Share

Bab 6

Aku salut dengan Nisa. Dia terluka, tapi tetap bertahan, melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Kebaikannya, semakin membuatku yakin untuk pergi dari rumah ini dan dari dari kehidupan Mas Fahri.

Biarlah Mas Fahri belajar mencintai Nisa. Menjadikan Nisa satu-satunya istrinya. Nisa memang tidak memiliki rahim, tapi dia memiliki hati. Apa hanya karena tak memiliki rahim, itu berarti Nisa harus menderita? Tidak, dia berhak bahagia.

"Mbak Naya tau, aku juga sangat terluka saat Mas Fahri meminta izin untuk menikah lagi. Hatiku hancur. Tapi aku pura-pura tetap tegar di hadapan Mas Fahri. Aku sadar aku bukanlah wanita yang sempurna. Meski dengan berat hati, aku akhirnya mengizinkannya. Demi kebahagiannya, demi senyumnya yang dulu sempat hilang, dan demi hidupnya yang dulu sempat layu. Aku ikhlas, sangat sangat ikhlas."

Nisa menyeka sudut mata yang masih meninggalkan genangan air. Meski bibirnya berkata iklhas, tapi sorot matanya tak bisa bohong. Masih begitu besar luka yang dia rasaka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status