Share

7. Gunjingan.

Ajeng tersentak mendengar penuturan Jihan yang semudah itu menolak anak yang ada dalam kandungannya. Tidak ingin menghakimi Jihan apa yang ia rasakan saat ini tidaklah muda. Dengan berlahan Ajeng kembali menasehati agar sang sahabat mengurungkan niatnya untuk menghilangkan nyawa.

"Dia adalah korban sama seperti dirimu, jangan lakukan apapun padanya, Jihan. Jangan membuat kesalahan untuk kedua kalinya, ingat ada tuhan bersamamu. Kau hanyalah salah satu orang yang tidak beruntung Jihan begitu juga anak yang ada dalam kandungan dia membutuhkan dirimu. Jika dia mampu berkata maka ia akan berkata, Mama aku ingin melihat dunia. Jangan sakiti aku," ujar Ajeng apapun untuk menyadarkan sahabatnya.

Ajeng tidak hentinya mencoba menenangkan sahabatnya. Meskipun sulit pada akhirnya Ajeng berhasil menenangkan hati Jihan.

"Kamu benar sekali Ajeng, aku hampir saja membunuh anakku. Seandainya kamu tidak mengingatkan dosa yang sudah aku lakukan, mungkin aku akan melakukan kesalahan dan dosa untuk kedua kalinya, Ajeng terima kasih kamu mengingatkan aku, kamu adalah sahabat terbaikku."

Jihan memeluk Ajeng, ia berjanji pada dirinya apapun yang terjadi kedepannya dia akan mempertahankan anak yang ada dalam kandungannya walau harus berkorban segalanya Jihan rela. Bahkan jika harus dipecat karena kesalahannya maka ia pun rela menerimanya dengan lapang dada, semua adalah kesalahannya dan orang lain tidak perlu menanggung akibat dari perbuatannya termasuk anak yang ada dalam kandungan.

"Semangat untuk meniti masa depan kita bersama, ingatlah suatu saat kamu akan bahagia memiliki anak yang ada dalam kandunganmu dia akan menjadi sahabatmu dan dia akan selalu menjagamu dan dia akan berdiri di depan untuk melindungi dirimu. Jika diluar sana menghinamu jika di luar sana tidak menerima kehadiranmu maka dialah yang akan menjadi pahlawan untukmu, percayalah kesulitan yang kamu alami saat ini kelak di kemudian hari kamu mendapatkan kebahagiaan yang jauh dari harapanmu jauh lebih indah dan jauh dari segalanya. Aku percaya dibalik ujian ini kau adalah orang pilihan darinya."

Jihan berjanji akan selalu menjaga anak yang ada dalam kandungannya, meskipun penuh dengan ujian. Waktu terus berjalan dan selama kandungannya masih tidak terlihat Jihan akan baik-baik saja seperti hari ini. setelah kejadian di mana dia mengetahui telah mengandung Jihan berusaha untuk mengganti gaya busananya. Tidak peduli dengan mereka yang berusaha untuk mengetahui masalah pribadinya, karena perubahan sikap dan cara penampilan Jihan.

"Jihan ditunggu di ruang rapat. Jangan sampai mereka, para petinggi perusahaan menunggu terlalu lama."

Jihan bergegas membawa berkas laporan bulanan dengan diikuti rekannya, memasuki ruang rapat. Di sana mereka menatap Jihan dari atas kepala hingga ke bawah tidak menampik bahwa tubuh Jihan tetap langsing namun wajahnya yang sedikit pucat menjadi buah bibir di kantornya.

"Selamat pagi semua, seperti sebelumnya bahwa rapat kali ini kita akan membahas mengenai laporan. Jihan, saya akui kamu benar-benar hebat peningkatan di bulan-bulan ini dan ada berapa proyek yang sudah diterima dengan baik dan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Dan semua ini berkat dirimu, berkat kerja keras kamu. Terima kasih Jihan," ucap Fikri wakil direktur.

"Sama-sama pak. Semua ini berkat kerja sama time, bukan hanya saya tapi kita semua."

"Oke, sebelum saya menutup acara rapat hari ini ada hal yang sangat penting yang harus diumumkan kepada kalian sekarang. Tiga bulan lagi pemilik perusahaan ini akan kembali dari luar negeri beliaulah yang akan memimpin perusahaan ini, untuk menggantikan tuan Ghazam. Jadi saya minta pada kalian untuk bekerja dengan baik, meskipun berbeda kepemimpinan tetapi putra tuan Ghazam tidak kalah tegas dan wibawanya."

Acara rapat yang berlangsung cukup lama, hingga tidak terasa telah masuk jam makan siang. Rapat di hentikan sementara waktu, Jihan memilih kembali ke ruangannya untuk merebahkan tubuhnya yang begitu lelah.

******

Perputaran waktu yang begitu cepat, telah merubah sosok Jihan gadis cantik yang pendiam berubah menjadi dingin. Sikapnya akan berubah melembut dan hangat jika bersama dengan sahabatnya Ajeng.

Lima bulan sudah kehamilan Jihan, selama itu pula Jihan berusaha untuk menyembunyikan kandungannya. Namun entah apa yang terjadi hari ini, di kantornya begitu ramai dengan gosip yang beredar. Tidak peduli dengan berita saat ini Jihan dengan tenang melewati para karyawan, menuju lift, namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Jihan tunggu!! Aku dengar kamu hamil, ya? Bukankah kamu seorang wanita yang belum bersuami? Lalu bagaimana kamu bisa hamil? Apakah gosip yang beredar itu adalah benar? Jika kamu telah menghianati tunangan kamu dan memilih bersama dengan pria lain di hotel?"

Tubuh Jihan menegang mendengar penuturan dari salah satu rekan kerjanya. Belum hilang keterkejutannya tiba-tiba seseorang meneriakinya.

"Wanita yang tidak tahu diri ini untuk apa bekerja di

perusahaan sebesar seperti ini!!! Pak Arka. Saya bersedia perusahaan saya bekerja sama dengan perusahaan anda, tapi dengan catatan wanita itu yang tidak lain adalah Jihan indahsari segera dipecat dari perusahaan ini. Saya tidak ingin perusahaan saya tercemar, bahkan tertimpa sial oleh wanita yang hamil tanpa suami. Jika dari perusahaan anda tidak mengindahkan apa yang saya katakan. Maka saya pastikan tidak ada lagi perusahaan yang bersedia bekerjasama dengan perusahaan anda, perempuan yang anda kerjakan adalah wanita pembawa sial!! Bukan hanya perusahaan anda tapi perusahaan orang lain juga. Maka saya minta pada anda untuk mengambil sikap dengan cepat!!"

"Dan kau, wanita tanpa malu. Lihatlah, bahkan perusahaan manapun tidak akan bersedia menerima wanita seperti kamu. Dan aku pastikan hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja di sini, dan aku akan menghancurkan karirmu sehingga tidak ada satu perusahaan manapun yang bersedia merima pegawai seperti dirimu. Wanita sial!! Begitu juga dengan tua bangka itu sebentar lagi akan menyusul ibumu."

Tangan Jihan terkepal erat menatap wanita di depannya. Entah kesialan apa lagi yang akan ia terima jika hari ini akan bertemu dengan orang yang ingin ia hindari tetapi sepertinya takdir tengah menyapanya sehingga saatnya Jihan berhadapan dengannya.

Luna Byantara wanita yang ada di hadapan Jihan adalah saudara tirinya, seorang klien dari salah satu perusahaan yang tidak lain adalah milik Jihan. Tubuhnya terasa lemah, harga dirinya telah hancur di hadapan rekan dan atasannya. Keterkejutannya belum hilang dari sikap mereka yang tiba-tiba berubah, dan kini saudara tirinya berhasil menyebarkan gosip yang akurat tentang dirinya. Jihan menerima dengan ikhlas pemecatan dirinya tanpa hormat, dan bersamaan dengan pemilik perusahaan tiba lebih cepat dari jadwal yang ditentukan.

"Jihan bereskan semua barang-barang milik kamu. Mulai hari ini, kamu bukan lagi karyawan di perusahaan kami. Kami tidak ingin kehilangan investor dan juga klien hanya gara-gara Kamu. Terlebih CEO baru kita akan segera tiba dari waktu yang dijadwalkan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status