Share

04. Pertemuan

Author: mic.assekop
last update Last Updated: 2023-11-23 10:50:02

Deal!

Vinna barusan telah mentransfer lima ribu dollar. Dengan uang tersebut Zavy bisa melunasi semua biaya kuliah dan sewa rumah yang menunggak. Selain itu, Vinna juga memberikan uang sebanyak sepuluh ribu dollar lagi kepada Zavy.

“Sebagian untuk biaya pernikahan dan sebagiannya lagi dana pegangan mu, Zavy.”

Sebagai karyawan biasa-biasa saja, Zavy biasa menerima upah per bulan kisaran antara tiga ratus sampai lima ratus dollar saja dan uang tak seberapa itu tentu tidak bakal bisa menjadikannya pria kaya yang memiliki rumah dan mobil pribadi.

Lima belas ribu dollar yang baru saja masuk merupakan berkah tersendiri baginya. Setidaknya butuh waktu tiga puluh bulan baginya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Kini, masalah hidupnya pun terselesaikan.

"Sore ini akan ada acara penting di bisnis keluargaku. Kau harus datang dan berbicara di hadapan mereka, Zavy!"

Siang harinya, Vinna pulang ke rumahnya, sedangkan Zavy menemui pemilik rumah sewa dan menyerahkan uang sewa. Setelah itu, Zavy membeli satu motor matic bekas seharga tak lebih dari seribu dollar untuk keperluannya selama beraktivitas.

Selama ini dia pergi ke tempat kerja dengan berjalan kaki dan begitu juga ke kampus. Jarak dari rumah menuju tempat kerja dan kampusnya tidak lebih dari lima kilometer.

Namun kini, dia sudah punya motor matic butut murahan. Setibanya di Universitas, dia langsung menuju bagian loket pembayaran, lalu menyerahkan satu berkas administrasi pembayaran.

Pada saat menunggu di sana, tidak sengaja dia mendengar ada percakapan antar pegawai.

“Aku punya tiga nama baru. Dua memang miskin dan satu masih bisa dianggap mampu. Mereka bertiga punya prestasi.”

“Tiga nama? Lumayan.”

Mereka menggelapkan dana beasiswa yang semestinya diberikan kepada mereka yang berhak mendapatkannya. Dari tiga nama tersebut, mereka bisa untung lebih dari tiga puluh ribu dollar selama mahasiswa tersebut kuliah sampai tamat, lebih kurang empat tahun. Bagaimana kalau mereka dapat tiga nama setiap tahun ajaran baru?

Zavy mengepalkan tangan, menggertakkan geraham, dan mengeraskan rahangnya. Akhirnya dia tahu bahwa selama ini rupanya ada sebagian kecil sindikat yang bermain licik. Tega, sangat tega sekali. Mereka merampas hak orang miskin dan berprestasi. Sungguh sadis. Zavy mendengus marah. ‘Jika nanti aku sukses, aku akan membongkar kejahatan kalian semua!’

Sekarang, jika Zavy bertindak, sama saja konyol. Suaranya tidak akan pernah didengar.

Zavy berdeham, lalu memanggil petugas di sana. “Permisi, saya mau membayar uang kuliah.”

“Oh,” sahut wanita gemuk penderita obesitas di dalam ruangan. Dia menggeser kursinya dan mengawasi Zavy yang dibatasi kaca dan terali di antara mereka. “Kau? Kau mau bayar? Zavy? Kau kena DO! Untuk apa lagi kau mengurus biaya kuliah mu ha?”

Tidak ingin berlama-lama dengan manusia picik itu, Zavy menyerahkan berkas dan struk pembayaran dari bank. “Biaya kuliah empat semester dan uang wisuda.”

Petugas tersebut dan rekannya terkaget-kaget.

“Kau mahasiswa miskin dan tidak bakal lulus,” ketus wanita itu namun begitu dia mengecek berkas yang dibawa Zavy barusan, dia dan lainnya pun terbelalak heran.

Apa? Zavy melunasi semuanya?

Zavy melihat jam tangannya. “Halo? Tolong aku mau cepat!”

Orang-orang di dalam ruangan tersebut memandangi Zavy dengan tatapan heran dan penuh kecurigaan. Mereka pikir, Zavy memang layak kena DO dan tidak bakal lulus, namun pada akhirnya mereka pun dipaksa menerima realita sesungguhnya.

Dalam hati, Zavy bersumpah akan membuat pelajaran pada mereka nantinya kalau dia sudah sukses.

Setelah urusan di Universitas selesai, Zavy kemudian bergegas menuju Cafe Ings, bermaksud menyelesaikan urusannya pula di sana. Di cafe, dia langsung berhadapan dengan sang pemilik cafe, Hugo Santos.

Di ruang kerjanya, Hugo mengoles dagu seraya memandangi Zavy dengan sangat remeh. “Seharusnya kau masuk kerja jam dua. Sekarang baru jam satu. Ada apa? Mau pinjam duit lagi?”

Zavy mengaparkan uang dua ribu lima ratus dollar di atas meja kerja bosnya. “Aku resign. Ini sisa utangku.”

Alis Hugo sedikit terangkat ke atas, lalu bertanya dengan agak heran. “Kau mau berhenti? Kenapa? Zavy, bulan depan aku akan menambah gaji mu sebesar sepuluh persen.” Hugo tidak mau kehilangan karyawan terbaiknya. Kepergian Zavy merupakan masalah yang cukup besar. Di mana lagi dia bisa menemukan karyawan seperti Zavy? Namun, timbul pertanyaan, bagaimana bisa Zavy punya duit ribuan dollar sementara gajinya di sini terus dipotong untuk mencicil utang?

“Aku mau menyelesaikan kuliahku,” ucap Zavy, walaupun tidak terlalu jujur, tapi masuk akal. Padahal sebenarnya dia ingin mempersiapkan acara pernikahannya yang tidak lama lagi akan diselenggarakan.

Hugo menghitung duit tadi. Sejatinya, dia merupakan pebisnis keji dan tidak punya rasa kasihan. Zavy paham karakter orang semacam Hugo namun karena tidak punya kuasa, Zavy tidak punya cara untuk melawan kebrutalan Hugo selama ini. Jujur saja, Zavy sebenarnya makan hati dalam meladeni sikap Hugo selama ini. Gaji tak seberapa, lalu dipaksa mencicil utang karena kasus fitnah waktu itu, serta problem keuangan lainnya.

Ketika meninggalkan ruangan yang menyesakkan hati itu, Zavy bersumpah, ‘Jika aku sukses, aku akan membalaskan dendamku padamu, Hugo!’

***

Uang sewa rumah, aman. Biaya kuliah, aman. Dan utang, juga aman.

Akhirnya, Zavy bisa bernapas lega setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya hidup dalam kesengsaraan. Dia sulit melepaskan diri dari jeratan pahitnya kehidupan yang mencekik lehernya selama ini. Begitu semua masalah telah terselesaikan, lantas apakah Zavy bisa hidup dengan tenang dan santai?

Jawabannya, tentu tidak.

Menyamar menjadi pria kaya dan berpura-pura menjadi seorang suami dari CEO jutek merupakan problem berat. Baginya, problem yang bakal dia hadapi nanti akan jauh lebih berat dari pada sebelumnya. Analoginya, Zavy bisa keluar dari kubangan lumpur kecil, namun hanya berpindah tempat saja ke kubangan lumpur lainnya.

Sore ini dia mendapat undangan dari Vinna di acara Anniversary ke-25 Charlton Property Group. Bukan hanya hadir sebagai tamu, melainkan sebagai kekasih dan calon suami bagi Vinna. Nama Charlton tidak asing di telinga Zavy. Meskipun Keluarga Charlton belum pernah menjadi Keluarga kelas tiga, mereka cukup terkenal, ya terkenal karena bisnis mereka yang tidak pernah maju.

Namun, sebagai orang miskin yang tidak jelas asal ususlnya serta tidak punya track record dalam menghadapi orang-orang hebat, Zavy harus bisa berakting sebaik mungkin di acara nanti kalau ingin bisa menyelamatkan kehidupan Vinna agar terlepas dari cengkeraman tangan busuk Wayne Chad.

Zavy baru saja keluar dari sebuah toko, sehabis membeli tuxedo keren, setelan kebanggaan orang-orang sukses. Ketika berjalan menuju parkiran, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat dua orang sedang mengutak-atik motor bututnya. Terang saja, Zavy beringas. Tidak banyak cincong lagi, dia langsung menyikat habis dua pencuri itu dalam waktu kurang dari tiga puluh detik. Dengan gerakan serangan cepat, Zavy berhasil membuat mereka tak berkutik.

“Ampun! Ampun!”

“Jangan pukuli kami lagi!”

Dua pria itu merengek sambil menutupi wajah.

Zavy tahu kalau dua orang itu sangat miskin. Setelah menghajar mereka, dia tak tega. “Dua puluh dollar ini, bagi dua. Pergilah!”

Mereka pun lari pontang-panting.

Tak jauh dari posisi Zavy berada, tepatnya di pinggir jalan, sebuah Volkswagen hitam metalik dari tadi berhenti di sana. Seorang pria berumur sekitar lima puluhan memperhatikan Zavy dari tadi. “Apa kau orang yang selama ini aku cari? Gaya bertarungnya, dan kemurahanhatinya. Aku yakin kau adalah orangnya.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat   200. Ending

    Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan

  • Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat   199. Ternyata Penerus Hebat

    Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua

  • Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat   198. Kebersamaan, kehangatan

    Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah

  • Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat   197. Americano jumbo

    Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d

  • Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat   196. Nikmatnya kopi

    Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men

  • Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat   195. Perkara di tempat bekerja

    Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status