Share

089.

last update Huling Na-update: 2025-05-04 12:37:31

Sementara itu, kini Fadil sudah pulang ke rumah dengan bersenandung ria. Merasa puas karena sudah mempermainkan Rina tadi.

“Hey, kamu kenapa Dil? Senyam-senyum gitu, kayak orang jatuh cinta aja,” Ucap Aisyah terheran melihat adiknya masuk rumah dengan bersenandung.

“Ini lebih dari jatuh cinta, Mbak.” Jawab Fadil.

Aisyah mengerutkan kening, “Apa yang lebih dari jatuh cinta? Kamu sudah punya pacar, Dil??” Tanyanya dengan tatapan menyelidik.

Fadil cepat-cepat menggeleng. “Enggak, Mbak. Fadil gak suka pacar-pacaran,” sahutnya.

Aisyah mengangguk setuju sembari tersenyum. “Bagus! Jangan mainin hati perempuan ya,” Jelas Aisyah.

Fadil tersenyum dengan menahan tawa, “Mbak tau gak?”

“Ya gak tau, Fadil. Makanya tadi Mbak nanya sama kamu. Ada apa? Eh, malah kamu balik nanya.”

“Tadi Fadil ketemu Tante Rina di sekolah, Mbak.” Jawab Fadil.

“Hah? Tante Rina ngapain di sekolah kamu?” Tanya Aisyah sedikit terkejut.

“Enggak tau juga sih. Tapi tadi Tante Rina jalan kaki dari arah utara, Mbak. K
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    095.

    Drrt... Tiba-tiba ponsel Arman begetar, notifikasi pesan dari Tiara membuat ia bingung. Karena tak kunjung membalas pesannya, Tiara pun akhirnya menelpon. “Ya, Ma?” Tanya Arman saat panggilan terhubung. [Halo, Arman. Kamu di mana??] “Emm... Arman lagi di rumah sakit, Ma. Kenapa?” [Hah? Rumah sakit? Kamu kenapa, Arman?] “Nggak Ma, Arman gak apa-apa. I-ini Ma... Syahnaz pendarahan dan sekarang Iagi operasi karena janinnya meninggal.” Di seberang sana, Tiara terdengar bergeming, kaget. Tiara memang tidak menyukai Syahnaz. Tetapi mendengar perempuan yang pendarahan dan keguguran membuat wanita itu juga ikut merasa iba. [Kamu di rumah sakit mana?] “Rumah sakit Medical Insan, Ma.” [Bukankah kamu sudah mengantar Syahnaz pulang waktu itu, Arman? Kenapa dia bisa ada di sekitar kota ini Iagi?] “Armam juga gak tau, Ma. Arman di sini sendirian, gak ada yang bisa di tanyai kenapa Syahnaz bisa ada di kota ini dan sampai pendarahan,” sahut Arman. [Baiklah, Mama ke situ nemenin kamu ya]

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    094.

    Syahnaz terbaring lemah di atas brankar yang di dorong dengan cepat oleh para perawat menuju ruangan IGD. Suara langkah cepat para petugas medis, di tambah derit roda brankar yang berkejaran dengan waktu, menciptakan suasana mencekam. Wajah Syahnaz semakin pucat, keringat dingin mengalir deras, sementara tangannya gemetar memegangi perutnya yang terkoyak dari dalam.Syahnaz berusaha keras menahan rasa sakit yang semakin menghimpit tubuhnya. Setiap kali ia ingin bernapas, rasa nyeri itu datang seperti gelombang tanpa henti. Dalam kepalanya hanya ada satu pikiran, satu ketakutan—apa yang akan terjadi pada dirinya dan bayinya?Sementara itu, di ruang perawat, salah satu staf sibuk mencari kontak darurat di ponsel Syahnaz. Matanya menangkap sebuah nama yang terdaftar sebagai Suamiku. Tanpa berpikir dua kali, perawat itu langsung menghubungi nomor tersebut.°°Di sisi Iain, kini Arman sedang duduk di sofa, pandangannya kosong menatap ke arah jendela. Drrt...Ponselnya tiba-tiba berdering.

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    093.

    “Sial*n!!” Umpat Syahnaz, “Perasaan Raymond dulu pernah bilang rumahnya daerah sini, tapi kenapa orang-orang sini gak ada yang kenal?” Gumamnya, kesal. Hingga saat ini ia belum juga menemukan keberadaan ayah dari anak di kandungnya. Syahnaz saat ini tengah duduk di jok belakang bersama tukang ojek yang mengantarnya. “Gimana, Mbak? Rumahnya yang mana nih??” Tanya tukang ojek. “Belum tau, Pak. Kan dari tadi gak ada yang tau orang-orang sini,” Jawab Syahnaz. Syahnaz memang sudah bertanya beberapa kali pada orang-orang sini. Dan tak ada satu pun dari mereka yang kenal dengan Raymond. ‘Apa dia punya nama samaran ya?’ Batin Syahnaz menebak. “Pak berhenti di sini dulu, ya!” Titah Syahnaz. Meski sudah kesal karena sejak tadi muter-muter tak karuan, tukang ojek itu pun akhirnya menurut lagi. Syahnaz segera turun, kemudian menghampiri wanita yang sedang menyapu halaman. “Mbak, permisi... Apa Mbak kenal dengan orang ini?” Syahnaz memperlihatkan foto Raymond yang ada di ponselnya. Wanita

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    092.

    Pukul 16.00 wib_Fadil pulang dari sekolah dengan langkah riang. Wajahnya berseri-seri, seolah-olah hari ini adalah hari terbaik dalam hidupnya. Begitu sampai di rumah, ia langsung berlari masuk ke dalam, mencari sosok wanita yang selama ini selalu bersamanya.“Mbak Aisyah!!” Teriak Fadil, suaranya menggema di ruang tamu.Aisyah, yang sedang duduk santai di sofa dengan segelas air putih di tangannya, tersenyum melihat Fadil yang begitu bersemangat. “Iya, Fadil. Kenapa? Kok keliatannya kamu seneng banget??” Tanyanya.Fadil langsung menghampiri kakak semata wayangnya itu dan duduk di sebelah Aisyah, “Fadil denger dari Bang Galih tadi, katanya Mbak Aisyah hamil ya?! Dan Fadil bakal jadi Om??” Tanyanya penuh kegembiraan. Matanya berbinar-binar seolah tak percaya.Aisyah tersenyum lembut, lalu mengangguk. “Iya, Dil. Kamu bakalan jadi Om yang hebat deh nantinya.”“Fadil janji, Mbak. Fadil bakalan jagain Mbakdan calon keponakan Fadil seperti Mbak Aisyah selama ini jagain Fadil!!” Tegasnya.

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    091.

    “Selama Mas ada di samping aku, Rian gak akan berani deketin aku, Mas. Tadi aja dia deketin karena gak ada Mas kan?” Jelas Aisyah, masih berusaha menenangkan sang suami. Galih terdiam sejenak, kemudian mengangguk dengan pelan. “Sudah ya Mas... Tahan emosinya, sayang... Nanti dede bayinya sedih lagi,” Ungkap Aisyah membuat raut wajah Galih seketika berubah sumringah. “Ah iya, Mas sampai lupa ngabarin Mama. Mama pasti seneng banget denger kabar ini, Sayang.” Aisyah mengangguk, “Iya, Mas. Nanti kita kasih tau Mama ya kalau udah sampai rumah,” ia tak sabar mendengar respon mertuanya tentang kehamilannya ini. °°° Sesampainya di rumah, Galih langsung bergegas memberikan instruksi kepada asisten rumah tangganya. “Bi Ani, tolong bersihkan kamar tamu di lantai bawah sekarang juga ya. Hari ini kami akan pindah ke kamar itu. Saya gak mau istri saya naik turun tangga. Pastikan kamarnya nyaman, dan siapkan segala kebutuhan di kamar itu juga!” Titah Galih tegas, membuat Bi Ani segera bergera

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    090.

    Setelah memakan waktu yang cukup lama, kini akhirnya Aisyah sudah selesai di periksa. Raut wajah keduanya sama-sama bahagia saat keluar dari ruangan dokter spesialis kandungan. “Ingat kata dokter tadi ya, Sayang. Kamu harus banyak istirahat, banyak makan yang bergizi, gak boleh kecapean apalagi stress,” Jelas Galih, mengingatkan kembali pada pesan dokter tadi pada istrinya itu. Keduanya tengah duduk di ruang tunggu lobby. Vitamin untuk Aisyah sedang di siapkan oleh bagian apotik rumah sakit. “Iya, Mas.” Aisyah senang melihat suaminya ini cerewet sekali sejak di ruangan periksa tadi. Galih sangat aktif bertanya banyak hal pada dokter tadi. “Kamu tadi pingsan lama lho, Sayang. Mas udah khawatir banget,” Ungkap Galih dengan tampang serius. “Pokoknya mulai sekarang kamu gak boleh yang namanya nyiapin makanan. Sepertinya kamar kita juga nanti akan Mas pindahkan di bawah saja di kamar tamu. Nanti Mas akan renovasi dulu biar lebih bagus!” Galih terus mengeluarkan ide-idenya pada Aisya

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    089.

    Sementara itu, kini Fadil sudah pulang ke rumah dengan bersenandung ria. Merasa puas karena sudah mempermainkan Rina tadi. “Hey, kamu kenapa Dil? Senyam-senyum gitu, kayak orang jatuh cinta aja,” Ucap Aisyah terheran melihat adiknya masuk rumah dengan bersenandung. “Ini lebih dari jatuh cinta, Mbak.” Jawab Fadil. Aisyah mengerutkan kening, “Apa yang lebih dari jatuh cinta? Kamu sudah punya pacar, Dil??” Tanyanya dengan tatapan menyelidik. Fadil cepat-cepat menggeleng. “Enggak, Mbak. Fadil gak suka pacar-pacaran,” sahutnya. Aisyah mengangguk setuju sembari tersenyum. “Bagus! Jangan mainin hati perempuan ya,” Jelas Aisyah. Fadil tersenyum dengan menahan tawa, “Mbak tau gak?” “Ya gak tau, Fadil. Makanya tadi Mbak nanya sama kamu. Ada apa? Eh, malah kamu balik nanya.” “Tadi Fadil ketemu Tante Rina di sekolah, Mbak.” Jawab Fadil. “Hah? Tante Rina ngapain di sekolah kamu?” Tanya Aisyah sedikit terkejut. “Enggak tau juga sih. Tapi tadi Tante Rina jalan kaki dari arah utara, Mbak. K

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    088.

    Sepulang dari menjenguk Herman di Lapas, Rina seakan mendapat vitamin kehidupan. la kini berjalan menyusuri jalanan untuk mencari pekerjaan. Tak apa, wanita itu rela untuk kembali bekerja agar bisa mengunjungi kembali suaminya di lapas. “Bu, Ibu butuh tenaga kerja gak?” Tanya Rina di sebuah toko campuran. “Kamu panggil saya Ibu? Ngaca dong! Situ kali yang Ibu-ibu!” sentak pemilik toko campuran yang seorang gadis. Rina tersentak. Pemilik toko campuran tersebut tak terima di panggil Ibu oleh dirinya. “Eh, maaf Mbak...” Ralat Rina cepat, “Butuh pekerja gak Mbak? Kebetulan saya lagi cari kerjaan.” sambungnya. “Nggak ada!!” Jawab gadis itu ketus bukan main. Rina menghela napas berat, tanpa banyak bicara lagi ia segera pergi meninggalkan toko itu. Kembali berjalan menyusuri jalanan dan masuk ke beberapa toko lainnya serta rumah makan untuk menanyakan info lowongan pekerjaan. “Jangankan lowongan kerja, Bu. Pegawai saya aja pada nganggur itu di belakang karena lagi sepi pembeli,” keluh

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    087.

    “Terus sekarang gimana, hah? Kenapa kamu malah minta tanggung jawab sama Arman kemarin?” Tanya Rina lagi, masih ingin tahu. “Karena Syahnaz gak cinta sama lelaki itu, Bu!” Jawabnya. “Gak cinta tapi sampai punya anak? Kamu jadi wanita bayaran? Dasar bodoh!!!” Umpat Rina, semakin menggeram. Ia mendorong kepala putrinya itu dengan jari telunjuknya, benar-benar muak bukan main dengan pernyataan Syahnaz kali ini. “Sstt!! Jangan keras-keras bicaranya, Bu!” Syahnaz kembali memperingati ibunya. “Pokoknya Ibu gak mau tau!! Kamu harus minta tanggung jawab sama lelaki yang sudah menghamili kamu itu!” Pinta Rina sedikit mendesak. “Gimana caranya Bu? Dia udah punya istri dan juga anak,” Jawab Syahnaz, tak bersemangat. “Ya kamu temui istrinya itu, mau gak mau kamu harus jadi istri keduanya!” Tambah Rina lagi. Syahnaz menggeleng, “Enggak, Bu!! Syahnaz gak mau jadi istri kedua?” Tolak Syahnaz. Tak pernah ada keinginan dalam dirinya untuk jadi istri kedua. “Kalau kamu gak mau jadi istri kedua,

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status