Share

Bab 2

Penulis: Windyana
Ketika Xavier bangun keesokan paginya, dia mengira akan ada sup pereda mabuk seperti biasa. Ketika tidak menemukannya, dia pun merasa agak marah.

"Kamu sudah bangun pagi, tapi bukannya siapkan sarapan untukku."

Dia memperlakukanku seperti pembantu, tetapi pembantu juga punya gaji 10 juta sebulan. Sementara itu, aku sudah melayaninya selama 10 tahun tanpa mengeluh, tetapi malah tidak mendapatkan apa-apa.

Setelah pergi ke ruang ganti, dia memanggilku lagi untuk membantunya berpakaian. Tanpa aku, dia bahkan tidak tahu pakaian mana yang pernah dia kenakan atau dasi mana yang lebih cocok untuk dipadukan. Dia bagaikan bayi yang hanya tahu terima beres.

Setelah Xavier berangkat kerja, perencana pernikahan kami mengirimkan sebuah proposal presentasi kepadaku. Itu adalah pernikahan yang kuidamkan.

Di aula yang dipenuhi bunga mawar, aku perlahan-lahan menuruni tangga spiral dari lantai dua dengan mengenakan gaun pengantin putih. Dia menggenggam tanganku dan kami menghabiskan sisa hidup kami dengan restu dari semua orang.

Ada yang mengatakan bahwa bunga mawar sangat kampungan di zaman sekarang. Namun, di duniaku yang kecil dan sederhana ini, mawar melambangkan cinta. Itu juga melambangkan mawar yang dipegangnya ketika dia mengungkapkan cintanya kepadaku untuk yang pertama kalinya.

Aku membalas pesan itu.

[ Proposalnya sangat bagus, tapi aku belum putuskan tanggal pernikahannya. Harap tunggu dulu, ya. ]

Pihak lain mengiakannya.

Kemudian, aku melepas cincin di jariku, lalu mencari satu-satunya foto bersama kami di panti asuhan. Aku menatap Xavier yang lemah tetapi protektif itu untuk waktu yang lama.

Kenapa? Kenapa hubungan kami bisa mencapai tahap seperti ini?

Aku menangis tersedu-sedu, tidak tahu pada titik mana cinta kami mulai berubah.

Tiba-tiba, ponselku berbunyi. Setelah membaca pesan itu, aku segera mengganti pakaian dan bergegas ke rumah sakit.

Dulu, Fenny dan aku bekerja di bar bersama. Setelah bekerja selama 3 tahun, aku pun berhenti. Akan tetapi, dia masih lanjut bekerja di sana. Saat ini, dia terbaring di ranjang UGD dengan sekujur tubuh dipenuhi luka.

"Kamu kenapa?"

Aku menggenggam tangannya, dan dia memaksakan seulas senyum.

Sebelum aku bisa mengatakan sepatah kata pun, seorang pria tiba-tiba menerjang masuk, lalu menarik Fenny untuk bangkit dan menamparnya. Aku segera melindungi Fenny.

Dalam sekejap, situasinya pun menjadi kacau. Mesin medis didorong jatuh ke lantai, sedangkan para perawat dan dokter datang untuk melerai.

Pria itu tidak berhenti memaki, "Dasar pelacur nggak tahu malu! Meski kamu jual diri untuk hasilkan uang bagiku, aku juga merasa itu kotor! Tapi, kamu masih berani lapor polisi dan bilang aku memukulmu?"

Kata-katanya terdengar sangat mengejutkan Hal ini membuat kerumunan yang awalnya merasa kasihan pada Fenny menjadi jijik. Mereka juga menatapku dengan tatapan yang sama.

Aku memeluk Fenny, tetapi tiba-tiba melihat Xavier di tengah kepanikan ini. Dia sedang memeluk seorang gadis dengan mesra dan menunjukkan ekspresi kesal ke arahku.

Pacar Fenny dibawa pergi oleh satpam dan situasi di UGD kembali normal.

Xavier membantu gadis itu berbaring. Dia terlihat kesakitan dan memegang tangan Xavier erat-erat. Sementara itu, Xavier mencondongkan tubuhnya dan menghiburnya seperti sedang menghibur anak kecil.

"Jangan takut. Aku akan temani kamu di sini."

Dengan suara gemerisik, Xavier menarik tirai untuk menghalangi pandanganku.

Fenny sedang dirawat oleh dokter. Aku pun tanpa sadar berjalan ke arah Xavier dan mendengar percakapan mereka dari balik tirai.

"Pak Xavier, yang tadi itu istrimu?" Willa bertanya dengan suara rendah. Dia pernah melihat pacar Xavier sebelumnya dan merasa orang itu sangat cantik. Kecantikannya membuat orang agak iri dan tak terlupakan.

Xavier hanya menjawab, "Bukan istri."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dimabukkan Cinta   Bab 10

    "Dulu, aku satu panti asuhan denganmu."Kemudian, Dylan menyuruh seseorang untuk membawa keluar sebuah boneka. Itu adalah boneka kain yang sudah usang, tetapi dia masih menyimpannya sampai sekarang.Ingatanku tiba-tiba menjadi jelas. Cinta pertamaku sebenarnya bukanlah Xavier, melainkan seorang anak laki-laki di panti asuhan yang beberapa tahun lebih tua dariku. Dia selalu takut gelap dan aku ingin melindunginya.Setelahnya, dia meninggalkan panti asuhan dan aku pun melupakannya. Boneka ini adalah pemberiannya."Kamu itu pahlawanku, Vina. Aku sudah menunggumu selama 17 tahun."Setelah mendengar ucapan itu, aku pun menangis.Dylan berjalan ke hadapanku, lalu memelukku dengan posisi setengah berjongkok. Dia adalah seorang pebisnis sukses, tetapi selalu merendah di depanku.Aku tidak membiarkannya mengejarku, melainkan langsung pacaran. Aku kembali bekerja di Breeze Club dan mulai berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan miras.Di tahun kedua kami bersama, aku bertemu dengan kedua

  • Dimabukkan Cinta   Bab 9

    Orang-orang pun berbondong-bondong meninggalkan makian di situs web resmi Nova Teknologi. Beberapa waktu lalu, video lamaran Xavier kepada Willa juga diposting di internet. Sekarang, dia sudah dimaki habis-habisan.Aku lebih peduli dengan isi pernyataan tulisan tangan itu.[ Seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara, tuduhan seorang pria selalu mengarah pada wanita. ] Itu adalah kutipan dari novel berjudul Ribuan Matahari.Dylan mengeluarkan selembar tiket pesawat dari laci."Aku akan tanggung uang sekolah dan semua biaya hidupmu selama berkuliah di Aldova. Satu-satunya persyaratanku adalah, kamu harus memenangkan kejuaraan regional di kompetisi bartender selanjutnya dan pulang ke dalam negeri."Aku menatapnya dengan berlinang air mata, tetapi air mataku tetap tidak menetes. Dia adalah mentorku, orang yang berjasa bagiku, dan juga orang yang mengajariku cara membuka lembaran baru hidup. Dia memberitahuku untuk tidak bergantung pada siapa pun, dan aku harus menjadi pahlawan ba

  • Dimabukkan Cinta   Bab 8

    Dalam sebulan ini, aku tidak berhenti belajar. Kemudian, aku membawa undangan dan miras unik dari Breeze Club untuk berpartisipasi dalam kompetisi bartender itu.Ada berbagai macam orang yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Rasio di antara pria dan wanita juga hampir seimbang. Aku mengenakan setelan kerja wanita yang lebih formal. Saat aku masuk, ada banyak orang yang mengalihkan perhatian mereka ke arahku."Siapa ini? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Dia cantik banget.""Kayaknya dia itu selebritas yang diundang ke kompetisi ini deh?""Bukan. Lihat saja pakaian yang dikenakannya. Dia juga seorang bartender."Ada banyak orang yang berdiskusi tentang aku. Namun, aku langsung berjalan menuju area kompetisi untuk mengambil pelat nomor.Saat kompetisi resmi dimulai, aku melihat Dylan duduk di baris pertama. Dia mengenakan setelan biru tua dan kacamata berbingkai emas. Dia menatapku dengan santai. Aku langsung menjadi lebih tenang.Ada tiga orang dalam satu kelompok. Berdasarkan

  • Dimabukkan Cinta   Bab 7

    Ketika teman-temannya mendekat dan mengamati kami dengan bingung, Xavier kembali bersikap lembut. "Vina, aku yang sudah abaikan perasaanmu. Jangan abaikan panggilanku. Kita bisa bicarakan semuanya. Kamu jangan merusak dirimu."Aku ingin muntah, tetapi berusaha menahannya.Aku dengan cekatan membuka sebotol miras, menuangkannya ke dalam gelas, lalu menaruh es batu dan lemon di dalamnya sebelum menyerahkannya kepada seorang pelanggan individu di sebelah.Xavier menarik pergelangan tanganku. Namun, sebelum dia sempat marah, Dylan telah turun.Semua orang menoleh secara refleks. Dia memiliki aura yang kuat, juga terlihat sedikit mirip dengan anak blasteran. Ketika memasang tampang dingin, dia bisa membuat orang ketakutan.Xavier segera mengubah sikapnya begitu melihat Dylan dan berniat untuk menyanjungnya."Halo, Pak Dylan. Aku Xavier dari Nova Teknologi. Sebelumnya, aku pernah memberimu kartu namaku. Aku nggak nyangka akan bertemu denganmu di sini."Dylan menjawab, "Aku pernah bertemu den

  • Dimabukkan Cinta   Bab 6

    Setelah dipikir-pikir sekarang, sebenarnya tanda-tandanya sudah terlihat. Hanya saja, dulu aku benar-benar bodoh.Aku menyewa sebuah apartemen murah dan buru-buru mencari pekerjaan di internet. Aku hanya tamat SMA dan mulai berjualan miras ketika kuliah tahun ketiga. Setelah mengetahuinya, pihak kampus pun membujukku untuk berhenti berkuliah. Selain berjualan miras, aku tidak punya pengalaman kerja lain.Mantan kolegaku yang bernama Henny tahu bahwa aku sudah putus dan sedang mencari pekerjaan. Dia pun merekomendasikan sebuah tempat untukku. Klub kelas atas itu kekurangan bartender, tetapi aku sangat ragu.Pengalamanku selama berjualan miras tidaklah bagus. Meskipun aku tidak melakukan hal yang memalukan, pekerjaan itu masih meninggalkan sedikit trauma dalam hatiku."Vina, jangan berprasangka buruk terhadap dirimu di masa lalu. Baik kamu maupun Fenny nggak salah."Setelah mendengar ucapan itu, aku pun memutuskan untuk pergi melamar.Breeze Club adalah sebuah bar pribadi yang hanya seca

  • Dimabukkan Cinta   Bab 5

    "Kalau aku nggak datang, bukannya aku harus dengar orang lain memfitnahku? Kapan kamu melihatku naik ke lantai atas bersama pria lain? Kapan, di mana, dan seperti apa rupa orang itu?"Xavier pun terdiam. Ketika aku menemani orang lain minum-minum dan ditindas dulu, dia hanya memintaku untuk bersabar. Setiap dini hari, aku pulang dalam keadaan mabuk, sedangkan dia sudah tertidur lelap.Aku sudah menanggung segala hinaan demi melunasi utangnya, tetapi dia malah mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mencampakkan aku."Xavier, kamu benar-benar nggak tahu malu! Demi lunasi utangmu dulu, aku minum-minum sampai muntah darah. Sampai sekarang, lambungku masih sakit setiap hari.""Kalian juga sama saja! Kalian bilang aku jual diri, apa kalian menyaksikan dan mendengarnya dari bawah tempat tidur dengan mata kepala kalian sendiri? Apa kalian tahu ucapan seperti itu bisa menghancurkan hidup seseorang?" bentakku dengan lantang.Willa berdiri dan bersikap sok adil. "Bu Delvina, ini salahku. Aku ngg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status