Share

Bab 7

Penulis: Juwita Liling
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-05 09:02:06

"Cintya membuka pintu ruangan pemilik agensi model yang menaunginya. Wajahnya tampak kesal. Bagaimana tidak? Sepanjang perjalanan tadi, Eric hanya diam, seolah keberadaannya tak berarti. Setiap kali Cintya mengajaknya bicara, pria itu hanya meliriknya sekilas atau berdehem saja, tanpa satu pun kata keluar dari mulutnya. Sikap Eric benar-benar membuatnya kesal dan merusak mood-nya."

Cintya melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Ia menatap Bagas, pemilik agensi, yang sedang duduk santai di balik mejanya dan menyambutnya dengan senyuman.

"Sepertinya, pagi ini kamu sedang kesal," ucap Bagas, ia menatap Cintya mencoba menebak suasana hati model kesayangannya itu. Bagas bangkit berdiri, melangkah menghampiri Cintya. Matanya tak lepas dari wajah kesal Cintya.

“Pasti gara-gara suamimu itu, kan?” tebaknya sambil bersedekap.

Ya, Bagas mengetahui segalanya tentang Cintya. Tak ada satu pun yang tidak diketahuinya, bahkan ia juga tahu alasan di balik pernikahan Eric dengan Kasih. Tanpa bertanya apa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 10

    Kasih melangkah masuk ke dalam mansion tanpa menoleh sedikit pun pada Eric, terkesan tergesa-gesa. Ia terus berjalan, seolah suaminya tak ada. Eric menatapnya. Ia merasa aneh dengan sikap Kasih yang tiba-tiba berubah dalam sekejap.Kasih sendiri merasa bingung dengan perubahan sikapnya yang tak menentu. Kadang, ia ingin dimanja oleh Eric, meskipun ia tahu itu adalah hal yang mustahil. Di waktu lain, perasaan sedih datang tiba-tiba dan membuatnya ingin menangis. Namun saat ini, Kasih justru tidak ingin berada di dekat Eric. Wangi parfum Eric yang biasa di pakainya, membuat perutnya mual dan terasa ingin muntah.“Apakah semua ibu hamil seperti itu?" gumam Eric pelan, nyaris tak terdengar. Tatapannya tertuju pada punggung Kasih yang semakin menjauh.Jangan-jangan karena penjual cilok itu," geramnya. Rahangnya mengeras saat Eric teringat pada penjual cilok tadi."Mang cilok sialan," umpatnya.Eric berdecak kesal, lalu melangkah masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, matanya menyapu sekelili

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 9

    Suasana ruang periksa dokter itu sunyi. Hanya suara detak jarum jam dan dengungan alat medis yang terdengar samar. Kasih duduk di ranjang periksa, sementara Eric berdiri di sampingnya.Dokter memoleskan gel dingin di perut bagian bawahnya. Kasih dan Eric menatap layar yang tak menampakkan apapun.Beberapa saat kemudian, dokter kandungan perlahan menggerakkan alat USG di atas perut Kasih “Tenang ya, Bu Kasih. Kita lihat dulu," ucapnya dengan nada lembut.Beberapa detik berlalu. Di tengah layar hitam itu, muncullah sebuah lingkaran kecil berwarna abu terang, hampir tak terlihat. Dokter menunjuknya sambil tersenyum. “Ini kantung kehamilannya. Masih sangat muda, sekitar empat minggu. Untuk saat ini, belum terlihat janinnya, ya. Tapi ini tanda awal yang sangat baik,” ucapnya.Kasih mengulas senyum di wajahnya. Ia menatap lingkaran kecil itu dengan mata berbinar. Hatinya dipenuhi haru dan kebahagiaan. Titik kecil itu adalah calon bayinya.Di sanalah ia hidup, dan delapan bulan kemudian, ana

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 8

    Eric duduk di kursi ruangan kerjanya. Tadi ia sangat kesal melihat wajah Kasih. Di matanya, ekspresi Kasih menunjukkan ketidaksukaan terhadap kehamilannya.“Mengapa aku merasa kesal? Bukankah aku menikahinya karena skandal itu?” ucapnya.Eric menghembuskan napas berat saat teringat bahwa rekaman CCTV yang diserahkan oleh Bagas belum sempat ia lihat.“Astaga... mengapa aku bisa melupakan rekaman itu? Semua ini karena pekerjaanku yang menumpuk,” gerutu Eric sambil mengusap kasar wajahnya. Kekesalannya kini beralih kepada dirinya sendiri.“Sial!” geramnya. Ia lalu bangkit berdiri dari kursi yang didudukinya.Pria yang sedang kesal itu melangkah keluar dari ruang kerjanya. Di ambang pintu, ia tiba-tiba berhenti. Ucapan dokter pribadinya kembali terngiang di kepalanya.“Awal trimester pertama, wanita hamil sangat rentan mengalami keguguran.” Kalimat itu tadi diucapkan oleh dokter padanya.Eric berdecak pelan. “Bagaimanapun juga, Kasih mengandung anakku,” ucapnya.Ia mengurungkan niatnya un

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 7

    "Cintya membuka pintu ruangan pemilik agensi model yang menaunginya. Wajahnya tampak kesal. Bagaimana tidak? Sepanjang perjalanan tadi, Eric hanya diam, seolah keberadaannya tak berarti. Setiap kali Cintya mengajaknya bicara, pria itu hanya meliriknya sekilas atau berdehem saja, tanpa satu pun kata keluar dari mulutnya. Sikap Eric benar-benar membuatnya kesal dan merusak mood-nya."Cintya melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Ia menatap Bagas, pemilik agensi, yang sedang duduk santai di balik mejanya dan menyambutnya dengan senyuman."Sepertinya, pagi ini kamu sedang kesal," ucap Bagas, ia menatap Cintya mencoba menebak suasana hati model kesayangannya itu. Bagas bangkit berdiri, melangkah menghampiri Cintya. Matanya tak lepas dari wajah kesal Cintya.“Pasti gara-gara suamimu itu, kan?” tebaknya sambil bersedekap.Ya, Bagas mengetahui segalanya tentang Cintya. Tak ada satu pun yang tidak diketahuinya, bahkan ia juga tahu alasan di balik pernikahan Eric dengan Kasih. Tanpa bertanya apa

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 6

    Semalam, Eric memperlakukannya dengan penuh kelembutan, membuai Kasih dan membawanya terbang ke awang-awang. Sentuhan Eric bukan hanya sekadar nafsu dalam raga, tetapi rasa yang terpendam dalam dada.Kasih benar-benar terlena, sehingga segala luka dan kemarahannya hilang, tertelan oleh sensasi yang membuatnya tak berdaya dan lemah di bawah kungkungan Eric. Ia benar-benar terhanyut dalam sentuhan Eric. Dan untuk pertama kalinya, Kasih merasa menjadi seorang istri yang benar-benar dicintai oleh suaminya.Ia memandang wajah tampan Eric yang masih tertidur lelap. Senyum terulas di wajahnya ketika melihat Eric tersenyum, sementara kedua matanya masih terpejam.“Mengapa Pak Eric tersenyum dalam tidurnya? Apakah dia bermimpi?” tanya Kasih dalam hati.Kasih menggeleng, seakan tak percaya melihat senyum itu.“Baru kali ini, aku melihat Pak Eric tersenyum,” gumamnya.Perlahan Kasih turun dari tempat tidur, membungkuk mengambil pakaiannya di lantai. Ia bergegas mengenakannya dan melangkah masuk

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 5

    Usai makan malam dan berbincang dengan Cintya, Eric melangkah menuju kamar Kasih. Ia membuka pintu. Sebelum masuk, ia memandang ranjang, di mana Kasih berbaring membelakanginya.Eric menghela napas berat melihat kerapuhan Kasih. Ia tahu, saat makan malam tadi, Cintya selalu saja melontarkan kata-kata sindiran, merendahkan Kasih, menghinanya, tanpa mempedulikan perasaannya. Sementara dirinya sendiri, sedikit pun tak berbicara. Ia hanya diam, seakan tak peduli terhadap perlakuan Cintya pada Kasih.Tadi, Kasih sempat meliriknya, tetapi dengan tak acuh, ia hanya menatap sekilas dan kembali menikmati makan malamnya. Ia menghembuskan napas berat dan melangkah masuk, tanpa mengucapkan sepatah kata pun Eric berbaring di samping Kasih. Matanya memandang langit-langit kamar. Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam benaknya. Lalu ia menoleh ke samping, menatap punggung Kasih.Entah mengapa, saat ini ingin rasanya ia menyentuh Kasih, membawanya ke dalam pelukannya dan menenangkannya. Perasaan itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status