Share

Hukuman

Penulis: Sloane
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-06 23:26:14

Sejauh usianya, ratusan kali pelajaran yang dia dapat dari Madam Mary, Anneth tidak pernah selelah ini hanya karena sebuah bahasa. Kepalanya terasa berdenyut, otaknya lelah harus memproses bahasa asing yang masih sukar ia pahami. Rapat sudah usai, tenda sudah mulai kosong, menyisakan Julius dan Arion yang masih sibuk berbincang-bincang, dan Anneth enggan untuk mengupingnya.

Kepalanya sudah terlanjur sakit hanya untuk memproses alur peperangan yang baru saja Julius dan rekannya persiapkan. Setidaknya, meski kepalanya terasa pening, Anneth tetap bisa kembali ke kamar dengan perasaan lega, karena dia sudah memahami langkah peperangan yang sudah Julius persiapkan dengan cukup baik.

Walau pria itu terlihat tidak meyakinkan, karena hidup di hutan tanpa mengikuti perkembangan dunia luar, namun taktik peperangan yang disiapkannya cukup meyakinkan. Asuhan hutan jelas memiliki kelas.

Gebrakan meja membuat Anneth memejamkan mata terkejut. Julius bangkit berdiri dengan amarah, meja dihadapan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Malaikat Penolong

    Pertahanan tangisnya sudah diujung batas, Anneth menyaksikan sendiri bagaimana sosok yang ia sayangi harus tersakiti. Dengan bibir gemetar kedinginan dan amarah, Anneth mengenggam pedang yang diarahkan pada lehernya. Menekan pedang itu semakin dalam hingga terasa perih di lehernya. "Hey, apa yang kau lakukan, putri?!" Peringat pria itu. "Aku lebih baik mati daripada harus menjadi bahan pemuas nafsumu saja, keparat!" Teriak Anneth. "Putri Anneth, jangan!" Teriak pelayan sili berganti, memohon untuk segera menghentikan aksi gilanya. Namun Anneth terus menekan pedang, meski ditahan oleh perampok yang terus mengucap kata, "gila," secara berulang-ulang. Suara ringkikan dan tapal kuda yang berduyun-duyun terdengar semakin dekat. Dari balik kegelapan, seekor kuda hitam besar mendekat kearah api unggun. Namun langkahnya segera dipotong oleh gerombolan perampok yang mencoba memberikan perlawanan. Dicahayai api ungun yang berkobar besar, kembali terulang adegan penyayatan yang terus memb

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Wanita Yang Berdarah

    Betty terus mengintip dari kereta kuda dengan raut wajah cemas, sementara Anneth sudah lelah mengoceh untuk berputar haluan dan kembali ke hutan persinggahan yang beberapa hari berlalu dia tempati sebagai rumah. Sosok wanita yang sudah Anneth anggap sebagai ibunya sendiri itu, hari ini terlihat tegas dan menolak untuk dibantah, Betty bahkan menarik dan memaksa Anneth untuk berlari menaiki kereta kuda dengan tergesa-gesa. Semua terjadi karena pesan berisi keluhan yang dia kirimkan ke kerajaan Adena beberapa hari lalu.Tujuan sebenarnya adalah memaksa Betty untuk datang ke kerajaan Amogha, setelah sebelumnya menolak keras untuk angkat kaki dari Adena. Betty terlalu mencintai Ratu yang sudah tiada, serta mematuhi janjinya sendiri yang akan terus berada di Adena hingga nafas terakhirnya terhembus. Karena keteguhan hati yang keras untuk digoyahkan, Anneth mengirim pesan berisi keluhan dan curahan hati tentang perlakuan semena-mena Julius. Yang tidak ia sadari malah membuat keadaan menjadi

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Ratu Yang Diculik

    Suasana rapat peperangan kali ini terasa mencekam. Julius yang sejak awal duduk di kursi ketua, terus menunjukkan wajah tidak bersahabat, beradu pandang dengan Anneth yang duduk dengan jarak yang sangat jauh dengan sang suami. Biasanya dua manusia itu akan duduk berdampingan, Julius selalu membuat Anneth selalu berada di jangkauannya seolah takut jika kelinci kecilnya akan dicuri singa lain. Setidaknya begitulah yang Arion dan rekan-rekannya simpulkan, tanpa tahu kenyataan yang sebenarnya terjadi.Namun, melihat bagaimana reaksi sinis keduanya, semua orang dapat kembali menyimpulkan jika pasangan itu sedang tidak dalam hubungan yang harmonis seperti biasanya. Bahkan sepanjang rapat Julius dan Anneth terus berbalas komentar sinis dan saling menjatuhkan, membuat semua orang yang turut datang dalam rapat, memilih diam untuk melindungi keselamatan masing-masing.Begitu rapat selesai, Anneth segera bangkit berdiri dan mengenakan mantelnya, keluar dari ruang rapat tanpa berpamitan dengan si

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Ratu, Tidak Punya Rasa Takut

    "Ayah, kapan ibu akan datang?"Mata murni berwarna hazel itu berbinar-binar seraya mendekap selimut yang menutupi dadanya. Sosok pria bertubuh besar yang berdiri menjulang, menimbulkan bayangan yang menghalangi cahaya penerangan. Dengan tongkat di tangan kanannya, pria itu tak henti menghela nafas, hingga tongkat itu ditodongkan pada wajah sang gadis kecil berambut pirang."Tidurlah, dan menurut pada Betty!" Sentaknya penuh amarah.Langit sudah sangat gelap, suara guntur terus bebalas dengan kencang, membuat Anneth terus menutup telinga dengan badan bergetar ketakutan. Dia benci kilat, guntur dan hujan, karena saat ia ketakutan tidak ada siapapun yang akan membelai atau menemaninya untuk tidur. Anneth ingin ibunya. Setidaknya seorang ibu akan membelai jika ia ketakutan, begitulah cerita dari putri Finley yang masih memiliki ibu di sampingnya."Aku tidak mau tidur sendiri." Bibirnya mencebik, siap untuk menumpahkan air mata ketakutan."Kau tidak bisa membuat anak sialan ini tidur?" Tun

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Hukuman

    Sejauh usianya, ratusan kali pelajaran yang dia dapat dari Madam Mary, Anneth tidak pernah selelah ini hanya karena sebuah bahasa. Kepalanya terasa berdenyut, otaknya lelah harus memproses bahasa asing yang masih sukar ia pahami. Rapat sudah usai, tenda sudah mulai kosong, menyisakan Julius dan Arion yang masih sibuk berbincang-bincang, dan Anneth enggan untuk mengupingnya. Kepalanya sudah terlanjur sakit hanya untuk memproses alur peperangan yang baru saja Julius dan rekannya persiapkan. Setidaknya, meski kepalanya terasa pening, Anneth tetap bisa kembali ke kamar dengan perasaan lega, karena dia sudah memahami langkah peperangan yang sudah Julius persiapkan dengan cukup baik. Walau pria itu terlihat tidak meyakinkan, karena hidup di hutan tanpa mengikuti perkembangan dunia luar, namun taktik peperangan yang disiapkannya cukup meyakinkan. Asuhan hutan jelas memiliki kelas. Gebrakan meja membuat Anneth memejamkan mata terkejut. Julius bangkit berdiri dengan amarah, meja dihadapan

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Rapat

    Tujuan awal Anneth adalah menjauh sepenuhnya dari Julius, menjelma menjadi bayang-bayang yang kehilangan cahaya, tak nampak namun ada. Tapi saat Lyra mengatakan jika rapat perang akan segera dilaksanakan, Anneth segera dilanda kegelisahan. Dia menyingkap kain penutup tenda dengan langkah berat, ternyata rasa penasarannya lebih besar dibanding rasa malunya.Udara dingin segera menyambut meski pakaian yang dikenakannya sudah cukup tertutup. Tak sedingin utara, namun berhasil membuat lengan Anneth bergerak memeluk diri, serta bibir yang gemetar kedinginan. Cuaca dingin seolah bukan halangan, melainkan menjadi alasan kuat untuk membuat orang-orang tetap berkumpul dan berkerumun dengan beberapa api unggun besar di beberapa titik.Anneth sempat terkejut, ternyata para penduduk yang biasanya memakai kain seadanya untuk menutup tubuh, kini menutup diri dengan rapat, mengaku kalah pada cuaca.Gerombolan yang Anneth ciptakan bersama para pelayan yang mengiringinya, seolah mencuri perhatian pend

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status