Share

2. Ceraikan Aku!

Author: Rainy_Rainbow
last update Last Updated: 2023-12-04 08:44:33

“Jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotormu itu!”

Zaya menepis tangan Evan yang menyambutnya ketika ia baru saja memasuki rumah. Ia pikir, pria itu masih asyik bergumul dengan selingkuhannya di kantor hingga tidak akan pulang, seperti sebulan belakangan.

Namun ternyata, pria itu telah menunggunya dengan tatapan wajah kemerahan dan raut frustrasi. Pria itu bahkan sempat memujinya cantik, padahal selama sebulan mulut pria itu selalu bungkam.

“Kenapa aku tak boleh menyentuhmu? Aku suami kamu.”

Zaya tertawa miring. “Suami? Suami yang tega mencumbu wanita lain di belakang istrinya?”

“Itu kekhilafan saja, Zaya. Berapa kali harus kukatakan, dialah yang terus menggodaku. Aku—”

“Cukup!” Zaya mengarahkan tangannya ke depan, memberi kode agar suaminya berhenti bicara. “Aku tidak perlu penjelasan apa pun darimu. Pengkhianatan yang kamu lakukan tadi sudah menunjukkan pilihanmu.” Wanita itu menatap garang. Lalu, dengan suara dinginnya, ia berujar, “Ceraikan aku, Mas!”

Sesaat, raut wajah Evan terlihat menegang. Wajahnya yang semula memerah kini memucat.

Zaya menahan dengusannya, ia begitu yakin jika Evan tidak membayangkan kalau wanita yang begitu mencintainya itu sanggup mengucap kata pisah.

“Z-zaya??" Suara Evan bahkan tergagap. "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan?”

“Apa kamu juga sadar dengan apa yang kamu lakukan di belakangku, Mas? K-kamu—” Kata-kata Zaya tercekat di tenggorokan.

Sekuat tenaga Zaya menahan diri agar tidak menangis di depan laki-laki brengsek yang tega mengkhianatinya. Ia harus tegar dan juga tetap tegas meminta cerai dari peselingkuh yang tega menodai tali suci pernikahan yang sudah terjalin selama dua tahun.

“Aku tak sengaja, Zaya. Itu karena kamu—”

“Karena aku bau bawang? Karena aku lusuh dan kumal?” Ia mengulang pernilaian sang suami padanya tadi siang. “Kalau hanya itu masalahmu, kenapa tidak jujur sedari awal sehingga aku bisa memperbaikinya?!” Zaya menjerit, tak kuasa membendung kesedihannya.

Zaya pikir, apa lagi yang harus dipertahankan? Evan bahkan sudah menganggapnya rendah dengan membandingkannya dengan wanita murahan seperti Mira, contohnya.

“Aku—”

“Aku sungguh tidak sanggup lagi menjalani hidup bersamamu.” Nada suara Zaya melemah, kendati pancaran emosi itu masih terlihat kental di matanya. “Lepaskan aku dan nikahi dia agar kalian tidak terus-terusan berzina!”

“Itu tidak adil untukku, Zaya.” Pria itu kembali enggan mengabulkan permintaan istrinya. “Hukuman ini tidak setimpal."

Bibir Zaya naik, ia juga menatap sinis. "Kamu bahkan masih berhitung setimpal atau tidak?"

Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang suami.

"Zaya, dengarkan aku dulu." Evan berusaha tenang agar sang istri mau mendengarkannya secara utuh. "Aku tidak mau bercerai. Aku tidak ingin kehilangan semuanya."

Emosi Zaya yang tengah di puncak itu lagi-lagi merasa perkataan Evan sungguh menyayat hati.

"Maksudmu posisimu sebagai pewaris?" tuduh Zaya. Zaya menatap kecewa, juga marah. Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Apa selama ini kamu hanya menganggapku alat untuk mendapatkan kekuasaan, Mas?!”

“Sial! Bukan begitu, Zaya. Maksudku ….” Evan mengacak rambutnya, semakin merasa pusing karena cecaran sang istri. "Apa yang harus aku jelaskan pada Mama? Aku—"

"Soal Mama, jangan khawatir. Kupastikan kamu hanya kehilangan istrimu yang tidak menarik ini, bukan jabatan yang kamu bangga-banggakan itu!” Zaya menghela napas panjang. "Kalau Mas tidak mau menceraikanku, maka aku yang akan melayangkan gugatan."

"T-tapi, Zaya—"

Zaya mengangkat tangannya, menghentikan ucapan Evan lagi. Wanita itu menghela napas panjang dan menatap dingin pria yang sebentar lagi akan jadi mantan suaminya ini.

Baginya, inilah keputusan final yang meski pahit harus ia terima. "Ikuti saja semua proses cerainya agar kita berdua bisa cepat bebas dari pernikahan sialan ini!"

Sedetik kalimat pamungkas itu meluncur dari bibir Zaya, sedetik itu pula wanita cantik itu masuk ke dalam kamar meninggalkan pria itu.

Evan menendang kursi di sampingnya, mulai melempar apa saja yang ia lihat untuk melampiaskan kekesalannya. “Arrrggghhh, sial!” Tak lama, pria itu segera menyusul sang istri yang telah memasuki kamar. “Zaya, please, jangan begini! Semuanya tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku tidak pernah berkhianat.”

Evan berusaha menjelaskan semua yang terjadi. Namun, Zaya menulikan telinganya. Dengan semua yang Evan lakukan, ia benar-benar sudah gila kalau masih mau mempertahankan pernikahan sialan ini.

Cinta Zaya yang membumbung tinggi itu serasa tak terbalas, karena ia hanya dianggap alat untuk mencapai kekuasaan.

Ia memang tahu jika sang suami bekerja di kantor milik mama mertua yang begitu menyayanginya. Namun, ia tak menyangka kalau Evan benar-benar memanfaatkannya hingga rasanya ia buta tak bisa membandingkan mana ketulusan, mana tipuan.

Zaya tahu, mungkin cara terbaik membalas sakit hatinya adalah membuat Evan kehilangan seluruhnya. Namun, jika sampai menyakiti mama mertua yang sudah begitu baik padanya itu, ia tak mungkin tega.

“Berhentilah berbicara sebelum aku jadi semakin jijik dan benci padamu!” Zaya menutup dua koper dan lalu menyeretnya, meninggalkan Evan yang mengekorinya, ingin mencegah kepergiannya. “Jangan ikuti aku, Evan!” toleh Zaya menatap tajam laki-laki yang sebentar lagi tak memiliki ikatan apa pun dengannya.

Evan terhenyak di tempatnya. Bahkan istrinya tak sudi memanggilnya Mas seperti biasa. “Tidak, aku tidak ingin bercerai.”

“Tolong permudah semuanya kalau kamu tidak mau kehilangan semua yang sudah kamu punya!” tandas Zaya dingin lalu berpaling, menahan langkahnya, masih ingin mengucapkan beberapa kata terakhir sebelum benar-benar keluar dari kehidupan Evan.

“Selamat tinggal, Evan Alexander. Maaf, kalau aku tidak bisa memuaskanmu. Semoga kamu berbahagia dengan wanita barumu!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jasmine Alamanda sofea
asik cerai , masalahnya lelaki sekali berkhianat bakalan ulang trus g bakal berubah , cuma g semua sih begtu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   86. Mari Menua dan Berbahagia Selamanya (TAMAT)

    Pernikahan Evan dan Zaya berjalan cukup baik. Dengan ditempatkannya Zaya di bawah kepemimpinan manajer Ardi, rasa cemburu dan takut kehilangan yang dirasakan oleh Evan terus saja menggebu-gebu. Hingga tak terasa satu bulan perjalanan pernikahan mereka pasca rujuk kembali pun terlewati dengan baik. Evan dan Zaya memutuskan untuk pergi ke psikolog untuk melakukan aneka terapi untuk menyembuhkan Zaya dari trauma yang dialaminya pasca pengkhianatan yang Evan lakukan dan semuanya berjalan dengan mulus. Pelan-pelan, Evan dan Zaya mulai bisa mengarungi bahtera rumah tangga mereka berdua di mana saat ini adalah hari pertama mereka kembali menyatu sebagai pasangan suami istri. Evan awalnya dengan sangat terpaksa memangkas pemanasan saat melakukan kegiatan nakalnya dengan Zaya karena itulah yang menyebabkan istrinya teringat-ingat akan perbuatannya dengan Mira dulu. Sampai akhirnya sang istri mulai terlena, baru ia bisa melakukan yang ia inginkan, yaitu mencium sang istri di tengah-tengah p

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   85. Hari Pertama Zaya Bekerja di Perusahaan Evan

    “Kenalkan Zaya, ini manajer Ardi. Dia akan menjadi atasanmu mulai hari ini.”Zaya segera mengulurkan tangannya di depan sang suami yang baru saja memperkenalkannya pada calon atasannya.“Perkenalkan, saya Mazaya– sekretaris baru Anda, Pak Ardi.”Ardi menyambut tangan Zaya, kemudian tersenyum padanya. “Aduh saya jadi tidak enak, nih! Masa bawahan saya, istri atasan saya sendiri?”Zaya membalas senyuman sang atasan. “Tidak usah merasa tak enak, Pak Ardi. Perlakukan saya sama seperti sekretaris pada umumnya saja! Saya wanita yang suka bekerja secara profesional. Saat saya menjadi sekretaris Anda, jangan pernah anggap saya seorang istri dari CEO. Kalau saya melakukan kesalahan, tegur bahkan marahi saya. Saya lebih suka seperti itu, Pak.”“Duh, saya benar-benar tidak enak, Bu Zaya!” Ardi benar-benar terlihat canggung di depan Zaya dan Evan.“Perlakukan saja saya seperti bawahan Anda, Pak. Saya tidak akan mengadu kok pada suami saya,” ucap Zaya tersenyum lebar dan itu sukses membuat Evan ke

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   84. Menjaga Masa Depan Versi Zaya

    “Kenapa denganku? Bukankah aku menikah kembali karena aku tidak bisa hidup tanpanya dan menderita membayangkan berpisah selama-lamanya dari dirinya? Bukankah aku bersedih ketika melihat video kenangan kami saat kami bersama sehingga memutuskan kembali rujuk dengannya? Tapi kenapa aku tidak bisa disentuh olehnya?” Zaya hanya bisa menggumam di dalam hati tatkala ia membuka matanya tengah malam itu. Posisinya sekarang berada di kamar di rumah barunya dengan sang suami di mana Evan menghiba padanya, meminta agar dirinya bisa bertahan melewati rintangan yang terjadi pasca resminya pernikahan mereka yang kedua kali.Suaminya itu memeluknya erat, terlihat takut kehilangan. Dipandanginya wajah Evan, membuat rasa iba menyeruak di hati Zaya. Evan begitu kukuh mempertahankannya menjadi seorang istri, sementara dirinya ragu karena bisa dibayangkan ke depannya nanti, setiap kali sang suami ingin menciumnya, ia kemungkinan akan teringat sang suami mencium Mira. Ini gawat. Ini benar-benar gawat. “

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   83. Kita Bisa Menghadapi Ini Sama-sama

    Rasa kecewa sungguh menyelimuti hati Evan ketika ia berusaha ingin mencium sang istri, tapi istrinya malah berpaling. Yang lebih membuatnya syok adalah ketika sang istri mengatakan ia belum siap.Kenapa ini? Apa yang terjadi pada Zaya? Kenapa sang istri tidak mau dicium olehnya? Evan berusaha menepis semua kemungkinan terburuk yang ia pikirkan lalu ia memegangi bahu Zaya, membawanya menghadapnya.“Kenapa, Sayang? Ada apa denganmu?” tanya Evan penasaran.Zaya memejamkan matanya, berusaha menepis kenangan-kenangan buruk yang terpintas sesaat sebelum sang suami berniat mendaratkan bibirnya di bibirnya tadi. Bagaimana tidak, tanpa ia niatkan bayangan ketika Evan memagut mesra bibir Mira, kemudian bergumul panas di atas sofa di dalam kantor di mana ia menyaksikan sendiri betapa buasnya Evan mencumbu bibir sekretarisnya itu, terbayang jelas di pelupuk mata.Itu sukses memberikan rasa sakit luar biasa di hatinya. Zaya berusaha membuang semua pikiran itu, tapi tidak bisa. Ia juga tidak menger

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   82. Aku Belum Bisa

    “Wah, rumahnya bagus, Sayang!” Zaya berdecak takjub saat ia digandeng suaminya memasuki rumah baru mereka yang luar biasa megah seusai mengemasi barang-barangnya dari rumah Gea. Rumah bergaya Eropa yang lokasinya sangat dekat dengan perusahaan itu akan sangat memudahkan Zaya dan Evan pergi bekerja agak siang karena mereka berdua tak akan pernah terlambat pergi ke perusahaan.“Kamu suka rumahnya, Sayang?” tanya Evan, mengajak sang istri masuk lalu menemaninya berkeliling dan menunjukkan detail interior yang menawan.Zaya menganggukkan kepalanya, terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tak hentinya merasa takjub. Bagaimana tidak, rumah yang akan menjadi huniannya yang baru dengan Evan jauh lebih besar dibandingkan rumah lama. Interior, eksterior, serta model rumahnya juga begitu elegan, persis rumah-rumah sultan di mana ada dua pilar besar di teras depan yang terhubung dengan sebuah balkon utama yang mengarah ke arah halaman depan dan ketika masuk, Zaya pun disambut sebuah ta

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   81. Pamit pada Gea

    Zaya tersenyum pada Gea lalu menjelaskan keinginannya.“Kayaknya nggak perlu resepsi, deh. Evan juga belum mengumumkan kalau dia sudah bercerai dariku. Yang tahu hanya Mira.”“Ah, gitu! Apa Dimas sudah membekuk Mira?” tanya Gea penasaran. “Apa bisa menjebloskannya ke penjara dengan kasus yang sekarang sedang menimpa Arga? Tapi 'kan, tidak ada korbannya?”Evan segera menengahi. “Itu urusan Dimas. Dia pasti sudah menemukan bukti-bukti lain atas kejahatan Mira. Wanita itu bukan hanya jahat padaku saja, tapi juga sudah mencelakai orang-orang lain yang akan menjadi korbannya. Tidak usah membahas itu dulu karena sekarang kami ingin bicara sesuatu pada kamu.”Zaya langsung menyambung kalimat suaminya. “Makasih banyak, ya, sudah membiarkan aku tinggal di sini, Gea. Aku sungguh bersyukur mendapat sahabat yang baik sepertimu sehingga aku tidak luntang-lantung di jalan saat aku kabur dari rumah Evan. Hari ini, aku akan ikut suamiku.”Gadis berambut pendek itu mengernyitkan kedua alisnya. “Maksud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status