Share

Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan
Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan
Author: Queen halu

chapter 1

Author: Queen halu
last update Huling Na-update: 2025-06-04 09:37:46

Gadis dengan nama lengkap Richelle Aurelia Chanez, yang kerap dipanggil Richalle itu, kini dalam perjalanan menuju kantor tunangan nya dengan hati yang gembira. Karena Hari ini adalah hari ulang tahunnya sekaligus hari, dimana mereka resmi menjadi sepasang kekasih dalam ikatan pertunangan.

Sepanjang perjalanan ia tersenyum membayangkan bima memberinya suprise seperti adegan di drama-drama Korea.

Ia memegangi dadanya yang berdebar, "Kenapa perasaan gue ngak enak gini?" Ada rasa aneh merambat dalam hatinya, firasat buruk memenuhi kepalanya namun ia mencoba menepisnya.

pamandangannya jatuh pada bekal yang ia bawa, "Pasti bima suka deh sama masakan gue," Senyumannya merekah, sambil melirik bekal yang ia bawa untuk tunangannya itu.

Sebagai bentuk perayaan anniversary sebagai pasangan, Richalle inisiatif membuat makanan kesukaan Bima.

Beberapa hari ini bima bekerja dengan keras membuat hati mungilnya tak tega. Calon suaminya itu bekerja siang dan malam demi untuk menghalalkan nya. Sementara dia hanya duduk diam Saja dirumah tanpa melakukan apapun.

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya ia tiba di depan kantor Bima. Dengan hati yang riang dan langkah ringan, Sebuah senyuman kecil muncul di wajahnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, begitu ia melangkah masuk ke dalam kantor yang sudah cukup sunyi, suara bisikan lirih itu terdengar—tajam seperti pecahan kaca yang menusuk telinganya.

Tatapan sinis, dan bisikan karyawan mengenai penampilannya terdengar. suara mereka mungkin pelan, tapi cukup jelas untuk membuatnya berhenti sejenak.

Tapi, Richalle tidak mempedulikan nya. ia mengangkat wajahnya kembali, melanjutkan langkahnya ke depan tanpa mempedulikan tatapan dan komentar mereka. ia melangkah dengan percaya diri seolah didalam ruangan itu Tidak ada siapa-siapa.

Saat langkah nya mulai mendekati pintu ruang kerja Bima, Richalle merasa semangatnya kembali menyala. Bagaimanapun, di balik ketidaksukaan beberapa orang terhadapnya, ia yakin ada satu orang yang benar-benar menerima dirinya apa adanya—Bima.

Saat hendak mengetuk pintu, Richalle mendengar suara menjijikan dari sela pintu yang tidak terkunci.

"Yah, terus. begitu sayang....."

Suara menjijikan itu memasuki indra pendengarannya, membuatnya mual.

"Sungguh keterlaluan!"

Richalle mengepalkan kuat tangannya. Tidak salah lagi, ia sangat mengenal suara itu.

Keringat dingin mulai membanjiri wajahnya, dengan emosi yang menggebu-gebu, tanpa berfikir panjang Richalle mendorong pintu itu dengan kasar.

Ia terpaku di tempat, tubuhnya membeku, tidak mampu bergerak. Di depan matanya, ia menyaksikan tunangannya tengah berhubungan intim dengan seorang wanita. bahkan, posisi mereka masih menyatu.

Pandangannya memburam, hatinya yang sebelumnya dipenuhi harapan kini remuk dalam sekejap. Tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan rasa sakit ini, tetapi dalam keheningan itu, ia tahu satu hal: dunianya baru saja runtuh..

Disana, wanita itu sibuk membenarkan kancing bajunya. Sementara bima menegakkan tubuhnya, menampilkan wajah tak bersalah.

Dadanya naik turun menandakan emosi sedang menguasai dirinya. "Lo! dasar wanita murahan! menjijikan!" Tanpa belas kasih Richalle langsung menjambak rambut panjang wanita itu.

"Arghh... lepaskan SIALAN!" Pekik wanita itu meringis memegangi rambutnya yang ditarik kuat oleh Richalle.

Bima menarik tangan Richalle agar menjauh dari wanita itu, "Apa yang kau lakukan disini? Bukankah aku sudah bilang kalau aku lembur?" Tangannya dicengkeram kuat.

Dengan kasar Richalle menarik tangannya dari cengkraman bima. "Kalau Gue nggak datang hari ini, gue nggak akan mengetahui kelakuan bejat Lo ini dibelakang gue!" pekik Richalle dengan menggebu.

kemudian ia tertawa kecut, "Kau bilang Lembur? maksud Lo lembur bersama jalang ini, iya?" tatapan tajam menyorot kearah wanita itu. "Menjijikan!"

Wajahnya tertoleh kesamping, Telinganya berdenging, rasa panas menjalar di pipinya saat bima menamparnya.

"Lo mukul Gue? demi wanita jalang ini?" Richalle menatapnya sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

Wanita itu mendekat dengan langkah percaya diri sambil melenggokkan pinggulnya. jemarinya dengan lancang meraba dada bidang Bima yang dibiarkannya terekspos tanpa rasa bersalah. Kemudian, dia berbalik ke arahnya, dengan mata yang penuh hinaan.

"Aku adalah pacarnya," katanya dengan suara manis yang berubah menjadi racun. Tatapannya menjelajahinya dari ujung kepala hingga kaki seperti ia ini tidak lebih dari debu yang terinjak.

Tangan Richalle mengepal kuat, dadanya naik turun menandakan emosi sedang berkobar di dalam sana.

Wanita itu melanjutkan ucapannya, "Pantas saja Bima meninggalkanmu. Lihatlah dirimu! Kau bahkan tidak tahu cara merawat diri. Mana mungkin Bima betah sama model pembantu seperti ini," ejeknya dengan senyum sinis menelisik penampilan Richalle.

Amarah di dadanya memuncak. Tangannya bergerak cepat memberikan tamparan keras diwajahnya.

"Bahkan baju Gue ini lebih mahal dari harga diri Lo!" Desis Richalle dengan tatapan tajam.

"KAU!" wanita itu hendak melayangkan tamparan padanya, namun dengan cepat di tangkap olehnya.

Richalle menghempaskan kuat tangan wanita itu hingga tubuhnya terhuyung. "Satu lagi.... Lo bukanlah pacarnya, lebih tepatnya selingkuhan dia!"

lalu, Richalle menatapnya tajam, namun bukan wanita itu yang paling melukai hatinya. Matanya beralih pada Bima, lelaki yang berdiri kaku di tempatnya, hanya diam tanpa satu kata pun keluar dari mulutnya.

Suaranya bergetar, penuh emosi. Napasnya tersengal, dadanya naik turun seperti ada bara api yang membakar di dalamnya.

"Ternyata benar kata, Papa, Lo adalah lelaki brengsek! gila selangkangan!"

"Seharusnya Gue tidak memberikan hati Gue sama cowok brengsek kaya Lo!" sentak nya dengan suara bergetar.

Matanya mulai terasa panas, berkaca-kaca menahan semua gejolak yang mendidih di dadanya.

Lalu, dengan enteng, kalimat itu keluar dari mulut Bima, tanpa sedikit pun rasa bersalah. "Itu salahmu sendiri. Lihatlah penampilanmu itu? Kau lebih pantas menjadi pembantuku daripada pasanganku," katanya, tanpa hati, suaranya tajam seperti silet, langsung menorehkan luka di hatinya, menusuknya, menghancurkan semua kebanggaannya dalam sekejap.

Satu tamparan mendarat di pipinya, darahnya mendidih mendengar ucapan itu. "Kalau gue berpakaian cantik dan berpenampilan menarik! selera gue bukan Lo lagi!" cetusnya tajam

"Ternyata ini alasan kenapa harus berpasangan dengan orang yang selevel. bukan gue yang ngak pantas buat Lo, tapi elo yang ngak pantas buat gue!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 27

    Pagi itu cerah, sama cerahnya dengan perasaan Karel yang sedang berbunga-bunga. Karel bangun lebih awal dari Richalle, sengaja memanfaatkan waktu sunyi ini untuk membuatkan sarapan spesial untuk Richalle. Rasanya aneh, bahkan para pembantu rumah pun tampak heran melihatnya berkutat dengan peralatan dapur—sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Karel tahu ini momen langka, tapi ia ingin melakukan ini untuk wanitanya, menunjukkan betapa dia peduli dan tulus tanpa harus hanya berkata-kata. Ketika karel memerintahkan para maid untuk tidak masuk ke dapur, ia merasa seperti membuka pintu baru dalam hubungan kami. “Kenapa aku tidak pernah melakukannya lebih dulu?” batinnya "Jika sejak awal aku menyadari perasaan ini. Pasti sekarang kami sudah memiliki bayi yang lucu sesuai permintaan nenek." Gumamnya Tekekeh kecil. Ini mungkin hal kecil, tapi aku ingin Richalle tahu bahwa aku ingin berusaha, meski harus belajar dari nol. Dikamar yang remang, Richelle perlahan membuka mata

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 27

    Sejak hari itu, Richalle begitu dingin padanya. Biasanya dia cerewet, bahkan tak pernah berhenti mengoceh tentang hal-hal sepele.Tapi sekarang, kata-katanya hanya sepatah dua saja, dan itu membuat Karel tidak tenang.Apa yang terjadi dengannya? Kenapa sikapnya berubah begitu drastis? Ia bertanya-tanya, namun tak berani menanyakannya langsung.Karel masih duduk di meja kerjanya, berkutat dengan laptop. Walaupun matanya sulit lepas dari layar yang sebenarnya sudah tak ia simak lagi.Richalle baru saja selesai mandi, aroma sabun dan hangatnya udara membuat suasana kamar terasa kaku.Beberapa hari ini, mereka sudah tidur dalam satu kamar, tapi rasanya seperti ada tembok tebal yang membentang di antara kami.Saat Richalle selesai dengan ritual skincare-nya, dia berjalan pelan menuju tempat tidur, bersiap untuk tidur.Richalle memunggungi Karel tanpa sepatah kata pun. Karel meliriknya lalu menutup laptopnya perlahan, melangkah mendekat dan duduk di sampingnya.Richalle tetap diam, punggung

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 26

    Di sinilah Richalle sekarang, di sebuah kafe yang cukup menenangkan pikirannya. Richalle duduk terpaku, memandangi secangkir kopi yang mulai dingin. Namun, pikirannya sama sekali tak tenang. Bayangan Grecia yang menggandeng tangan Karel berulang kali melintas di depan matanya, seperti pengkhianatan yang terus mengoyak hatinya. Tangannya tanpa sadar menggenggam gelas itu dengan erat, wajahnya pun terkunci dalam kemarahan yang pekat. "Sialan! Kenapa gue terus-terusan mikirin mereka? Apa urusannya sama gue? Mau Om kulkas itu gandengan kayak perangko sama tu cewek juga, apa perdulinya sama gue?" batinnya penuh kebencian, berusaha menepis rasa sakit yang menggerogoti.D Dadanya terasa sesak, napas pun berat, dan ada bisikan kecil di kepala yang membuatnya tercengang sendiri. "Apa gue... mulai suka sama si Om rese itu?"Richalle mengguncangkan kepala sekuat tenaga, menolak kenyataan itu. "Gak! Gak mungkin gue jatuh cinta sama cowok kasar kaya dia! Jangan percaya pikiran itu Richalle!" g

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 25

    Setelah memastikan Karel pergi barulah Richalle keluar dari kamarnya. Ia menghela nafas lega, "huh.... akhirnya dia pergi juga," gumamnya. Richalle berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya, ia melihat beberapa menu kesukaan nya ada di atas meja. "Wah.... Bibik, bagaimana bibik tahu makanan kesukaannya aku?" Tanya Richalle kepada bik izah. Bik izah Tersenyum sambil meletakkan susus nya dimeja. "Bukan bibik non, tapi tuan muda," katanya setengah berbisik. Richalle menatap bibik Izah dengan rasa bingung yang mulai mengusik pikirannya. “Maksud bibik, Om Karel?" tanyanya, mencoba mencari kepastian. Bibik Izah mengangguk pelan, senyum kecil terukir di bibirnya. "Benar Non, sebelum berangkat kerja, Tuan Muda menyempatkan menyiapkan sarapan untuk Non. Betapa romantisnya, Tuan Muda begitu mencintai Non," katanya dengan penuh rasa bangga. Richalle tersenyum tipis, ia bergumam dalam hati. Mencintai? Haha, itu terlalu jauh untuk mereka. Pernikahan kami hanya sandiwara sem

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 24

    Richalle bangun dari tidurnya, saat ini jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ia berjalan dengan lunglai, seolah nyawanya belum terkumpul."Pagi, Om." Suaranya melemah saat melihat Karel berdiri di balkon, sosoknya tampak dingin dan tak bergerak.Richalle menghembuskan napas berat, lalu menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa, berharap tidur bisa mengusir rasa sakit yang masih menggunung di kepala."Ah... kepala gue sakit banget," gumamya sambil memegangi pelipis, rasa pusing seolah tak mau pergi begitu saja.Matanya menatap Karel yang tetap membelakanginya tanpa kata.Ia mencoba mengingat kembali malam tadi. "Om, tadi malam om yang bawa gue pulang?" tanyanya suara serak karena bingung.Ia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi setelah club bersama Flora. Bagaimana dia bisa sampai di rumah? Richalle sama sekali tidak mengingat apapun.Kenapa ingatannya terasa kosong begitu?Karel membalikkan tubuhnya, menaikkan satu alis, menatapnya dengan tatapan dingin."Dia tidak menging

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 23

    Adam membisikkan sesuatu padanya, Karel mendengar informasi apa yang disampaikan Adam pun langsung bangkit dari kursi kerjanya."Siapkan mobil," Ujarnya dengan nada rendah.Adam mengangguk, keduanya turun ke lobby. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah mengantar Richalle pulang kerumah, Karel pergi lagi karna ada urusan perkejaan yang harus segera ia bereskan.Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, Mobil Karel berhenti di salah satu club malam.Karel turun dari mobil, menatap bangunan tempat hiburan malam itu. "Tunggu disini," ujar Karel.Adam mengangguk kan kepalanya, Adam mendapatkan informasi dari bodyguard yang diam-diam di utus oleh Karel untuk menjaga Richalle. Ia mengetahui bahwa Nona Richalle sedang berada di club malam. Dan tanpa ragu ia memberitahukan hal ini kepada karel.Karel sudah berada di dalam club, dentuman musik terdengar ditelinga. Karel mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Richalle.Setelah berdesakan mencari-cari, akhirnya Ka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status