Share

Bab 10

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-05-10 21:38:39

“Ada pesan?” gumam Andini saat menatap layar ponselnya yang berkedip beberapa kali. Helaan nafas pelan lolos dari bibirnya.

Sebuah notifikasi pesan masuk. Bahkan sebuah panggilan masuk lebih dari sepuluh kali.

Andini pun mengusap layar ponselnya. Seketika matanya melebar melihat siapa yang mencoba menghubunginya.

[Hari ini kita bertemu di restoran Seafood Pirates X. Pukul 10.30.]

Andini menatap jam dinding di kamarnya. Jarum pendek sudah bergulir ke angka sembilan.

Ia bangun kesiangan. Sial!

Dengan langkah mendugas, ia pun berjalan menuju kamar mandi. Ia mandi lalu memakai pakaian yang terbaik. Ia akan pergi menemui Dewa di restoran yang terbilang mewah. Ia tidak mau mempermalukan diri saat acara itu. Minimal ia harus mengimbangi penampilan Dewa.

Andini mendengus pelan. Pakaian yang berada di lemarinya semua pakaian kasual. Beberapa dress juga sudah terlihat usang.

Sebuah dress berwarna putih yang menggantung di lemari lain mencuri perhatiannya. Dress milik adiknya. Ia pun memakainya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 207 Tamu tak diundang

    “Assalamualaikum,” suara berat terdengar dari luar.Naura yang membuka pintu terperangah sejenak. “Waalaikumsalam… Dokter Gilang?”Tumben, dokter itu singgah di rumahnya. Ada apakah gerangan?Gilang tersenyum sopan, meski ada kelelahan di wajahnya. “Maaf, Nau, eh, Naura. Saya kebetulan lewat daerah sini, sekalian silaturahmi. Nggak ganggu, kan?”Naura tersenyum tipis. "Eh, ya, gak apa-apa kok. Mari masuk!"Pak Acep bangkit ramah. “Ah, nggak apa-apa, Nak Gilang. Malah bagus, jarang-jarang dokter mau main ke rumah kecil kami. Silakan duduk.”Gilang masuk, duduk di kursi tamu dengan sikap sopan. Naura menyuguhkan teh manis hangat. “Silakan, Dok. Cuman ada teh manis.”“Terima kasih, maaf merepotkan,” jawabnya singkat. Pandangannya sempat bertemu dengan Naura, tapi cepat ia alihkan.Obrolan berlanjut dengan ringan, hingga akhirnya dr. Neng bertanya tanpa basa-basi, “Nak Gilang, istri kamu apa kabar? Sudah punya anak, belum?”Pertanyaan itu membuat Gilang terdiam sejenak. Senyum getir muncu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 206 Tamu tak diundang

    Vina seperti terpaku di tempatnya. Kata-kata “calon pengantin” dari mulut dr. Dipta terus terngiang di telinganya. Dadanya terasa sesak, wajahnya menegang tapi ia cepat-cepat menutupi ekspresi dengan senyum tipis.“Calon pengantin?” gumamnya pelan, seolah bercanda, tapi nadanya menyelidik.Naura langsung panik. Ia buru-buru menunduk, berpura-pura merapikan map rekam medis di tangannya. “Eh, itu maksudnya… anu, saya kan sering bantu bagian administrasi acara pernikahan di kampus, mungkin maksudnya—”Dipta menoleh, tatapannya tajam tapi cool. “Kamu ini suka ngeles.” Ia menggeleng pelan, lalu berbalik melangkah pergi dengan gaya tenang, meninggalkan dua perempuan itu dengan perasaan berbeda.Naura menelan saliva, wajahnya memerah habis-habisan.Vina menatap Naura dengan senyum samar yang sulit ditebak. “Naura, kamu ada yang mau diceritain ke aku? Atau… ada rahasia yang kamu sembunyikan?” suaranya manis, tapi mengandung sindiran halus.Naura buru-buru menggeleng. “Nggak, Vin. Nggak ada ap

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 205 Calon pengantin?

    Seminggu kemudianPesawat dari Kuala Lumpur mendarat mulus di Soekarno-Hatta sore itu. Andini menggenggam erat tangan Dewa saat keluar dari terminal, wajahnya lelah tapi matanya berbinar. Ia masih merasakan euforia dari hari wisuda yang berlangsung meriah beberapa hari yang lalu. Selain itu kejutan kedatangan dari sahabat dan sang ayah tercinta semakin membuatnya merasakan sukacita. “Alhamdulillah, akhirnya pulang juga,” ucap Andini sambil menarik nafas lega.Dewa menoleh, menatap istrinya dengan senyum hangat. “Capek nggak? Kalau mau kita langsung istirahat aja di apartemen.”Andini menggeleng kecil. “Capek, tapi aku kangen apartemen kita, Yah. Udah lama nggak pulang.”Beberapa jam kemudian, mereka tiba di apartemen mewah Dewa yang berada di pusat Jakarta. Begitu pintu terbuka, aroma khas ruangan yang lama ditinggalkan langsung menyambut.Dewa membukakan pintu apartemen lalu menaruh koper di dekat sofa. Andini menyusul di belakanganya. Matanya langsung berkeliling menyapu pandangan.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 204 Ketika Rival Beraksi

    Malam itu, apartemen terasa hening. Lampu kamar hanya menyala redup, menyisakan cahaya temaram yang lembut. Andini duduk di sisi ranjang, rambutnya tergerai, memandang kosong ke arah jendela yang menampilkan gemerlap kota KL.Dewa masuk setelah menaruh gelas di meja kecil. Ia duduk di samping istrinya, lalu meraih tangannya. “Masih kepikiran omongan Ayah tadi, ya?” tanyanya pelan.Andini mengangguk, suaranya bergetar. “Aku nggak nyangka Ayah bisa ngomong begitu. Selama ini… aku kira dia nggak pernah benar-benar mikirin aku.”Dewa mengusap punggung tangannya lembut. “Itu bentuk penyesalan dia, Sayang. Justru kamu beruntung. Dia sadar, meski agak terlambat.”Andini menoleh, matanya berkaca-kaca. “Kamu dengar sendiri, kan? Ayah bilang jangan sampai anakku nanti merasa tidak adil seperti aku dulu.” Ia menghela napas panjang. “Aku takut, Mas Dewa. Takut aku nggak bisa jadi ibu yang baik.”Dewa tersenyum tipis, lalu menatapnya dalam-dalam. “Hei, kamu udah jadi istri yang baik buat aku. Aku

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 203 Permintaan maaf

    “Eeeeh…” Zayn pura-pura garuk kepala. “Ini… apa aku salah masuk? Ini ruang olahraga?!”Naura buru-buru mundur beberapa langkah, wajahnya merah padam. “Bukan apa-apa, Bang! Tadi aku cuma… ngomong soal hadiah rumah sama mobil.”Zayn menaikkan alis tinggi-tinggi. “Ngomong soal hadiah… sambil dipelototin cowok stopless? Heh, Naura, kamu jangan bikin abang jantungan!”Dipta menghela napas panjang, tetap cool. “Zayn, tenang aja. Aku cuma jelasin maksudku. Lagian aku kan lagi olahraga, bukan sengaja mau bikin drama.”Zayn mendengus, lalu sengaja melirik adiknya. “Drama? Hmmm, iya, iya… cocok sih. Adikku sama dokter bule six pack. Udah kayak drama short.”Naura gemas sampai stamping kaki. “Bang, serius deh! Jangan bikin malu aku di depan dr Dipta!”Zayn malah ngakak sambil menepuk bahu Naura. “Santai, Nau. Lagian kalau abang jadi kamu, Abang nggak bakal nolak sih. Lihat tuh, calon suami kaya, ganteng, bonus rumah mobil… paket komplit! Hahaha!”Naura menutup wajah dengan kedua tangan, makin sa

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 202 Kompensasi

    Setelah makan siang yang penuh kejutan itu, Naura dan Zayn pamit pulang dari mansion keluarga Dipta. Saat keluar halaman, Zayn dengan santai menerima kunci mobil yang disodorkan oleh salah satu staf. Mobil SUV mengkilap sudah siap di depan. Zayn tidak bisa menolak karena Dipta memaksanya.Naura langsung terbelalak. “Eh, Bang… itu mobil siapa?”Zayn dengan gaya sok kalem memutar kunci di jari telunjuknya. “Mobil kita. Maksudnya… mobil Abang.”Naura nyaris menjatuhkan tas miliknya. “APAA?! Kok bisa-bisanya tiba-tiba abang punya mobil kayak gini?!”Zayn menyeringai lebar. “Tadi kan Dipta udah bilang. Ini hadiah buat abang. Rumah plus mobil. Anggap aja ‘uang jaga adik’ versi sultan.”Naura menutup mulut dengan kedua tangan. “Astaghfirullah… ini beneran, Bang? Mobil SUV?! Bukan mobil rentalan, kan?”Zayn ketawa ngakak. “Rentalan kepala kamu! Kuncinya asli nih. Surat-suratnya juga lengkap. Abang resmi jadi juragan mobil sekarang.”Naura memukul pelan bahu abangnya. “Bang Zayn! Gila aja… ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status