Share

Bab 9

Author: Windyana
Orang-orang pun berbondong-bondong meninggalkan makian di situs web resmi Nova Teknologi. Beberapa waktu lalu, video lamaran Xavier kepada Willa juga diposting di internet. Sekarang, dia sudah dimaki habis-habisan.

Aku lebih peduli dengan isi pernyataan tulisan tangan itu.

[ Seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara, tuduhan seorang pria selalu mengarah pada wanita. ]

Itu adalah kutipan dari novel berjudul Ribuan Matahari.

Dylan mengeluarkan selembar tiket pesawat dari laci.

"Aku akan tanggung uang sekolah dan semua biaya hidupmu selama berkuliah di Aldova. Satu-satunya persyaratanku adalah, kamu harus memenangkan kejuaraan regional di kompetisi bartender selanjutnya dan pulang ke dalam negeri."

Aku menatapnya dengan berlinang air mata, tetapi air mataku tetap tidak menetes. Dia adalah mentorku, orang yang berjasa bagiku, dan juga orang yang mengajariku cara membuka lembaran baru hidup. Dia memberitahuku untuk tidak bergantung pada siapa pun, dan aku harus menjadi pahlawan ba
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dimabukkan Cinta   Bab 10

    "Dulu, aku satu panti asuhan denganmu."Kemudian, Dylan menyuruh seseorang untuk membawa keluar sebuah boneka. Itu adalah boneka kain yang sudah usang, tetapi dia masih menyimpannya sampai sekarang.Ingatanku tiba-tiba menjadi jelas. Cinta pertamaku sebenarnya bukanlah Xavier, melainkan seorang anak laki-laki di panti asuhan yang beberapa tahun lebih tua dariku. Dia selalu takut gelap dan aku ingin melindunginya.Setelahnya, dia meninggalkan panti asuhan dan aku pun melupakannya. Boneka ini adalah pemberiannya."Kamu itu pahlawanku, Vina. Aku sudah menunggumu selama 17 tahun."Setelah mendengar ucapan itu, aku pun menangis.Dylan berjalan ke hadapanku, lalu memelukku dengan posisi setengah berjongkok. Dia adalah seorang pebisnis sukses, tetapi selalu merendah di depanku.Aku tidak membiarkannya mengejarku, melainkan langsung pacaran. Aku kembali bekerja di Breeze Club dan mulai berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan miras.Di tahun kedua kami bersama, aku bertemu dengan kedua

  • Dimabukkan Cinta   Bab 9

    Orang-orang pun berbondong-bondong meninggalkan makian di situs web resmi Nova Teknologi. Beberapa waktu lalu, video lamaran Xavier kepada Willa juga diposting di internet. Sekarang, dia sudah dimaki habis-habisan.Aku lebih peduli dengan isi pernyataan tulisan tangan itu.[ Seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara, tuduhan seorang pria selalu mengarah pada wanita. ] Itu adalah kutipan dari novel berjudul Ribuan Matahari.Dylan mengeluarkan selembar tiket pesawat dari laci."Aku akan tanggung uang sekolah dan semua biaya hidupmu selama berkuliah di Aldova. Satu-satunya persyaratanku adalah, kamu harus memenangkan kejuaraan regional di kompetisi bartender selanjutnya dan pulang ke dalam negeri."Aku menatapnya dengan berlinang air mata, tetapi air mataku tetap tidak menetes. Dia adalah mentorku, orang yang berjasa bagiku, dan juga orang yang mengajariku cara membuka lembaran baru hidup. Dia memberitahuku untuk tidak bergantung pada siapa pun, dan aku harus menjadi pahlawan ba

  • Dimabukkan Cinta   Bab 8

    Dalam sebulan ini, aku tidak berhenti belajar. Kemudian, aku membawa undangan dan miras unik dari Breeze Club untuk berpartisipasi dalam kompetisi bartender itu.Ada berbagai macam orang yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Rasio di antara pria dan wanita juga hampir seimbang. Aku mengenakan setelan kerja wanita yang lebih formal. Saat aku masuk, ada banyak orang yang mengalihkan perhatian mereka ke arahku."Siapa ini? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Dia cantik banget.""Kayaknya dia itu selebritas yang diundang ke kompetisi ini deh?""Bukan. Lihat saja pakaian yang dikenakannya. Dia juga seorang bartender."Ada banyak orang yang berdiskusi tentang aku. Namun, aku langsung berjalan menuju area kompetisi untuk mengambil pelat nomor.Saat kompetisi resmi dimulai, aku melihat Dylan duduk di baris pertama. Dia mengenakan setelan biru tua dan kacamata berbingkai emas. Dia menatapku dengan santai. Aku langsung menjadi lebih tenang.Ada tiga orang dalam satu kelompok. Berdasarkan

  • Dimabukkan Cinta   Bab 7

    Ketika teman-temannya mendekat dan mengamati kami dengan bingung, Xavier kembali bersikap lembut. "Vina, aku yang sudah abaikan perasaanmu. Jangan abaikan panggilanku. Kita bisa bicarakan semuanya. Kamu jangan merusak dirimu."Aku ingin muntah, tetapi berusaha menahannya.Aku dengan cekatan membuka sebotol miras, menuangkannya ke dalam gelas, lalu menaruh es batu dan lemon di dalamnya sebelum menyerahkannya kepada seorang pelanggan individu di sebelah.Xavier menarik pergelangan tanganku. Namun, sebelum dia sempat marah, Dylan telah turun.Semua orang menoleh secara refleks. Dia memiliki aura yang kuat, juga terlihat sedikit mirip dengan anak blasteran. Ketika memasang tampang dingin, dia bisa membuat orang ketakutan.Xavier segera mengubah sikapnya begitu melihat Dylan dan berniat untuk menyanjungnya."Halo, Pak Dylan. Aku Xavier dari Nova Teknologi. Sebelumnya, aku pernah memberimu kartu namaku. Aku nggak nyangka akan bertemu denganmu di sini."Dylan menjawab, "Aku pernah bertemu den

  • Dimabukkan Cinta   Bab 6

    Setelah dipikir-pikir sekarang, sebenarnya tanda-tandanya sudah terlihat. Hanya saja, dulu aku benar-benar bodoh.Aku menyewa sebuah apartemen murah dan buru-buru mencari pekerjaan di internet. Aku hanya tamat SMA dan mulai berjualan miras ketika kuliah tahun ketiga. Setelah mengetahuinya, pihak kampus pun membujukku untuk berhenti berkuliah. Selain berjualan miras, aku tidak punya pengalaman kerja lain.Mantan kolegaku yang bernama Henny tahu bahwa aku sudah putus dan sedang mencari pekerjaan. Dia pun merekomendasikan sebuah tempat untukku. Klub kelas atas itu kekurangan bartender, tetapi aku sangat ragu.Pengalamanku selama berjualan miras tidaklah bagus. Meskipun aku tidak melakukan hal yang memalukan, pekerjaan itu masih meninggalkan sedikit trauma dalam hatiku."Vina, jangan berprasangka buruk terhadap dirimu di masa lalu. Baik kamu maupun Fenny nggak salah."Setelah mendengar ucapan itu, aku pun memutuskan untuk pergi melamar.Breeze Club adalah sebuah bar pribadi yang hanya seca

  • Dimabukkan Cinta   Bab 5

    "Kalau aku nggak datang, bukannya aku harus dengar orang lain memfitnahku? Kapan kamu melihatku naik ke lantai atas bersama pria lain? Kapan, di mana, dan seperti apa rupa orang itu?"Xavier pun terdiam. Ketika aku menemani orang lain minum-minum dan ditindas dulu, dia hanya memintaku untuk bersabar. Setiap dini hari, aku pulang dalam keadaan mabuk, sedangkan dia sudah tertidur lelap.Aku sudah menanggung segala hinaan demi melunasi utangnya, tetapi dia malah mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mencampakkan aku."Xavier, kamu benar-benar nggak tahu malu! Demi lunasi utangmu dulu, aku minum-minum sampai muntah darah. Sampai sekarang, lambungku masih sakit setiap hari.""Kalian juga sama saja! Kalian bilang aku jual diri, apa kalian menyaksikan dan mendengarnya dari bawah tempat tidur dengan mata kepala kalian sendiri? Apa kalian tahu ucapan seperti itu bisa menghancurkan hidup seseorang?" bentakku dengan lantang.Willa berdiri dan bersikap sok adil. "Bu Delvina, ini salahku. Aku ngg

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status