แชร์

Bab 2 

ผู้เขียน: Nabila
Di Paviliun Hujan.

Satya dengan lembut dan hati-hati membaringkan Ningsih di tempat tidur.

Ningsih menarik lengan bajunya dan berkata, "Satya, jangan salahkan Cahyani. Sebagai seorang wanita, aku memahami kesedihannya."

Satya mengangguk. "Kakak Ipar, kamu sangat pengertian."

Bagi Satya, Ningsih telah kehilangan suaminya, tetapi masih memikirkan perasaan orang lain. Sementara itu, Cahyani hanya tenggelam dalam kecemburuan dan sama sekali tidak peduli dengan hal yang lebih penting.

Memiliki banyak istri adalah hal yang umum bagi pria. Apalagi, Satya hanya menyumbangkan benihnya untuk melanjutkan garis keturunan kakaknya.

Air mata menggenang di mata Ningsih. "Ini semua salahku karena tidak merawat suamiku dengan baik. Seandainya ... seandainya kakakmu masih hidup, kita tidak akan berada dalam situasi ini ...."

Satya menyeka air mata Ningsih dengan ujung jarinya, lalu menghibur, "Kakak Ipar tidak seharusnya menyalahkan diri. Kakak memang lemah dan sakit-sakitan sejak kecil, bagaimana mungkin kamu bisa merawatnya dengan baik? Orang mati tidak bisa hidup kembali. Sebaiknya kita lanjutkan hidup dengan baik."

Ningsih mendongak. Dia menatap Satya dengan tatapan memelas yang memikat, tetapi ada kilatan licik yang tersembunyi di baliknya.

"Kamu benar, orang mati tak bisa hidup kembali."

Dengan wafatnya Rangga, Ningsih tidak dapat mengandalkan siapa pun lagi di kediaman ini. Jadi, dia harus bergantung pada Satya dengan baik dan melahirkan seorang putra!

Satya menatap Ningsih dan merasa tenggorokannya tercekat. Wanita di hadapannya adalah sosok yang telah dia cintai sejak muda. Setelah Ningsih menikahi kakaknya, dia tak lagi berani menyimpan pikiran-pikiran tidak pantas. Dia pun bertekad menggunakan waktu dua tahun ini untuk melupakan perasaannya dan menjalani hidup yang baik bersama Cahyani.

Sekarang, kakaknya telah meninggal. Satya bersedia memikul tanggung jawab berat untuk memberi kakak iparnya seorang anak sebenarnya karena menyimpan sedikit motif egois.

Satya akan menganggap semua ini sebagai belas kasihan Tuhan kepadanya yang telah mencintai Ningsih selama bertahun-tahun, juga kesempatan untuk memenuhi keinginan yang telah lama dia pendam. Dia bersumpah setelah ini, dia akan benar-benar melupakan perasaannya dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada istrinya.

"Kakak Ipar, ayo kita mulai."

Ningsih tersipu dan menunduk, lalu menjawab dengan suara nyaris tidak terdengar, "Baik."

Saat napas pria itu menerpanya, Ningsih mendongak dan memejamkan mata. Dia menyerahkan diri sepenuhnya pada sentuhan Satya ....

Di Paviliun Ombak.

Maya menatap langit malam. Dia khawatir majikannya akan menyesal. "Nona, biarkanlah aku pergi ke Paviliun Hujan dan menjelaskan semuanya kepada Jenderal! Meski pernikahan ini diatur oleh Tuan Besar, aku tahu Nona juga mencintai Jenderal ...."

Cahyani segera menghentikannya, "Tidak boleh."

Apakah dengan membawa Satya kembali, hatinya juga bisa kembali? Lagi pula, siapa bilang Cahyani mencintainya dan tak bisa hidup tanpanya? Sejak Satya menggendong Ningsih keluar dari tempat tinggal mereka ini, Satya bukan lagi suaminya ....

Malam pun berlalu.

Keesokan harinya, di pagi-pagi sekali saat Cahyani sedang berpakaian, Paviliun Ombak kedatangan tamu tak diundang.

Ningsih mengenakan gaun sutra tipis berwarna biru muda. Meskipun tanpa riasan, wajahnya tetap terlihat cantik dan berseri-seri. Ada bekas merah menyala di lehernya yang tak berusaha dia tutupi.

Cahyani segera berdiri dan memberi hormat. "Kakak Ipar."

Ningsih segera memapahnya berdiri. "Tidak perlu begitu sopan. Aku mengkhawatirkanmu, jadi aku datang menjengukmu. Apa kamu tidur nyenyak semalam?"

Maya mendengus dalam hati. Bagaimana mungkin Ningsih tidak tahu apakah tidur majikannya nyenyak atau tidak? Ningsih sudah merebut suami orang lain sehingga majikannya harus tidur sendirian, apa niatnya dengan datang kemari sekarang?

Cahyani tersenyum dan menjawab, "Terima kasih atas perhatian Kakak Ipar. Kakak Ipar terlihat sangat lelah. Semalam, Kakak Ipar pasti sudah bekerja keras demi Kakak."

Senyum Ningsih seketika membeku. Dia berpura-pura murah hati dan menyahut, "Semalam, aku sudah coba bujuk Satya untuk temani kamu, tapi dia tidak mau mendengarkan bujukanku."

Cahyani menatapnya dan berujar dengan nada penuh pengertian, "Suamiku sudah bekerja keras untuk kakaknya. Sebagai istrinya, aku tentu saja harus memberikan dukungan penuh."

Ningsih mengerutkan kening dan menatap lekat-lekat orang di hadapannya. Apakah Cahyani benar-benar tidak peduli atau hanya bersabar?

"Ayahku itu seorang perdana menteri, sedangkan ayahmu hanyalah seorang pedagang. Aku bisa membuka jalan bagi Satya untuk meraih kejayaan, tapi apa yang bisa kamu lakukan? Seperti hal mengenai pemberian gelar bangsawan untuk Satya kali ini, itu adalah berkat bantuan Kediaman Perdana Menteri ...."

Cahyani tetap diam. Kilatan dingin melintasi matanya.

Keluarga Atmadja yang tidak berhenti memberi bantuan dalam perihal pemberian gelar bangsawan itu. Apa yang telah dilakukan Kediaman Perdana Menteri? Apakah Ningsih benar-benar tidak tahu atau hanya berpura-pura tidak tahu demi mendapatkan pujian?

Melihat Cahyani yang menunduk dalam diam, Ningsih berasumsi bahwa dia tidak dapat membantah dan mulai berterus terang.

"Satya menikahimu karena terpaksa. Setelah menunjukkan prestasi dalam pertempuran, dia sudah diangkat menjadi jenderal. Kamu yang hanyalah seorang putri pedagang lebih tidak pantas mendampinginya lagi."

Cahyani tersenyum dan menyahut, "Kakak Ipar, aku tidak mengerti apa yang mau kamu katakan."

Heh! Mau berlagak pura-pura tidak mengerti? Ningsih tersenyum hingga matanya menyipit. Dia menunjukkan sisi luhur dan bermartabatnya. "Kalau begitu aku akan berterus terang. Cahyani, sebaiknya kamu minta untuk bercerai."

Hati Cahyani pun tenggelam, tetapi dia balik bertanya dengan tenang, "Apa ini keinginan Kakak Ipar, atau keinginan Jenderal dan Kediaman Adipati?"
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Dicintai Sepenuh Hati setelah Bertukar Suami   Bab 50

    "Cahyani, kalau kamu masih belum sadar akan kesalahanmu dan tetap mau mengincar posisi yang seharusnya adalah milik anak Kakak, aku akan menceraikanmu!" ujar Satya dengan tegas.Wiranto dan Sekar sama-sama terkejut karena Satya membuat keputusan secepat ini.Sekar sangat gembira dan mendukung perceraian ini. Dia tidak pernah menyukai Cahyani. Ditambah dengan kasus pencurian maskawin dan hilangnya kendalinya atas kelola rumah tangga, dia pun makin membenci Cahyani.Orang yang paling bahagia adalah Ningsih. Ketika menyadari keraguan Satya sebelumnya, dia benar-benar khawatir Satya tidak akan bersedia menceraikan Cahyani. Sekarang, dia sangat puas. Siapa suruh Cahyani membuat keributan!Setelah mengucapkan kata "cerai", Satya masih lanjut menatap Cahyani. Kata-katanya itu tidak tulus. Dia hanya ingin memperingatkan Cahyani untuk bersikap patuh. Selama Cahyani menunduk dan mengakui kesalahannya, dia tidak akan mempermasalahkan masalah ini lagi.Namun, Satya tidak melihat kepanikan atau ket

  • Dicintai Sepenuh Hati setelah Bertukar Suami   Bab 49

    Ucapan Cahyani langsung membuat semua orang tercengang. Tidak ada yang menyangka Cahyani akan meminta untuk bercerai!Sekilas kepuasan terpancar di mata Ningsih. Dia berpikir dalam hati, 'Heh! Cahyani akhirnya tidak tahan lagi dan mau mengaku kalah. Bagus! Biarkan saja Satya menceraikannya! Apa dia benar-benar berpikir Satya tidak rela?'Sebenarnya, Satya memang merasa sedikit tidak rela. Dia masih mengingat jelas kemesraannya dengan Cahyani beberapa hari lalu. Mereka jelas-jelas sudah sepakat bahwa Cahyani akan pindah kembali ke Paviliun Ombak malam ini, lalu mereka akan melewati kehidupan rumah tangga dengan baik ....Satya sedang memeluk Ningsih, tetapi tatapannya tertuju pada Cahyani. Matanya dipenuhi amarah dan ketidakberdayaan."Cahyani! Kenapa kamu harus paksa aku untuk buat pilihan!" Bukankah Cahyani seharusnya sangat murah hati? Apakah perubahan Cahyani disebabkan oleh anak ini? Namun, Satya juga hanya asal bicara mengenai hak waris. Jika Cahyani benar-benar bisa memenangkan

  • Dicintai Sepenuh Hati setelah Bertukar Suami   Bab 48

    Tepat ketika Wiranto hendak menetapkan masalah pengalihan status istri Ningsih, seseorang malah tiba-tiba keberatan. Semua orang pun menoleh ke arah datangnya suara.Cahyani berdiri di antara kerumunan dengan ekspresi tegas. Dia melangkah maju dan mengulangi perkataannya kepada Wiranto, "Ayah, Cahyani tidak terima pengalihan status istri ini!"Pada saat ini, semua mata tertuju pada Cahyani.Di antara para tamu, ada beberapa orang yang terlihat bingung."Siapa wanita itu?""Itu menantu Adipati, istri sah Jenderal Satya.""Oh. Dia itu putri pedagang yang menikah dengan Satya dengan mengandalkan jasanya?""Benar!" Raut wajah Wiranto berubah serius. Ada apa dengan Cahyani? Bukankah Satya sudah membicarakan masalah pengalihan status istri ini dengannya?Jangankan Wiranto, bahkan Satya juga tidak mengerti. Kenapa Cahyani tiba-tiba membantah hal ini? Bukankah sebelumnya Cahyani mengatakan akan membantunya membujuk Ratih untuk meminta dekret pernikahan dari Kaisar? Secara logika, Cahyani seha

  • Dicintai Sepenuh Hati setelah Bertukar Suami   Bab 47

    "Cepat hentikan Nyonya Pertama!"Para pelayan bereaksi cepat dan segera menghentikan Ningsih. Namun, Ningsih terlihat seperti masih enggan menyerah. Dia melambaikan tangannya untuk meronta."Biarkan aku mati! Biarkan aku mati! Suamiku sudah tiada, bagaimana aku bisa hidup sendiri .... Uwek!"Saat meratap, Ningsih tiba-tiba muntah-muntah kering.Sekar pun tertegun. Mungkinkah dia ....Dengan bunyi gedebuk, Siti berlutut dan memeluk kaki Ningsih sambil berseru, "Jangan, Nyonya! Sekalipun Nyonya tidak memikirkan diri sendiri, pikirkanlah anak dalam kandungan Nyonya! Itu adalah satu-satunya garis keturunan Tuan Pewaris. Demi Tuan Pewaris, Nyonya harus hidup!" Kata-kata Siti langsung menimbulkan kehebohan. Pada saat ini, semua orang baru mengetahui bahwa Ningsih sedang hamil.Indra berdiri, seolah-olah baru mengetahui kabar itu. Dia bertanya dengan ekspresi rumit, "Ningsih, kamu hamil?" Ekspresi Wiranto dan Sekar berubah drastis. Ningsih hamil? Bagaimana mungkin mereka tidak tahu?Terutam

  • Dicintai Sepenuh Hati setelah Bertukar Suami   Bab 46

    Pertanyaan Paman Buyut Ketujuh membangkitkan rasa ingin tahu semua tamu. Meskipun Rangga lemah dan sakit-sakitan, bukankah dia seharusnya tetap menunjukkan diri di jamuan ulang tahun ayahnya?Wiranto pun memasang tampang sedih. "Paman Buyut Ketujuh, Rangga lagi sakit parah akhir-akhir ini. Jamuan ulang tahun yang megah ini juga diadakan untuk mengusir kesialan dan membawakan keberuntungan untuknya."Semua orang langsung mengerti. Sementara itu, Paman Buyut Ketujuh menghela napas, lalu duduk dengan ekspresi penuh kekhawatiran.Jamuan ulang tahun ini pun resmi dimulai.Wiranto duduk di kursi utama. Para tamu bersulang dengannya satu per satu. Orang-orang dari generasi muda bergantian memberikan hadiah dan mengucapkan selamat padanya.Keluarga Permana tidak memiliki banyak keturunan. Berhubung Wiranto dan Sekar hanya memiliki dua orang putra, para tamu kebanyakan mendoakan Wiranto bisa lekas mendapat cucu laki-laki.Orang-orang dari generasi tua menggoda Satya, "Pria sejati bukan hanya ha

  • Dicintai Sepenuh Hati setelah Bertukar Suami   Bab 45

    Malam itu, ada banyak orang yang tidak bisa tidur.Keesokan harinya, Kediaman Adipati mengadakan jamuan ulang tahun. Tamu yang datang sangat banyak.Di pintu masuk utama Kediaman Adipati, Ningsih menemani Sekar menyambut tamu. Dia menunjukkan keanggunan dan tata krama seorang wanita bangsawan. Di sisi lain, Cahyani mengatur tempat duduk untuk para tamu di dalam kediaman.Maya pun merasa kesal."Nona, semua orang mengira Ningsih yang mengatur jamuan ini dan begitu memujinya. Nona tidak lihat betapa lebar senyumannya! Dia kelihatan sangat bangga!" Maya benar-benar geram. Cahyani telah berbuat begitu banyak, tetapi orang-orang di Kediaman Adipati mengabaikan semuanya dan hanya menghujani Ningsih dengan perhatian. Apakah latar belakang keluarga benar-benar sepenting itu? Bahkan setelah menikah dan sama-sama adalah menantu orang, mereka juga tetap akan diperlakukan dengan berbeda? Memangnya orang yang berasal dari kalangan bawah ditakdirkan untuk menjadi budak dan bekerja keras untuk oran

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status