Share

Bab 4

last update Last Updated: 2025-05-12 13:03:13

Baskara berniat pulang terlebih dahulu ke rumah untuk mengganti pakaian, dia menyempatkan untuk mengurus Anjani terlebih dahulu.

“Gapapa mas tinggal dulu?” tanya Baskara

“Ya, gapapa kok mas. Kalau ke sini tolong bawa ponsel aku ya mas. Kayanya kemarin aku simpen di kasur deh.”

“Iya nanti mas bawain, kamu mau titip sesuatu?” tanya Baskara sambil mengusap kepala Anjani

“Enggak mas, kan baju ganti juga udah ada itu.” Anjani menunjuk tas yang dibawa oleh bu Aulia. Karena di rumah Bu Aulia masih ada baju-baju Anjani yang sengaja di simpan.

“Yaudah mas pamit ya. Kalau ada apa-apa minta perawat buat langsung hubungin mas.” Baskara mencium kening dan tangan

Setelah berpamitan Baskara langsung menuju rumah. Hari ini Baskara memutuskan untuk mengambil cuti untuk menjaga Anjani di klinik.

Setelah menempuh jarak kurang lebih 20 menit Baskara akhirnya tiba di rumah, terlihat Bu Lili yang sedang menyapu rumah, sedangkan Adik perempuannya masih di dalam kamar seperti biasa.

“Bu, tumben sapu-sapu.” Ucap Baskara sambil berjalan menuju halaman rumah

“Ya kalau gak sama ibu emang mau sama siapa di sapuin?” jawab Bu Lili ketus

“Ya sama Anjani, kan emang tiap hari Anjani yang sapuin” jawab Baskara sekenanya

“Alah istri kamu aja kalau sapu-sapu gak pernah bersih! kalau bukan ibu yang sapuin lagi. Gitu kok ngadunya semua dikerjain dia, padahal kerjaan dia aja gak ada yang bener. Tetep aja ibu yang cape!” Gerutu Bu Lili

“Ya makanya si putri suruh belajar bantuin ibu dong. Dia itu perempuan loh Bu, masak semenjak ada Anjani di sini dia gak pernah keliatan buat bantu beresin rumah.”

“Ya dia susah di bilangin, lagian gapapalah biar dia fokus sama sekolah aja. Kuliah juga kan cape jadi yaudah yang ada di rumah aja yang beresin.” Bu Lili memasang wajah jengah

“Gimana si Anjani? Kapan katanya bisa pulang?” ucap Bu Lili lagi

“Baru juga kemarin Bu di rawatnya, Babas kan gak tahu berapa lamanya. Dokter juga pasti bakalan ngasih tahu kalau emang kondisi Anjani udah lebih baik.”

“Ya gapapa, asal kamu gak ngeluarin duit aja buat berobat dia. Kamu itu punya istri Cuma bisa nyusahin aja, cape-cape kamu kerja tapi dia yang ngabisin duit kamu. Ibu Cuma kebagian sisanya.” Cerocos Bu Lili dengan nada yang di dramatis

“Anjani di pindahin Bu ruang inapnya ke VIP...”

“APA? KE VIP?” Ucap Bu Lili dengan nada tinggi

“Kenapa harus ke VIP? Ibu kan udah bilang ke kamu gunain kartu kesehatan, soal kamar inap yaudah sedapetnya aja, kenapa kamu ngemanjain si Anjani kaya gitu? So soan sakit begitu aja pengen kamar VIP” Muka Bu Lili sudah sangat merah karena emosi

“Bukan Anjani yang mau Bu, lagian yang pindahin kamar Anjani itu Papa Sanjaya...”

“Hah, istri sama mertua kamu itu emang banyak gaya. Enak aja dia main pindahin kamar si Anjani, kaya dia mau bayar aja.!” Potong Bu Lili

“Bu kalau aku lagi ngomong bisa gak jangan dipotong dulu. Papah Sanjaya pindahin Anjani biar Anjani bisa lebih nyaman dan Papah Sanjaya yang bayar biaya semuanya.” Ucap Baskara tidak kalah kesal

Bu Lili diam saat mendengar penjelasan Baskara, dia antara malu dan tidak yakin dengan ucapan anaknya. Bu Lili jelas tidak terima jika Anjani harus di rawat di VIP karena menurutnya uang Baskara akan habil dan boros hanya untuk membayar biaya berobat anjani. Sedikit pun Bu lili tidak Sudi jika uang anaknya habis oleh Anjani.

“Kamu yakin mertua kamu itu yang nanggung biayanya? Jangan-jangan Cuma omongan doang, ujung-ujungnya kamu lagi yang bayar!” Bu Lili menatap sekilas anaknya

“Enggak Bu, papah udah deposit dari awal. Ibu jadi gak usah khawatir kaya gitu, yang ada Baskara yang ngerasa malu sama papah Cuma bisa pake ruangan yang ditanggung sama kartu kesehatan.”

“Belum lagi mamah Aulia yang bilang kalau Anjani itu tipe yang gak gampang sakit, kalau udah sakit kaya gini berarti emang Anjani di titik cape Bu. Jadi tolonglah Bu buat sekarang Ibu, Anjani sama Putri bagi tugas buat urus rumah. Jangan semuanya dilimpahkan ke Anjani, kasih Anjani kelonggaran, selama ini aku diem berharap ibu ngerti tapi ternyata malah semua Anjani yang kerjain” Lanjut Baskara

“Jadi maksud kamu Anjani sakit kaya gini gara-gara ibu gitu? Gara-gara ibu suka minta tolong dia buat beresin rumah?” Bu Anjani langsung naik pitam

“Bukan gitu Bu, aku gak nyalahin ibu. Tapi aku Cuma minta buat sekarang bagi-bagi tugas, Aku gak enak Bu sama Mamah. Aku tahu sendiri Anjani itu kalau di rumahnya gak pernah Bu kerjain rumah sampe semuanya di kerjain. Nanti apa kata mertua aku Bu kalau ternyata di sini Anjani jadi yang kerjain segalanya.”

“Terus apa lagi? Semua aja salah ibu, kemarin kamu bilang ibu yang maksa Si Anjani buat masak, sekarang kamu bilang ibu yang maksa Anjani buat beres-beres rumah! Terus apa lagi? Kamu itu terlalu dengerin omongan istri kamu, kalau kamu mau harusnya kamu dengerin juga dari pihak ibu!” Bu Lili berbicara sambil mengeluarkan air mata. Seolah dia paling tersakiti hatinya

“Emang bener kan Bu gitu? Oke kalau soal kemarin ibu nyuruh Anjani masak masih bisa ada kemungkinan kalau Anjani salah cerita. Tapi soal beresin rumah ya aku emang tahu faktanya kaya gimana Bu.”

“Udah ah ibu males ngomong sama kamu, gak ada pentingnya emang hidup ibu sekarang buat kamu! Istri kamu aja yang terus kamu duluan tapi ibu gak pernah kamu hargain lagi!” Bu Lili langsung masuk ke kamarnya dia membanting pintu dengan cukup keras. Baskara hanya bisa berdecak dan mengacak rambutnya

“Jadi siapa di sini yang salah? Masa Anjani bohong, dia bukan orang yang kaya gitu. Tapi kalau liat cara ibu ngomong, kok kayanya ibu juga ngerasa apa yang Anjani bilang itu bohong! Aarrggh tahu ah pusing” Baskara juga langsung ke kamarnya mengambil baju ganti dan memasukkan ponsel Anjani ke tasnya.

Sedangkan putri adik perempuannya hanya membuka pintu sebentar dan masuk lagi saat melihat ibu dan kakaknya bertengkar seperti itu. Dia lebih baik diam dari pada kena semprot keduanya.

Di tempat yang lain saat menuju siang Dokter Andreas masuk untuk melakukan Visit kepada Pasien

“Selamat siang Bu Anjani, maaf saya periksa dulu ya, Bu,” Ucap Dokter Andreas dengan sopan

“Silakan dok” Jawab Anjani

Dokter Andreas langsung memeriksa kondisi Anjani, dia juga menanyakan beberapa hal termasuk apakah ada keluhan dari Anjani atau tidak.

“Kita tunggu hasil lab keduanya ya Bu, dan kita lihat apakah dua hari lagi akan ada perubahan atau belum. Jika di rasa tidak ada perubahan yang signifikan saya akan merujuk ibu ke rumah sakit saja agar melakukan pemeriksaan lebih mendalam” Dokter Andreas menjelaskan

“Baik dokter.”

“Maaf yang menunggunya di mana ya ibu?” tanya Dokter Andreas lagi yang menyadari tidak ada orang lain selain Anjani di ruangan

“Oh, suami saya pulang dulu dok. Orang tua saya mungkin baru bisa ke sini sore.” Dokter Andreas mengangguk

“Kalau bisa ada orang yang tetap berjaga di sini ya Bu, takutnya nanti ada apa-apa akan lebih mudah jika ada wali yang bisa segara dihubungi.”

“Iya dokter”

“Kalau begitu saya permisi.” Anjani mempersilakan

Setelah kepergian dokter dan perawat Anjani mendadak melamun. Sebenarnya banyak sekali perasaan yang selalu dia pendam termasuk ketidaknyamanan yang dia rasakan semenjak tinggal di rumah mertuanya.

Anjani pernah beberapa kali mengajak Baskara untuk pisah rumah tapi Bu Lili selalu menolak dan mengamuk jika Baskara izin untuk pisah. Anjani tidak tahu persis alasan ibu mertuanya melarang keduanya dan Baskara yang tidak bisa melawan ibunya. Alhasil Anjani hanya bisa mengikuti keputusan suaminya meski harus berkorban perasaan menghadapi Bu Lili yang sangat tidak ramah kepada dirinya.

“Semoga nanti mas Baskara bisa di bujuk lagi buat pindah. Sayang juga rumah yang udah papah bangun buat aku belum bisa di pake sampe sekarang, tempatnya juga kan gak jauh dari rumah ibu. Tapi gimana caranya biar bisa ngeyakinin mas Baskara buat bisa keluar dari rumah ibu” gumam Anjani yang masih menutup kedua matanya dengan posisi menyandarkan tubuhnya di ujung kasur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan   Bab 96

    Setelah berdiskusi bersama keluarganya dan memberi tahu bahwa keluarga Andreas akan datang di hari sabtu baik keluarga Anjani maupun Andreas mendadak sibuk. Bu Sekar begitu semangat menyiapkan hantaran yang akan dibawa nanti. Perasaannya cukup lega karena akhirnya Andreas benar bisa melupakan kejadian kelam masa lalunya tapi... tetap saja ada rasa khawatir yang dirasa oleh bu sekar. ia takut jika nanti kejadian dulu terulang untuk kedua kalinya.Andreas yang mengalami kecelakaan kecil sampai kakinya terkilir mencoba menyembunyikan kondisinya ia tidak ingin menghancurkan rencana baiknya hanya karena insiden seperti ini. Bukan tanpa alasan Andreas menyembunyikan kondisi dirinya tapi karena dia tahu bahwa Anjani adalah tipe orang yang tidak enakkan mendengar dia sakit pasti Anjani akan meminta menunda acaranya."Gimana kaki elu apa udah baikan?" tanya Yudistira yang duduk di depan meja kerja di rumah orang tua Andreas"ya udah mendingan... syukurlah nggak terlalu parah,""Parah sih sebe

  • Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan   Bab 94

    Andreas dan Anjani akhirnya sampai di puncak ditempat biasa. keduanya langsung menikmati pemandangan yang sangat sejuk. Kedatangan Melati yang tiba-tiba membuat suasana hati Anjani memburuk. meski sudah ikhlas dan mencoba melupakan ia tetap saja masih merasa nyeri meski tidak sehebat dulu. "Tidak usah dipikirkan ucapan wanita tadi. Biar orang lain menilai kita seperti apa karena yang tahu kebenarannya hanya kita," Ucapan Andreas terdengar menasihati sepertinya ia paham apa yang membuat Anjani tiba-tiba banyak diam "Aku cuma nggak habis pikir aja mas... apa yang dia mau sebenarnya? apa belum cukup dengan dia memiliki mas Baskara sekarang? kenapa bisa dia terus membual dan mengatakan sesuatu yang tidak benar?" sahut Anjani "Dia hanya tidak suka melihat kamu bahagia tapi kamu kamu sangat berhak mendapatkan kebahagiaan itu," "Anjani... Apa saya boleh bertanya suatu hal?" tanya Andreas Anjani melirik ke arah Andreas dan tersenyum "Boleh mas, apa?" "Saya sudah memberi tahu keluarga s

  • Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan   Bab 94

    Andreas semakin percaya diri dan yakin untuk lebih dekat dengan Anjani karena ternyata orang tuanya mendukung apalagi freya yang langsung bahagia saat tahu perempuan yang di sukai oleh kakaknya adalah penulis terkenal yang sangat ia sukai. Setelah meyakinkan diri dan keluarganya Andreas akan mengabarkan kepada Anjani agar iya bisa lebih melangkah lebih pasti lagi. Andreas menunggu di salah satu resto yang ada disebelah kampus tempat Anjani sedang mengisi acara. Ia ingin berbicara lebih jauh soal hubungan keduanya. "Mas... maaf ya udah nunggu lama," ucap Anjani membuyarkan lamunan Andreas "Nggak kok kebetulan baru dateng," jawab Andreas bohong "Mau makan apa?" tanyanya lagi Anjani menunjuk makanan dan minuman keduanya berbincang dan bertukar cerita tentang kegiatan masing-masing. Perbincangan keduanya terganggu saat terdengar orang yang bicara dibelakang Anjani "Hallo Anjani... Ketemu lagi kita," ucap Melati yang sudah berdiri dibelakangnya bersama Baskara Anjani langsung mem

  • Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan   Bab 93

    Anjani akhirnya memberi jawaban untuk mengizinkan dia mengenal Anjani lebih jauh. Anjani memberikan kesempatan untuk dirinya dan juga Andreas untuk sama-sama tahu keyakinannya perihal hati masing-masing. Setelah mendapat izin Anjani dan Andress melipir ke gazebo keduanya duduk sambil menatap awan. Sepertinya mulai sekarang mereka harus terbiasa jika obrolannya tidak terlihat sebatas seorang teman. "Anjani... Apabila kita merasa cocok satu sama lain apa holeh saya langsung membawa orang tua saya ke sini?" tanya Andreas "Saya pikir usia kita sudah bukan waktunya untuk menjalani hubungan tanpa tujuan. Sebenarnya saya ingin membawa keluarga saya langsung menghadap orang tua kamu. tapi... saya takut jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan saya," "Memangnya Mas Andreas seyakin apa bahwa kita bisa cocok dan lanjut dalam perkenalan ini?" tanya Anjani "Ya saya yakin saja," "Pa mas Andreas setelah ini akan jujur kepada orang tua mas siapa yang sedang mas dekati? apa mas tapi dak

  • Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan   Bab 92

    Andress sudah datang ke rumah Anjani ia berbasa-basi terlebih dahulu sebelum menuturkan maksud kedatangannya. Seperti biasa bu Aulia akan menyiapkan segala hasil tangannya jika Andreas datang ke rumah. Cukup lama Andreas dan kedua orang tua Anjani mengobrol santai sampai akhirnya Andreas mulai membuka obrolan dengan lebih serius. "Maaf om, tante. Kedatangan saya kesini sebenarnya ada maksud lain yang ingin saya bicarakan dengan om dan tante," Bu Aulia dan Pal Sanjaya sudah saling melirik. "Saya... Mau meminta izin kepada om dan tante untuk bisa mengenal lebih jauh anak perempuannya, Anjani. Sekiranya om dan Tante mengizinkan maksud baik saya," ucapnya sesikit gerogi Bu Aulia menoel paha suaminya ia sedikit kaget ternyata Andreas memang sengaja datang kerumahnya untuk menyampaikan maksudnya. "Kalau Om sih gimana Anjani saja. Om tidak bisa mengizinkan atau melarang karena yang nanti akan saling mengenalkan kalian, hanya saja om harus menanyakan beberapa hal dulu kepada kamu jika m

  • Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan   Bab 91

    Anjani dan Andreas semakin merasa hubungannya jauh lebih dekat. Keduanya sekarang tidak ragu untuk memperlihatkan perhatian satu sama lain tapi Anjani paham bahwa mereka tidak bisa terus seperti itu. Harus ada sesuatu yang jelas agar tidak bertindak lebih jauh lagi. Malam ini Anjani kembali duduk di balkon kamarnya, merenung dan kembali memantapkan hatinya. Ia sudah beberapa kali melakukan sholat istikharah dan meminta petunjuk hasilnya ya tetep sama. Andreas sendiri mendadak bungkam setelah Bu Sekar menanyakan perihal kedekatannya dengan seseorang yang berstatus janda. Sebenarnya tidak ada maksud lain hanya ingin tahu saja tapi pertanyaan itu justru ditangkap sebagai sinyal bahwa ibunya merasa kurang sreg dengan keputusannya. Tring! Suara Ponsel andreas berbunyi ia buru-buru membuka pesan yang masuk ke dalam aplikasi chatnya. [Mas, apa sedang sibuk? Boleh aku telpon mas sebentar] Andreas tidak membalas ia lebih memilih menelpon anjani lebih dulu. "Hallo... assalamualaik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status