Share

Dikejar Cinta CEO Preman
Dikejar Cinta CEO Preman
Penulis: Ida Andriani

Bab 1. Penolakan

Bab 1. Penolakan

"Ck, apa yang akan kamu harapkan dari pria seperti dia, Zahra?" Malik, ayah Zahra menatap Zahra dengan tajam, lalu menoleh ke Erlangga yang kini terlihat penuh amarah. "Pria urakan, tak bermasa depan," cibirnya lagi.

Malik tak bisa menerima saat Zahra datang bersama seorang pria berpenampilan preman. Apalagi saat pria itu meminta izin dan restu untuk melamar Zahra. Amarah Malik begitu meledak tak terkira hingga terus memaki dan menghina pria itu.

Erlangga Yudistira, seorang preman yang mencintai Khanza Az-Zahra. Harus menerima pil pahit serta hinaan dari ayah Zahra, saat melamar dirinya dan ingin menikahi Zahra. Gadis cantik nan lembut yang mampu merebut hatinya.

Erlangga mengepalkan tangannnya, rahangnya mengeras saat mendengar hinaan dan makian yang di lontarkan ayah Zahra. Namun, saat Erlangga melihat Zahra yang menangis, amarahnya pun mereda. Erlangga berusaha menetralkan amarahnya dan berusaha untuk tetap tenang.

"Tapi Ayah, Kak Erlangga pria baik kok. Zahra tahu siapa dia, Ayah."

"Pria baik kamu bilang?" Malik mencibir ucapan putrinya.

"Iya, Ayah. Ayah hanya belum mengenalnya dan belum tahu siapa Kak Erlangga Ayah."

"Apa mata kamu sudah buta, Zahra? Apa kamu tidak bisa melihat bagaimana penampilan pria ini, Zahra?"

"Ayah ... Zahra mohon jangan menilai Kak Erlangga dari penampilannya saja. Karena Zahra tahu betul siapa Kak Erlangga, Ayah."

"Sudahlah Zahra! Ayah akan mencari pria lain yang lebih baik dari dia. Kamu seperti tak ada pria lain saja. Mengapa harus dengan pria urakan seperti dia." Malik memalingkan wajahnya berkali-kali karena tak suka pada Erlangga.

"Tapi saya mencintai Zahra dengan tulus, Om," ucap Erlangga kembali memberanikan diri.

"Saya akan berusaha keras untuk membahagiakan Zahra, juga akan berusaha menjadi suami yang baik nanti setelah kami menikah."

"Heh, kau pikir hidup cukup hanya dengan cinta? Jangankan untuk urusan akhirat dan menjadi suami yang baik, memberikan kebahagiaan dunia saja kau tak akan mampu memberikannya pada putriku. Sudahlah lebih baik kamu cari gadis yang sepadan denganmu, sama-sama urakan dan jangan dekati putriku lagi! Karena aku tak akan pernah sudi punya menantu sepertimu!" Malik pun beranjak dari duduknya, lalu berpaling pada Zahra yang masih terisak. "Hapus air matamu, Zahra! Tak perlu menangisi pria seperti dia. Ayah akan carikan yang jauh lebih baik darinya." Malik pergi dari hadapan Zahra dan Erlangga setelah menghancurkan harapan indah dari dua insan yang saling mencintai itu.

"Saya mohon, Om. Beri saya kesempatan untuk membuktikan jika saya memang mencintai Zahra."

Khanza Azzahra adalah gadis berusia 21 tahun. Memiliki wajah cantik berseri bermata hitam bulat berkulit putih bersih. Zahra, adalah nama panggilan gadis cantik, penurut nan lembut itu.

Zahra mencintai Erlangga yang seorang preman. Pertemuan awal mereka adalah saat dirinya selalu ditolong oleh Erlangga dari godaan dan gangguan para preman jalanan. Pertemuan yang sering itupun menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka. Zahra dan Erlangga sama-sama merasa sangat nyaman saat mereka ngobrol dan berbagi cerita satu sama lain. Zahra yang sudah tahu bagaimana sifat dan karakter dari Erlangga sebenarnya, tak mempermasalahkan tentang penampilan Erlangga.

Sebelum akhirnya mereka memutuskan ingin melanjutkan ke tahapan serius, yaitu pernikahan. Zahra yakin jika sebenarnya Erlangga adalah pria baik, hanya saja penampilannya yang sedikit urakan. Akan tetapi, Zahra yakin suatu hari nanti jika dirinya pun akan bisa merubah penampilan Erlangga setelah menikah nanti. Erlangga yang sudah jatuh hati pada gadis itu, tak ingin menunggu lama lagi untuk melamar Zahra, dan akan menikah setelah Zahra lulus kuliah yang tinggal beberapa bulan lagi.

Namun, siapa sangka harapan bahagia itu ternyata hanya ada dalam angan-angan mereka. Karena kini cinta mereka tak di restui oleh ayah Zahra. Lalu apa mereka harus berpisah? Atau mereka akan memperjuangkan cinta mereka dengan membuktikan jika mereka memang saling mencintai?

Setelah mereka mendengar penolakan dari ayah Zahra atas hubungan mereka. Mereka pun meminta waktu untuk bicara berdua. Meski awalnya Malik tidak mengizinkannya. Akan tetapi, pada akhirnya Malik pun mengizinkan dengan syarat mereka harus segera memutuskan hubungan mereka.

"Aku mencintaimu Kak, hikz," lirih Zahra.

Ucapan pelan itu semakin membuat hati Erlangga sakit. Mulutnya kelu untuk saat ini. Hanya bisa mengeratkan pegangan tangan pada tangan Zahra.

"Aku lebih mencintaimu, Zahra."

"Lalu kita harus bagaimana, Kak? Aku tidak mau di jodohkan dengan pria lain. Aku cinta sama Kakak, hik." Zahra terus menangis karena bingung.

Zahra Mencintai Erlangga. Namun, Zahra juga tak mungkin membangkang dan melawan ayahnya. Selain Zahra anak yang penurut, Zahra juga memang selalu takut pada ayahnya.

Erlangga menelan ludahnya dengan susah payah. Ludahnya begitu terasa tersekat di tenggorokannya. Juga ludah itu terasa sangat pahit dilidahnya.

"Aku berjanji akan kembali melamarmu nanti saat aku sudah layak untuk bersanding denganmu." Erlangga menatap mata bulat penuh deraian air mata itu dengan dalam. "Aku harap kamu akan bersabar dan bisa menjaga cinta kita, aku akan kembali melamarmu nanti."

"Tapi, aku takut Kakak tidak kembali dan aku harus menikah dengan pria lain. Aku tidak mau, Kak."

Erlangga menarik napasnya dalam dan memejamkan matanya untuk menetralkan sesak di hatinya. Karena bukan hanya hati Zahra yang terluka, melainkan dirinyalah yang lebih terluka. Akan tetapi, Erlangga pun tak ingin jika Zahra harus jadi anak pembangkang nantinya jika mereka harus tetap bersama sebelum dirinya bisa membuktikan ketulusan cintanya pada ayah Zahra dan membuktikan jika dirinya juga layak bersanding dengan Zahra.

"Aku mohon dengarkan aku, Ra." Erlangga menerawang ke atas langit biru yang indah. "Aku akan kembali nanti, aku janji." Erlangga mengeratkan pegangan tangan pada Zahra.

"Apa aku harus menunggumu, Kak?"

"Aku akan berusaha berubah dan membuktikan pada ayahmu jika aku bisa membahagiakanmu. Tapi, jika memang aku belum mampu menjadi lebih baik, aku ikhlas kamu di jodohkan dengan pria lain, Ra." Erlangga menatap mata sayu itu dengan sendu.

"Aku percaya Kak. Aku akan berdoa supaya Kakak bisa cepat datang kembali melamarku." Zahra berusaha untuk pasrah. "Aku yakin Kakak bisa," ucapnya lagi dengan pelan.

Mereka akhirnya hanya bisa saling memandang dan mengeratkan pegangan tangan. Memberi semangat satu sama lain. Pandangan mereka beradu cukup lama menyelami apa yang kini mereka rasakan.

Erlangga dengan pikirannya yang harus memutar otaknya untuk mencari cara bagaimana dia akan membuktikan pada ayah Zahra jika dirinya layak untuk Zahra. Zahra dengan pikirannya yang mungkin harus pasrah jika mereka harus berpisah. Berharap Erlangga akan segera kembali dan melamarnya lagi sebelum dirinya dijodohkan dengan pria lain.

'Ya Allah, apa aku akan sanggup berpisah dengan pria yang aku cintai? Aku merasa tak sanggup rasanya,' batin Zahra.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status