Beranda / Romansa / Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati / Bab 1 ( Terbongkarnya Rahasia Suamiku)

Share

Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati
Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati
Penulis: Tri Afifah

Bab 1 ( Terbongkarnya Rahasia Suamiku)

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 16:24:00

" Jangan disini, Darel!” Ucap wanita yang memiliki paras ayu dengan potongan rambut sebahu. Wanita itu, kini tengah berada di sebuah toilet sekolah. Walaupun toilet dalam keadaan sepi, tapi wanita itu nampak begitu gelisah.

“Kenapa,Rosa? aku sudah lama menunggu momen ini.” Sahut Darel, pria berwajah tampan yang kini tengah menatap lekat wajah wanita yang bernama Rosa.

“Ini terlalu berbahaya, Darel. Bagaimana kalau ada orang yang melihat kita berada di dalam toilet?” Rosa berupaya menolak, walau dalam hatinya ia juga berharap bisa berduaan dengan Darel.

“Tidak, karena aku yakin mereka semua sedang menikmati puncak pestanya.” Ucap Darel, tak ingin kalah berargumen dengan wanita yang memiliki warna rambut coklat itu.

“Bagaimana dengan istrimu?” lagi, Rosa masih bersikukuh dengan pendiriannya. Lebih jelasnya, ingin melihat bagaimana reaksi Darel saat ia menyinggung soal istrinya.

Ada jeda sebelum suara pria itu terdengar lagi. Otaknya mulai memikirkan Zola, istri sahnya yang saat ini berada dalam pesta Reuni Sekolah. Tidak dapat Darel tampik, bahwa kedatangannya ke acara Reuni Akbar ini bukan sekedar menemani Zola saja. Lebih tepatnya, ingin bertemu dengan kekasih gelapnya yang kini tengah menatapnya.

“Maksudmu, Zola? Kau tenang saja. Wanita bodoh itu tidak akan tahu hubungan kita.”

“Tap-hhhmmpphhh!” Tidak ingin mendengar lagi suara bantahan yang akan dilakukan Rosa, Darel segera membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Ia sudah tidak tahan lagi, jika harus menunggu lama untuk bisa menikmati manisnya bibir Rosa.

Zola mencoba untuk menulikan pendengarannya, namun tetap saja. Suara-suara itu tetap terdengar, menyayat hatinya. Tanpa melihat, Zola dapat membayangkan saat ini suaminya tengah berciuman dengan wanita yang tidak lain adalah teman sekelasnya, dulu sewaktu mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu.

Zola tetap berusaha untuk bersembunyi pada ruangan gudang yang terlihat sudah lama tidak terpakai. Ruangan yang kini tengah ia jadikan tempat persembunyian itu, bersebelahan langsung dengan toilet yang saat ini tengah dijadikan ajang pertemuan suami dan mantan teman sekelasnya dulu.

Bukan suatu kesengajaan Zola berada ditempat ini sekarang, kalau bukan karena campur tangan Tuhan atas hal yang kini tengah terjadi.

Cincin pernikahannya, tidak sengaja ia lepas karena jari manisnya yang terasa begitu gatal. Namun, saat ia mencoba melepaskan Cincinnya, cincin itu justru jatuh dan menggelinding ke dalam ruangan gudang ini.

Walaupun dalam keadaan tanpa penerangan, Zola memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam ruang yang terlihat sedikit sempit itu.

Saat dirinya berusaha untuk mencari cincinnya, ia mendengar derap langkah kaki dan tidak disangka bahwa langkah kaki itu milik suaminya. Mungkin karena keduanya sedang dalam keadaan dimabuk asmara, membuat suami dan temannya itu tidak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah berdiri dengan kaki bergetar hebat mendengarkan perkataan keduanya.

“Emphh…hentikan, Darel. Untuk saat ini, kita sudahi saja. Cukup berciuman, jika kau menginginkan lebih. Kau tahu dimana dapat bertemu dengan diriku!”

Wanita bernama Rosa itu, segera melepaskan ciumannya. Ia menatap lekat wajah pria tampan yang kini tengah menatapnya dengan mata yang memerah, menahan kabut gairahnya.

“Baiklah, aku dapat melampiaskan ini pada Zola. Jangan salahkan aku, jika aku tidur dengannya.”

“Kau berhak menidurinya, karena dia masih menjadi istri sahmu,”

‘Masih?’ Zola bergumam seraya menatap nanar cincin pernikahannya.

Zola menggenggam erat cincin pernikahan yang sudah berada dalam genggamannya. Ia menempelkan tubuhnya pada dinding, agar tidak terlihat dari arah depan. Ruangan yang gelap sedikit membantunya untuk tidak terlihat oleh siapa saja yang melewatinya.

“Jika nanti dia sudah bukan istrimu lagi, tentu saja aku tidak akan Sudi berbagi tubuhmu dengan dirinya!” Sentak Rosa saat Darel kembali hendak akan menciumnya. Tentu saja, ia harus bertindak sebagai wanita terhormat dan tidak murahan. Walaupun itu semua bukanlah gaya hidupnya. Ia harus memastikan bahwa Darel benar-benar tulus jatuh cinta padanya.

“Sepertinya, kau tidak sabar untuk segera melakukan hal itu lagi.” Darel mencoba untuk mencairkan suasana.

“Tentu saja, aku sudah muak menjadi bayang-bayang istri bodohmu itu. Aku tidak hanya menginginkan tubuhmu saja, melainkan semuanya, Darel. Jiwa ragamu, harus berada dalam genggamanku.” Kata Rosa, salah satu sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah seringai.

Deg!

Apa mereka pernah tidur bersama?

***

Zola berjalan masuk ke dalam rumah dengan sisa tenaganya. Kepalanya terasa begitu berat dan kedua kakinya begitu sulit untuk digerakkan. Walaupun begitu, Ia tetap berusaha untuk meyakinkan diri bahwa apa yang saat ini terjadi hanya perasaannya saja. Namun, itu semua justru membuat kepalanya kian sakit dan menjadi-jadi.

“Sayang, dari mana saja kau?”

Zola mendongak, menatap wajah pria yang kini tengah menyambutnya dengan hangat. Pria itu tersenyum sambil melangkahkan kakinya menuju ke arahnya.

“Ponselmu, tidak aktif. Aku begitu panik, bahkan aku seperti orang gila saat mencarimu.”

Zola menatap wajah pria berhidung mancung itu, jika saja ia tidak mendengar langsung kejadian di toilet sekolah tadi. Zola dapat memastikan, ia akan percaya begitu saja ucapan suaminya.

“Kepalaku sakit,” sahut Zola jujur.

Zola dapat melihat raut wajah kekecewaan yang dipancarkan oleh Darel, suaminya. Tentu saja pria itu akan kecewa jika dirinya sakit, bukan karena iba. Melainkan kesal karena tidak dapat menidurinya.

“Baiklah, aku antarkan ke kamar.”

Zola tidak ingin membuat Darel curiga, jadi ia hanya bisa pasrah saat tubuhnya digendong oleh Darel menuju ke kamar.

“Istirahatlah, aku akan keluar sebentar.”

“Untuk, apa?” Zola menyandarkan tubuhnya pada kepala Ranjang dan menatap wajah Darel.

“Aku akan mencari obat sakit kepala di Apotik. Istirahatlah, aku hanya sebentar!”

Zola dapat merasakan, bagaimana pertama kalinya Darel meninggikan suaranya. Selama dua tahun mengarungi bahtera rumah tangga dengannya, Darel tidak pernah sekalipun meninggikan suaranya. Pria itu, selalu berkata manis dan memanjakan dirinya.

Melihat perubahan ekspresi wajah Zola, Darel segera menghampiri istrinya. Ia mendudukkan tubuhnya di tepi kasur sambil mengelus lembut lengan Zola.

“Maaf, sayang. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya tidak ingin kau merasakan rasa sakit yang berlebihan,”

Zola hanya tersenyum masam menanggapi perkataan Darel.

Apa dia lupa bahwa di rumah ini sudah tersedia obat-obatan?

Zola tidak memperpanjang masalah. Ia tahu betul, apa yang saat ini tengah dirasakan oleh suaminya. Memendam hasratnya untuk bisa tersalurkan, pasti membutuhkan tenaga ekstra.

“Apa kau bertemu dengan Rosa?”

Zola menatap dalam manik hitam suaminya. Pria itu, tanpa sadar menarik tangannya yang sejak tadi mengelus lengan Zola.

“En, entahlah. Aku tidak yakin, karena begitu banyak alumni SMA yang ikut serta. Mungkin saja, yang aku lihat tadi Rosa. Tapi, aku tidak sempat menyapanya.”

Zola mengangguk mengiyakan, lalu memajukan tubuhnya mendekat pada Darel.

“Benarkah itu?”

Darel segera merubah posisi duduknya menjadi berdiri. Menghindari tatapan mata Zola.

“I, iya. Sudahlah kita tidak perlu membicarakan hal itu. Aku akan per-”

“Kau tahu mas, aku begitu mencintaimu.”

Langkah kaki Darel terhenti begitu mendengar ucapan Zola. Pria itu nampak membalikkan tubuhnya dan menatap dalam manik cokelat Zola. Ada rasa kasihan saat menatap wajah sendu wanita yang sudah dinikahinya selama dua tahun. Wanita cantik yang sangat diidolakan oleh para lelaki diluaran sana.

Darel tidak dapat menampik, bahwa sebenarnya Zola memiliki wajah yang begitu indah dipandang. Kecantikannya begitu alami. Bahkan disaat istrinya itu tidak memakai riasan pun, cantiknya masih terlihat begitu mempesona. Namun, sebagai lelaki normal ia juga tidak bisa menampik bahwa ia butuh wanita lain yang mampu mengimbangi permainan ranjangnya. Ya, Zola payah dalam urusan ranjang. Berbeda sekali dengan Rosa. Walaupun kecantikan Rosa dibawah Zola, tapi wanita itu mampu memberikan sebuah kenyamanan yang tidak diberikan oleh istrinya.

Zola masih menunggu respon yang nantinya akan dikatakan oleh Darel. Namun, hal yang ingin begitu Zola dengarkan, nyatanya tidak seperti keinginannya. Pria itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Lalu, berlalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa.

Zola hanya mampu meremas ujung roknya. Bulir air matanya menetes begitu saja, pertanda bahwa pertahanannya sudah diambang batas kemampuannya. Zola yakin, suaminya itu hanya beralasan bahwa akan mencarikannya obat. Pria itu, pasti tengah berencana untuk kembali menemui selingkuhannya. Tentu saja, untuk menyalurkan hasratnya yang tertunda.

Zola mendongak menatap ke arah Foto pernikahannya dengan Darel yang terpasang di dinding kamarnya.

“Jadi, kau menyetujui permintaan ku untuk datang ke acara Reuni ini. Hanya untuk bertemu dengan selingkuhanmu, mas?” sesal Zola dengan bibir yang bergetar menahan air matanya agar kembali tidak tumpah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fransiscaroom
hayoo, Darel.. mati deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 110 ( Berita Skandal yang diciptakan Daries)

    Hari berlalu begitu saja, tidak ada yang menarik bagi Zola kecuali rasa berkecamuk dalam hatinya. walaupun hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ayahnya, tetap saja Zola merasa sedikit kecewa. sebentar lagi dunia akan tahu, bahwa ayahnya memiliki wanita lain dan tentu saja, buah hati dengan wanita itu. ya, siapa lagi kalau bukan Isa. pria yang sudah ia anggap sebagai sahabat dan kakaknya itu kini justru berubah statusnya sebagai adiknya. pria itu akan menyandang status sebagai seorang anak Joyokusumo.“Sudah siap, sayang?” Zola mendongak, menatap wajah teduh ibunya yang terlihat begitu cantik dalam balutan kebaya berwarna gold.Zola tersenyum tipis, dadanya masih saja sesak walau ia sudah berusaha untuk meyakinkan diri bahwa ia sudah siap dengan semuanya. tanpa menunggu arahan ibunya, Zola bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar menuju ke tempat Resepsi Pernikahan Isa dan Rumi. Zola memang sengaja tidak menemani Rumi saat acara akad nikah, bukan tanpa alasan. Ia lebi

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 109 ( Rasanya, Masih Saja Sakit)

    Zola bersandar pada kursi depan mobil, tepatnya di samping Edgar yang saat ini tengah menyetir. suasana terasa begitu hening sesaat setelah keduanya sampai detik ini tidak ada yang memulai pembicaraan. Zola memejamkan mata, meresapi kejadian yang tadi terekam jelas dalam otaknya, bagaimna telatennya Edgar saat menyuapkan makanan. tanpa Zola sadari, pria di sampingnya terlihat mencuri pandang dan mendapati Zola tersenyum sendiri.“Apa yang sedang kau lamunkan, sayang? kau tersenyum begitu manis dan rasanya tidak adil jika tak kau bagi padaku,” deretan kalimat yang diucapkan oleh Edgar membuat Zola membuka mata dan langsung menatap sang pujaan hati.“Hanya mengingat kejadian yang lucu.” Sahut Zola berusaha untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. malu, rasanya jika ia harus jujur pada Edgar soal hal yang baru saja ia lamunkan. jika sampai kekasihnya itu tahu, dapat dipastikan bagaimna Edgar akan berbangga hati dan besar kepala.“Benarkah? tap-”“Sudahlah, jangan diperpanjang!” sela Zola

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 108 ( Jangan Salah Sangka)

    Zola hanya dapat memandang penuh dengan banyak pertanyaan di kepalanya. saat ini, Zola tidak dapat mengalihkan pandangannya pada Edgar yang terlihat begitu lahap menyantap makanan yang sudah tersedia diatas meja. sesekali Edgar melirik ke arah Zola yang terlihat diam saja dan belum menyentuh makanannya. Edgar tidak terlalu ambil pusing, ia terus saja menikmati makanannya. "Apa kau sering datang ke tempat seperti ini?" akhirnya Zola memutuskan untuk bertanya. ia sudah tidak tahan lagi melihat ekspresi wajah Edgar yang terlalu menikmati makanan. bukan jijik karena berada ditempat warung lesehan seperti ini, lebih ke rasa penasaran karena Zola sendiri belum Pernah makan ditempat seperti ini. apalagi seorang Edgar Valden, seorang pebisnis kaya raya. "tidak sering, hanya saja orang tuaku pernah sesekali mampir ke tempat seperti ini dan jujur saja, aku merasa lidahku cocok untuk makanan seperti ini. apa ini terlihat aneh?" Zola menggeleng, terlihat dipaksakan dan terkesan aneh dengan sen

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 107 ( Permintaan Aneh Edgar)

    Rumi tidak memperpanjang perdebatannya dengan Isa. mungkin untuk saat ini, ia harus sedikit mengalah untuk mengesampingkan kepentingan sahabatnya sendiri. walau Rumi tidak tahu pasti, apa yang membuat Isa merubah sifatnya menjadi lebih membenci Zola. Rumi juga tidak ingin munafik, pernikahannya sudah tinggal menghitung hari dan ia tidak ingin pernikahannya hancur berantakan. katakanlah ia egois, tapi Rumi begitu mencintai Isa. *** Zola menatap layar laptopnya sembari menghela napas kasar. pekerjaan yang menumpuk disertai dengan sekelumit permasalahannya membuat tubuh dan pikirannya seperti diperas habis. ingin sekali rasanya pergi ke suatu tempat yang menenangkan diri, tapi Zola terlalu gengsi jika harus menghubungi terlebih dahulu Edgar. Ia ingin agar pria itu berinisiatif untuk menghubungi dirinya terlebih dahulu. “Hai, apa aku mengganggumu?” Zola mengangkat wajah, menatap tak percaya jika pria yang baru saja menghiasi pikirannya, justru kini berdiri di ruangannya. dengan senyu

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 106 ( Berubah Menjadi Lebih Egois)

    Pandangan Zola teralihkan pada ponselnya yang berdering. wanita cantik itu lantas merogoh ponsel yang berada di dalam saku celananya. Zola menatap pada Edgar, seperti meminta izin pada kekasihnya itu untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Rumi,” ucapnya pelan yang diangguki oleh Edgar.“Hallo,”‘Zola, maafkan aku.’ sahut Rumi tanpa berbasa-basi.‘aku tahu, pernikahanku ini berdampak pada kehidupanmu. tapi, aku sungguh tidak tahu jika keadaannya sampai seperti ini. Isa baru saja menghubungi diriku dan mengatakan akan membatalkan pernikahan ini. bagaimana ini, Zola? undangan sudah terlanjur tersebar dan…aku malu sekali. aku tidak tahu, apa Masalahnya sampai Isa memutuskan hal ini tanpa berbicara padaku. namun,” ada jeda waktu saat Rumi kembali akan melanjutkan perkataannya. ‘aku yakin, ini berhubungan denganmu.’“Kenapa harus aku, Rumi? bukankah kita sahabat, lantas apa yang mendasari dirimu yakin jika Isa membatalkan pernikahan ini gara-gara diriku?” ucap Zola tanpa mengalihkan

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 105 ( Caramu Salah)

    “Aku pikir ayah akan sedikit mengasihi kami, sebagai keluarga. namun, nyatanya kami harus kembali di tampar oleh fakta menyedihkan soal pengkhianatan yang ayah lakukan pada ibu.”PRAK!Daries membanting piring yang ada dihadapannya, membuat piring berbahan keramik itu pecah berantakan di lantai. baru kali ini, Zola melihat wajah kemarahan sang ayah. dan itu semua disebabkan oleh Isa. anak kandungnya yang sudah lama ia rahasiakan. “Cukup Daries, kau membuat Zola ketakutan.” “Sebagai seorang ibu, kau tidak bisa mengajari dan mendidik anak kita! lihat kelakuannya sekarang setelah bercerai, berani sekali mengungkapkan isi hatinya dan berencana meninggalkan rumah ini!”Zola menatap wajah ibunya, berharap agar wanita itu bisa sedikit saja tegas pada ucapan Daries. tapi, kenyataannya tidak seperti yang Zola inginkan. Dania hanya dapat menundukkan wajah tanpa berani menatap langsung wajah Daries.‘setidaknya aku tidak selemah ibuku,’ batin Zola lalu pergi meninggalkan ruang makan. Setelah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status