Share

Diusir

Author: Kim_Nana
last update Last Updated: 2024-12-06 12:13:11

Clara semakin bersemangat melihat Aurora meringis, ia semakin berani saat melihat Jonny yang tidak memperdulikan apa yang dia lakukan pada Aurora.

"Sungguh kasihan, baru kehilangan anak kemarin, sekarang sudah kehilangan suami. Sebaiknya kamu segera pergi jika kamu masih punya malu!" kata Clara.

Aurora yang lemah secara fisik, tidak sepadan dengan Clara. Rasa sakit yang intens di perutnya hampir membuat Aurora tidak bisa berdiri. Clara melepaskan Aurora, ia membersihkan tangannya dengan tisu karena merasa jijik sudah memegang rambut Aurora.

"Cepat keluar dari kamarku!" teriak Jonny dengan tidak sabar.

Aurora tidak tahu harus kemana setelah ini. Ia tidak memiliki keluarga dan rumah neneknya pun sudah di jual.

"Jonny, kamu akan menyesal," gumam Aurora dengan dingin.

Aurora menghapus darah dari sudut mulutnya, setelah itu ia keluar dari kamar itu. Langkahnya sempoyongan karena kehilangan tenaga, namun ia tetap berusaha tegar.

Tepat saat ia sampai di depan pintu keluar, ia kebetulan bertemu ibu mertuanya, Delina Smith dan adik iparnya, Niken yang baru saja kembali.

"Ibu, Niken ...., " Aurora tersenyum manis saat menyapa mertua dan adik iparnya itu.

"Sepertinya kamu sudah tahu. Sebaiknya kamu segera pergi dari kehidupan anakku. Sudah tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan kamu. Anakmu sudah mati dan kamu tidak memiliki status yang jelas. Keberadaan mu hanya akan membuat malu keluarga besar Smith." Delina mengatakan itu dengan wajah yang dingin dan tanpa rasa kasihan.

Bola mata Aurora kembali basah, perkataan Delina setajam pisau yang menghujam tepat di jantung nya.

"Kenapa kalian semua melakukan ini padaku? Apa hati kalian sudah mati sehingga tidak punya simpati padaku?"teriak Aurora menggunakan tenaga terakhirnya.

"Kamu harusnya bersyukur karena kami mau menampung anak yatim dan miskin sepertimu. Anakku benar-benar sudah buta karena menikahi wanita sepertimu,"kata Delina dengan kasar.

"Aku ..."

"Cukup!" teriak Niken. "Sekarang juga pergi dari sini!"

Niken menarik Aurora dengan kasar lalu mendorongnya keluar dari gerbang dengan kasar.

Gedebug ...

Ouch ....

Aurora terjatuh ditengah hujan. Untungnya untuk kedua kalinya, ia selalu bisa menjaga perutnya agar tidak terbentur. Ia ingin melindungi yang masih ada di dalam perutnya.

"Pergi kamu! Jangan pernah kembali!"setelah mengatakan itu, Niken segera masuk ke dalam rumah bersama ibunya.

Aurora terduduk lemas di tengah genangan air hujan. Rasa sakit di perutnya bercampur dengan rasa sakit di hatinya. Semua mimpi dan harapannya sirna dalam sekejap. Ia terpuruk dan tak tahu harus berbuat apa.

"Aku ...., aku ...., aku akan membalas kalian!" gumam Aurora dengan suara yang gemetar.

Hujan terus menguyur. Air mata Aurora bercampur dengan air hujan, membasahi wajahnya.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian! Aku akan membalas kalian!" gumam Aurora lagi, mengucapkan janji pada dirinya sendiri.

Aurora mendongak, terkejut saat seseorang lelaki berpakaian hitam memayunginya.

"Kamu siapa?"tanya Aurora dengan suara yang lemah.

"Hujan semakin deras, sebaiknya, kita segera pergi dari sini, Nona. Nanti, saya akan jawab pertanyaan Nona."

Tanpa berpikir macam-macam, Aurora mengikuti laki-laki itu.

Sekarang, Aurora sudah berada di dalam mobil. Ia bersandar karena kelelahan dan kedinginan.

Melihat Aurora kedinginan, lelaki itu memberikannya jaket. "Nona, pakai jaket saya dulu untuk sementara!"

Aurora mengambil jaket itu sambil tersenyum tipis. Ia merasa sedikit lebih hangat. Ia memperhatikan kendaraan berlalu lalang dari dalam mobil dengan perasaan yang berantakan.

"Tuan, siapa Anda? Ke mana Anda akan membawa saya?"tanya Aurora setelah selesai dengan lamunannya.

Pria itu mengemudikan mobil sambil melirik Aurora dari kaca depan. "Saya Julian, orang kepercayaan keluarga Santoso. Saya ditugaskan membawa Nona pulang ke rumah Keluarga Santoso."

Aurora tercengang mendengar nama keluarga Santoso yang sangat terkenal. Ia tidak mengerti kenapa ia harus pulang kesana.

"Kenapa kamu membawa saya ke rumah keluarga Santoso?" Aurora bertanya lagi setelah lama terdiam.

Mobil melaju dengan cepat di jalanan yang sepi. Aurora masih menunggu penjelasan dari Julian.

"Karena anda andalah pewaris keluarga Santoso yang sudah lama hilang,"jawab Julian.

"Apa kamu tidak salah orang?" Aurora tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar.

Julian tersenyum tipis. "Iya. Saya sudah mempersiapkan semuanya untuk membuat Nona percaya."

Julian memberikan beberapa bukti berupa tes DNA, foto, data rumah sakit dan surat keterangan lahir atas nama Jasmine Santoso.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Hawa
plisssss jangan smpe ada laki² modelan kek jonny di dunia fana ini ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Dukungan Dan Cinta Keluarga

    "Ayah langsung terbang ke Indonesia begitu dengar kabar pernikahan kalian!," Tuan Armand berseru, senyum lebar mengembang di wajahnya. "Untungnya Ayah bisa sampai di rumah sebelum kalian pulang. Senang banget akhirnya keluarga Santoso dan Maverick bersatu. Sempat khawatir kalian bakal nolak perjodohan ini, lho!"Aurora tersipu malu, matanya bertemu dengan tatapan Archen. Lelaki yang tak sengaja ia nikahi ini ternyata jodoh yang sudah disiapkan oleh sang ayah. Sebuah kenyataan yang membuatnya terkejut sekaligus merasa takdir memang bekerja dengan cara yang tak terduga."Sudah, sudah, sayang. Jangan ngobrol di sini, ayo kita masuk," kata Emeliana, tangannya lembut menggenggam lengan Aurora. Matanya memancarkan kehangatan dan kasih sayang seorang ibu yang ingin segera memeluk anak kesayangannya. Mereka semua mengangguk, lalu beriringan mengikuti Emeliana dan Aurora menuju ruang keluarga. Suasana hangat menyelimuti mereka, penuh dengan keceriaan dan harapan akan masa depan yang cerah."A

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Khawatir

    Untuk beberapa saat, suasana hening, hanya desiran angin yang menembus celah kaca dan suara mesin mobil yang menjadi teman perjalanan mereka. Delina menatap keluar jendela, wajahnya muram. Tatapannya kosong, pikirannya masih terpaku pada sosok Ethan yang mirip dengan Jonny."Mama, tenanglah. Ethan itu bukan anakku. Dia anak Archen dan Aurora. Mama harus percaya padaku," kata Jonny pelan, berusaha menenangkan ibunya. Ia bisa merasakan kecemasan yang merayap di hati ibunya.Delina menoleh ke arah Jonny, matanya berkaca-kaca. "Bagaimana mungkin Jonny? Anak itu sangat mirip denganmu! Bahkan anak itu lebih mirip daripada Adrian."Jonny menghela napas. "Mama, memang benar, Ethan mirip denganku. Tapi itu hanya kebetulan. Tidak mungkin Aurora punya anak dariku. Dia keguguran. Sedangkan Adrian, lebih mirip Clara, jadi itu wajah, " jawab Jonny, suaranya bergetar."Tapi ...," Delina terdiam, kata-kata yang ingin diucapkannya terhenti. Hatinya masih dipenuhi keraguan dan kebingungan.Di sisi l

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Yakin

    Delina menahan napas, matanya tak lepas dari Ethan. Jantungnya berdebar kencang, keringat dingin menetes di pelipisnya. Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, mendesak untuk terjawab. "Apakah anak ini ... anakmu?" tanyanya pelan, jari-jarinya dengan ragu menyentuh pipi Ethan. Kegentingan dan keraguan terpancar dari matanya.Ethan menepis tangan Delina dengan kasar. "Mama, ayo kita pulang!" raungnya, matanya menatap ibunya dengan amarah.Aurora mengangguk sembari memegang tangan putranya. Ia lalu menatap Delina kembali sembari berkata, "Maaf, Nyonya Smith. Kami harus segera pulang!" katanya, menghindar tatapan Delina yang tajam.Delina yang keras kepala tidak mau menyerah, ia memegang erat pergelangan tangan Aurora. "Jawab dulu pertanyaanku!"Aurora mengerutkan kening, ia tahu betul bagaimana kerasnya mantan ibu mertuanya itu."Dia..." Aurora tidak melanjutkan ucapannya saat Archen menyela."Dia adalah putraku!" kata Archen mendahului Aurora.Delina terdiam sesaat, bagaimana mung

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terungkapnya Identitas Asli

    "Beraninya kau menyebut dia penipu!" Suara Roni menggelegar, menusuk keheningan ruangan seperti petir yang menggelegar di tengah malam. Roni berdiri tegak di pintu sebelah kanan panggung, sosoknya menjulang bak patung marmer yang siap melepaskan amarah. Semua mata tertuju padanya. Orang-orang saling berbisik, mencoba memahami makna di balik kemunculan Roni. Clara tersenyum kecil, namun matanya berkilat tak menentu. Ia yakin Roni akan mendukungnya, karena ia adalah asisten Presiden Maverick. "Mati kalian berdua, Pak Roni tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berpura-pura menjadi bosnya,"gumam Clara.Roni melangkah tegap menghampiri Archen dan Aurora. Ia berdiri di samping mereka, tatapannya tajam menyapu semua orang. "Perkenalkan," Roni berucap dengan suara berat, "Yang di samping saya ini adalah Presiden Direktur Maverick Group, Archen Ludwig Maverick. Salah satu pengusaha muda tersukses di negara ini." Ia menunjuk Archen dengan tegas.Niken terpaku. Mulutnya menganga, matanya

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Berdebar

    Archen, dengan senyum yang memikat, menyerahkan sebuket mawar merah kepada Aurora. "Selamat atas terpilihnya kamu, Aurora. Maverick Fashion beruntung mendapatkan desainer seberbakat seperti kamu."Jantung Aurora berdebar kencang, ia menerima bunga itu dengan tangan gemetar. Aroma mawar itu seperti membuai indranya, namun di balik itu, ada rasa gugup yang menggerogoti hatinya. "Terima kasih, Presedir Archen," ucapnya, suara serak menahan debaran.Archen mengangguk pelan sembari menatap lembut kedalam mata wanita yang ia cintai itu. Seketika, Aurora menjadi salah tingkah.Ethan menurunkan kaca matanya, ia mendongak menatap Archen dan Aurora dengan seksama. "Kenapa aku merasa Ayah dan Ibu canggung? Apakah mereka sedang bertengkar?" gumam Ethan, matanya mengerut heran."Kenapa kamu membawa Ethan?" bisik Aurora setelah mencuri pandang kearah anaknya. Ia khawatir Ethan akan memanggilnya Ibu, sedangkan ditempat itu ada Jonny dan keluarganya. Ia takut identitas Ethan akan terungkap.Archen me

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tampil Memukau

    Tanpa ragu, Aurora menarik kain sutra itu. Dengan gesit, ia segera mengubah desain gaunnya. Ia menggunakan teknik lipatan dan jahitan yang rumit untuk menyatukan kain sutra itu dengan bagian gaun yang masih utuh.Aurora mengatur lipatan kain itu dengan teliti, menciptakan pola yang baru dan lebih berani. Warna biru pastel berpadu harmonis dengan ornamen bunga emas yang masih menempel pada gaun itu.Seiring dengan berjalannya waktu, gaun itu berubah menjadi sebuah karya seni yang indah dan luar biasa unik. Lebih daripada sekedar gaun, itu merupakan pernyataan tekad, kreativitas, dan keindahan yang menakjubkan. Mereka yang menyaksikan terpesona saat melihatnya."Wow, terlihat lebih bagus dari sebelumnya,"kata staf itu dengan takjub. Aurora tersenyum lebar, ia sangat bangga pada dirinya. "Tapi, siapa yang akan menggunakannya?"Aurora terdiam sesaat sembari mengamati gaun itu. Tiba-tiba lampu menyala di kepalanya. Aurora tersenyum sembari melirik staf itu, "Ukuran gaun ini pas dengan tub

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status