Share

6. Kehancuran 3.

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-01 22:23:23

Jihan yang sibuk dengan aktivitas setiap hari membuatnya melupakan apa yang terjadi dengan dirinya. Mengabaikan rasa sakit dan mengantikan dengan prestasi yang akan ia tunjukan pada sang ayah, walau bukti tidak ia dapatkan untuk membuktikan jika dirinya tidak bersalah. Namun Jihan tidak lagi peduli, hidupnya adalah bagaimana caranya bisa meraih mimpinya yang hilang karena ulah para benalu.

"Jihan kamu kenapa? Bangun Jihan!"

Ajeng terkejut dengan jatuhnya Jihan yang tiba-tiba. Terlebih tubuh dan wajah Jihan yang pucat pasi membuktikan jika dirinya tidak baik-baik saja akhir-akhir ini. Tidak seperti biasanya Jihan selemah ini. Hal yang di takutkan oleh Ajeng kembali menyeruak di dalam hatinya kecemasan dan kekhawatiran keadaan Jihan yang tentunya akan shock mendapati kenyataan yang lebih menyakitkan lagi.

"Jihan bangun!!! Jangan membuatku takut Jihan!!! Sadarlah Jihan. Bangun kamu tidak kasihan padaku, hah?!"

Ajeng yang cemas melihat kondisi Jihan yang berapa hari ini terlihat pucat, bahkan tidak jarang jika makanan yang sudah masuk dalam perutnya akan keluar lagi. Terlebih hari ini tiba-tiba Jihan pingsan membuatnya semakin ketakutan, jika yang ia pikirkan akan menjadi kenyataan.

"A– Ajeng, aku kenapa? Kamu nangis?"

"Kau ini sudah bikin aku nangis. Tapi masih bisa bertanya ada apa? Sekarang kamu yang harus jawab ada apa denganmu, Jihan?"

"Aku tidak apa-apa Ajeng, kamu tidak perlu khawatir. Mungkin aku masuk angin, kamu tahu satu bulan ini aku lembur." sahutnya begitu lirih.

Jihan menjelaskan semuanya tidak ingin Ajeng terus mengkhawatirkan dirinya sehingga sebisa mungkin Jihan menyembunyikan kegelisahan dirinya.

Jihan terdiam berapa saat teringat jika tubuhnya tidak lagi seperti berapa bulan lalu, tubuhnya kini semakin lemah dan mual yang tidak ada hentinya.Tiga bulan sudah Jihan bekerja di salah satu perusahaan milik sahabat Ajeng. Dan selama ini ia mengikuti lembur mengingat jika pemilik perusahaan akan datang dalam waktu dekat sehingga mereka tidak ingin melakukan kesalahan hal itu yang membuat perusahaan memintanya untuk lembur adalah jalan satu-satunya untuk mengantisipasi keadaan.

"Jihan boleh aku tanya padamu? Bagaimana dengan jadwal–"

Ajeng tidak melanjutkan lagi ucapannya mengingat hati Jihan yang terluka, tidak mungkin Ajeng mengatakan yang sebenarnya apa yang dia curigai selama sebulan ini bahwa sang sahabat tengah hamil dari pria yang tidak bertanggung jawab. Bukan pria yang tidak bertanggung jawab itu? Tetapi karena ulah saudara dan tunangannya yang berhasil menjebaknya yang membuat Jihan dalam situasi saat ini yang berpengaruh terhadap mentalnya.

"A– aku...."

"Kamu jangan khawatir semoga ini hanya dugaanku saja. Tapi alangkah lebih baik kalau kamu beli alat–"

"Aku tahu Ajeng, tapi bagaimana jika hasilnya positif? Aku takut Ajeng. Apa yang akan terjadi denganku jika aku benar-benar hamil? Ajeng aku tidak ingin anak ini. Aku tidak ingin hamil tanpa suami," potong Jihan, pani.

Tangis Jihan pecah, selama ini Jihan berusaha menyembunyikan kecurigaannya tentang tubuhnya yang tidak seperti biasanya. Kondisi yang sama untuk wanita yang sedang mengandung dan itu dirasakan olehnya dua bulan terlahir, namun satu bulan ini tubuhnya beraksi saat mencium aroma bawang dan selalu mengeluarkan semua yang telah di makannya.

"Hei, Jihan. Kamu tidak sendiri, ada aku sahabat kamu. Kamu tidak perlu berpikir yang tidak-tidak, apapun yang terjadi aku selalu ada untukmu, hari ini dan selamanya." Ajeng berusaha menenangkan, tetapi Jihan tetap panik.

"Tidak Ajeng, hidupku hancur!! Kau lihat kehancuranku, kini berada di hadapanku!! Mereka menghancurkan semuanya Ajeng. Bukan hanya masa depanku, tetapi kamu lihat sekarang masa depan penuh kesuraman semakin mendekat Ajeng!!! Aku tidak butuh anak ini, dia harus hilang. Dia akan membawa petaka dalam hidupku, Ajeng. Aku tidak mau tidak Ajeng!!!"

Jihan berusaha menyakiti dirinya. Hal ini membuat Ajeng semakin khawatir.

"Hentikan Jihan!!! Kau menyakitinya. Kau harus tenang jangan bersikap egois, lihat di luar sana banyak orang yang menginginkan buah hati dalam kehidupan mereka. Sedangkan kamu–"

"Aku berbeda Ajeng!!! Jangan samakan aku dengan mereka di luar sana!!!" ujar Jihan memotong ucapan Ajeng. Tidak hentinya memukul perutnya agar janin dalam perutnya hilang secepatnya.

"Mereka memiliki ikatan yang suci tapi aku? Aku memiliki anak di luar nikah!!! Aku hamil anak perkosaan. Semua ini karena ulah mereka Ajeng!!! Aku tidak bisa menerima ini Ajeng, aku tidak sanggup aku menyerah. A– aku akan pergi bersama ibuku Ajeng. Ibu akan datang menjemput–"

"Plakkkk!!!"

Ajeng tiba-tiba menampar sahabatnya itu.

"Jihan maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. Istighfar Jihan, kau tidak bersalah begitu juga janin yang ada dalam kandungan mu. Dia sama sepertimu kalian hanya korban," lirih Ajeng merengkuh tubuh Jihan yang bergetar, tangisnya memilukan hati. Tidak ada wanita manapun yang akan bertahan di posisi seperti Jihan saat ini. Bahkan dirinya pun akan menyerah jika kejadian berat menimpanya, setelah di jebak satu kamar dengan pria asing dalam keadaan mabuk berat dan kini seakan tuhan masih dengan ujian yang tiada henti. Kehamilan Jihan mampu membuat gadis cantik nan lembut itu terjatuh dalam duka berkepanjangan.

Melihat Jihan yang terpuruk, hatinya begitu sakit melihat kondisi Jihan yang semakin menyedihkan bahkan saat ini jauh lebih buruk dari sebelumnya. Jiwanya terguncang membuat Ajeng semakin cemas.

Usai menenangkan diri. Jihan memutuskan untuk tidak masuk kerja mengingat kondisinya yang sangat lemah, bersama dengan Ajeng, Jihan pergi ke salah satu apotek untuk membeli alat tes kehamilan. Meskipun rasa takut dan cemas menjadi satu namun ia harus melakukannya untuk membuktikan bahwa semua baik-baik saja tubuhnya yang lemah hanya karena kelelahan bukan karena hamil.

Kembalinya dari apotik Ajeng meminta pada Jihan untuk melakukan tes. Rasa cemas pada Jihan membuat Ajeng meminta bantuan dari sang ayah untuk mencarikan pekerjaan di luar kota tidak mungkin jika Jihan harus tinggal di kota yang sama mengingat akan mudah diketahui oleh orang tuanya. Terlebih ibu dan saudara tirinya yang akan semakin menghancurkan hari Jihan.

"Ajeng aku takut," lirih Jihan yang mulai tenang,

"Aku yakin ini karena kamu kelelahan, cepatlah pergi ke kamar mandi. Aku ingin melihat hasilnya kita berdoa semoga hasilnya sesuai dengan harapan kita."

Dengan langkah perlahan, Jihan memasuki kamar mandi dan mencobanya, tubuhnya bergetar saat memandang alat yang kini berada di dala air seninya.

Jihan memejamkan mata berharap saat membuka mata bukan garis dua tetapi hanya ada satu garis, namun sayangnya harapan hanya sebuah harapan yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Jihan kamu baik-baik saja?"

Suara Ajeng menyadarkan Jihan yang berada dalam kamar mandi yang hanya diam, tangisnya tidak lagi mampu ia tahan. Bulir bening membanjiri pipinya, dengan langkah tertatih Jihan keluar dari kamar mandi.

"Jihan–" lirih Ajeng mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya.

Ajeng memeluk tubuh Jihan yang menangis tanpa suara. Hatinya terasa sesak mendapati sahabatnya hancur, tangan kanan yang menggenggam benda yang di ketahui oleh Ajeng jika alat itu adalah testpack dengan garis dua yang artinya positif.

"Apa yang harus aku lakukan Ajeng? Aku hancur. Aku kotor dan aku tidak ingin anak ini," lirih Jihan tak berdaya.

Ajeng menggelengkan kepalanya melihat sang sahabat yang tidak dalam keadaan stabil.

"Jihan, tenangkan dirimu," ucap Ajeng pelan, "Anak yang ada dalam kandungan kamu tidak berdosa,"

Jihan masih menggelengkan kepalanya. Matanya sudah memerah akibat tangis yang tak henti. "Aku tahu, Jeng. Tapi, aku tak sanggup membesarkan anak yang sudah menghancurkan hidupu ini."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rafli123
Hihi, terima kasih sudah mengikuti akk. Bab nya terlalu panjang ya kak? Jadi koin naik
goodnovel comment avatar
Risvi Rismavivi
pasti nanti nak poin padahal cerita nya seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   80. Ending.

    Tujuh tahun kemudian kehidupan Jihan dan Kenzie semakin bahagia bisnis mereka semakin berjaya. Bukan hanya perusahaan Kenzie dan Jihan saja tetapi cafe tunggal yang didirikan Jihan kini semakin maju. Bahkan Kenzie membangun penginapan tidak jauh dari cafe agar memudahkan para wisatawan yang ingin berkunjung ke wisata yang tidak jauh dari cafe tunggal milik Jihan. Kenzie yang lebih banyak menghabiskan waktu liburan setelah kesibukan dengan berbagai tumpukan berkas. Kenzie enggan untuk pergi kemanapun selain waktu untuk keluarga seperti saat ini. Mereka merencanakan untuk liburan bersama namun mereka mengurungkan niatnya mengingat putri kecil mereka yang baru sembuh. Sehingga mereka memilih untuk berkumpul di rumah bersama keluarga besar."Sayang biarkan Zahra sama ibu, kamu istirahat saja," ujar Intan yang saat ini berada di kediaman Jihan. Setelah usia Zahra tujuh tahun Jihan memilih menempati rumah yang telah di siapkan oleh Kenzie."Mah, aku tidak apa-apa lagi pula Zahra hanya manj

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   79. Penyesalan Yang Terlambat.

    Mang Ucup berlari keluar mencari seseorang yang mungkin saja akan keluar dari rumah bos-nya. Langkahnya baru mencapai pintu sebuah mobil meninggalkan halaman depan rumah, keterkejutan bukan sampai disana. Sebuah pukulan begitu keras membuat mang Ucup tergeletak begitu saja tidak sadarkan diri."Mang Ucup!!" Jihan berusaha untuk menyadarkan mang Ucup sebelum seseorang menarik kerudungnya yang panjang."Serahkan semua hartamu untukku. Kamu sudah mendapatkan ibuku dan kasih sayangnya, kau ambil ibuku aku ambil hartamu. Bagaimana? Adil bukan?" kata Nanda penuh penekanan."K– kamu? Nanda untuk apa kamu lakukan ini padaku, hah?" geram Jihan setelah mengetahui bahwa Nanda adalah dalang di balik kekacauan rumahnya."Mudah saja seperti yang aku katakan tadi serahkan semua hartamu maka akan aku berikan Ibuku padamu. Kamu begitu sangat disayanginya tapi aku sebagai anak kandungnya sangat dibencinya, ikuti kemauanku maka semuanya akan kembali seperti semula kamu hidup bahagia bersama dengan kelu

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   78. Kelahiran Putri Jihan.

    "Sayang, kamu sakit? Katakan yang mana?" Kenzie begitu panik melihat kondisi sang istri yang begitu kesakitan berulangkali mengusap perutnya dan wajahnya mulai terlihat pucat. "Mas sepertinya aku akan melahirkan," ucap Jihan terbata."I– iya sayang," Kenzie mengangkat tubuh sang istri entah kekuatan dari mana namun ia mampu turun dari tangga meski Veer terus berteriak sehingga mengumpulkan penghuni rumah mewah milik Cakra."Ken, apa Jihan mau melahirkan?" tanya Bu Imah yang keluar lebih dulu dari kamar diikuti oleh Cakra."Iya Bu, Jihan mengeluh sakit di perut!" Kenzie mempercepat langkahnya menuju mobilnya yang terparkir di halaman. Cakra berlari mendahului mereka dan membukakan pintu untuk anak dan menantunya."Mas pergilah dulu ke rumah sakit biar aku yang menyusul bersama dengan Veer." Bu Imah meminta Cakra untuk pergi lebih dulu agar bisa menyelamatkan Jihan mengingat air ketuban yang sudah pecah."Ya, jangan lupa hubungi Intan dan Ghasam!" sahut Cakra melajukan mobilnya dengan

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   77. Rencana Yang Gagal.

    Jihan berusaha untuk menenangkan bu Imah yang terlihat begitu marah dan kecewa atas kedatangan Nanda yang tiba-tiba. Jihan tidak ingin kekesalan dan kemarahan bu Imah semakin berlanjut mengingat ia sendiri telah mendengar apa yang dikatakan oleh Nanda namun fakta yang sebenarnya terucap dari Bu Imah hal itu yang membuat Jihan merasa dibohongi oleh Nanda."Bagaimana Ibu bisa tenang nak, dia adalah anak kandung ibu tapi sedikitpun dia tidak pernah merasa kasihan terhadap kami bahkan saat dia mengatakan itu hati ibu sangat hancur. Anak yang Ibu sayang yang ibu kandung selama 9 bulan ibu melahirkannya dengan susah payah bertaruh nyawa begitu tega mengucapkan kata yang begitu menyakitkan. Dia meminta kami untuk melupakannya, apa kamu tahu nak apa yang dilakukan dia pada saat datang meminta restu pada kami? Dia begitu angkuh bahkan dia mengatakan hal yang jauh lebih menyakitkan dia bisa bahagia dan menikah dengan siapapun tanpa restu dari kami karena restu kami tidaklah penting.Entah wali

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   76. Pengintai 2.

    Kenzie mengikuti arah pandang Jihan dimana seorang wanita yang terlihat membeli makanan tidak lama kemudian dia duduk di salah satu kursi yang ada di taman. Penampilannya yang sederhana namun terlihat ada sesuatu yang di sembunyikan. Berapa kali Jihan dan Kenzie melihatnya yang sesekali mengusap wajahnya hal itu tidak lepas dari pantauan Jihan dan Kenzie."Mas, kamu enggak kenal wanita itu? Sepertinya di nangis? Apa aku salah liat?" tanya Jihan tatapannya fokus kearah wanita yang berulang kali mengurungkan niatnya untuk menyantap makan yang ada di hadapannya dan memilih menyandarkan punggungnya."Enggak, sayang kita kesana. Mas penasaran ada hubungan apa antara wanita itu dan Bu Imah," Jihan mengangguk membenarkan ucapan suaminya. Ada rahasia yang ingin ia ketahui dari wanita yang mengambil foto bu Imah secara diam-diam."Hati-hati sayang," Kenzie dengan sigap membantu Jihan berdiri perutnya yang besar membuatnya kesulitan untuk berdiri."Ya mas, terima kasih,"Berlahan Jihan dan Ken

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   75. Pengintai.

    Mang Ucup berlari mengejar sosok wanita yang terlihat tengah mengintip di kediaman Cakra. Ada rasa takut dan penasaran siapa gerangan wanita yang terus mengintai keadaan di dalam, jika wanita itu adalah suruhan dari Tania ataupun Luna karena mereka tidak akan membiarkan Jihan hidup bahagia dengan Kenzie."Mang Ucup bagaimana, apa wanita itu tertangkap?" tanya jihan mencari keberadaan wanita kini tidak ada di depan rumahnya."Maaf mbak Jihan wanita itu kabur. Dia bawa motor terparkir disana, sepertinya sudah di rencanakan di lihat dari cara parkirnya." ujar mang Ucup menunjukan motor yang melaju semakin jauh dengan kecepatan tinggi."Siapa kira-kira ya, mang? Kenapa enggak masuk tanya gitu sama kita. Tujuannya apa, siap yang di cari?"Jihan melihat sekitar yang sepi tidak ada orang yang lewat. Tempat tinggalnya yang terbilang elite membuat jarak rumah dengan rumah yang lain memiliki jarak walau hanya terhalang dengan tembok pembatasan. Namun, mereka sibuk dengan aktivitas di luar rumah

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   74. Hancurnya Tania 2.

    Tania terkejut mendengar kabar tentang ayahnya yang meninggal dunia satu bulan yang lalu bertepatan dengan kepergiannya dari rumah. Tawa Tania lepas begitu saja dia tidak yakin jika sang ayah akan pergi begitu saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini tanpa berpamitan, dan juga tanpa meninggalkan kata-kata terakhir untuknya."Nak Tania, kamu baik-baik saja?" tanya Pak RT yang iba dengan keadaan Tania saat ini."Bapak tanya saya baik-baik saja atau tidak? Sekarang saya tanya apa bapak akan baik-baik aja jika mendengar kematian orang tua bapak?" sahutnya ketus. Wanita yang tidak jauh dari Tania hanya mengusap dada mendengar jawaban wanita angkuh di depannya."Kenapa kamu begitu jawabnya? Kami beritahukan dan kami menanyakan apa kondisi kamu baik-baik saja atau kamu shock mendengar kabar ayahmu meninggal dunia. Apa pantas jawaban kamu seperti ini pada kami? Tidakkah kamu bisa menghargai kami lebih tua dari kamu? Setidaknya pikirkan kami ini siapa kamu di sini?" cetus istri pa

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   73. Hancurnya Tania.

    Setelah di hubungi oleh pak RT Ivan bergegas menuju kediaman pak RT. Satu minggu bukan waktu yang sebentar, berbagai cara sudah dilakukan oleh Ivan untuk mencari keberadaan putri dari pak Aksa meski semua yang ia lakukan telah gagal tidak ada titik terang tentang keberadaan putri tunggal pak Aksa."Pak RT apa Putri Pak Aksa sudah pulang ke rumah? Bisakah saya menemui sekarang atau bapak sudah mengatakan tentang kejadian satu minggu yang lalu pada putri pak Aksa?" tanya Ivan, membuat pak RT mengulas senyum."M— maafkan saya pak, saya tidak bermaksud untuk," lanjut Ivan merasa malu karena ia mencecar berbagai pertanyaan pada pak RT."Tidak apa-apa pak Ivan, jadi begini tujuan Saya memanggil Pak Ivan kemari untuk membahas yang sempat di pertanyakan oleh pak Ivan pada saya saat di pemakaman. Saya ingin menceritakannya yang saya ketahui meskipun saya tidak tahu kebenaran ini tapi inilah yang saya dengar dari para warga," ucap pak RT, sesat terdiam menetralkan perasaan yang sulit untuk ia u

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   72. Tabur Tuai 2.

    Tania membanting pintu kamar menimbulkan suara dentuman keras sehingga mengejutkan Aksa yang beristirahat di kamarnya. Berapa hari yang lalu Aksa membebaskan Tania dengan bersyarat, rela menjual berapa aset hanya untuk putrinya namun, setelah bebas Aksa yang ingin putrinya berubah menjadi wanita yang baik dan melupakan Kenzie adalah keinginannya.Tania tidak terima kalau Kenzie hidup bahagia dengan Jihan. Apa pun akan dilakukan oleh Tania untuk mendapatkan cinta Kenzie meski usahanya selalu gagal.Aksa tidak hentinya mengingatkan Tania untuk berhenti mengusik mereka, mengikhlaskan cintanya untuk wanita lain. Aksa tahu juga Tania sulit untuk melupakan pria yang pernah menikahinya meski hanya pernikahan siri."Tania, kamu baru pulang, Nak? Haruskah Ayah mengingatkan kamu untuk kesekian kalinya, atau kamu ingin Ayah bersujud di kakimu agar kamu bersedia mengikuti apa yang dikatakan ayah? Berhentilah, kamu masih muda kamu bisa mendapatkan laki-laki lain yang jauh mencintai kamu menerima

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status