Share

Bab 9. Bertemu Oma Sarah

Author: Saraswati_5
last update Last Updated: 2025-06-21 20:08:59
Beberapa saat kemudian, Ayu sudah selesai bersiap. Ia berjalan menuruni anak tangga dan langsung menghampiri mamanya yang sedang menata bunga di ruang tengah.

“Ma!” serunya sengit, “Kenapa Mama izinin Ashraf masuk ke kamar aku, sih?!”

Ratna menoleh tenang, “Loh, kenapa memangnya?”

“Mama tanya kenapa? Dia itu laki-laki, Ma! Dan dia masuk ke kamar aku! Apa Mama percaya dia nggak bakal ngapa-ngapain aku?” Protes Ayu.

Ratna terkekeh kecil. “Sayang, Mama sama Papa percaya sama Ashraf. Dia itu orangnya sopan dan bertanggung jawab. Lagi pula, kalian sebentar lagi akan menikah 'kan?” ucap Ratna menatap putrinya dengan lembut.

Ayu terdiam. Kata-kata mamanya menghantam tepat ke ingatannya tadi, tepatnya di mana Ashraf yang dengan beraninya mencium bibirnya. Tidak akan ngapa-ngapain mamanya bilang? Hah!

“Udah sana, katanya mau pergi. Kasihan Ashraf udah nungguin dari tadi di luar,” lanjut Ratna sambil terus menata bunga di dalam vas.

Dengan napas berat, Ayu berbalik dan berjalan keluar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 22. Terpesona

    Malam harinya. Jam di dinding baru saja menunjukkan pukul tujuh kurang lima ketika suara bel pintu rumah berdentang.Ratna yang saat itu sedang memastikan semua makanan tersusun rapi di meja makan, langsung menoleh ke arah pintu depan. Galih yang duduk di ruang tamu pun ikut berdiri.“Sepertinya itu tamu kita,” ujar Galih pelan.Tidak lama, Bik Marni membukakan pintu. Tiga sosok berdiri di ambang: Raja, Winda serta Ashraf sendiri yang tampak rapi dalam setelan abu-abu gelap dengan dasi warna senada. Ia berdiri sedikit di belakang orang tuanya, ekspresinya tenang namun matanya terus melirik ke dalam rumah, seperti mencari seseorang.“Selamat malam,” sapa Winda sambil tersenyum hangat.“Selamat malam,” balas Ratna yang langsung menyambut mereka dengan ramah. “Silakan masuk. Wah, kalian datang lebih cepat nih.”“Kami memang sengaja datang lebih awal. Supaya bisa ngobrol-ngobrol dulu,” sahut Raja sambil berjabat tangan dengan Galih.Ashraf sendiri hanya mengangguk sopan ke arah Galih dan

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 21. Kejutan

    Sore itu langit mulai berubah jingga ketika mobil Ashraf perlahan berhenti di depan rumah Ayu.“Terima kasih,” ucap Ayu singkat sambil membuka pintu mobil.Ashraf tersenyum kecil. “Iya, sama-sama. Jangan lupa nanti malam ya, saya akan menjemput kamu.""Nggak usah, nanti saya sama Papa dan Mama aja," tolak Ayu. "Kenapa?"Ayu menggeleng. "Nggak apa-apa."Ashraf menatap Ayu sesaat, lalu mengangguk. "Baiklah, terserah kamu saja."Ayu tersenyum tipis. Setelahnya ia masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apapun. Melihat Ayu yang sudah masuk, Ashraf baru menghidupkan dan melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Ayu. Di dalam rumah, Ayu berjalan menuju kamarnya, tetapi tidak jadi saat mendengar suara dari arah dapur. "Lagi apa, Ma?" tanya Ayu ketika melihat mamanya yang sedang sibuk di sana. Ratna menoleh dan tersenyum ketika melihat putrinya di pintu dapur. "Mama sedang beresin sisa-sisa buat kue tadi.""Mama buat kue?" tanya Ayu sambil mendekat ke arah mamanya. "Iya. Tadi Mama b

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 20. Kepergok Calon Mertua

    Ayu dan Ashraf saling menatap, dalam dan cukup lama. Mata Ayu masih menyimpan kemarahan, tapi juga ada kebingungan dan keraguan. Di hadapannya, Ashraf menatap dengan tatapan yang tidak biasa. Tatapannya tidak arogan dan tidak menggoda seperti sebelumnya, tapi tulus dan penuh penyesalan. Tidak ada kebohongan di sana, yang ada hanya kesungguhan. Untuk pertama kalinya, Ayu merasa hatinya bergeser sedikit. Sorot mata Ashraf bukan lagi sekadar permainan. Pria itu terlihat bersungguh-sungguh. Ia tidak sedang bermain-main. Ayu bisa melihat luka di balik ketenangannya, dan entah kenapa … itu justru membuat dadanya terasa sesak.“Ayu, saya mohon maafkan saya,” ucap Ashraf lagi, seakan tidak bosan mengulangi kata maaf pada Ayu. Namun, sebelum Ayu sempat membuka suara atau menarik tangannya dari genggaman Ashraf, suara pintu terbuka memecah momen hening itu.Ceklek.Ayu dan Ashraf spontan menoleh ke arah pintu. Di mana di sana berdiri dua orang pria paruh baya dengan tatapan kaget dan bingung

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 19. Pertengkaran

    Ayu menatap ke arah pintu ruangannya. Ia sedikit terkejut. Ia tidak menyangka kehadiran Ashraf siang itu. Begitu juga dengan Tania dan Nathan, mereka menoleh nyaris bersamaan ke arah pintu di belakang mereka. Keduanya sama-sama kaget, melihat orang yang sudah lama tidak mereka lihat kehadirannya di sana. Tanpa mengucap sepatah kata pun, Ashraf berjalan ke arah Ayu dengan langkah mantap. Di tangannya ada kantong kertas berisi makan siang. Dengan santai, ia mengusap puncak kepala Ayu dengan lembut lalu mencium pipi Ayu di depan Tania dan Nathan. “Halo, sayang. Aku bawain makan siang, nih. Pasti kamu belum makan 'kan?”Ayu membelalakkan matanya. Ia sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Ashraf. Apalagi laki-laki itu melakukannya di depan Nathan dan Tania. Ashraf bersikap santai, seolah tidak peduli pada ekspresi terkejut Ayu. Ia juga tidak peduli dengan kedua orang yang duduk di seberang meja kerja Ayu. Ashraf meletakkan bungkusan makan siang di atas meja lalu menatapnya sambil b

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 18. Hilang

    Keesokan harinya, matahari sudah naik tinggi ketika Ayu turun ke ruang makan. Ia mengenakan blouse putih bersih dipadukan dengan jas hitam dan rok kerja pastel. Wajahnya terlihat segar. Namun, sorot matanya masih menyimpan sisa-sisa luka yang belum benar-benar sembuh. Di meja makan, sarapan telah tersaji rapi. Ratna sudah duduk di sana, ditemani oleh Galih yang sedang membaca koran. “Pagi, Ma, Pa,” sapa Ayu sambil menarik kursi. “Pagi, sayang,” jawab Ratna lembut, memperhatikan putrinya. Ayu duduk, menyendok nasi goreng yang masih mengepul di piringnya, tapi matanya sesekali melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15, lebih lambat dari kemarin. Kemarin, di jam seperti ini Ashraf sudah datang dan tengah sarapan dengan kedua orang tuanya. Tapi pagi ini … Ashraf tidak ada. Dan tidak ada kabar sama sekali. Galih melipat korannya dan menatap Ayu. “Oh iya, Ayu, Ashraf nggak bisa jemput kamu hari ini,” ucapnya singkat, seolah sudah membaca isi kepala putrinya.

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 17. Bimbang

    Suasana di dalam mobil terasa begitu menyesakkan. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Ashraf ataupun Ayu. Hanya deru pelan mesin mobil yang menemani keheningan yang menggantung berat. Ayu menatap ke luar jendela sepanjang perjalanan, membiarkan lampu-lampu kota yang mulai menyala melintas jadi pengalih dari luka yang baru saja tertoreh dalam. Ashraf, yang duduk di belakang kemudi, sesekali melirik Ayu, namun segera mengalihkan pandangannya kembali ke jalan. Ia bisa merasakan perubahan sikap Ayu yang sangat jelas menjadi dingin, menjauh, dan penuh dinding tidak terlihat. Tapi ia tak tahu harus berkata apa. Ia sadar telah melampaui batas. Mobil berhenti di depan rumah keluarga Ayu. Ayu segera membuka pintu tanpa menunggu Ashraf berbicara. Ia turun dan menutup pintu dengan pelan, namun langkahnya cepat, seperti ingin secepat mungkin menjauh dari pria itu. Namun saat ia baru berjalan beberapa meter, langkahnya terhenti ketika Ratna muncul dari samping rumah, membawa s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status