Share

23. Piala Oscar

Bagaimana mungkin Nawa bisa lupa dengan wajah pria yang pernah menodainya? Ya, katakanlah saat itu ia tidak dalam kondisi dipaksa, tetapi jatuhnya tetap ternoda, bukan? Apalagi warna mata pria itu. Mata yang seumur hidup akan melekat kuat dalam memori otaknya.

Banyak wartawan terutama pemburu berita bisnis dan paparazi yang mengambil gambar, sesekali mendekat, ingin mewawancarai Brama. Namun, dua orang asisten setia melindungi tubuh sang bos.

“Nawa, dia ini manusia apa bidadari laki-laki, sih? Sumpah gantengnya sundul langit nggak ada cela.” Sari berbicara lirih, tetapi gelagatnya begitu gemas memandang Brama.

Nawa masih membeku. Menghirup udara saja rasanya kepayahan. Seolah-olah paru-parunya diikat kuat sebuah tali tak kasat mata. Pertemuan pertama di Bali, lalu bagaimana mungkin bertemu lagi di Gresik ini?

“Ini kayak cerita novel nggak sih? Dulu aku suka mem-bully penulisnya, kenapa bisa membuat plot sengawur itu. Lah, sekarang aku kayak kena tulah, malah ngalami sendiri.” Nawa mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sri Muliyati
masing-masing tokoh memiliki karakter yang kuat. next dong
goodnovel comment avatar
Ms. Re
nggak si tompel, nggak si bos, nyebelin ih.. udah lempar pake sepatu aja Wa!
goodnovel comment avatar
Wildatuz Zaqiyyah
next lagi kk Thor, caiyyo...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status