Share

5

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-17 16:19:26

"Ya Allah, apa semua ini benar?" Lila nampak begitu bimbang ketika baru sampai di depan pengadilan agama.

Map cokelat yang berisi dokumen kini digengamnya erat. Bercerai dengan Budi adalah sebuah keputusan besar yang akan dia ambil. Hati nuraninya sebagai seorang ibu masih mengingatkan tentang Raka, putranya itu masih sangat butuh sosok seorang ayah.

Tetapi, pengkhiantan yang telah dilakukan oleh Budi, benar-benar tak bisa diterimanya. Rumah tangga yang sudah dia pertahankan begitu rupa, hancur berkeping kini.

"Ibu lakukan ini demi masa depan kamu, Nak," lirih sekali Lila mengucapkan kalimat itu, sembari berjalan masuk ke dalam kantor pengadilan. "Ini jalan terbaik."

Kaki Lila melangkah menuju loket pendaftaran dan kemudian duduk menunggu antrean, bersama beberapa orang lainnya.

Drrt drrt

Sejak di dalam taksi online tadi, ponsel Lila memang terus bergetar. "Siapa sih dari tadi kirim pesan?" Di ambilnya benda pipih itu dari dalam tas.

"Astagfirullah!" Kata itu meluncur spontan diucapkan Lila, saat melihat apa yang tertera di layar.

Sebuah foto lama Lila diambil dari F******k, foto dirinya yang sedang tersenyum di pantai, diunggah tanpa izin.

'Dasar saudara berhati busuk, sepupu sendiri ditendang tanpa hormat dari rumahnya. Buat fitnah seolah ganggu suaminya.

Eh tapi wajar sih kalau suaminya meleng, soalnya dia jadi istri juga gak becus. Suka marah, gak perhatian, gak pernah hormat sama suami, tukang KDRT juga.

Perempuan macam apa sih ini?'

Tak hanya foto Lila saja yang diunggah di beberapa W******p grup, F******k dan I*******m, tetapi juga disertakan video singkat antara Budi dan Lila saat bertengkar, ada juga foto wajah Mila yang lebam di bibir dan mata. Ia menuduh Lila telah mengusir Lisa dengan kasar semalam, bahkan menyebut rumah tangga Lila hancur karena tak bisa merawat diri dan tak mampu melayani suami.

"Mbak Rika? Kenapa kamu fitnah aku seperti ini?" Lila tahu jika yang mengunggah semua itu ternyata Rika, kakak kandung Mila.

"Loh, bukannya itu perempuan yang di foto ini kan?" Suara lirih dari perempuan, yang duduk tak jauh dari Lila terdengar.

"Oh iya ... cantik sih tapi kelakuannya nggak banget!" Teman disampingnya menimpali.

Suara suara lirih lain dan tatapan tak enak terus dia rasakan di ruangan ini. Seolah dia seorang pendosa. Tangan Lila mengepal, rasanya dia ingin menjelaskan jika semua ini hanya fitnah, tetapi percuma.

"Lila?" Sebuah suara yang familiar, membuyarkan lamunan Lila. Sontak dia menoleh ke sumber suara.

"Mas Bayu?" Lila nyaris tak percaya dengan apa yang dia lihat.

Pria itu tak lain adalah Bayu, mantan pacar Lila saat SMA dulu, kini mendekat ke tempat Lila. "Aku dari tadi lihat kamu. Sepertinya kamu nggak nyaman disini."

Lila memaksakan senyum singkat untuk Bayu. "Ah tidak." Sebuah waktu yang tidak tepat bertemu dia disini.

"Apa karena itu?" Bayu bertanya sembari menunjuk ke layar ponsel Lila yang masih menyala. Bayu berucap lagi dengan tenang, "Kalau fitnah sudah dilihat banyak orang, kamu harus lawan. Jangan diam."

Kata-kata yang dilontarkan oleh Bayu itu menusuk tepat di dada Lila. Dia ingin bicara, ingin menjelaskan semuanya, tapi tenggorokannya terasa kering. Apalagi sekarang, beberapa orang di kursi tunggu semakin terang-terangan memandang mereka.

Belum sempat Lila menanggapi ucapan Bayu, seorang wanita paruh baya, yang duduk tepat di depannya, menatap dengan tajam.

"Hei ... perempuan sundal," ucap ibu itu dengan sinis. "Ternyata kamu sudah punya pacar ya makanya mau cerai? Selingkuhan?!"

"Bu, tolong jangan sembarangan ngomong,” suara Lila bergetar.

"Kenapa? Malu, ya? Semua orang sudah tahu kelakuanmu!” perempuan itu makin keras bicara. "Dasar perempuan murahan!"

Lila menunduk, wajahnya panas karena malu dan marah bercampur jadi satu.

Bayu yang sejak tadi berdiri di samping Lila, akhirnya maju setengah langkah. Suaranya tenang, tapi ada wibawa yang membuat orang-orang sekitar ikut terdiam.

"Bu," katanya sopan. "Menyebar berita bohong di media sosial bisa kena pasal pencemaran nama baik. Itu ada hukumnya. Jangan fitnah orang di depan umum."

Ibu itu terdiam sesaat, mungkin tak menyangka ada yang berani menegur.

Bayu menambahkan lagi, "Sebaiknya jangan menyeret orang banyak dengan informasi yang belum tentu benar. Apalagi sampai memalukan orang lain di tempat umum."

Beberapa orang yang tadi menonton mulai berbisik-bisik. Ada yang manggut-manggut setuju. Si ibu langsung mendengus kesal dan pergi sambil melontarkan kata-kata tak jelas.

Suasana berangsur tenang. Lila masih menunduk, jantungnya belum kembali normal. “Terima kasih,” suaranya hampir tak terdengar.

Bayu menatapnya sebentar, lalu tersenyum tipis. “Kamu nggak sendiri, Lila. Jangan biarkan mereka menekan kamu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   11. Andai Saja

    Bab 11Begitu taksi berhenti di depan rumah megah itu, Lila dan Raka langsung disambut oleh seorang satpam yang sudah menunggu di depan gerbang. Senyum ramah mengembang di wajah pria berbadan tegap itu."Selamat pagi, Bu Lila. Silakan masuk. Pak Bayu sudah menunggu dari tadi," ucapnya sopan sambil mempersilakan Lila dan Raka melewati pagar hitam yang terbuka otomatis.Lila mengangguk pelan, masih canggung dengan suasana rumah yang benar-benar di luar dugaannya. Ia sempat melirik Raka, yang sedari tadi matanya berbinar melihat setiap sudut rumah Bayu.Bayu muncul dari teras, wajahnya lega begitu melihat kehadiran mereka. "Lila, Raka. Terima kasih banyak sudah datang," ucapnya, nada suaranya tulus sekali."Tidak apa-apa, Mas," jawab Lila singkat.Raka, tanpa beban apa pun, dengan polosnya, langsung berkomentar dengan suara keras, "Bu, seandainya Ayah kerja kayak Om Bayu, pasti enak, ya? Mobil banyak, rumah besar, uangnya juga pasti banyak!"Lila kaget dan malah spontan langsung memeloto

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 10. Jadikan Dia Adikku, Bu

    BAB 10"Bu, hari ini beneran libur kan sekolahnya?" Raka yang sudah mandi menghampiri ibunya. "Kan bukan sabtu minggu?"Lila segera menoleh ke arah putranya, "libur, Nak. Ada rapat katanya di sekolah."Mendengar jawaban dari sang ibu, Raka langsung bersorak. Seperti lumrahnya anak kecil yang begitu bahagia saat sekolahnya libur. "Raka main dulu ya Bu, di depan TV sambil nunggu sarapan."Lila tersenyum dan mengangguk, melihat Raka yang berjalan riang menuju ruang keluarga. "Berikan kebahagiaan selalu untuk anakku ya Allah." Dalam setiap detik tak lepas doa terucap.Tiba- tiba ponsel Lila bergetar di meja makan. Ia baru saja selesai menyiapkan sarapan untuk Raka ketika nama Bayu muncul di layar. "Hallo, Mas Bayu?" Lila mengangkat teleponnya, suaranya terdengar hati-hati.Hening sejenak di seberang karena Bayu belum bersuara."Lila … maaf ganggu. Rafi dari semalam demam, nggak mau makan, nyebut-nyebut namamu terus. Aku bingung harus gimana." Suara Bayu terdengar lelah tapi sopan. "Kamu

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 9. Tak Akan Goyah

    BAB 9"Ibu habis nangis ya?" Pertanyaan singkat dari Raka itu sukses membuyarkan lamunan Lila setelah sambungan telepon dengan ibunya terputus. "Kenapa Ibu nangis? Ibu sedih?"Bocah kecil itu kini berdiri tepat di depan ibunya, sembari mengusap pipi Lila yang memang masih basah. "Eh ... nggak ibu ini tadi kelilipan," jawab Lila sedikit gugup sembari berusaha menyajikan senyum untuk anaknya. "Ngapain Ibu sedih, kan Raka sudah sama ibu."Lila kemudian merengkuh Raka dalam pelukannya. Erat dipeluknya selama beberapa detik. Dalam hati dia berjanji tak akan membiarkan Raka melihatnya menangis lagi.Notifikasi ponsel berbunyi saat Lila baru saja selesai menyiapkan seragam untuk Raka. Ia sempat mengabaikannya, tapi dering kedua membuatnya terpaksa melihat ke layar.Ternyata itu adalah pesan dari Imam. Dua buah pesan langsung dibaca Lila.[Lila, aku nggak makan dari kemarin. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu.][Rasanya aku ingin mati saja. Tanpa kamu aku benar-benar tak ada semangat hidup.]Ad

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 8. Firasat Ibu

    Bab 8Sementara itu, Lila yang masih mematung akhirnya angkat bicara, “Rafi, kok ngomongnya gitu?”“Emangnya kenapa? Kan kalau Tante jadi ibu baruku, nanti aku juga jadi punya kakak baru yang bisa diajak main,” jawab Rafi polos.Lila bingung harus menjawab apa. Dulu, dia dan Bayu selesai hubungan memang secara baik-baik. Tidak ada dendam atau perselisihan di antara mereka. Semua itu karena Bayu memang harus melanjutkan pendidikan di kota yang jauh dan Lila tidak ingin menjalin hubungan jarak jauh. Akhirnya mereka memilih berpisah.Jika ditanya soal perasaan, Lila bisa menjawab dia memang tidak lagi memiliki rasa cinta untuk Bayu, tetapi dia juga tidak membenci Bayu karena sejak dulu, Bayu selalu memperlakukannya dengan sangat baik.“Ekhm, Rafi sudah yaa. Sudah sore, Tante Lila dan Kakak Raka harus segera pulang,” sahut Bayu mengalihkan pembicaraan, khawatir membuat Lila merasa tidak nyaman.Meskipun tampak sedikit cemberut, Rafi akhirnya diam. Mereka pun berpisah sore itu.**"Bu … Ay

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   7

    "Dasar perempuan nggak tahu diri." "Pantas saja ditinggal suami." "Semoga segera dapat karma, kok ada sih saudara sejahat itu?" Malam itu, layar ponsel Lila terus berkedip. Notifikasi dari media sosial menumpuk, komentar-komentar pedas, sindiran, bahkan fitnah yang terus disebarkan Rika dan Mila. Jari-jarinya gemetar setiap kali melihat satu per satu komentar itu. "Ya Allah, sampai kapan semua ini?" Rasa sakit akibat pengkhianatan itu belum kering, sekrang ditambah dengan fitnah yang menyebar dengan cepat. Lila menutup layar ponselnya cepat-cepat. Rasanya dadanya sesak sekali. Di tengah rasa terpojok itu, ponselnya kembali bergetar. Kali ini bukan notifikasi komentar, melainkan pesan dari Bayu. [Jangan baca komentar. Fokus ke langkahmu sendiri. Mereka bisa ngomong apa saja, tapi kebenaran nggak akan hilang hanya karena suara mereka lebih keras.] Lila memandang pesan itu lama. Ada ketenangan aneh yang merambat di dadanya. Jemarinya sempat ragu, tapi akhirnya ia membalas. [Apa ka

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   6

    "Sudah, Bu. Tinggal tunggu panggilan sidang pertama, nanti akan ada pemberitahuan lebih lanjut," kata petugas itu sopan."Terima kasih, Pak." Lila mengangguk lemah. Rasanya berat, tapi juga sedikit lega. Lila yang sejak tadi wajahnya tegang akhirnya menyerahkan berkas terakhir di loket pendaftaran. Petugas mengangguk dan memberi tanda terima sederhana."Bismillah ya Allah, semoga semua berjalan lancar," gumam Lila lirih. Berharap semua akan berjalan lancar ke depannya. Ketika melangkah keluar, beberapa pasang mata masih terlihat menelanjanginya, karena insiden tadi. Tetapi kali ini tak menjadi pikiran Lila. Terserah orang mau bilang apa, yang penting dia sudah melakukan hal terbaik.Di luar gedung pengadilan, Bayu, menunggu dengan tangan di saku. Wajahnya tenang, tapi ada raut prihatin yang tidak bisa ia sembunyikan. Begitu melihat Lila keluar, ia tersenyum tipis."Kamu sudah selesai?" tanyanya pelan.Lila mengangguk. “Iya." Dia mengira Bayu sudah pergi, tetapi nyatanya pria itu ms

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status