Share

Dikejar Mantan Suami CEO-ku
Dikejar Mantan Suami CEO-ku
Penulis: Rainy_Rainbow

1. Pengkhianatan

“Apa yang kamu lakukan, Mas?”

Mata Zaya membelalak lebar, kotak berisi makan siang dan kue tart untuk suaminya terlepas begitu saja kala melihat suaminya sedang berciuman dengan seorang wanita di atas sofa kantor.

Kakinya gemetar, kedua tangannya spontan menutupi mulutnya, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sejak pagi suaminya melarangnya pergi ke kantor dengan alasan ada meeting penting, tapi karena Zaya ingin memberikan kejutan ulang tahun pernikahan yang kedua pada suaminya, Zaya nekat mendatangi perusahaan tanpa izin sang suami dan hasilnya, ia yang berniat memberi surprise, malah mendapatkan kejutan luar biasa.

“Zaya?” Evan tampak terkejut. Pria itu buru-buru mendorong sekretarisnya dan membenahi resleting celananya. "K-kenapa kamu ke sini?"

"Aku yang seharusnya bertanya, Mas. Kamu bermain gila di belakangku?" Bersamaan dengan itu, tangisnya luruh.

Ia tak percaya kalau suaminya yang selama ini terlihat baik dan setia ternyata bermain api dengan sekretarisnya sendiri.

"Ibu tidak salah bertanya? Bukankah sudah cukup jelas?" Mira, wanita seksi yang baru saja bercumbu dengan suaminya itu buka suara. Wajahnya tak terlihat bersalah.

"Tutup mulutmu, Mira!"

"Bukankah sudah jelas, Pak?" Lagi, wanita itu kembali memprovokasi. "Coba saja bandingkan, siapa yang akan bergairah kalau istrinya memiliki penampilan seperti ini?"

Zaya terbelalak. Ia sontak menarik kesimpulan dari apa yang dikatakan sekretaris Evan itu.

"Cukup Mira! Keluar sekarang!" ujar Evan sambil menunjuk ke pintu yang terbuka.

Namun, bukannya keluar, Mira justru merajuk sambil mencoba menggoda atasannya lagi. Bibirnya cemberut.

“Tapi, kita belum selesai main, Pak,” ucap si sekretaris dengan nada manja.

Evan menepis kasar tangan Mira. “Keluar kataku, atau kamu kupecat!”

Mira mengentakkan kakinya saat mendengar penolakan Evan. Tak lupa, wanita itu menatap sinis ke arah Zaya. "Sudah tidak cantik, tidak seksi ... Bau bawang, lagi!" ujarnya tajam sebelum akhirnya meninggalkan ruangan CEO-nya itu.

Zaya mengepalkan tangan mendengar penilaian buruk Mira tentang dirinya. Ia jadi bertanya-tanya ... Apakah seburuk itu ia, hingga membuat Evan tak lagi berhasrat padanya?

Tanpa terasa, air mata mulai meluruh di pipinya.

"Zaya, Sayang ... Jangan dengarkan Mira." Evan yang baru saja mengunci pintu ruangannya kembali berusaha mendekati sang istri yang terus menangis.

"Tidak, Mas. Bukankah apa yang dikatakan wanita itu benar?" Zaya memandang nanar ke arah suaminya. "Aku tidak lagi menarik untukmu. Aku gemuk, tidak cantik, apalagi seksi. Tidak seperti dia yang baru saja kamu cumbu!"

Evan menggeleng. Pria itu berusaha meraih tangan sang istri yang tentu saja langsung diempas oleh wanita itu. “Zaya, tolong percaya padaku. Aku tidak ada hubungan apa pun dengannya.”

Zaya menghapus air matanya lalu menatap geram suaminya. “Tidak ada hubungan katamu? Jangan mengelak, Mas!? Kalau memang kamu tidak punya hubungan dengannya, kenapa kamu mencumbunya?”

"Aku tidak mencumbunya!"

"Kamu masih mengelak?" Zaya menyahut tak mau kalah. “Aku tahu sekarang, rupanya ini alasan kenapa kamu tidak sudi lagi menyentuhku, kan? Selain karena aku tidak lagi menarik, ternyata kamu sudah terbiasa menuntaskan hasratmu pada wanita lain!” tuduh Zaya dengan lantang.

Pria tampan yang mengenakan jas berwarna biru gelap itu menyugar rambutnya kasar. Raut frustrasi kentara sekali di wajah Evan.

“Zaya, demi Tuhan--"

"Jangan bawa Tuhan untuk bersumpah di atas perbuatanmu yang hina, Mas!" Zaya langsung memotong perkataan suaminya. "Kamu bahkan menodai pernikahan kita di depan mataku! Tidak ada lagi yang bisa kupercaya dari laki-laki brengsek sepertimu!"

Zaya menghapus air matanya. Ia kehilangan pegangan. Suami yang selama ini menjadi dunianya, telah berubah 180 derajat. Hari ini, Zaya sungguh tak mengenali suaminya lagi.

“Tidak. Zaya, Tunggu—"

Lalu tanpa aba-aba, Zaya berlari meninggalkan Evan yang terlihat tertegun sendiri akan perkataannya.

Zaya menyempatkan diri berhenti dan menoleh ke arah Mira yang menatapnya dengan penuh kemenangan sebelum melanjutkan langkahnya menuju lift.

Semula, Zaya masih yakin jika Evan akan menyusulnya untuk meminta maaf atau membujuknya lagi. Untuk itu, sebelum pintu lift benar-benar tertutup, ia melihat lagi ruangan sang suami.

Akan tetapi, ia yang baru saja melambungkan harapan tinggi-tinggi kembali gigit jari saat melihat pintu ruangan sang suami tertutup kembali.

Zaya menangis pilu sambil melangkah meninggalkan perusahaan suaminya dengan hati penuh luka.

“Selamat tinggal, Mas!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status