Share

7. Biantara Grup

last update Last Updated: 2025-04-19 16:05:10

Sorot mata Danis mendingin, wajahnya terlihat masam.

Karena rambut Zahira sepanjang bahu jadi prosesnya terbilang cepat. Zahira mengibaskan rambutnya di depan cermin, wajahnya tampak puas melihat rambutnya lebih lembut dan sehat. Setelah rangkaian perawatan yang di lakukan Danis pada rambutnya."Terima kasih, Pak!"

Setelah Zahira mengisi perutnya karena paksaan Danis yang tidak akan membiarkan dirinya pergi dengan perut kosong. Lalu berjalan mengekor di belakang pria yang memakai pakaian kasual. Tampilannya begitu tampan dan segar dengan gaya rambut muletnya. Danis membuka pintu setelah menekan sandi terlebih dahulu. Mereka berdua berjalan beriringan melewati lorong apartemen dan setelahnya menunggu pintu lift terbuka.

Ting!

Saat pintu lif terbuka, mata Zahira melebar dan wajahnya tampak pucat. Danis masuk dan tidak lupa menarik tangan Zahira. Zahira yang kaget, semakin kaget saat tubuhnya tertarik masuk ke dalam lift dan menabrak dada bidang Danis.

Ting!

Pintu tertutup.

Zahira menelan ludah dan menundukan kepalanya. Danis mengenali dua orang yang ada di dalan lift, namun dia bersikap acuh.

Hingga seorang wanita menyapa lebih dulu memecah keheningan. "Ra ... ! panggil Talitha. Wanita itu juga awalnya kaget saat bertemu dengan sahabatnya. Apalagi Zahira sedang bersama seorang pria tampan namun terlihat galak, "Kamu di sini juga?

Zahira menggigit bibir bawahnya lalu kemudian mendongak, wanita itu mengelus lehernya dan berkata canggung, "Hehe ... apa kabar?"

Talitha mengalungkan tangannya di lengan suaminya dengan mesra, lalu menjawab, "Baik, Ra. Kemarin malam kamu pulang tanpa pamit, jahat sekali si!" ujarnya sambil memanyunkan bibirnya dengan manja.

Sedangkan Emran hanya menatap tangan munyil Zahira yang di genggam erat oleh teman lamanya.

Dua pria itu saling bertatapan.

Zahira mendadak merasa bersalah, wanita itu berkata dengan lembut, "Maaf, Ta. Gaunku basah, jadi pulang karena risih, Maaf ya!"

Danis menatap wanita bodoh di sebelahnya saat tangannya di remas dengan kuat. Dia juga bisa merasakan bahwa Zahira terlihat gelisah jadi dia berinisiatif. "Atas nama Zahira aku meminta maaf! Sebenarnya aku yang memaksanya pulang," ujar Danis. Pria itu menundukan kepalanya dan setelahnya tersenyum manis.

Talitha mengerjabkan matanya berkali-kali, bahkan tanpa sadar dia tersenyum. Melihat pria tampan dengan lesung pipi membuat Talitha mendadak malu. Dia bahkan menyodorkan tangannya, "Kenalkan ... aku Talitha Wongso!"

"Maaf kedua tanganku penuh!" ujar Danis. Kedua tangannya memang penuh yang satu membawa tas Zahira dan yang satu menggenggam tangan Zahira.

"Oh!" Zahira yang peka langsung menarik tangannya namun Danis menggenggamnya dengan kuat. "Lepaskan!" bisiknya.

Danis hanya tersenyum, wajahnya tampak jahil saat melihat Zahira memberontak.

Sedangkan Talitha, dia hanya bisa tersenyum hambar, dia menarik tangannya kembali dengan kilatan amarah di matanya. Baru kali ini dia diabaikan oleh seorang pria. Egonya benar-benar terluka.

Emran merasa tidak nyaman saat melihat interaksi Zahira dan Danis yang terlihat begitu akrab. Untuk menutupi rasa panas yang membakar hatinya, Emran menyapa kawan lamanya, "Apa kabar, Danis?" sapanya.

Danis menoleh, lalu berkata dengan nada datar, "Sangat baik, pagi ini!"

Emran tersenyum hambar, mereka kembali saling memandang. Suasana menjadi semakin dingin dan hening.

Zahira cukup terkejut.

Bagaimana bisa seorang gigolo kenal dengan mantannya yang seorang dokter?

"Apa jangan-jangan, Emran juga pernah jadi gigolo?" batinnya. Wanita itu langsung menggelengkan kepalanya, saat otaknya mulai berpikir dengan liar.

Ting!

Suara dentingan lift berhasil mencairkan suasana. Saat pintu terbuka di lantai dasar, Danis baru melepaskan cekalan tangannya. Zahira baru ingin bernafas lega, namun tiba-tiba tangan itu memeluk pinggangnya yang ramping, tubuh mereka berdua saling menempel. Pria itu berbisik, "Jangan menolak!"

Tubuh Zahira menegang, pipinya bersemu merah. Langkahnya terseok-seok saat mengimbangi langkah Danis yang panjang dan cepat.

Talitha dan Emran hanya bisa melihat dua orang yang tampak mesra itu. Lalu ikut keluar juga.

"Mereka pacaran kah?" tanya Thalita. Wanita itu melirik ke arah suaminya sambil tersenyum simpul, "Kak, Emran tidak cemburu kan?" lanjutnya.

Emran menoleh lalu tersenyum lembut, mata hitamnya tampak berbinar, "Aku pacaran dengan Zahira sesuai perintahmu. Dan mencampakannya juga sesuai perintahmu. Aku selalu patuh padamu. Apa itu tidak cukup?"

Talitha mencoba menyelami hati Emran melalui mata hitamnya, lalu tertawa hambar, "Benar juga!" jawabnya sambil mengedikkan bahu.

Talitha tidak buta! Tentu dia bisa menangkap gelagat aneh suaminya yang tertangkap basah oleh ekor matanya. Bukahkah wajah Emran tampak mengeras saat Danis memeluk Zahira.

Jika waktu bisa diputar, dia tidak akan pernah menyuruh pacarnya untuk memacari sahabatnya hanya demi membalas dendam. Dan sekarang, penyesalan itu datang saat melihat perubahan sikap Emran padanya.

Pengantin baru itu berjalan beriringan, setelah menghabiskan malam pertama di sebuah apartemen mewah milik Emran. Apartemen yang akan mereka tinggali setelah resmi menikah.

"Omong-omong siapa pria itu?" tanya Talitha dengan bibir mengerucut. "Auranya old money banget!"

"Daniswara Biantara!" ujar Emran dengan sorot mata dingin. Sejak masa high school sampai masa kuliah, Danis dan Emran selalu bersaing. Dan sekarang pun mereka berdua akan terus bersaing.

"Daniswara Biantara ... Biantara?" Talitha berusaha mengingat marga yang menurutnya tidak asing. "Hah!" Talitha menutup mulutnya yang menganga dengan mata melotot. "Biantara Grup!" pekiknya tertahan.

Biantara Grup, perusahaan yang bergerak dalam dunia medis. Banyak rumah sakit besar yang ada di bawah naungan perusahaan itu. Perusahaan terbesar kedua di negeri ini.

"100 untukmu, sayang!" Emran berdecis sinis, tatapan elangnya menyipit kepada dua orang di depan sana.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   38. Lukas?

    Zahira yang masih linglung hanya berdehem, "Hmmm!" Para remaja dan pengunjung lainnya kembali duduk ke tempat masing-masing.Seorang pemuda memperhatikan Zahira dengan lamat, dia menyadari wajah wanita ini tidak asing. Lalu otaknya yang cerdas langsung bereaksi, "Kak Zahira!" Pekik pemuda itu dengan antusias.Zahira maupun Danis menoleh ke arah sumber suara. Zahira memicingkan matanya, mengingat-ngingat pemuda bule yang berdiri di sampingnya. Zahira terlonjak, dia langsung bangun, "Lucas ... " pekiknya dengan mulut terbuka lebar.Danis yang yang masih bersimpuh langsung bangun, kedua alisnya menukik tajam dan wajahnya terlihat masam. "Mereka kenal?" batinnya.Zahira menutup mulutnya yang menganga, "Ya, ampun! Aku pangkling. Kamu sudah besar!" ujar Zahira sambil mengacak rambut pemuda itu. Karena Lukas setinggi Danis, jadi gadis itu berjinjit.Pemuda berdarah campuran Asia Eropa itu tersipu malu, wajahnya yang seputih salju bersemu merah. "Kakak apa kabar!" tanyanya.Zahira menarik ta

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   37. Bakso Adalah Maut

    "Cukup!" Zaidan menyela, suara galak dan dinginnya mengalun. Pria itu tampak menyeramkan, tatapannya mampu membuat orang meringsut ketakutan.Emran langsung menggenggam tangan Talitha yang mulai dingin. Dia bahkan menggelengkan kepalanya saat Talitha hendak membuka mulutnya. Orang ini berbahaya dan berkuasa, walaupun keluarga Emran dan Talitha juga orang kaya. Tapi di bandingkan dengan Tuan Zaidan, mereka bukan apa-apa."Kalian cepat keluar! Semua sudah selesai!" ujar Zaidan dengan ketus.Talitha yang tidak terima menangkis tangan Emran, lalu mulai berusaha mencari muka. "Tuan, atas keserakahan manager saya, saya minta maaf. Sekarang berapa pun nilai yang Tuan tawarkan, saya akan senang hati menandatanganinya."Zaidan mengangkat sudut bibirnya, "Apa anda tuli, Nona Talitha? Aku sudah tidak tertarik bekerja sama denganmu."Talitha menggigit bibir bawah bagian dalam. Dia tidak terima saat Zaidan bilang kalau dia sudah tidak tertarik. Mustahil! Padahal selama lima tahun ini Tuan Zaidan s

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   36. Zaidan Akbar Malik

    "Satu-satunya yang aku ingat, pria itu punya tanda lahir di atas jempolnya. Semacam tompel," ujar Zahira dengan wajah polosnya. Danis menganga dengan bibir berkedut, ini benar-benar memalukan baginya. Bisa-bisanya Zahira hanya mengingat tompelnya dari pada wajahnya yang tampan atau penampilannya yang keren. Danis menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara brutal. Lalu menatap nanar pada gadis yang baru saja menghina tanda lahirnya. Pria itu mengangkat jempol kanannya dan menunjukannya tepat di wajah gadis itu, "Ini bukan tompel! Ini tanda lahir!" eramnya dengan wajah galak. Zahira hanya berkedip-kedip lalu menunjuk tanda hitam itu, "Ini tompel, Kak," ujarnya dengan mata berbinar. Danis hanya bisa membuang muka dengan kesal. Lalu menyalakan mobilnya dan keluar dari basemen menuju pusat perbelanjaan. Di lain tempat, Emran dan Talitha juga berada dalam mobil, mereka saling diam. Talitha sebenarnya ingin marah dengan sikap Emran yang tidak membelanya. Tapi dia tidak mau mer

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   35. Berhenti Memanggilku 'Kak'

    Danis tersenyum lebar, dia merangkul pundak Zahira lalu menjawab dengan ramah, "Tentu! Tidak masalah kan. Lagian aku dan Zahira akan segera bertunangan dan menikah secepatnya."Gadis ekspresif itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia melotot horor ke arah Danis sambil mencubit bokongnya. Danis hanya tersenyum geli sambil mengusap wajah gadis itu dengan gemas dan membuat Zahira semakin kesal."Apa-apaan ini! Di dalam kontrak ga ada perjanjian tunangan atau menikah!" pekiknya dalam hati. Dia ingin menyangkal tapi hubungan palsu ini akan terbongkar.Talitha dan Emran sama-sama syok."Secepat itu? Ga mungkin kan Ra?" tanya Emran sambil menggelengkan kepalanya dengan perasaan berkecambuk. Ada kilatan kekecewaan yang terlihat di matanya. Gadis itu mengangguk, "Benar Dok!"Jawaban Zahira membuat kaki Emran terasa lemas dan matanya mulai terasa panas. Apalagi saat Zahira mengganti panggilannya dari Kak menjadi Dok. Rasanya seolah-olah Zahira memberi jarak yang sangat tinggi antara

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   34. Tua!

    Ucapan Zahira malah membuat Danis semakin tertawa. "Berhenti kataku!" Zahira mengambil gelas berisi air putih dan menyiramnya ke wajah Danis.Byurr!Suara tawa Danis berhenti, pria itu tercengang dengan wajah basah dan rambutnya menjadi lepek. Dia memejamkan mata sambil menggigit bibirnya berusaha mengendalikan amarahnya. Sebisa mungkin dia tidak akan marah. Namun Danis gagal mengontrol emosinya dan akhirnya, "Berani kamu siram aku, Ra!" pekiknya di akhir kalimat."Aku kan udah bilang berhenti," ujar Zahira lirih sambil cengengesan. Baginya sikap galak Danis masih terbilang aman. Karena Kakek dan Kakaknya jauh lebih galak.Danis menggertakan giginya dengan mata menyipit bukan karena marah tapi karena merasa gemas dengan tingkah gadis itu. "Keringkan wajahku sekarang!" ujar Danis dengan nada dingin.Zahira bersikap patuh, gadis itu mengambil tissu. Zahira menggigit bibirnya, tubuh pendeknya berdiri sambil mengelap wajah Danis yang basah. "Kenapa si Kakak ketawa kaya kesurupan?" tanyany

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   33. Pacarmu Kembali Berselingkuh

    Emran menyandarkan punggungnya lalu menjawab," Ada apa, Ta!"Mendengar suara Emran yang dingin, Talitha mengernyitkan dahinya, "Apa aku mengganggu Kak Emran?" tanyanya."Kakak hanya lelah habis operasi! Ini baru mau pulang," ujar pria itu dengan nada melunak. Walaupun dia sedikit berbohong."Kak, cepat pulang! Pokoknya harus cepat pulang. Jika tidak aku akan marah. Aku menunggumu di apartemen!" ujar Talitha dengan nada manja.Dia bahkan tidak bertanya apakah suaminya baik-baik saja atau tidak. Yang dia tahu adalah Emran harus selalu mematuhinya. Inilah alasan yang membuat Emran mulai menyukai sosok Zahira. Gadis yang patuh dan perhatian. Setelah sambungan telfon itu tertutup, Emran menarik nafas dengan berat sambil menyugar rambutnya. Mata elangnya melirik tajam ke arah gedung Cempaka.Mungkin sekarang dia gagal, tapi bukan berarti Emran akan menyerah. Bagaimanapun Zahira harus kembali jatuh dalam pelukannya.Mobil Emran akhirnya melaju membelah jalan. Pria itu berkendara dengan kece

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   32. Pacar Kecilku

    Kedua alis Robi bertaut, entah salah dengar atau hanya halusinasi. Saat Tuannya yang angkuh itu mengucapkan kata 'Tolong.' Kata keramat yang mampu menggetarkannya jiwanya.Wajarkan jika Robi merasa aneh? Memang sejak kapan Daniswara berkata lembut, sopan dan sabar? Mungkin saja itu berlaku hanya untuk Zahira.Karena biasanya Danis akan bersikap seperti petasan, emosinya meledak-ledak dan suasana hatinya seperti musim pancaroba. BMKG saja sulit untuk memprediksinya."Pak, Saya izin pulang, Ibu saya sakit." ujar Robi dengan sopan. Dia baru saja mendapat kabar lewat pesan kalau ibunya masuk rumah sakit.Danis menghentikan langkahnya lalu menoleh tatapannya melembut, "Ambil cuti saja Rob. Dan masuk saat ibumu sembuh!" ujar Danis. "Ada Zahira yang akan merawatku," lanjutnya.Semua hal yang menyangkut Ibu pasti Danis akan bersikap lembut. Karena di balik sikap angkuh dan galaknya, dia adalah anak yang berbakti. Sejak kecil dia hidup dengan ibunya di kampung. Dari bayi sampai usia 10 tahun

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   31. Memori Telor Rebus

    Zahira melotot horor dengan mulut menganga, "Ga usah modus deh, Kak!" "Namanya juga usaha," ujar Danis dengan santai sambil menahan tawa. Zahira mendengkus kesal, dia duduk sambil melipat kedua tangannya lalu bersandar di sofa dengan nyaman. Hingga sudut matanya melirik ke arah Danis yang sedang bersandar sambil sesekali melihat jam tangannya. Pria itu juga terlihat gelisah dan sesekali mengelus perutnya lalu membasahi bibirnya yang mengering. Wajah tampannya terlihat kuyu dan keningnya mulai berkeringat. "Kakak lapar," tanya Zahira dengan lembut. Dugaan Zahira tepat saat Danis melirik dan mengangguk. Zahira lalu bangkit dari duduknya dan mengambil paper bag yang ada di atas meja. Gadis itu membukanya, ternyata isinya hanya kue coklat dan kue keju. Makanan ini mungkin bisa untuk mengganjal perut, namun untuk orang yang baru keluar dari rumah sakit karena masalah lambung. Rasanya kurang cocok. "Kak, izin ke dapur boleh?" ujar Zahira dengan canggung. Dia ingin melihat apakah ad

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   30. Lah! Sama Aja Dong!

    Ternyata Zahira membanting berkas perjanjian itu di atas meja dengan kesal, matanya menyipit dan bibirnya mencebik. Setelah membaca ke seluruhan isi perjanjian yang membuat bulu kuduknya bergidig ngeri. Apalagi peraturannya sangat aneh dan merugikan. "Aku ga mau! Ini gila!" pekiknya. Gadis itu merapikan anak rambut di wajahnya dengan kasar, rasanya gerah dan geli.Alasan Zahira menolak karena pria yang mengaku gigolo itu sudah merenggut mahkotanya dan bahkan meminta bayaran. Jika bisa, dia ingin menjauhi Danis sejauh mungkin setelah berhasil membayarnya. Dan jika dia menandatangani surat perjanjian itu maka dia akan terikat dengan pria mesum dan licik itu.Danis cukup terhibur dengan reaksi gadis itu, dia bahkan tertawa cekikikan," Haha ... Baca dan pahami dulu, Ra.""Aku ga mau! Pokoknya aku ga mau!" Zahira memukul meja dengan keras. "Kontak fisik itu merugikanku!"Brakk!Danis merapatkan bibirnya, bahunya bergetar karena mencoba menahan tawa. Ekspresi Zahira benar-benar membuatnya t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status