Share

Part 3

"Rose!!!" Teriak Dito dari kejauhan. Rose pun menoleh ke arahnya dan tersenyum seraya membalas teriakan Dito. Dito berlari mendekati Rose.

          "Jangan lari nanti kamu jatuh!" Balas Rose memperingati Dito.

           "Kalo jatuh ke hati kamu kan tak apa!" Jawab Dito yang terengah-engah. 

            "Owh iya hari ini aku ada tanding basket kamu datang dukung aku kan?" Tanya Dito.

             "Ehm… aku ga bisa mastiin Dit, soalnya hari ini ada kelas pak Robert. Kamu tau kan dia seperti apa?" Jawab Rose.

           "Owh gitu… iya sih bapak itu, yaudah kalo dia ga Datang kamu harus datang oke!" Seru Dito berharap penuh agar pertandingan basketnya kali ini ditemani Rose.

             "Yaudah kamu masuk gih!" Seru Dito.

            "Masuk?, Gimana bisa?, Tangan kamu aja masih menggenggam erat tanganku." Jawab Rose mengangkat tangannya yang di genggam oleh Dito.

              "Eh… iya…, maaf yah abisnya tangan kamu halus banget kayak sutra!" Jawab Dito lagi dan melepas genggamannya sambil melambaikan tangan. 

  Rose pun ingat air minum yang ia siapkan untuk sang pacar.

            "Dito!" Seru Rose sambil berlari kecil menyusul Dito. Dito dengan sepontan menoleh.

            "Huft…, ini air minum kamu!" 

            "Air minum aku?, Aku ga pernah bawa kok!”

           "Memang ga pernah. Tapi aku siapin untuk kamu!"

            "Owh…, ih kamu ih, perhatian banget sama calon suami!" Seru Dito membuat mereka berdua menjadi perhatian siswa yang lalu-lalang di sekitar mereka.

             "Ih… Dito!" Sahut Rose malu mendengar Dito, dan langsung kembali ke kelasnya dengan berlari kecil.

           "Lari aja imut!, Hmmm air minum dari pacar hmmm" Gunggam Dito yang terkesan dengan air putih yang di siapkan Rose.

   Pertandingan pun dimulai dari jam pelajaran ke Empat, sedangkan Rose belum muncul juga. Dito yang sedang pemanasan memperhatikan bangku penonton satu persatu dari lapangan.

           "Ih kenapa Rose ga datang?, Apa kakek tua itu tetep ngajar?" Gunggamnya dalam hati.

Lima menit pertandingan dimulai, pak Robert tak kunjung kelihatan batang hidungnya.

            "Fiks ini Pak Robert ga datang!" Seru Lucy.

           "Tapi aku takut ternyata dia datang gimana?"

           "Engga bakalan!, Aku temenin deh!, Ayo keburu mulai" seru Lucy menarik tangan sahabatnya. Di tengah perjalan mereka di jegat oleh Reza si adik kelas.

             "Eh kak Rose, pas banget!" Seru Reza memasang senyumnya.

             "Apanya yang pas Za?"

            "Takdir kita kak!, Eh e-em itu anu kakak tadi di panggil Bu…-"

             "Bu?, Ibu siapa?"

          "Rose!, Cepetan keburu bocor ini!, Belum lagi beli roti bantal!" Seru Lucy mengalihkan pembicaraan dan memicingkan mata agar Rose langsung ke lapangan basket. Namun, Rose tak memahami maksud sahabatnya itu. Melihat Rose yang tidak memahami maksudnya Lucy pun terpaksa menarik tangan sahabatnya itu.

          "Auh… pelan-pelan Lucy!" Sontak Rose kesakitan.

Mendengar itu Reza dengan sigap menghentikan Lucy. Tangannya menggengam tangan Lucy yang sedang menggenggam tangan Rose. Melihat sikap Reza, Lucy pun memasang tatapan tajam kearahnya.

          "Si kunyuk satu ini!" Gunggam Lucy dalam hati.

          "Bisa ga Kak jangan kasar ke Kak Rose!" Seru Reza yang juga menatap tajam Lucy. Mendengar teguran dari Reza, emosi Lucy pun meningkat.

            "Eh cicak minggir ga!" ketus Lucy masih dengan tatapan tajamnya.

              "Maaf kak, tapi sebelum itu lepas dulu genggaman kakak!" Jawab Reza menahan emosi untuk terlihat cool di depan Rose. Rose sendiri pun terlihat bingung dengan Mereka berdua.

               "Alah cicak bacot!!!" Seru Lucy lagi, tapi kali ini dengan tambahan injakan kaki yang lumayan kuat. Dengan kesakitan Reza sepontan melepas genggamannya.

Rose dan Lucy pun muncul di lapangan basket, namun Dito yang terlalu fokus dengan pertandingan tak sempat lagi memperhatikan. Kemudian Lucy dengan inisiatif seorang sahabat membelikan air mineral untuk Dirinya, Rose, dan Dito. Agar Rose memberikan air minumnya kepada Dito setelah selesai pertandingan. 

    “nih!” Lucy menyodorkan air mineral 

    “air?, untuk apa Lucy?” tanya Rose

    “aduh...duh-duh... Rose!, ya untuk dirimu sama calon suami mu itu!” jawab Lucy

    “tapi, tadi aku udah kasih air minum buat Dito” jawab Rose 

    “ya ampun polos banget yah kamu, intinya ini buat kalian berdua. Jangan sampai keduluan sama orang, apalagi cowo kamu itu idola cewe-cewe kan!” lanjut Lucy kemudian melirik ke arah Dito sambil menghela napas.

Pertandingan pun selesai dan dimenangkan oleh tim Dito. Melihat kemenangan itu Rose ikut senang dan juga bangga pada pacarnya yang bucin itu. Rose langsung menghampiri Dito untuk memberikannya selamat.

Disisi lain Dito yang sedari pagi, belum meminum seteguk air minum yang diberikan Rose pagi tadi yang sengaja di persiapkannya untuk pertandingan basket itu habis tak tersisa. Di telusuri ternyata.

         "Air minum di botol pink kemana perginya?" 

         "Aku minum tadi!" Sahut teman sebangku Dito yang sedari tadi menemaninya.

         "Wah. Parah!, Itu dari Rose buatku!!!"

         "R-rose!" Sontak kaget Farel teman sebangkunya itu.

         "Sorry-sorry Dit, aku ga tau!" Sambung Farel yang kemudian kaget dengan kedatangan kakak hits dari kelas dua belas itu berdiri tepat di belakang Dito. Ternyata tak hanya Rose yang memiliki penggemar, Dito pun memiliki penggemar. Bagaimana tidak pemain unggul di sekolahnya otomatis jadi favorit siswi ditambah visual Dito juga yang sangat-sangat mendukung. 

Sedari awal pertandingan hingga akhir ternyata Felly si kakak kelas yang naksir Dito dari kelas sepuluh itu muncul dan memberikan air minum untuk Dito. Dari lubuk hati yang paling dalam sebenarnya Dito ingin menolak namun dehidrasi mengalahkannya. Ia pun menerima air minumnya.

        "Wahh… kak Felly malaikatku!" Seru Farel memuji Felly. Felly yang mendengarkannya tersenyum manis seolah ia wanita paling manis.

    “tak perlu memujiku seperti itu Farel, ini hanya awal kebetulan yang akan berubah jadi takdir” sahutnya sembari menatap manis kedua mata Dito yang menerima air minumnya itu.

    “ya... ya... terserah” gunggam Dito dengan membalas getir seyuman Felly.

Saat akan meneguk air minum yang di berikan Felly sontak membuat Lucy meneriaki Dito. Dito pun menoleh dan melihat ke arah Rose dan Lucy, dengan sepontan air minumnya di buang seperti tak berharga dan tak terteguk juga. 

         "Dito!”

  Felly cuma bisa melihat dengan senyuman kecewa dan menatap sinis ke arah Rose, namun tatapannya di balas sinis oleh Lucy sahabat Rose itu. Sedangkan Rose hanya tersenyum saat Dito melihatnya kemudian ekspresinya berubah ketika Dito membuang botol minum itu.

 Bagi Rose tak masalah jika ada orang yang baik kepada Dito, selagi tak menggoyahkan hati Dito. Namun sebaliknya bagi Dito. Tak ada satu orangpun yang baik di sekeliling mereka selagi tak ada tujuan.

      Sontak Dito berlari kecil mendekati pacarnya itu, dan bertingakah manja.

           "Hmmm chagi aku datang!!!" Seru Dito merasa bahagia. Sedangkan Lucy yang melihat tingkahnya itu merasa geli.

              "Ih Rose!, kok bisa sih sama Dito?, Dahlah Dit titip Rose!, aku balik dulu yah" Seru Lucy merasa geli dengan mereka berdua dan kembali ke kelas. 

         "Ih sirik amat sih!!!” sahut Dito menatap sinis Lucy  

         “Ehmmm kamu liat aku tadi ih aku banyak dapat skor!!!" lanjut Dito.

          "Iya…. Aku liat semua. Yaudah kita duduk dulu trus kamu minum" jawab Rose sambil memberikan air mineral. Dito pun bercerita panjang dan lebar bagaimana ia dapat memenangkan banyak skor. Sementara Rose hanya mendengar cerita sang pacar. 

Hal yang paling aku sukai darimu adalah bagaimana kau menganggap diriku, seberapa penting aku bagi hidupmu, dan aku pun tak butuh alasan untuk tetap mencintaimu. Melihat dirimu yang memperlakukanku ibarat putri raja, serasa nasib baik terus mengikutiku ketika aku dekat denganmu rasa nyaman, aman dan kehangatan terus terikat seolah tak ada yang perlu aku risaukan karna kau adalah milikku saat ini dan nanti.

-Rose.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status