Share

Mengatur Rencana

Author: icher
last update Last Updated: 2021-12-23 20:01:00

Tidak sampai tiga puluh menit, Mercedes merah milik Nia tampak memasuki halaman rumah mewah milikku. Sebenarnya, aku bisa saja pindah dari sini. Ke rumah yang tiga kali lipat lebih mewah dari ini. Karena Mas Heru mampu membelikannya, tapi lagi-lagi aku sayang membiarkan rumah peninggalan Papi ini dalam keadaan kosong. Di sini penuh kenanganku bersama Papi. Aku tak akan pernah mau pergi kemana pun.

"Hei... Mukanya kok masam banget, kayak jeruk busuk," sapa Nia mendekatiku, kemudian kami berpelukan dan cium pipi kanan, cium pipi kiri.

"Gimana ga masam, coba? Mas Heru tu sekarang berubah banget, sering pulang tengah malam. Dan kemarin aku periksa tas kerjanya, banyak banget tagihan belanja, Hotel, juga bill di Restoran mahal. Sementara, aku udah satu bulan ini nggak pernah minta temanin sama dia belanja, nggak pernah diajak dinner di luar, apalagi nginap di Hotel. Apa aku nggak boleh curiga sama dia, kalau udah gini?" cerocosku tak henti pada Nia yang baru saja datang.

Nia tampak mendengarkanku dengan sabar. Aku bahkan lupa menyuguhinya air minum, karena kulihat dia berjalan sendiri mengambil air. Ya, dia memang sudah mengenal baik rumah ini. Semasa sekolah, bahkan dia sering menginap di rumahku ini berhari-hari.

"Kamu yang ngomong panjang lebar, aku yang haus. Aku minum dulu," jawabnya, lalu meneguk air putih hangat itu hingga tandas.

"Nih, aku udah buatin juga pesanan kamu!" ucapku menyodorkan sepiring mie goreng pedas kesukaannya. Aku tau, Nia buru-buru datang ke sini dan pasti dia belum sempat sarapan. Jadi aku memang sengaja membuatkan pesanannya ini selagi menunggu ia datang.

"Wuaa... Kamu memang terbaik, Beb. Muach!" jawabnya senang dan mengecup pipiku.

Aku membiarkan Nia memakan sarapannya dengan tenang. Setelah selesai, pasti otaknya itu akan langsung conect dan dia mulai gencar menanyaiku.

"Jadi, hal lain apa yang membuatmu yakin dia memiliki wanita lain?" tanya Nia, setelah menghabiskan sarapannya.

"Aku curiga, ini ada hubungannya dengan Mami!" jawabku serius.

"Ma-Mami? Mami kamu?" tanya Nia tak percaya.

"Iyalah, Mami siapa lagi? Mas Heru kan udah yatim piatu," ungkapku lagi.

"Emm... Kalau boleh jujur sih, aku memang pernah melihat Mas Heru itu sedang berada di Hotel A4 bersama seorang perempuan. Aku tidak melihat dengan jelas, tapi perempuan itu bergaya ala-ala cewek Eropa. Super seksi. Aku pikir, dia sedang mengadakan pertemuan dengan klien dari luar Negeri," ungkap Nia panjang lebar padaku.

"Itu pasti Mami. Kenapa kamu nggak pernah cerita sama aku? Kapan kamu melihatnya?"

"Mungkin, sekitar satu minggu yang lalu. Waktu aku sedang mengantarkan dokumen perceraian pada seorang wanita yang bersembunyi dari suaminya dan menginap di Hotel itu untuk sementara waktu,"

"Tidak salah lagi. Awas kamu, Mas. Aku akan membuat kamu menyesal karena telah mempermainkanku!" gerutuku dengan tangan terkepal menahan emosi.

"Sudahlah, tenangkan dirimu dulu. Kita harus mengatur strategi, supaya semua bisa jelas. Jika benar dia berselingkuh, apa yang akan kau lakukan?" pertanyaan Nia sontak membuatku terdiam cukup lama.

Jujur saja, aku takut jika semua hal ini benar-benar terjadi. Aku masih berharap, semua ini hanyalah ketakutanku saja. Tapi, jika ternyata benar, apa aku siap melepaskan Mas Heru? Aku tentu saja tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain. Aku bisa memaafkan kesalahan-kesalahannya yang lain, tapi tidak jika urusan wanita.

"Aku akan menggugat cerai!" jawabku penuh tekad.

"Apa kau sungguh tak akan terluka nanti?" 

"Aku akan lebih terluka jika terus melanjutkan hubungan dengan seorang pengkhianat," balasku tanpa menatap pada Nia.

Pasti Nia paham, apa yang sedang berkecamuk di dalam hatiku saat ini. Biarlah, jika Tuhan memang telah menghabiskan umur jodohku dengan Mas Heru secepat ini, aku akan mencoba untuk ikhlas.

"Sebaiknya, kamu cari seorang yang bisa menyisipkan pelacak pada ponsel  Mas Heru. Agar aku tau kemana saja dia pergi. Jadi kita bisa memantaunya atau menggrebeknya sekalian," sahutku bersemangat.

"Oke, gimana kalau kita ke rumah Ferdi?" ajak Nia padaku.

"Ferdi? Siapa dia?"

"Kau lupa? Ferdi, kakak kelas kita waktu SMA. Yang pernah empat kali kau tolak mentah-mentah di depan seluruh siswa di lapangan sekolah,"

"Hah? Kak Ferdi yang itu? Untuk apa kita ke rumahnya? Jangan bilang, kau mau menjodohkanku lagi dengannya?"

"Hus, jangan berpikiran negatif pada sahabatmu yang cantik ini," tukas Nia cepat.

"Lalu, untuk apa?" desakku padanya lagi.

"Dia itu ahli dalam bidang lacak melacak. Ahli informatika dan dalam dunia perhackeran. Jika kamu mau, ponsel suamimu juga bisa di sadap. Jadi kita bisa tau apa saja isi pesan dan pembicaraan telponnya!" jelas Nia.

"Oh, begitu. Kenapa tau tidak mengatakannya sejak tadi? Kalau begitu ayo kita ke rumah Kak Ferdi." ajakku dengan menarik tangan Nia.

"Wah lihat ini, yang sudah tak sabar ingin bertemu mantan kekasih," ejeknya padaku.

"Aku bahkan tak sekalipun menerimanya, bagaimana dia bisa jadi mantan kekasihku?" balasku dengan bangga saat melihat Nia sudah berdiri dari kursinya.

"Ya, kamu benar. Apa kamu akan pergi dengan pakaian seperti ini?" tanya Nia heran melihatku hanya mengenakan kaus oblong dan jeans ketat semata kaki. Rambut panjangku, kubiarkan tergerai karena masih basah setelah mandi tadi.

"Ya iyalah, memangnya aku harus berdandan dulu untuk ketemu sama pria lain?" jawabku sekenanya.

"Mungkin, karena itu kamu dicintai banyak pria. Sifat dan sikapmu yang sederhana itu, Beb. Pasti salah besar, jika Mas Heru benar-benar mengkhianati kamu kali ini." puji Nia terlihat sungguh-sungguh.

"Tentu saja, aku menyingkirkan antrian panjang psra pria yang ingin melamarku demi dirinya. Awas saja, jika benar dia berselingkuh. Akan kubuat dia menyesal sampai bersujud di kakiku ini!" ujarku sungguh-sungguh.

Setelah mengambil tas yang berisikan ponsel, atm, kartu kredit dan beberapa benda wajib bagi perempuan di dalamnya, aku menyusul Nia yang sudah terlebih dahulu ke mobil. Setelah mengunci rumah, aku masuk ke mobil Nia dan kami berangkat.

Tak pernah terbayangkan olehku, bahwa aku akan mengalami hari yang seperti ini di dalam hidupku. Mencurigai lalu mulai menyelidiki suamiku sendiri. Suami yang selalu kupandang tanpa celah dan dosa, suami yang kubangga-banggakan dan kupuja-puja karena kelembutan hatinya, sikapnya, tutur bahasanya.

Mungkin, benar kata pepatah. Air yang tenang, memiliki bahaya besar di dalamnya. Mungkin, kata-kata itu pantas kusematkan untuk Mas Heru. Pria yang tak banyak neko-neko, penurut dan tak pernah mengatakan tidak padaku. Namun sebenarnya, ada rahasia besar yang ia sembunyikan dari sikap baiknya selama ini. Aku yang dibutakan oleh cintanya, terlena. Dan lupa, bahwa Mas Heru tetaplah laki-laki biasa. Dia bukan Malaikat yang tanpa dosa dan nafsu.

'Maaf, Mas. Demi ketenangan hatiku dan kebaikan kita bersama, aku harus menempuh jalan ini,' lirihku dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Manager Diperjuangkan Dokter   Ucapan Terima Kasih

    Terima ksih tak terhingga aku ucapkan pada semua pembaca setia karya-karyaku di Good Novel. Baik itu yang membaca dengan koin gratis dan harus sedikit berjuang + bersabar agar bisa membaca kelanjutan bab nya, maupun yang bela-belain top up koin demi bisa buka bab bergembok. Selama ini aku selalu mengatakan terima kasih untuk pembaca royalku, itu bukan sekedar untuk pembaca yang buka bab dengan koin hasil top up. Tapi kata-kata itu juga aku tujukan pada pembaca pejuang koin gratis dan untuk semua yang sudah royal meluangkan waktunya untuk membaca hasil ketikan jari jemariku ini. Aku mohon jangan ada lagi yang salah paham dan berkecil hati. Siapa pun kalian, dimana pun kalian berada, meski hanya buka bab pertama dari novelku saja, aku sudah mencintai kalian. Sayang sekali novel ini sudah harus tamat. Tapi, terus dukung dan baca karyaku yang lainnya, ya. Semoga aku secepatnya bisa menambah daftar karya terkontrakku lagi di Good Novel. Sekali

  • Dikhianati Manager Diperjuangkan Dokter   Wanita itu kuat

    Pov AuthorWaktu begitu cepat berlalu, dan saat ini di dalam ruangan bersalin Winda sedang berjuang untuk melahirkan anak keduanya. Winda baru masuk sekitar 15 menit yang lalu. Kondisi saat ini jauh berbeda dengan saat ia melahirkan anak pertamanya dulu. Anak kedua ini lebih di permudah prosesnya. Winda ditemani oleh Hanan di dalam ruangan. Sementara itu, di luar sudah menunggu Mami Mery, Diana, Cantika, Jason, Nia, dan juga Ferdi. Anak mereka titipkan pada orang tua Ferdi."Oma, apa Bunda baik-baik aja?" tanya Cantika sambil memeluk Mami Mery."Iya, Sayang. Bunda baik-baik aja kok di dalam. Itu Bundanya kan sedang berjuang ngelahirin dedek bayi. Kita berdoa sama-sama, ya. Semoga Bunda dan dedek bayi sehat dan selamat," jawab Mami Mery sambil menciumi putri semata wayangnya. "Oma dan Om Jason kok ga punya adek bayi kayak Bunda? Itu, Tante Nia sama Om Ferdi juga mau punya bayi lagi." Cantika yang lucu dan menggemaskan berkata dengan polosnya."Sayang, Oma udah tua

  • Dikhianati Manager Diperjuangkan Dokter   Kaulah yang terbaik untukku!

    Pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk Mas Hanan dan Cantika. Hanya menu sederhana saja hari ini yang bisa aku buat, karena ternyata stok di kulkas tidak mencukupi lagi untuk membuat bubur ayam favorite Mas Hanan dan Cantika. Jadilah pagi ini aku hanya membuat nasi goreng spesial ala-ala cheff rumahan. Di rumahku sudah ada seorang asisten rumah tangga yang mulai bekerja seminggu yang lalu. Dia adalah ibu-ibu yang aku temui sedang mendorong gerobak menjajakan pisang yang ternyata juga punya orang lain. Hanya demi bisa membeli beras hari itu, ia rela berpanas-panasan berkeliling menjualkan pisang milik tetangganya. Menurut ibu itu, jika laki 1 sisir, maka ia akan mendapat 5 ribu rupiah sebagai untungnya. Sementara sejak pagi, baru laku 2 sisir. Untuk membeli sekilo beras saja belum cukup. Apalagi membeli telor sebagai lauknya makan. Di rumah ada dua orang anaknya yang sedang menunggu dengan perut lapar karena sudah sejak semalam belum makan nasi. Ha

  • Dikhianati Manager Diperjuangkan Dokter   Tak ingin terulang lagi

    Setelah petugas keamanan komplek datang, wanita itu segera dibawa bersama dengan seorang Dokter wanita. Mungkin karena tadi Mas Hanan mengatakan ia sedang dalam keadaan hamil besar, jadi untuk berjaga-jaga mereka juga membawa seorang Dokter. Dan ternyata itu juga sangat membantu. Wanita itu mengamuk awalnya karena bersikeras tak ingin pergi dan menganggap Mas Hanan adalah suaminya yang benama Jaka itu.Jalan terakhir yang dipilih Dokter adalah memberikannya suntik penenang. Dan setelah menunggu selama lima menit, akhirnya dia benar-benar tenang dan akhirnya tertidur. Mereka semua membawa wanita itu untuk ditangani oleh ahli kejiwaan dan akan mencari tau tentang informasi keluarganya.Sampai saat aku dan Mas Hanan sudah berada di dalam kamar, kami masih saja heran dengan bagaimana wanita itu bisa masuk ke rumah kami dan menganggap Mas Hanan adalah suaminya.Aku bahkan sempat membaca secarik kertas yang dia lemparkan pada Mas Hanan saat baru datang itu. Itu adalah surat d

  • Dikhianati Manager Diperjuangkan Dokter   Perempuan gila.

    Aku sangat terkejut dengan kedatangan wanita hamil yang tiba-tiba saja marah dengan melempar kertas pada suamiku itu. Entah apa maksudnya. Mas Hanan juga terlihat sangat heran. Kemudian dia berjalan lebih dekat pada Mas Hanan. Seketika itu juga, wanita hamil itu menghambur ke dalam pelukan suamiku. Dia memeluk Mas Hanan dengan sangat erat.Mas Hanan tampak semakin bingung dan berusaha menjauhkan wanita itu dari tubuhnya. Tapi, pelukannya terlihat semakin erat. Aku yakin Mas Hanan sangat takut berbuat kasar karena kondisi wanita itu yang sedang hamil besar."Mas, tega sekali kamu ninggalin aku demi perempuan ini? Apa kurangnya aku, Mas? Lihat ini, Mas. Aku juga bisa hamil, Mas. Aku bisa seperti dia. Tinggalin dia, Mas. Kembali padaku. Ini anak kita. Dia akan segera lahir ke dunia ini, Mas," ucap wanita itu dengan isak tangis yang tak bisa ia tahan.Sementara aku? Aku yang tadinya sudah berdiri, lantas kembali terduduk di atas kursi yang untungnya sangat lembut itu. Tubuh

  • Dikhianati Manager Diperjuangkan Dokter   Siapa wanita itu?

    Kebahagiaan yang Tuhan berikan seakan tak pernah ada habisnya. Kehamilan keduaku yang awalnya membuatku agak susah makan dan beraktifitas karena mabuk berat, ternyata hanya berlaku 2 bulan saja. Setelah kehamilan memasuki 7 bulan, semua orang sudah sangat tidak sabar menantikannya lahir. Terlebih lagi, saat aku memberitahukan hasil USG tentang bayi yang ada dalam kandunganku ini berjenis kelamin laki-laki. Itulah yang membuat semua orang sangat senang dan tidak sabar menantikan kehadirannya. Malam ini, di rumahku sedang diadakan acara do'a tujuh bulanan. Sangat banyak tamu yang datang. Hampir semua orang yang aku undang, menampakkan batang hidungnya malam ini di kediamanku yang sudah semakin besar karena Mas Hanan bersikeras merenovasinya beberapa bulan yang lalu. "Selamat ya, Win," ucap Nia, sahabatku yang paling aku sayangi dan selalu ada untukku dalam kondisi apapun. "Makasih ya, Beb. Kamu juga, bentar lagi mau nujuh bulanan kan?" jawabku dan kami saling berpe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status