Sudah tiga hari Anjani di rawat di klinik, kondisinya sudah mulai membaik. Dokter Andreas sudah memberi izin untuk pulang. Seluruh keperluan administrasi sudah di selesaikan oleh pak Sanjaya. Baskara jadi tidak perlu repot mengurus semuanya.
“Semuanya sudah selesai ya Bu, hari ini ibu boleh pulang. Jangan lupa obatnya di minum secara rutin dan juga jangan dulu beraktivitas yang berat terlebih dahulu” ucap salah satu perawat mengingatkan Anjani “Terima kasih ya sus” “Mari saya antar Bu” suster itu mendorong kursi roda menuju depan klinik, di ikuti Baskara yang membawa tas dibelakangnya. Pak Sanjaya dan Bu Aulia tidak bisa mengantar Anjani pulang karena ada keperluan mendadak. Sehingga semuanya di serahkan kepada Baskara saja “Udah enakkan duduknya?” Tanya baskara setelah keduanya masuk mobil “Iya mas udah” Anjani mengangguk, baskara langsung menyalakan mobil dan melaju meninggalkan klinik Sepanjang perjalan pulang Anjani hanya tidur tubuhnya masih terasa lemas, wajahnya pun masih pucat meski tidak sepucat saat awal dia masuk ke klinik. “Sayang, udah sampe. Bangun dulu, nanti kamu istirahat lagi di kamar” Baskara menggoyangkan tubuh Anjani saat sudah sampai di rumah Anjani mengerjap mencoba mengumpulkan tenaganya. Setelah di rasa cukup dia langsung membuka pintu mobil dan keluar di bantu Baskara dengan cara menggandeng di sebelah kiri. “Oh udah pulang! Syukur lah kalau gitu. Sakit kaya gitu aja kok lama banget di rawatnya!” ucap Bu Lili di depan pintu “Iya Bu” jawab Anjani singkat, sebenarnya tidak berniat untuk menjawab ucapan mertuanya “Yaudah sana langsung ke dapur aja, kebetulan cucian udah banyak. Kamu kerjain, kan udah pulang berarti badan kamu udah sehat!” ucap Bu Lili lagi dengan raut wajah sinis “Bu, maaf kayaknya Anjani belum bisa ngerjain pekerjaan rumah dulu, butuh waktu untuk pemulihan buat beberapa hari. Kalau Anjani udah sehat betul nanti semua aku kerjain lagi ya Bu.”jawab Anjani sedikit pelan karena memang dia masih lemas “Gimana sih istri kamu itu? Manja banget, ibu itu cape udah tiga hari ini ngurus rumah, masa sekarang Anjani pulang masih ibu yang ngurus semuanya!” gerutu Bu Lili pada Baskara “Ya nanti Bu, kalau Anjani udah sehat juga pasti dia yang kerjain lagi. Buat hari ini ibu dulu aja yang kerjain minta bantuan Putri, besok kalau Anjani sehat juga kan Anjani yang kerjain semuanya” jawab Baskara Anjani sedikit meringis mendengar jawaban Baskara, bukannya memberi pengertian kepada ibunya bahwa dia butuh waktu untuk pemulihan malah mengatakan bahwa besok dia akan mengerjakan kembali pekerjaan rumah. “Udah Bu baskara mau bawa Anjani dulu ke kamar, hari ini Anjani harus istirahat pokoknya. Ibu jangan ganggu!” Ucap Baskara dengan tegas, dia langsung mengajak Anjani masuk ke kamar meninggalkan Bu lili yang masih mendumal tidak berhenti *** Esok harinya Baskara masuk kerja lagi, karena dia tidak enak jika harus mengambil cuti terlalu lama. Kebetulan salah satu teman ya ada yang memberi tahu bahwa salah satu mesin di pabrik mengalami kendala. Baskara dan temannya istirahat di kantin seperti biasa, "Bas, gimana? Jadi gak ke reunian?" Tanya salah satu teman Baskara yang kebetulan satu kerjaan dengannya. "Ya, gue ikut kayanya." Jawab Baskara santai "Nah gitu dong, kemarin gue ajak banyak alesan banget lu!" Jawab Temannya lagi Baskara tidak menjawab, dia hanya menyulut rokok ditangannya. Ingatannya kembali pada hari kemarin saat dia berbincang dengan Melati, entah kenapa dia mendadak ingin sekali ikut ke reuni. "Kita ketemu di sana ya. Kabarin gue kalau udah nyampe duluan," Ucap Baskara tangannya mematikan rokok. Temannya hanya memberi tanda jempol saja. Baskara tidak meminta izin kepada Anjani, mungkin jika pulang telat dia akan beralasan ada lembur kepada Anjani. "Anjani kan selalu percaya jadi gampanglah kalau cuma di kasih alesan lembur!" Gumam Baskara. Setelah istirahat Baskara dan semuanya langsung kembali kerja, sesekali dia melirik ke arah jam yang ada di dinding. Waktu baginya terasa begitu lama untuk saat ini, ada keinginan menggebu yang membuatnya ingin segera tiba di acara reuni. "Bas, gue balik dulu ya. Lu juga balik kan?" Tanya Zacky sambil menepuk bahu Baskara. Baskara yang sedang mencari baju di loker kaget, "I-iya gue nanti balik dulu kok." Jawabnya gugup "Izin dulu sama bini lu! Jangan sampe bini gak tahu kalau lu ikut reuni, apalagi dia baru pulang dirawat kan," Zacky mengingatkan. "Beres!" Jawab Baskara singkat, dia memaksakan senyumnya. Zacky pamit dan langsung pulang, sedangkan Baskara memilih mandi dan berganti pakaian di toilet pabrik saja. Setelah siap semuanya Baskara langsung menuju tempat acara yang sudah ditentukan, tidak diduga teman-temannya yang lain ternyata sudah tiba lebih dulu. Kedatangan Baskara disambut oleh mereka, begitu pun dengan Melati sebagai yang punya acara, "Hai, Bas. Dateng juga akhirnya" Ucap Melati langsung berdiri menghampiri Baskara . "Iyalah, kapan lagi aku ikut reuni kaya gini. Eh ngomong-ngomong selamat ulang tahun ya." Ucap Baskara sambil menjulurkan tangannya. "Ya, makasih ya bas" Melati membalas uluran tangannya, dia menggenggam tangan Baskara dengan lembut Hati Baskara mendadak degdegan, apalagi dia melihat Melati yang menggunakan baju pendek dan rok mini. Membuat dirinya seperti terhipnotis, teman-temannya langsung riuh saat melihat interaksi keduanya. "Ekheem... Terkesima sih boleh tapi dikondisikan dong matanya." Celetuk salah satu teman Baskara Yang lain terkekeh, "Rindu berat kali ya, sampe gak bisa ngedipin mata!" Timpal yang lainnya Baskara langsung melepas jabatan tangannya, dia berdehem menetralkan perasaan. "Ayo Bas duduk dulu, di nikmati hidangannya. Sorry ya gak ada yang spesial nih." Ucap Melati menatap Baskara dalam "Yang spesial kan elu Mel." Teriak seseorang di belakang. Muka Baskara semakin memerah, entah kenapa dia bapar sekaligus malu digoda seperti itu oleh teman-temannya. Baskara menyalami dan menyapa yang lain, diikuti oleh Melati. Keduanya menjadi sorotan, sebagian orang seolah mendukung Baskara dan Melati untuk bernostalgia tapi adapun yang merasa miris melihat pemandangan itu, karena tahu Baskara sudah memiliki istri. "Ini alesan aku gak mau dateng ke reuni, malah jadi ajang reuni sama mantan. Mereka juga kenapa sih! Udah tahu si Baskara udah punya istri malah di-ciecie-in kaya gitu." Gerutu wanita yang duduk di sisi yang lain "Mana si Melati kaya kesenengan lagi, liat dari tadi dia ngikutin kemana aja si Baskara pergi. Di kira ini zaman SMA yang setiap hari kemana-mana berduaan," Timpal temannya yang tidak luput memperhatikan Baskara "Semoga aja deh gak sampe lanjut, cukup di reuni ini aja mereka kaya gitu, ngeri ya say," Jawab yang lainSetelah berdiskusi bersama keluarganya dan memberi tahu bahwa keluarga Andreas akan datang di hari sabtu baik keluarga Anjani maupun Andreas mendadak sibuk. Bu Sekar begitu semangat menyiapkan hantaran yang akan dibawa nanti. Perasaannya cukup lega karena akhirnya Andreas benar bisa melupakan kejadian kelam masa lalunya tapi... tetap saja ada rasa khawatir yang dirasa oleh bu sekar. ia takut jika nanti kejadian dulu terulang untuk kedua kalinya.Andreas yang mengalami kecelakaan kecil sampai kakinya terkilir mencoba menyembunyikan kondisinya ia tidak ingin menghancurkan rencana baiknya hanya karena insiden seperti ini. Bukan tanpa alasan Andreas menyembunyikan kondisi dirinya tapi karena dia tahu bahwa Anjani adalah tipe orang yang tidak enakkan mendengar dia sakit pasti Anjani akan meminta menunda acaranya."Gimana kaki elu apa udah baikan?" tanya Yudistira yang duduk di depan meja kerja di rumah orang tua Andreas"ya udah mendingan... syukurlah nggak terlalu parah,""Parah sih sebe
Andreas dan Anjani akhirnya sampai di puncak ditempat biasa. keduanya langsung menikmati pemandangan yang sangat sejuk. Kedatangan Melati yang tiba-tiba membuat suasana hati Anjani memburuk. meski sudah ikhlas dan mencoba melupakan ia tetap saja masih merasa nyeri meski tidak sehebat dulu. "Tidak usah dipikirkan ucapan wanita tadi. Biar orang lain menilai kita seperti apa karena yang tahu kebenarannya hanya kita," Ucapan Andreas terdengar menasihati sepertinya ia paham apa yang membuat Anjani tiba-tiba banyak diam "Aku cuma nggak habis pikir aja mas... apa yang dia mau sebenarnya? apa belum cukup dengan dia memiliki mas Baskara sekarang? kenapa bisa dia terus membual dan mengatakan sesuatu yang tidak benar?" sahut Anjani "Dia hanya tidak suka melihat kamu bahagia tapi kamu kamu sangat berhak mendapatkan kebahagiaan itu," "Anjani... Apa saya boleh bertanya suatu hal?" tanya Andreas Anjani melirik ke arah Andreas dan tersenyum "Boleh mas, apa?" "Saya sudah memberi tahu keluarga s
Andreas semakin percaya diri dan yakin untuk lebih dekat dengan Anjani karena ternyata orang tuanya mendukung apalagi freya yang langsung bahagia saat tahu perempuan yang di sukai oleh kakaknya adalah penulis terkenal yang sangat ia sukai. Setelah meyakinkan diri dan keluarganya Andreas akan mengabarkan kepada Anjani agar iya bisa lebih melangkah lebih pasti lagi. Andreas menunggu di salah satu resto yang ada disebelah kampus tempat Anjani sedang mengisi acara. Ia ingin berbicara lebih jauh soal hubungan keduanya. "Mas... maaf ya udah nunggu lama," ucap Anjani membuyarkan lamunan Andreas "Nggak kok kebetulan baru dateng," jawab Andreas bohong "Mau makan apa?" tanyanya lagi Anjani menunjuk makanan dan minuman keduanya berbincang dan bertukar cerita tentang kegiatan masing-masing. Perbincangan keduanya terganggu saat terdengar orang yang bicara dibelakang Anjani "Hallo Anjani... Ketemu lagi kita," ucap Melati yang sudah berdiri dibelakangnya bersama Baskara Anjani langsung mem
Anjani akhirnya memberi jawaban untuk mengizinkan dia mengenal Anjani lebih jauh. Anjani memberikan kesempatan untuk dirinya dan juga Andreas untuk sama-sama tahu keyakinannya perihal hati masing-masing. Setelah mendapat izin Anjani dan Andress melipir ke gazebo keduanya duduk sambil menatap awan. Sepertinya mulai sekarang mereka harus terbiasa jika obrolannya tidak terlihat sebatas seorang teman. "Anjani... Apabila kita merasa cocok satu sama lain apa holeh saya langsung membawa orang tua saya ke sini?" tanya Andreas "Saya pikir usia kita sudah bukan waktunya untuk menjalani hubungan tanpa tujuan. Sebenarnya saya ingin membawa keluarga saya langsung menghadap orang tua kamu. tapi... saya takut jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan saya," "Memangnya Mas Andreas seyakin apa bahwa kita bisa cocok dan lanjut dalam perkenalan ini?" tanya Anjani "Ya saya yakin saja," "Pa mas Andreas setelah ini akan jujur kepada orang tua mas siapa yang sedang mas dekati? apa mas tapi dak
Andress sudah datang ke rumah Anjani ia berbasa-basi terlebih dahulu sebelum menuturkan maksud kedatangannya. Seperti biasa bu Aulia akan menyiapkan segala hasil tangannya jika Andreas datang ke rumah. Cukup lama Andreas dan kedua orang tua Anjani mengobrol santai sampai akhirnya Andreas mulai membuka obrolan dengan lebih serius. "Maaf om, tante. Kedatangan saya kesini sebenarnya ada maksud lain yang ingin saya bicarakan dengan om dan tante," Bu Aulia dan Pal Sanjaya sudah saling melirik. "Saya... Mau meminta izin kepada om dan tante untuk bisa mengenal lebih jauh anak perempuannya, Anjani. Sekiranya om dan Tante mengizinkan maksud baik saya," ucapnya sesikit gerogi Bu Aulia menoel paha suaminya ia sedikit kaget ternyata Andreas memang sengaja datang kerumahnya untuk menyampaikan maksudnya. "Kalau Om sih gimana Anjani saja. Om tidak bisa mengizinkan atau melarang karena yang nanti akan saling mengenalkan kalian, hanya saja om harus menanyakan beberapa hal dulu kepada kamu jika m
Anjani dan Andreas semakin merasa hubungannya jauh lebih dekat. Keduanya sekarang tidak ragu untuk memperlihatkan perhatian satu sama lain tapi Anjani paham bahwa mereka tidak bisa terus seperti itu. Harus ada sesuatu yang jelas agar tidak bertindak lebih jauh lagi. Malam ini Anjani kembali duduk di balkon kamarnya, merenung dan kembali memantapkan hatinya. Ia sudah beberapa kali melakukan sholat istikharah dan meminta petunjuk hasilnya ya tetep sama. Andreas sendiri mendadak bungkam setelah Bu Sekar menanyakan perihal kedekatannya dengan seseorang yang berstatus janda. Sebenarnya tidak ada maksud lain hanya ingin tahu saja tapi pertanyaan itu justru ditangkap sebagai sinyal bahwa ibunya merasa kurang sreg dengan keputusannya. Tring! Suara Ponsel andreas berbunyi ia buru-buru membuka pesan yang masuk ke dalam aplikasi chatnya. [Mas, apa sedang sibuk? Boleh aku telpon mas sebentar] Andreas tidak membalas ia lebih memilih menelpon anjani lebih dulu. "Hallo... assalamualaik