Share

Bab 9

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-05-10 08:44:21

Andini mendorong gerbang besi rumah perlahan. Deritannya seolah menyambutnya dengan dingin.

Rumah itu masih sama—kelam dan menegangkan, seperti kenangan yang terus menghantui. Semua telah berubah semenjak kematian ibu kandungnya.

Begitu langkahnya menyentuh teras, pintu utama terbuka keras. Di sana berdiri pria berkulit sawo matang. Andika Raharja dalam balutan kemeja kerja menyambutnya dengan tatapan yang menusuk tajam seperti pisau belati. Tatapannya seakan-akan ingin merobek-robek putrinya yang membangkang.

“Dasar anak tak tahu malu!” Suara baritonnya menggema di udara.

Lalu tanpa tedeng aling-aling …

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Andini, begitu keras hingga tubuhnya sedikit terhuyung. Udara sore itu terasa makin dingin menampar kulitnya.

“Kamu pikir bisa seenaknya keluar rumah, lalu muncul lagi seolah tak terjadi apa-apa?” lanjut sang ayah penuh emosi.

Seketika waktu terasa berhenti. Tamparan itu tidak hanya melukai pipinya namun lebih dalam lagi. Hatinya terluka!

Baru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 26

    Andini terdiam dengan wajah yang memerah tiba-tiba. Apa yang baru saja Dewa katakan? Apakah ia salah dengar? Saat bibirnya terbuka ingin bertanya, Dewa sudah tidak berada di dekatnya. Pria dewasa itu berjalan menuju balkon kamar. Hembusan angin menyapu helaian rambutnya. Baru sàdar, Dewa sudah membuka pintu itu lebar, menunjukan pemandangan di luar yang tampak indah.Namun gadis itu masih berdiri kikuk seperti patung es di tengah kamar. Masih bingung dengan takdir yang dijalaninya saat ini.“Silakan lihat-lihat,” ujar Dewa, berdiri di ambang pintu. Nadanya datar, sopan, tapi tetap berjarak. “Mulai sekarang ini juga kamarmu.”Andini menoleh cepat. “Kamar kita, maksudmu?”Dewa hanya mengangguk kecil. “Di mata keluarga, iya.”Ia masuk kembali, membuka lemari tanpa ekspresi, lalu mengambil beberapa dokumen dari laci tersembunyi. Andini memperhatikan gerak-geriknya. Tidak ada celah emosi yang bisa ditebak. Dewa bisa mengontrol emosinya. Ia tahu kapan saat bicara serius dan tidak.Sementa

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 25

    Setelah suasana mencair, Jelita sempat duduk di ujung sofa, mengamati interaksi pamannya dengan Andini. Ada rasa penasaran yang belum terjawab. Tatapan Dewa kepada Andini tampak berbeda. Seperti tatapan seorang pria pada wanitanya. Jelita menyilangkan kaki, lalu bersedekap tangan di dada. “Om,” katanya tiba-tiba, “kalau benar Om sudah menikah, siapa emang wanita beruntung itu?”Dewa yang sejak tadi hanya mendengarkan, kini menegakkan tubuhnya. Ia menatap Jelita dengan tenang, lalu berpaling pada Andini sejenak, seolah meminta izin untuk bersuara.Andini menelan saliva. Ia tahu, ini saatnya. Ia sudah siap dengan respon penuh kejutan dari Jelita. “Andini sekarang istriku,” ucap Dewa akhirnya, datar tapi tegas.Jelita nyaris terjungkal dari sofanya. “APA?!”Tak lama kemudian Jelita tertawa hambar. “Om Dewa, jangan bercanda!”Dewa berdehem pelan seperti seorang dosen yang akan mulai mengajar. “Om sudah menikah dengan Andini sah baik secara agama maupun hukum. Om juga tidak sedang berca

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 24

    Ketegangan masih terjadi di rumah Andika Raharja–ayah Andini. Semua akibat soal hutang pada perusahaan Wibisana. Andika memukul meja hingga sendok garpu berloncatan, masih kesal pada tingkah istrinya. “Jadi kamu pakai uang utang buat belanja, foya-foya dan ikut arisan? Itu bukan uang kamu, Sis!”Siska mulai drama. Duduk di sofa sambil memegangi dada. “Mas, aku ini istri kamu. Masa aku nggak boleh pakai uang kamu sebentar buat kebutuhan aku? Aku juga pengen dihargai! Lagian, nanti aku ganti kok,”Andika menatapnya tajam. “Harga diri aku sekarang digadaikan ke anak orang! Dan parahnya—mereka malah datang ke Andini! Bukan ke kamu, yang utang! Kamu tega banget, Sis.”Andika memang selalu menjaga wibawa di depan anak-anaknya. Perbuatan Siska seperti telah membubuhkan arah ke wajahnya!Siska langsung berdiri. “Lho, salahnya Adrian dong. Masa naksir anak tiriku terus ngarang alasan mau nikahin dia buat bayar utang! Kan itu bukan urusan aku.”“ITU URUSAN KAMU! Karena kamu penyebabnya!” Andika

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 23

    Satu jam sebelumnya“Ayah, Ibu, aku rasa ruang tamu ini perlu dinding baru.”Rania memandangi dinding ruang tamu dengan tatapan menghakimi, seperti sedang menilai fashion show murahan. Di tangannya, ia membawa katalog interior dengan gaya minimalis Skandinavia. Ratih, sang ibu, mengangguk setuju. Surya? Dia sedang mengupas buah jeruk di pojokan dan tidak terlalu peduli.“Aku juga pengen renovasi dapur,” Rania melanjutkan sambil membuka map berisi denah rumah. “Kalau bisa, sekalian kamar Bima yang di lantai dua diperbesar. Sebelahnya kan perpustakaan. Karena Bima sudah menikah … lebih baik ke dua ruangan disatukan.”Rania–anak tertua Ratih yang suka mengatur segalanya. Dari mulai hal remeh temeh hingga hal besar.Surya mengunyah jeruk yang agak asam. “Dan... Dewa?”Rania memutar bola matanya. “Dewa? Please, jangan bilang dia mau diboyong juga? Lagian Dewa gak mungkin mau tinggal di rumah. Dia sudah nyaman di apartemen.”Ratih mendesah. “Ibu pengin semua anak tinggal di sini. Rumah in

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 22

    “Andin,” suara Dewa terdengar dalam nada tenang tapi penuh instruksi dari luar pintu kamar. Sudah pukul delapan pagi, gadis itu belum menampakkan batang hidungnya.Di luar kamar Dewa malah sudah terlihat rapi bahkan sudah membuat sarapan untuk mereka. Hari itu kebetulan hari minggu sehingga ia tidak pergi ke kantor.“Kita akan pergi ke rumah Ibu,” lanjut Dewa dengan menghela nafas pelan.Saat mendengar suara Dewa, Andini nyaris menjatuhkan lip balm yang sedang ia oleskan ke bibirnya. “Ke rumah… Tante Ratih? Ngapain?” tanyanya gugup.“Bukan Tante. Sekarang panggil beliau Ibu,” jawab Dewa dengan datar. “Tentu saja aku akan memperkenalkanmu pada Ibu dan Ayah sebagai istriku.”Andini membeku di tempat. Bibirnya menggantung seperti habis melihat setan. Ia acapkali lupa jika sedang banyak pikiran. Semalam saat ia tidur, ia mendapat telepon dari kawannya di Malaysia. Ia berkonsultasi dengannya soal obat. Alhasil ia kurang tidur.“Iya, Om. Sebentar aku sedang … sedang merapikan barang-barang,

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 21

    “Andini, kita sudah sampai,” imbuh Dewa tepat ketika mereka sudah memasuki area parkir apartemen Cosmos.Dewa menarik nafas dalam, mendelik ke arah gadis yang kini ternyata sudah tertidur dengan kepala terkulai pada sisi jendela. Rambut panjangnya bahkan sudah menutupi wajahnya mirip sundel bolong. Nafasnya teratur.“Andini, sudah sampai.” Suara Dewa naik satu oktaf. Bisa-bisanya, Andini tertidur. Padahal seingatnya gadis itu bercerita banyak hal padanya soal kuliah dan sahabatnya bernama Naura yang kocak.Bagaimana bisa ia langsung tertidur setelah berceloteh banyak mirip seekor anak bebek.Tangan Dewa terangkat, hendak menoel lengan gadis itu. Ragu, ia mencondongkan tubuhnya hendak menyingkirkan helaian rambutnya yang berantakan.Namun sebelum itu terwujud, Andini sudah terbangun.“Maling!” teriaknya sembari memukul ke sembarang arah. Akhirnya, Dewa mendapat hadiah bogem mentah tepat di wajahnya.“Andini! Kamu mimpi ya,” gerutu Dewa segera menangkap pergelangan tangan Andini.Nafas

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 20

    “Pak Andika, saya minta waktu lima menit,” ucap Dewa datar. Jelas saja, ia tidak terima keputusan Andika. Ia sudah mengikat janji dengan Andini. Andini bahkan sudah bersedia menikah dengannya. Meskipun pernikahan kontrak—yang hanya mereka saja yang tahu.Andika menarik napas. Ia yakin seratus persen, ada sesuatu di balik lamaran diadakan itu. Satu hal yang pasti, ia tidak ingin Andini masuk ke dalam keluarga Hadinata dan mengusik Amanda.“Saya sudah bicara dengan Andini, lamaran Anda terlalu mendadak. Saya menolak.”Andini menelan salivanya. Ia bingung. Bagaimanapun, wali yang berhak menikahkannya ialah sang ayah. Ia harus cari cara apapun agar ayahnya setuju.“Tolong beri saya kesempatan. Saya hanya ingin mengobrol berdua.”Dewa tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Andini sampai mengerjapkan matanya, heran dengan sikap pantang menyerah Dewa. Sebetulnya, dalam lubuk hati terdalam, ia masih penasaran. Mengapa Dewa memilih dirinya sebagai istri kontraknya. Andika menghela nafas. Ia pu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 19

    Siang itu, setelah drama hutang dan transfer lima miliar, Dewa mengajak Andini pergi makan siang. Tanpa bertanya, tanpa memberi pilihan.“Aku belum bilang iya,” protes Andini saat mereka sudah duduk di dalam mobil. Suasana hati gadis itu memburuk. Bukan tanpa alasan, pertama ia kesal karena ternyata utang ayahnya belum lunas. Ke dua, ia kesal karena Dewa menciumnya dengan seenaknya. “Terlambat. Kamu naik mobil aku, otomatis setuju,” balas Dewa santai, menyetir sambil menyetel lagu jazz instrumental.“Kamu tuh selalu ngatur!” gerutu Andini sembari menggosok pipinya dengan tisu basàh.Dari kaca spion, Dewa mengerutkan keningnya tatkala tatapannya tertuju pada gadis di sebelahnya. Seketika ia pun berkata. “Kamu pernah ciuman gak sama Bima?”Andini hanya bisa mendengus. Ia melihat jendela mobil dengan bibir yang mencucuk seperti paruh bebek. Dewa menarik sudut bibirnya. “Jangan bilang kalau tadi itu ciuman pertamamu!”Mendengar perkataan Dewa, Andini menoleh dengan tatapan yang tajam. “B

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 18

    Dengan enggan, Andini membiarkan Adrian masuk hingga ke teras. Mereka berdua duduk dipisahkan oleh sebuah meja berbentuk bulat. Adrian membuka map, lalu menyerahkan selembar dokumen.Andini terperangah. “Pinjaman? Ayah punya hutang?”“Ini mengenai pinjaman sebesar lima miliar rupiah... atas nama perusahaan Pak Andika.” Adrian menambahkan dengan begitu tenang. Sementara itu, Andini memucat.Masalah apa lagi kali ini? Mengapa hidupnya penuh masalah?Beberapa detik, Andini baru sadar, sang ayah memang pernah meminjam uang untuk menutupi kerugian perusahaan teh yang dikelola olehnya. Namun … bukankah sang ayah sudah menjual aset miliknya—berasal dari warisan almarhum ibunya?Tanpa sàdar, Andini menggeram kecil. Ia kesal pada sang ayah.“Lima miliar?” tanya Andini kembali, masih tak percaya. Adrian mengangguk tenang. “Sudah termasuk bunga. Lima miliar, dua ratus juta rupiah,”Andini meneguk salivanya. Mengapa bisa kebetulan? Dewa menawarkan kerjasama dengan uang kompensasi sebanyak Lima

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status