Share

Bab 7

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-09-27 11:20:09

Di sisi lain, Danar langsung menyuruh asisten pribadinya--Gilang--untuk mencarikan ibu susu yang cocok untuk putranya.

Untungnya, ia pun langsung membuka lowongan kerja untuk ibu susu anak tuannya dengan syarat yang ketat.

Calon ibu susu untuk Sagara harus berasal dari wanita yang bertubuh sehat, resik dan berusia di bawah tiga puluh tahun. Selain itu, wanita itu juga harus mengikuti pemeriksaan medis oleh tim dokter yang khusus diundang datang ke sana.

Saat Danar dan Mita berada di kantor masing-masing, di kediaman mewah Danar, Gilang dan Maya-babysitter mendadak menjadi Tim HRD yang tengah melakukan interview pada calon ibu susu untuk Sagara.

Tak butuh waktu lama, para pelamar pun berdatangan. Hal pertama yang akan mereka jalani yakni proses interview. Bukan tanpa alasan, Gilang harus memastikan jika asal usul keluarga calon ibu susu jelas. Setelah itu, tahap ke dua yakni mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu oleh tim dokter spesialis. Barulah di tahap terakhir, mereka diizinkan menyusui bayi Sagara. 

Dua jam berlalu dengan cepat. Gilang dan Maya-babysitter Sagara saling lirik penuh arti. Ada tiga orang wanita yang memenuhi kriteria calon ibu susu Sagara. Kini mereka akan diberi kesempatan untuk memangku bayi Sagara terlebih dahulu sebelum benar-benar menyusuinya.

Di antara kurang lebih lima belas pelamar, hanya tiga orang yang tersisa dan sesuai kriteria yang ditentukan oleh Danar Yudistira. 

“Kalian memiliki poin yang sama. Kalian masih muda, sehat dan berpenampilan rapi dan bersih. Test selanjutnya ialah langsung melihat bayi Tuan.”

Gilang berbicara pada ke tiga pelamar wanita tersebut.

Para pelamar pun antusias untuk melihat bayi Sagara yang ternyata baru berusia dua mingguan. 

Gilang akan menguji mereka dengan melihat cara bagaimana para pelamar itu memangku bayi Sagara dan mengasuhnya.

“Pak Gilang, bagaimana ini? Den Gara malah menangis digendong oleh mereka. Apa karena asing begitu? Sama aku saja saja butuh waktu. Apalagi sama mereka? Nyonya bahkan sampai gak sudi menggendong bayinya sendiri. Aneh, ada ibu yang tak mau menyusui anaknya sendiri.”

Maya berbisik pada telinga Gilang.

Gilang menghela nafas panjang. “Yang penting coba aja dulu! Kau tahu, Tuan Danar ‘kan orangnya otoriter dan perfeksionis! Kalau beliau bilang hari ini harus sudah ada ibu susu. Maka sudah harus ada!”

Pemuda itu masih berpikir optimis.

Namun tak dinyana, baru saja salah satu calon ibu susu menyentuhnya, Sagara langsung menangis histeris. Bahkan hingga sampai calon pelamar ke tiga, Sagara tetap menangis. Rupanya, bayi tampan itu tidak bersedia disentuh oleh orang asing. 

Maya meneguk salivanya yang terasa kecut ketika melihat pemandangan itu, ia jadi teringat dirinya memang butuh waktu yang lama untuk berkenalan dengan Sagara. Namun kali ini Sagara terlihat menolak terang-terangan orang asing. 

“Mas Gilang bagaimana ini?” tanya Maya dengan melayangkan tatapan bingung pada Gilang. Ia mulai terlihat panik.

Gilang hanya mendesah pelan melihatnya. Ia bahkan lebih bingung ketimbang Maya. Sepertinya usaha mereka tidak akan berhasil! Akhirnya Gilang menyerah dan segera melapor pada tuannya. 

[Tuan Danar, maafkan saya! Tuan muda tidak bersedia digendong. Apalagi disusui oleh wanita asing. Jika Anda tidak percaya, silahkan tanya pada Maya, babysitter Tuan muda.]

Danar menarik nafas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Bahkan, suara helaan nafasnya terdengar berisik di telinga Gilang hingga membuatnya merinding ketakutan. Gilang harus segera menyiapkan mentalnya. Danar pasti akan marah padanya karena tidak becus melakukan pekerjaannya.

Alih-alih menjawab pertanyaan Gilang, Danar berkata hal lain. [Nyonya Mita di mana?]

[Nyonya Mita pergi ke kantor Tuan.]

Gilang menjawab dengan hati-hati. Ia juga meringis saat melihat Maya yang kini tengah menimang-nimang Sagara akibat tangisannya enggan berhenti.

Danar menutup sambungan telepon sepihak. Ia menghela nafas pelan. Ia cukup bersabar menghadapi istrinya yang memang selalu menguji dirinya. Mita sendiri yang menginginkan anak, namun setelah anak itu hadir, ia justru tak bersedia merawatnya. Seharusnya Mita berada di sana merawat bayi mereka dan ikut menyeleksi calon Ibu susu untuk Sagara.

Karena merasa khawatir, Danar pun memutuskan menyudahi pekerjaannya dan pulang ke rumah. Ia akan pulang dan memutuskan siapakah ibu susu untuk putranya.

****

Di sisi lain, Embun Ganita tercenung saat mendengar jawaban Mbak Nuri yang mengatakan padanya bahwa ia bekerja untuk seorang pengusaha terkenal bernama Danar Yudistira. Tubuhnya gemetar dan jantungnya berdetak tak karuan. 

Tuhan mendengar doanya. Keinginan untuk bertemu dengan putranya akan segera terwujud. 

Embun berusaha mengendalikan emosi di matanya yang berkilat-kilat. Rasanya ia ingin bergegas mendatangi rumah mantan suaminya. Namun bagaimana caranya agar berhasil? 

Setelah memutar otak, akhirnya Embun menemukan sebuah ide.

“Mbak Nuri, apa masih ada lowongan kerja di sana? Saya sangat butuh pekerjaan. Saya bisa memasak dan beres-beres rumah.”

Embun mengutarakan alasan mengapa ia ingin bekerja di kediaman Danar Yudistira. Bagaimanapun caranya, ia harus bisa pergi ke sana. Sungguh, ia merindukan bayinya.

“Saya gak tau, Neng. Maaf, setahu saya Tuan Danar tidak sembarangan mempekerjakan asisten rumah tangga. Beliau selalu merekrut pekerjanya dari yayasan. Itupun melalui Mas Gilang, aspri beliau.”

Mbak Nuri menatap Embun dengan tatapan yang rumit. Di matanya Embun seorang gadis cantik yang lugu dan datang dari kampung. Ia merasa iba padanya dan ingin membantunya.

 Namun masalahnya, ia tidak memiliki wewenang mengajaknya ke rumah majikannya. Ia juga tidak mau mengambil resiko membawa orang asing ke sana. Meskipun terlihat lugu, ia juga khawatir ternyata aslinya Embun itu seorang penipu. Jika ia keliru mengambil langkah, ia pasti menerima konsekuensi dipecat oleh atasannya. 

Embun menunggu jawaban Mbak Nuri dengan penuh harap. Seketika rajut wajahnya berubah sendu. “Aku butuh pekerjaan karena ayahku terlilit hutang, Mbak Nuri. Makanya aku sampai datang ke kota. Padahal aku tidak pernah menginjakan kaki di sini. Aku juga menunggu di halte karena tersesat. Aku sudah menelepon adikku tetapi tidak diangkat,”

Mendengar cerita Embun, rasanya hati wanita mana yang tidak tega mendengarnya. Mungkin usia Embun sepantaran adik bungsunya.

Siapa sangka ternyata Mbak Nuri mengangguk dan mengijinkan Embun ikut bersamanya.

“Makasih Mbak Nuri,” imbuh Embun Ganita dengan perasaan membuncah bahagia. Akhirnya ia bisa segera menemui putranya. Semoga saja! 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Extra Part (Ending)

    Sepuluh Tahun KemudianLangit pagi itu cerah di kawasan perbukitan tempat kediaman keluarga Manggala berdiri megah. Rumah bergaya modern tropis dengan sentuhan klasik itu dikelilingi taman bunga dan pepohonan rindang, dibangun oleh Aldino, sang kakek yang visioner. Di halaman belakang, terdengar suara tawa anak-anak dan langkah kaki berlarian.Kini Manggala mengambil alih perusahaan sang ayah, sedangkan Jeena menjadi seorang pianis seperti ibunya. Ia juga bahagia menjadi seorang ibu dari empat orang anak. “Mas Sagara! Tunggu aku dong!” seru Bintang, bocah sepuluh tahun yang berusaha mengejar kakaknya.Sagara menoleh sambil tertawa. “Cepat dong, Bintang! Katanya mau lomba lari?”Dari balik pintu kaca, dua gadis kembar berambut panjang hitam–berusia tujuh tahun, Savana dan Aurora, berseru bersamaan, “Mamaaa! Mas Sagara gak mau ajak kita main!”Jeena, yang tengah menyiram bunga, menoleh sambil tersenyum. “Kalian gak usah ikut main lari-larian. Kalian bisa kan main yang lain,”Savana dan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 431

    Tiga minggu telah berlalu sejak kecelakaan itu.Alby akhirnya pulang ke Jakarta. Ia masih lemah, tubuhnya belum sepenuhnya pulih, tapi kesadarannya sudah kembali. Dan itu saja sudah cukup membuat seluruh keluarga menghela napas lega.Di kamar yang tenang, Alby perlahan duduk di sisi ranjang. Levina sigap menopangnya.“Kamu yakin udah kuat buat berdiri?” tanyanya pelan, seolah takut suaranya akan membuat Alby goyah.Alby tersenyum tipis. “Aku nggak selemah itu, Lev… Tapi kalau kamu tetap mau di sini, aku nggak keberatan.”Senyum itu begitu lemah, tapi cukup untuk menggetarkan hati Levina. Ia membalas tatapan itu dengan lembut, menyembunyikan guncangan di dadanya. Sejak hari pertama Alby tak sadarkan diri, Levina tidak pernah meninggalkan sisinya.Ia bertahan, bahkan ketika dokter kehilangan harapan. Dan, keluarga Basalamah mengabaikannya. “Lev,” suara Alby pelan.Levina menoleh cepat. “Hmm?”“Makasih ya… sudah rawat aku.”Alby menatap Levina dengan senyum tipis.Levina diam kemudian m

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 430

    RS Bali International Cahaya lampu rumah sakit memantul di lantai keramik yang licin, menciptakan suasana dingin dan sepi. Di balik pintu ICU yang tertutup rapat, Alby tengah berjuang mempertahankan hidupnya. Tubuhnya penuh luka, sebagian tulangnya retak, dan kepalanya mengalami trauma berat akibat benturan keras dalam kecelakaan.Di ruang tunggu ICU, suasana dipenuhi ketegangan.Dokter Bagas, ahli bedah saraf yang menangani Alby, keluar dengan wajah serius langsung mengabari kondisi Alby saat ini pada keluarga; Sulis-Ali, Beryl, Ana-dr Zain, dan Manggala-Jeena yang langsung terbang ke Bali setelah mendapat kabar buruk mengenai kecelakaan yang menimpa Alby.Dokter Bagas berkata. “Kami sudah melakukan tindakan penyelamatan secepat mungkin. Alby mengalami pendarahan hebat di otak serta beberapa patah tulang rusuk yang melukai paru-paru kirinya. Kami telah memasang ventilator dan melakukan dekompresi kranial untuk mengurangi tekanan pada otaknya.”Tak ada yang berbicara. Wajah Ali pucat,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 429

    “Hari ini mendadak sepi, ya?”Levina menoleh. Alby ada di sampingnya, berjalan santai di antara deretan pohon mahoni yang mulai meranggas. Cahaya senja memantulkan rona keemasan di wajah mereka, menciptakan siluet yang tenang namun menyimpan gelombang perasaan yang tak terucap.Alby menatap tunangannya dengan lembut. Banyak hal ingin ia katakan, tapi belum waktunya. Ia hanya meraih jemari Levina dan menggenggamnya erat. Namun, kali ini Levina tidak menolak. Ia tahu harus berpura-pura menjadi kekasih Alby dengan sebaik mungkin.“Besok kita menikah. Tapi hari ini… izinkan aku jujur.”Alby menatap Levina dari samping. Meskipun Levina selalu menampilkan wajah dengan minim ekspresi, di matanya gadis itu terlihat cantik. Mungkin wanita tercantik yang pernah ia sukai. Ia menyukai segala hal tentang dirinya. Entah sejak kapan, Ia mulai merasakannya. Alih-alih merespon perkataan Alby, Levina menatapnya dalam. “Aku dengar kau sudah melaporkan Bella dan Roger.”Alby mengangguk pelan. “Aku rekam

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 428

    “Lihat nih! Komennya udah tembus sepuluh ribu. Gila, Bella, kamu viral!”Manager Bella, seorang wanita berkacamata bernama Fara, tertawa kecil sambil menyodorkan ponsel ke arah kliennya. Di layar, unggahan Bella sedang dibanjiri komentar dan likes. Foto-foto kontroversial dengan Alby—yang sengaja diposting ulang oleh akun fanbase-nya, membuat namanya melejit dalam semalam.Bella tersenyum tipis, membolak-balik notifikasi dengan santai.“Ya... kalau skandal bisa bikin aku trending, kenapa nggak?” ujarnya ringan.Fara menyikut lengannya. “Kamu jahat juga, ya.”Bella menjawab dengan anggukan percaya diri. “Dunia hiburan bukan tempat buat yang terlalu baik.”Namun sebelum mereka bisa tertawa lagi, pintu studio tempat mereka santai tiba-tiba terbuka keras.BRAK!Keduanya terlonjak kaget. Di ambang pintu, berdiri Alby dengan sorot mata yang tak pernah Bella lihat sebelumnya—dingin, tajam, dan penuh kemarahan yang ditekan.“Untuk apa kamu lakukan ini, Bella?”Nada suaranya rendah, tapi mengge

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 427

    “Astaga, Bella, sialan!” gumam Alby saat melihat layar ponselnya. Foto-foto itu terpampang jelas. Ia dan Bella terlihat terlalu dekat. Mereka seperti sepasang kekasih.Skandal itu tersebar begitu cepat. Akun-akun gosip di X dan I*******m berebut menaikkannya, sementara bot-bot anonim memperkeruh suasana dengan komentar tajam dan spekulasi kejam. Nama Alby mendadak trending, bukan karena prestasi, tapi karena ciuman yang tak pernah benar-benar terjadi.Dengan geram, Alby melemparkan ponselnya ke meja. Ia ingin menyangkal semua ini, tapi bagaimana? Mata kamera tidak pernah peduli pada kebenaran—hanya pada apa yang terlihat.Ponselnya bergetar. Nama “Mommy” tertera di layar.Sulis tidak pernah menelepon tanpa alasan. Dan kali ini, Alby tahu persis apa yang membuat ibunya menelepon di tengah malam, saat hujan mengguyur kota seperti murka langit yang tak tertahan.Sulis duduk anggun di sofa ruang tamu. Ruangan itu sepi, tapi hawa di dalamnya menggigit seperti salju saat musim dingin. Alby

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 426

    Di kediaman Mahesa“Levina…” suara Roger terdengar pelan dan penuh simpati saat ia masuk ke dalam ruang tamu di mana Levina sedang duduk, membaca buku.Levina menatapnya, keningnya berkerut. “Roger? Ada apa?”Hubungannya dengan Roger mulai membaik. Keluarga Roger datang dan meminta maaf pada Mahesa atas apa yang telah Roger lakukan.Roger tersenyum lalu duduk bergabung dengan Levina, seolah menimbang-nimbang kata-kata yang ingin ia ucapkan. “Aku mendengar kabar yang cukup mengejutkan.” Ia mencoba menatap Levina dengan ekspresi prihatin, namun dalam hatinya, ada kepuasan yang terselip. “Aku... aku dengar kalau Alby terlibat hubungan dengan seorang penyanyi pendatang baru. Mereka... kedapatan di beberapa tempat bersama. Selingkuh, mungkin.”Levina hanya mengangkat alis. “Oh,” jawabnya singkat, tanpa ekspresi lebih lanjut. “Kapan kamu mendengarnya?”Roger sedikit terkejut dengan respons Levina yang begitu datar. “Baru beberapa hari yang lalu. Sepertinya mereka terlihat sangat dekat. Aku h

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 425

    Di sebuah lounge hotel mewah, Roger duduk menyilangkan kaki sambil menatap layar ponsel. Di sampingnya, seorang wanita berambut panjang duduk dengan senyum menggoda—Bella, penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun.“Jadi... lo cuma mau gue foto bareng dia?” tanya Bella dengan alis terangkat. “That’s it? Gue pikir bakal lebih ekstrem.”Roger tertawa pelan, suaranya tenang namun licik. “Nggak perlu ekstrem. Cukup satu foto. Waktu yang pas, tempat yang pas. Publik akan percaya kalau Alby ternyata sama aja kayak pria lainnya. Dan Levina... perempuan dengan prinsip seperti dia? Dia akan mundur sendiri.”Bella mengangkat bahu. “Easy. Asal bayarannya sepadan.”Roger menyerahkan sebuah cek yang sudah ditandatangani olehnya. “Lihat sendiri.”Bella tersenyum licik. “Deal.”Roger bersandar, lalu menyesap kopinya. Matanya menatap kosong ke depan. “Sorry, Alby... Aku lebih dulu kenal Levina. Dan aku nggak akan biarin kamu ambil Levina,” Roger sudah mendengar kabar tentang Levina yang sudah di

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 424

    Rumah besar keluarga Ana Basalamah sore itu lebih sunyi dari biasanya. Dedaunan bergerak pelan ditiup angin, dan cahaya matahari yang menembus kaca jendela membuat ruangan terlihat hangat—meski hati sebagian penghuninya masih membeku.Di ruang keluarga, Sagara duduk di atas karpet bulu berwarna krem. Bocah empat tahun itu memeluk boneka dinosaurus hijau miliknya. Matanya masih sembab, dan tak ada satu pun senyum terukir di wajah kecilnya.Pasha duduk tak jauh darinya, memangku salah satu putra kembarnya—Rayyan—yang tengah bermain mobil-mobilan sambil tertawa sendiri. Di sisi lain, Rosa menggendong Rafael yang baru saja tertidur di pangkuannya. “Gara,” panggil Pasha dengan suara pelan.Sagara menoleh perlahan. Ia belum sepenuhnya nyaman, belum juga paham sepenuhnya apa yang terjadi dengan ayahnya.Pasha mencoba tersenyum. “Papa Pasha bawa mainan, mau lihat?”Bocah itu hanya mengangguk kecil. Pasha mengeluarkan satu set puzzle binatang dari dalam tasnya.“Coba tebak ini apa?” Ia mengang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status