Share

chapter 2

Author: Queen halu
last update Last Updated: 2025-06-04 15:04:23

Richalle menggila, ia mengambil satu botol wine yang cukup mahal di atas meja lalu menuangkannya diatas kepala Bima

"Karna ini alkohol yang terlalu mahal untuk disiramkan ketubuh Lo. jadi, berterima kasihlah sama gue." Richelle Tersenyum miring.

"Hentikan, Richalle! Apa kau sudah gila? apa yang sedang kau lakukan." bentak Bima.

Richalle menatapnya datar, "Apa Lo ingin melihat kegilaan gue yang sebenarnya? saat ini gue Masih cukup tenang." wajahnya tanpa ekspresi apapun.

"Ya.......Richalle!" suara Bima naik dua Oktaf.

"Jangan berani memanggil nama gue dengan mulut Lo yang kotor itu!" Potong Richalle dengan suara menggelegar menyita perhatian para karyawan yang tersisa disana.

"Gue ngak pernah sekalipun merasa menyesal telah menghabiskan uang gue. tapi untuk pertama kalinya gue menyesal sudah menghabiskan uang untuk lelaki brengsek kaya Lo!"

Richalle menatapnya tanpa belas kasih. "Lepaskan," bima menatapnya bingung.

"lepaskan semua barang yang gue berikan buat Lo selama ini, kalau Lo tidak ingin melihat kegilaan gue yang sesungguhnya." ancamnya.

Bima melirik ke sekelilingnya, disana para karyawannya semua menonton aksi gila itu. malu? tentu saja dia malu.

Melihat bima terlalu lambat melakukan apa yang dia minta, suara nya kembali mendominasi. "Cepat lepaskan!"

Dengan gerakan berat, bima mulai melepaskan satu persatu yang melekat pada dirinya. mulai jam, kemeja, sepatu, dasi.

"Celana itu juga dari Gue," Bima menatapnya kesal, melepaskan celana itu dan hanya menyisakan bokser.

Richalle menatap datar barang-barang itu, "Padahal selama ini gue melindungi Lo dengan barang-barang mewah ini. tapi, ternyata bau sampah memang tidak akan pernah bisa ditutupi." ia tersenyum tipis.

Richalle bejalan kearah wanita itu, hendak melayangkan botol wine itu dikepalanya. Melihat wanita itu ketakutan membuatnya merasa puas.

Lalu, pandangnya jatuh kearah wanita itu, "Dan Lo! Lo fikir gue akan hancur hanya karena diselingkuhi?" Richalle Tetawa menatapnya.

"Ambil saja bajingan itu, gue sudah tidak membutuhkan nya. jika dilihat-lihat, kalian cocok juga, sama-sama sampah."

Sebelum benar-benar pergi, ia kembali berkata Dengan nada remeh. "Oh.....satu lagi. dia tidak seperti yang Lo lihat, butuh banyak uang untuk menjaganya agar tetap seperti ini. dia seperti ini karna uang yang gue berikan. Tapi....gue ngak yakin Lo mampu," Richalle memandang penuh ejekan. kemudian meninggalkan tempat menjijikan itu.

Setibanya diluar, nafasnya menggebu-gebu, ia berjalan dengan langkah lebar.

"Aaaaaa, brengsek! gue benci Lo, Bima! gue benci!" Ia meluapkan emosinya tanpa peduli pada tatapan orang-orang padanya.

Air mata mulai mengalir deras, dan ia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk menahan tangis ini.

"Bagaimana bisa? Bagaimana dia tega berselingkuh? gue telah memberikan segalanya untuk dia. gue bahkan rela meninggalkan rumah dan pekerjaan Gue, hal yang selama ini menjadi bagian besar dalam hidup gue, hanya demi lelaki brengsek seperti dia!" Suaranya pecah dengan isakan yang semakin keras.

Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan berantakan seperti ini. Bima, lelaki yang ia cintai sepenuh hati, yang ia pikir akan menjadi bagian dari setiap momen penting dalam hidupnya ternyata menikamnya dari belakang.

Richalle merasa seperti seorang bodoh. "Kenapa gue percaya begitu saja? Kenapa gue berpikir dia akan menghargai setiap pengorbanan Gue? brengsek! brengsek!" ia melampiaskan amarahnya pada bantal disana. Sebuah rasa kecewa dan marah yang begitu dalam membakar di dadanya.

Sementara ditempat lain, seorang pemuda dan wanita paruh baya sedang duduk bersama disalah satu restoran.

Baru saja ia mendudukkan tubuhnya setelah seharian berkutat dengan setumpuk pekerjaan, pertanyaan sang nenek membuat kepalanya semakin pusing.

"Dimana calon istri yang kamu katakan tadi?." Wanita paruh baya itu celingukan mencari sosok gadis yang dikatakan cucunya di telepon tadi siang..

"Nek, sabarlah. aku pasti akan membawanya bertemu dengan mu, tapi tidak hari ini." Balasnya lelah.

Demi menghindari desakan sang nenek, ia terpaksa berbohong bahwa dirinya sudah memiliki kekasih. jika tidak, nenek akan menjodohkan nya Terus menerus dan itu sangat melelahkan.

Fiona menatap cucunya dengan kesal, "Awas saja kalau kamu membohongiku, aku akan mogok makan satu Minggu," ancam Fiona nya.

Karel Raymon Kasair, yang kerap di panggil Karel itu tampak prustasi lalu, meraih kedua tangan neneknya.

"Nek, mana boleh seperti itu, nenek harus makan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Aku akan memastikan nenek baik-baik saja." ia mencoba tersenyum ditengah rasa prustasi nya.

Fiona melengos, ia sudah lelah menghadapi Cucunya itu. sudah entah berapa wanita yang dia kenalkan dan semuanya ditolak olehnya.

"Kalau kamu ingin nenek sehat terus Makanya kamu menikah. Kamu adalah cucu satu-satunya yang nenek miliki didunia ini, hanya kamu yang nenek harapkan agar bisa menimang cicit. Apa kamu ingin melihat nenek mati dulu baru kamu menikah?" Ketusnya.

Karel menghela nafas panjang, ini adalah kata-kata andalan nenek untuk mengancam nya.

"Tidak Nek! jangan bicara seperti itu lagi," katanya tak suka.

"Kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai jarang pulang kerumah. kamu fikir Nenek tidak kesepian dirumah? CK...jika ada menantu dan cicit pasti aku tidak akan sendirian lagi."

ia menatap tajam cucunya itu. "Usia kamu sebentar lagi sudah 30 tahun loh, sudah siap untuk berumah tangga. Kamu itu sempurna, sudah tampan, gagah, hidup sudah mapan, pekerjaan sudah ada. harta kita tidak akan habis sampai tujuh turunan. Apa lagi yang kamu cari? Semua wanita yang aku tunjukkan semuanya kamu tolak." Fiona menghembuskan nafas kasar.

Karel terseyum memegang tangan Fiona. "Iya Nek, karel akan segera menikah. Tapi, Karel akan menikah dengan gadis pilihan Karel,"

Fiona membuang wajah kesamping, merasa kesal Melihat cucunya itu. "Jika besok kamu tidak membawa gadis itu kerumah ini, maka kamu tidak punya alasan untuk menolak starla."

Karel memaksakan senyumnya, ia benar-benar tidak ingin menikah. baginya, pernikahan itu melelahkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 27

    Pagi itu cerah, sama cerahnya dengan perasaan Karel yang sedang berbunga-bunga. Karel bangun lebih awal dari Richalle, sengaja memanfaatkan waktu sunyi ini untuk membuatkan sarapan spesial untuk Richalle. Rasanya aneh, bahkan para pembantu rumah pun tampak heran melihatnya berkutat dengan peralatan dapur—sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Karel tahu ini momen langka, tapi ia ingin melakukan ini untuk wanitanya, menunjukkan betapa dia peduli dan tulus tanpa harus hanya berkata-kata. Ketika karel memerintahkan para maid untuk tidak masuk ke dapur, ia merasa seperti membuka pintu baru dalam hubungan kami. “Kenapa aku tidak pernah melakukannya lebih dulu?” batinnya "Jika sejak awal aku menyadari perasaan ini. Pasti sekarang kami sudah memiliki bayi yang lucu sesuai permintaan nenek." Gumamnya Tekekeh kecil. Ini mungkin hal kecil, tapi aku ingin Richalle tahu bahwa aku ingin berusaha, meski harus belajar dari nol. Dikamar yang remang, Richelle perlahan membuka mata

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 27

    Sejak hari itu, Richalle begitu dingin padanya. Biasanya dia cerewet, bahkan tak pernah berhenti mengoceh tentang hal-hal sepele.Tapi sekarang, kata-katanya hanya sepatah dua saja, dan itu membuat Karel tidak tenang.Apa yang terjadi dengannya? Kenapa sikapnya berubah begitu drastis? Ia bertanya-tanya, namun tak berani menanyakannya langsung.Karel masih duduk di meja kerjanya, berkutat dengan laptop. Walaupun matanya sulit lepas dari layar yang sebenarnya sudah tak ia simak lagi.Richalle baru saja selesai mandi, aroma sabun dan hangatnya udara membuat suasana kamar terasa kaku.Beberapa hari ini, mereka sudah tidur dalam satu kamar, tapi rasanya seperti ada tembok tebal yang membentang di antara kami.Saat Richalle selesai dengan ritual skincare-nya, dia berjalan pelan menuju tempat tidur, bersiap untuk tidur.Richalle memunggungi Karel tanpa sepatah kata pun. Karel meliriknya lalu menutup laptopnya perlahan, melangkah mendekat dan duduk di sampingnya.Richalle tetap diam, punggung

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 26

    Di sinilah Richalle sekarang, di sebuah kafe yang cukup menenangkan pikirannya. Richalle duduk terpaku, memandangi secangkir kopi yang mulai dingin. Namun, pikirannya sama sekali tak tenang. Bayangan Grecia yang menggandeng tangan Karel berulang kali melintas di depan matanya, seperti pengkhianatan yang terus mengoyak hatinya. Tangannya tanpa sadar menggenggam gelas itu dengan erat, wajahnya pun terkunci dalam kemarahan yang pekat. "Sialan! Kenapa gue terus-terusan mikirin mereka? Apa urusannya sama gue? Mau Om kulkas itu gandengan kayak perangko sama tu cewek juga, apa perdulinya sama gue?" batinnya penuh kebencian, berusaha menepis rasa sakit yang menggerogoti.D Dadanya terasa sesak, napas pun berat, dan ada bisikan kecil di kepala yang membuatnya tercengang sendiri. "Apa gue... mulai suka sama si Om rese itu?"Richalle mengguncangkan kepala sekuat tenaga, menolak kenyataan itu. "Gak! Gak mungkin gue jatuh cinta sama cowok kasar kaya dia! Jangan percaya pikiran itu Richalle!" g

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 25

    Setelah memastikan Karel pergi barulah Richalle keluar dari kamarnya. Ia menghela nafas lega, "huh.... akhirnya dia pergi juga," gumamnya. Richalle berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya, ia melihat beberapa menu kesukaan nya ada di atas meja. "Wah.... Bibik, bagaimana bibik tahu makanan kesukaannya aku?" Tanya Richalle kepada bik izah. Bik izah Tersenyum sambil meletakkan susus nya dimeja. "Bukan bibik non, tapi tuan muda," katanya setengah berbisik. Richalle menatap bibik Izah dengan rasa bingung yang mulai mengusik pikirannya. “Maksud bibik, Om Karel?" tanyanya, mencoba mencari kepastian. Bibik Izah mengangguk pelan, senyum kecil terukir di bibirnya. "Benar Non, sebelum berangkat kerja, Tuan Muda menyempatkan menyiapkan sarapan untuk Non. Betapa romantisnya, Tuan Muda begitu mencintai Non," katanya dengan penuh rasa bangga. Richalle tersenyum tipis, ia bergumam dalam hati. Mencintai? Haha, itu terlalu jauh untuk mereka. Pernikahan kami hanya sandiwara sem

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 24

    Richalle bangun dari tidurnya, saat ini jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ia berjalan dengan lunglai, seolah nyawanya belum terkumpul."Pagi, Om." Suaranya melemah saat melihat Karel berdiri di balkon, sosoknya tampak dingin dan tak bergerak.Richalle menghembuskan napas berat, lalu menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa, berharap tidur bisa mengusir rasa sakit yang masih menggunung di kepala."Ah... kepala gue sakit banget," gumamya sambil memegangi pelipis, rasa pusing seolah tak mau pergi begitu saja.Matanya menatap Karel yang tetap membelakanginya tanpa kata.Ia mencoba mengingat kembali malam tadi. "Om, tadi malam om yang bawa gue pulang?" tanyanya suara serak karena bingung.Ia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi setelah club bersama Flora. Bagaimana dia bisa sampai di rumah? Richalle sama sekali tidak mengingat apapun.Kenapa ingatannya terasa kosong begitu?Karel membalikkan tubuhnya, menaikkan satu alis, menatapnya dengan tatapan dingin."Dia tidak menging

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 23

    Adam membisikkan sesuatu padanya, Karel mendengar informasi apa yang disampaikan Adam pun langsung bangkit dari kursi kerjanya."Siapkan mobil," Ujarnya dengan nada rendah.Adam mengangguk, keduanya turun ke lobby. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah mengantar Richalle pulang kerumah, Karel pergi lagi karna ada urusan perkejaan yang harus segera ia bereskan.Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, Mobil Karel berhenti di salah satu club malam.Karel turun dari mobil, menatap bangunan tempat hiburan malam itu. "Tunggu disini," ujar Karel.Adam mengangguk kan kepalanya, Adam mendapatkan informasi dari bodyguard yang diam-diam di utus oleh Karel untuk menjaga Richalle. Ia mengetahui bahwa Nona Richalle sedang berada di club malam. Dan tanpa ragu ia memberitahukan hal ini kepada karel.Karel sudah berada di dalam club, dentuman musik terdengar ditelinga. Karel mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Richalle.Setelah berdesakan mencari-cari, akhirnya Ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status