dari maut karena mendengarkan intuisi yang dimilikinya. Oleh karena itu, Orion memperhatikan perasaan aneh yang tiba-tiba saja muncul dalam hatinya.Namun, apa itu?“Nak Orion, apa kau lelah?” tanya seorang pria yang tengah bekerja dengan kapak beliungnya di samping Orion.“Tidak, aku hanya mengambil jeda sedikit,” ungkap Orion. Dia tidak jujur ketika memberikan jawaban.“Aku mengerti. Setelah itu kau bekerja lagi, ada banyak kristal mana yang perlu kita ambil.”Orion memberikan anggukan sebagai jawaban. W
Dungeon berdengung. Getaran kecil yang hampir bisa diabaikan terasa dari dalam dungeon yang berbentuk terowongan panjang seperti gua di depan sana. Beberapa orang yang melihat bentuk dungeon yang penuh akan terowongan dan berongga pun saling melemparkan tatapan kepada satu sama lain, mereka penuh dengan rasa penasaran di samping kewaspadaan.“Hati-hati, kita tidak tahu bahaya macam apa yang mengintai di depan sana. Jangan turunkan kewaspadaan kalian!” perintah Mark yang kini berdiri di depan rombongan.Suara tegukan ludah terdengar. Banyak pasang mata awas mengedar ke sekeliling, mengawasi setiap sudut yang ada untuk mencari bahaya yang dapat mereka deteksi. Dungeon dengan pencahayaan suram berbentuk terowongan ini bisa dikatakan sebagai kelas D—kelas rendah yang tidak menarik perhatian, tapi semua itu tidak memungkiri kalau setiap dungeon memiliki karakteristik dan menyimpan bahaya masing-masing.“Benar, kita harus berhati-hati.” Seseorang memberikan pendapat, dan sejujurnya pendapat
Suara itu begitu keras, terdengar menuntut, dan juga penuh emosi yang bernama kemarahan. Orion yang menjadi subyek utama dari si penanya mencoba untuk tidak menghela napas panjang, tetapi ia masih menyempatkan diri untuk menoleh ke arah orang yang dengan tidak sopannya bertanya bagaimana ia masih hidup.Masih hidup? Pertanyaan macam itu?Apabila dia tidak hidup, tentu saja Orion tidak akan berada di sini—berdiri untuk menghadiri pertemuan tim ekspedisi yang siap menjelajahi dungeon di Kota Ventus. Tanpa perlu menjadi seorang jenius untuk mengartikannya, Orion bisa mengatakan kalau si pemilik suara yang bertanya padanya tidak memiliki niatan baik barang sedikit pun padanya. Atau mungkin orang itu adalah musuh dari si pemilik tubuh asli yang tentu saja mengharapkan kematiannya.Pemuda itu memasukkan satu tangan ke saku celana, lalu ia memutar tubuhnya ke samping agar bisa melihat dengan mudah sosok orang yang melontarkan pertanyaan kurang ajar itu padanya tadi. Satu alis terangkat sedik
“Alkemi Untuk Idiot” pantas disebut sebagai benda kelas mistik. Tidak hanya buku tersebut memungkinkan penggunanya mempelajari alkemi dan ramuan dalam waktu singkat—bahkan saat si pengguna yang dimaksud belum pernah mempelajari alkemi sebelumnya. Di dalam buku tersebut juga memuat banyak informasi mengenai semua alkemi dan ramuan yang ada sejak waktu penciptaan dunia.Orion tidak tahu mengapa dewa penciptaan menciptakan buku “Alkemi Untuk Idiot”, namun ia sangat berterima kasih padanya karena telah menciptakan benda yang berguna seperti ini—terlebih lagi, karena sebuah alasan tertentu buku itu berada di sistem mall yang kemudian dibeli oleh Orion. Dari semua pengetahuan yang Orion dapatkan dari buku kelas mistik tersebut, ia juga menemukan sebuah ramuan yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi kondisi Mariana saat ini.Ramuan harmonisasi, sebuah ramuan kelas S yang diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang master ramuan beribu-ribu tahun lalu. Ramuan ini memungkinkan tubuh orang ya
Orion menurunkan matanya. Cahaya lampu yang berpendar di atas menciptakan silhuet dan membuat bayangan kecil menyelimuti sebagian wajah Orion, membuat ekspresi yang terpatri di wajah tampan pemuda itu samar-samar dan hampir tidak bisa terlihat.Hening menyelimuti keduanya. Baik Orion maupun Dokter Ryan tidak membuka mulut untuk memecah keheningan di sana, terutama setelah ucapan yang Dokter Ryan lontarkan sebelumnya menjadi penyebab hal ini terjadi.“Ah…” Bibir Orion terbuka sedikit, suara kecil keluar dari mulutnya sebagai balasan kecil.Seraya memiringkan sedikit kepalanya, Orion menatap sosok Dokter Ryan dengan mata yang setengah terbuka. Ekspresinya kalem, emosinya tidak terbaca, dan dia terlihat mirip dengan buku misteri yang tidak bisa ditebak apa jawabannya. Dokter Ryan selaku satu-satunya ‘penonton’ merasakan tangannya gatal, dia ingin menguak tabir misteri yang bernama Orion Black ini.“Aku tidak menyangka kalau kondisi Nenek begitu serius,” ujarnya. Dia mengetuk-ngetukkan jar