Share

Situasi yang sulit

Penulis: Nath_e
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-14 13:47:35

"Entah, mungkin … setelah seluruh gadis kaya di dunia ini sudah habis?”

Sienna berdecak sinis mendengar jawaban konyol Hugo Bannet, “kalian benar-benar kehilangan akal. Apa kalian tidak mempertimbangkan akibatnya? Para gadis itu dipermainkan layaknya boneka. Itu menyedihkan.”

“Dipermainkan, benarkah? Heem, Laura atau … dirimu sendiri yang merasa begitu?” tanya Hugo mengejutkan hingga Sienna Hayes menoleh cepat ke arahnya.

“Jangan kira aku tidak tahu apa yang kau rasakan nona Hayes.” Hugo berkata, sedikit mendekatkan wajahnya pada pewaris pengusaha minyak terbesar di Texas itu.

“Kau menyukai Dave Carter bukan? Jika aku boleh menyarankan nona Hayes … jangan bawa cinta dalam klub ini jika kau tak ingin … kalah dengan taruhan.” ketua klub itu berbisik sangat dekat di telinga Sienna.

Hugo Bannet dengan lancangnya mendaratkan kecupan di leher jenjang Sienna, memberi gigitan kecil menggoda yang memaksa gadis cantik itu mengerang.

“Jangan memaksa, Bannet! Kau tidak tahu akibatnya.”

“Coba saja, aku bersedia menggantikan Dave jika kau mau. Tapi jangan ganggu kesenangan kami.”

Sienna tertawa sinis, menatap Hugo Bannet dalam jarak dekat. “Kau terlalu berani.”

Tatapan mata Sienna jelas menunjukkan luka dibalik sikap angkuhnya dan Hugo tahu itu. “Sekarang kau bisa menolakku tapi ingatlah pesanku nona Hayes. Jangan bawa cinta dalam klub ku.”

Sienna kesal, ia menjauh meninggalkan Hugo. Melirik sekilas pada Dave yang tengah berjoget dengan wanita sewaan tanpa peduli padanya.

“Aku ada disini jika kau berubah pikiran Sienna!” Hugo berteriak padanya sebelum pintu ruangan tertutup.

Sienna menggeram kesal, “Kau lihat saja, siapa yang akan hancur. Aku atau klub sialan ini!"

*****

Senja mulai tenggelam dibalik jendela kaca yang menghadap taman, menyisakan semburat jingga yang redup.

Laura duduk di sebuah kursi rotan di balkon samping mansion keluarga Hartwell. Gaun satin putih tipis yang dikenakannya berkibar pelan ditiup angin. Wajahnya terlihat muram tak seperti wajah calon pengantin pada umumnya.

Clara Jennings, sahabat lama sekaligus mantan teman sekampusnya, duduk bersandar sambil menatap Laura dengan wajah getir.

"Aku tidak percaya ini ... Kau, menikah dengan Dave Carter? Apa kau kehilangan akal sehatmu, Laura?" suara Clara nyaris berbisik, penuh tekanan emosional.

Laura menunduk. Jemarinya menggenggam secangkir teh yang sudah tak lagi hangat.

"Tidak ada pilihan lain ..,”

Clara menggeleng pelan. "Pilihan selalu ada, tapi kau selalu menutup mata bahkan saat kau tahu jika Dave …,”

Laura memotong cepat, "Aku tahu dia pria brengsek! Tapi semuanya sudah terlambat.”

Clara membuang napas. Matanya menerawang jauh, lalu mulai menyebutkan satu per satu bukti yang dulu pernah mereka ungkapkan bersama teman-teman lain.

"Ingat saat kita pergi ke Milan tahun lalu? Dave tidur dengan dua influencer lokal sekaligus, padahal waktu itu dia sudah bersamamu.”

"Atau Olivia, sahabat kita sendiri. Kau ingat dia mendekatinya dengan dalih membantu merintis bisnis clothing line-nya? Dia meninggalkan Olivia begitu saja setelah memberi sejuta harapan dan meninggalkan kekacauan dalam hidup Olivia.” Clara begitu kesal dan belum ingin berhenti mengingatkan fakta bejat Dave Carter.

“Dan apa kau sudah lupa bagaimana dia menghancurkan hidup pekerja magang di kantornya? Namanya Kelly, jika kau lupa!”

“Yah, aku ingat dia. Gadis muda polos yang dibuat jatuh cinta, lalu Dave memberikannya apartemen mewah.” Laura menjawab pelan.

“Dave meminta Kelly pindah ke cabang baru di luar negeri tiba-tiba sekali. Dan kau tahu, apartemen itu sekarang dihuni jalang lain yang kabarnya melayani Dave sampai detik ini!”

Laura tak bisa menahan air matanya lagi. Ia menunduk dalam, tubuhnya bergetar.

"Aku pikir... aku bisa mengubahnya. Aku pikir... dia akan serius jika aku ada untuk mendukungnya, meskipun semua orang memperingatkanku. Aku pikir kesetiaanku bisa jadi alasan agar dia berhenti jadi bajingan."

Clara menatap Laura penuh iba. "Tapi nyatanya tidak dan yang perlu kau ingat adalah … kau bukan obat untuk menyembuhkannya.”

Suasana hening sesaat.

Lalu suara Laura nyaris seperti bisikan.

"Ayahku … bisnis, saham, merger besar, masa depan perusahaan … semua tergantung padaku. Aku tidak bisa menolak.”

Clara berdiri, matanya basah. Ia memegang kedua bahu Laura.

"Jika kau menikahinya, bukan hanya masa depan yang kau korbankan tapi juga nuranimu. Kamu masih bisa pergi, Laura … sekarang."

Laura menatap sahabatnya dalam-dalam. Sorot matanya sayu penuh kesedihan. Lalu perlahan menjawab dengan suara bergetar.

"Aku tidak bisa mundur kali ini. Terlalu banyak yang dipertaruhkan. Bahkan kalau aku pergi sekarang pun... aku sudah tidak tahu ke mana aku akan pulang."

Laura termenungi di kamarnya. Ia menatap ke luar jendela, seolah menikmati hari terakhir kebebasannya sebagai seorang single.

Laura tidak menyadari bahwa keputusannya menikah akan membawa gadis itu pada pengalaman tak terlupakan sepanjang hidupnya.

Sore nanti, janji suci akan diikrarkan di depan altar, pendeta, dan para saksi. Tapi, tak seperti calon pengantin lain. Laura tidak begitu antusias menyambut hari besarnya. Hatinya masih bimbang tapi kenyataan bahwa keluarga terutama ayahnya membutuhkan ikatan resmi, mau tidak mau … Laura harus melakukannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Nanochip dan dilema

    "Nanochips!” Brian membulatkan mata birunya, menoleh cepat pada Dominic. “Nanochips ... kau menanamkannya pada Laura bukan?” Ryu Jin dan Cassandra ikut menoleh, raut wajah kedua wanita itu bak mendapat pencerahan. “Benar, kenapa kita tidak memikirkan hal ini. Dom, kau melakukannya bukan?” Cassandra menimpali “Aku …,” Dominic bingung menjawab. “Kalau dia memilikinya kita bisa menemukan posisi Laura! Bukankah terintegrasi dengan sistem mu? Artinya kita bisa melacaknya dengan bantuan satelit." Ryu Jin yang biasanya datar mendadak girang. Dominic berdehem kecil, ia mengusap tengkuknya, masih bingung hendak memulai darimana. “Tentang itu … aku,” Dominic melirik ke arah Brian yang menunggunya. Ia menarik nafas panjang, sudah menduga pertanyaan ini akan muncul. “Aku tidak pernah menanamkan nano chip pada para petinggi atau pasangan mereka termasuk Laura, termasuk kalian." Brian bertanya, “Kenapa? Bukankah setiap pengikutmu akan tertanam chip itu untuk mengontrol mereka, termasuk aku

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Semangat yang memudar

    Seminggu berlalu dan pencarian Laura masih terus dilakukan. Hari demi hari rasanya seperti neraka bagi Brian. Setiap hari Brian hanya berputar di lingkaran gelap yang sama, laporan tanpa hasil, jejak samar, dan kabar buruk yang belum bisa dipastikan kebenarannya.Setiap penemuan mayat tanpa identitas membuat darah Brian berdesir. Ia takut bakal menemukan Laura di kamar jenasah.Lucas datang dengan wajah muram, membawa kantong plastik bening. Ia menaruhnya di atas meja. Di dalamnya terdapat kalung berlian milik Laura—masih dengan GPS aktif—bersama pakaian dan perhiasan lain yang tampak kotor dan berdebu.“Kami menemukannya di pinggiran jalan hutan pinus, sekitar dua kilometer dari batas wilayah,” ucap Lucas pelan.Brian menatap benda-benda itu lama sekali, matanya merah berair. Bibirnya bergetar tanpa suara. “Hanya ini?! Lalu Laura?!” tanyanya serak sambil menggenggam kalung Laura.Lucas menunduk penuh penyesalan. “Maaf, Tuan.”Brian memjamkan matanya, menahan emosi yang nyaris tumpah

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Terjebak antara cinta dan ketidakwarasan

    “Jangan pernah berpikir Brian akan datang untuk menyelamatkan dirimu, Laura. Aku tidak suka wanita pembangkang jadi sebaiknya kau menjaga dirimu baik-baik atau kau … akan menerima akibatnya.”Peringatan Rafael Ortega sedikit menciutkan nyali Laura. Ia bertanya dalam hati benarkah Brian tidak akan menemukannya, lalu bagaimana nasibnya dan bayi dalam kandungannya di masa depan?“Kau salah besar Rafael … dia pasti akan menemukanku.” Balas Laura meski ia tak yakin dengan kalimatnya itu.Rafael menatap Laura takam, dengan jarak hanya sejengkal, Laura bisa merasakan beratnya tarikan nafas mantan koleganya itu.Rafael Ortega tersenyum sinis, ia sedikit menjauhkan tubuhnya dan membuka laci bagian atas nakas disamping ranjang.“Benarkah itu? Jangan membuatku tertawa Laura.”Rafael mengambil kotak beludru hitam dari dalam laci. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin berkilau, cincin pernikahan.Laura terbelalak saat Rafael meraih tangannya dengan kasar. Jemarinya yang dingin memaksa membuka gengga

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Obsesi Sang dokter radiologi

    Laura terbangun perlahan, kelopak matanya terasa berat. Kepalanya berdenyut, mulutnya kering, dan perutnya terasa aneh. Butuh beberapa saat sebelum ia sadar dirinya tidak lagi berada di balkon restoran Paris.Yang pertama menyambut pandangannya adalah langit-langit tinggi dengan dinding batu berwarna gelap. Lampu gantung kristal berkilau pucat, memantulkan cahaya remang.Ruangan itu luas, tetapi sunyi, nyaris terlalu sempurna—seperti sebuah vila kuno yang dipugar untuk menyimpan rahasia.Laura terhenyak. Gaun malam yang dipakainya sudah berganti dengan gaun satin putih polos. Potongannya sederhana tapi mengekspos jelas bagian atas tubuhnya.Semua perhiasan yang dikenakan mulai dari cincin, kalung, gelang, bahkan anting kecil pemberian Brian—hilang. Seolah setiap penanda dirinya sudah dilucuti. Laura panik karena dalam kalung itu terdapat penanda GPS untuk melacak keberadaannya.Ia meraba perutnya dengan gemetar, memastikan bayinya masih ada. “Dimana ini … apa yang terjadi sebenarnya?

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Penculikan yang sempurna

    Malam hari di kota Paris menyimpan daya magisnya sendiri. Menara Eiffel berkilau dengan ribuan cahaya, sementara musik akordeon jalanan mengalun lembut dari kejauhan. Di balkon restoran bergaya klasik, Laura bersandar pada kursi, kedua tangannya mengusap perutnya yang masih datar. Senyum kecil muncul di wajahnya—ia merasakan kebahagiaan.Brian menatapnya penuh kasih. “Kau ingin sesuatu lagi? Dessert, mungkin?” tanyanya.Laura menggigit bibir, matanya berputar seolah berpikir keras. “Sebenarnya ada …” ujarnya ragu.“Apapun untukmu,” sahut Brian cepat.Laura menarik napas dalam-dalam. “Aku ingin sup ramen pedas dengan kaldu tulang sapi dan taburan rumput laut… seperti yang pernah aku makan di Tokyo dulu.”Brian terdiam. Ramen? Di Paris? Malam-malam begini? Ia tahu itu hampir mustahil—bahkan restoran Jepang yang tersisa di distrik ini sudah tutup. Tapi melihat tatapan penuh minat Laura membuatnya tak bisa menolak permintaan itu.“Baiklah.” Brian meraih tangan Laura dan mengecupnya. “A

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Nasehat dari Ryu Jin

    "Biarkan dia menenangkan diri, adik kecil!” “Lepaskan,” desis Brian, ia menatap kesal pada Ryu Jin yang menahannya. “Dia sedang marah. Aku harus—” “Justru karena dia marah, kau sebaiknya tidak mengejarnya sekarang,” potong Ryu Jin tenang. “Kau hanya akan menambah keruh suasana.. Biarkan aku bicara dengannya dulu.” Ryu Jin balas menatap Brian. “Ryu benar, Brian. Ikuti kata Ryu, dia sangat ahli menenangkan hati wanita.” Dominic yang datang bersama Ryu Jin ikut bicara. “Tapi…,” Tatapan tajam Ryu Jin yang tajam seolah hendak membunuh Brian dengan katananya dalam sedetik. Ia mengalah dan membiarkan wanita cantik itu berjalan tenang menyusul Laura. Ryu Jin menemukan Laura tengah duduk di bangku taman di bagian atas gedung rumah sakit. Matanya terlihat basah, menyadari Ryu Jin mendekat Laura mengusap pipinya dari jejak airmata. “Udara di sini memang lebih segar daripada di dalam,” Ryu Jin seolah bicara pada dirinya sendiri. Ia menarik nafas panjang dan menutup matanya, m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status