Satrio berfikir saat ini belum waktunya untuk bicara jujur pada Larasati, sebenarnya dia ingin mengungkapkan alasannya kenapa menolak perjodohan itu.
Larasati tidak seperti Dwi ataupun Lastri yang memiliki hati lembut dan sabar.
Akhirnya Satrio pamit pulang tanpa menjawab ataupun mengiyakan Larasati diam saja membiarkan Satrio pergi.
Melihat sikap dan sifat Larasati yang seperti itu justru malah membuat Satrio semakin yakin untuk memutuskan tidak melanjutkan perjodohan ini.
Larasati masih terlalu manja dan kekanak-kanakan, sikap egoisnya masih begitu tinggi, mungkin karena latar belakang Larasati yang notabene adalah seorang Puteri jadi pantang bagi dia untuk keinginannya tidak di penuhi.
Selepas Satrio pergi Larasati mengadukan semua penolakan Satrio kepada ayahnya sontak itu membuat ayah Larasati murka merasa keluarga Satrio telah melecehkan dirinya.
Bukannya memberi nasehat untuk sang putri malah ayah Larasati mengompori agar Larasa
Saat menuju ke istananya ditengah jalan Satrio melihat Larasati baru saja pulang dari arah istana Satrio, Satrio mengurungkan niat untuk membawa Dwi kembali, sampai Larasati dan rombongannya pergi menjauh, Satrio buru-buru membawa Dwi kedalam gua tempat dulu dia mengobati Sulastri."Bertahanlah sebentar Dwi kita akan menuju gua, nggak ada pilihan lain selain menyembunyikanmu disana"Satrio kembali terbang dengan membawa tubuh Dwi yang semakin lemah, wajah Dwi pucat seputih kapas, Satrio terus mendekap erat tubuh Dwi.Sampai sudah mereka didalam gua yang di tuju, Satrio menyalakan api untuk menghangatkan ruangan, sebab tubuh Dwi sangat dingin.Dengan selimut bulu domba Satrio menyelimuti tubuh Dwi, lalu dia pergi ke hutan untuk mencari daun-daun untuk dijadikan obat.Saat kembali Satrio melihat Dwi semakin menggigil, Satrio panik, ingin menyalurkan tenaga dalam ketubuh Dwi rasanya tidak mun
Benar saja selepas Satrio pergi Dwi di datangi tamu yang tak di undang, dia mahluk tinggi besar berkulit merah mengkilap dan tak memakai baju, rambutnya gondrong, tangannya dipenuhi bulu panjang dan lebat wajahnya seperti manusia namun matanya merah menyala. "Grrrrr ... Kamu siapa? Berani-beraninya kamu masuk ke daerahku tanpa permisi!" Suaranya berat membuat bulu roma Dwi berdiri. Dwi ingat pesan Satrio bahwa dia tidak boleh bersuara saat mendengar apapun, Dwi diam ditempatnya sambil ketakutan. "Hai anak manusia? Apakah kamu bisu dan tuli? Ayoooo keluar dari persembunyianmu!" Tangan mahluk itu mencoba menyentuh tabir yang Satrio buat dan dia terpental. "Aaaarrrgh ... Siapa kamu beraninya kamu masuk ke kawasanku tanpa ijin dan menyelakaiku!" Dwi memejamkan matanya sambil menyentuh kalung liontin dan menyebut nama Satrio meminta agar Satrio cepat kembali. Satrio mendengar dan merasai bahaya yang sedang mengancam Dwi, tanpa berfikir panj
Setelah ayah Dwi setyani dan Romo kiyai menjalankan shoat isya, Romo beserta muridnya mengajak ayah Dwi setyani berdzikir untuk melakukan ritual Rogoh Sukmo, ritual itu berhasil, sekarang Romo dan ayah Dwi setyani sudah didepan pintu gerbang istana Hutan Pinus milik ayahanda Satrio.Istana itu dijaga oleh beberapa penjaga, setelah memohon izin bertemu sang pimpinan Romo dan ayah Dwi dipersilahkan masuk menemui kedua orang tua Satrio.Ayah Satrio menyambut kedatangan Romo dan ayahnya Dwi setyani dengan suka cita, ternyata kiyai Soleh dan ayahanda Satrio sudah saling mengenal."Assalamualaikum Romo kiyai ada apa gerangan sehingga Romo kiyai Soleh berkenan singgah di istana saya? Dan bagaimana kabar Romo? kelihatannya Romo dalam keadaan baik dan sehat? Dan siapa gerangan manusia yang bersama Romo ini?"Ayah Satrio langsung memberondong pertanyaan kepada kiyai Soleh."Waalaykummussalam warah matullah ... seperti engkau lihat, aku dalam kead
Satu minggu sudah berlalu dari Dwi Setyani dan Satrio menikah, namun Ayahanda dan Ibunda Satrio belum berfikir untuk mencari Putranya.Ayah Satrio masih kecewa dan belum bisa menerima kenyataan ini, tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, akan tetapi Ayahanda Satrio harus memberi kabar pernikahan ini kepada Kiyai Soleh, dan menyelesaikan masalah perjodohan antara Satrio dan Larasati.Sungguh masalah ini sangat rumit, sebab bisa jadi keluarga Larasati marah lalu menyerang kerajaannya atau bisa jadi keluarga Larasati memutuskan hubungan persahabatan gara-gara masalah ini.Ibunda Satrio justru merasa bahagia sebab Satrio menikah dengan Dwi Setyani bukan dengan Larasati, meskipun Dwi bukan dari bangsa Jin namun kebaikan dan budi pekerti Dwi yang telah membuat Ibunda Satrio menginginkan Dwi menjadi menantu.Ibunda Satrio merasa Dwi setyani pantas menjadi istri seorang pangeran dan pantas menjadi panutan di kerajaannya.Hari ini Ayahanda
Ke esokan harinya, keluarga Dwi berpamitan untuk pulang, pesan kiyai Soleh agar keluarga Dwi tidak usah larut dalam kesedihan sebab cepat atau lambat Dwi Setyani akan kembali ke rumah mereka.Menjelang Dzuhur keluarga Dwi sampai ke rumahnya."Udah bu ... jangan nangis terus, ingat nasehat kiyai Soleh tadi agar kita jangan bersedih terus.""Bagaimana ibu nggak sedih pak? untuk kedua kalinya ibu kehilangan anak, dulu Eka sekarang Dwi"Mata bu Darmi menerawang jauh teringat anak pertamanya yang meninggal karena sakit di usianya yang masih bayi yaitu umur 8 bulan,.Kenangan masa lalu tentang Eka membuat bu Darmi menangis pilu, dia takut Dwi nggak akan pernah kembali lagi seperti Eka.Di kerajaan Genduruwo Satrio dan Dwi Setyani sedang berjalan-jalan di taman buah, mereka berjalan saling bergandengan tangan, rambut Dwi yang ikal dibiarkan terurai dan terkadang nyanyian lembut sang bayu membuat ujung rambut Dwi menari.Dwi sangat cant
Keesokan harinya pak Suprapto pergi ke pesantren kiyai Soleh, karena sudah beberapa kali kesana jadi beliau langsung disuruh masuk ke ndalem utama, setelah duduk beberapa saat kiyai Soleh datang menemui. "Ada apa lagi kang Prapto?." "Begini Romo? tadi malam Dwi dan Satrio datang kerumah saya?" "Loh ... bagus itu! terus bagaimana apakah Dwi mau pulang ke alam manusia?" Pak Suprapto menghela nafas panjang, wajahnya sayu dan sedih, matanya diselimuti mendung yang akan segera berubah menjadi hujan, pak Suprapto menggeleng lemah. "Tidak Romo! Dwi anak saya tidak kembali, dia cuma sebentar dan langsung pergi meninggalkan kami!" Jawab pak Prapto setengah terisak. Benteng pertahanan pak Suprapto jebol akhirnya airmatapun berderai membasahi kedua pipinya yang mulai keriput, terbayang jelas dimatanya bahwa Dwi kini sudah benar-benar bahagia dengan suami nya. "Kenapa kang Prapto tidak mencegah kepergian Dwi?" Romo kiyai bertanya pen
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, disebabkan perbedaan waktu yang cukup panjang antara alam manusia dan alam jin membuat bapak Suprapto dan kiyai Soleh merasa lelah.Merekapun istirahat sambil menyantap hidangan yang sudah di sediakan oleh para santri, sambil menyantap hidangan sambil mengobrol tentang Dwi dan Satrio."Kang Prapto! sudah jangan disesali semua yang sudah terjadi, mungkin ini sudah kehendak takdir, sebagai orang tua sampean sudah berusaha menasehati anakmu, dia sudah dewasa sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk untuk masadepan dunia dan akhiratnya"Bapak Suprapto diam tak saggup menjawab apapun, sebab hatinya masih diliputi kesedihan, anak perempuan yang dia besarkan penuh kasih sayang menikah dengan pasangan yang tak lazim, memang anaknya menikah dengan seorang pangeran namun pangeran itu dari alam lain, benar dirinya kini bergelimang harta namun batinya tidak bahagia, seakan harta itu adalah bayaran atas dibelinya
Setelah melalui beberapa rintangan, kini Dwi Setyani bisa meneguk madu kebahagiaan bersama Satrio sang kekasih hatinya, hari-hari mereka di lalui dengan bahagia, di kerajaan hutan pinus, Dwi Setyani di juluki dengan Putri Salju, kenapa di beri julukan Putri Salju, sebab tutur kata Dwi Setyani sangat lembut, Dwi Setyani juga terkenal dengan kebaikan budi pekertinya.Seluruh rakyat kerajaan hutan pinus juga sangat menghormati Dwi Setyani, sebagai manusia yang di takdirkan memiliki akal dan hati, Dwi Setyani dengan akal nya berusaha membuat dirinya bisa di terima dengan baik oleh seluruh rakyat kerajaan hutan pinus.Apa lagi wajah Dwi Setyani sangat cantik jelita, membuat seluruh penghuni kerajaan hutan pinus mengagumi kecantikannya, bahkan banyak pemuda kerajaan ingin mengikuti jejak Satrio yaitu mempersunting manusia untuk di jadi kan pendamping hidupnya, namun apabila mereka mendengar kisah cinta dan perjuangan Satrio dalam mendapatkan r