Share

Bab. 32

Author: Ufaira Putri
last update Huling Na-update: 2025-06-26 23:21:48

“Tapi keadaanku tidak separah itu, Evan!” bantah Nayla.

Nayla masuk lebih dulu ke dalam mobil, disusul Evan yang dibantu oleh Tommy.

“Pokoknya kita ke rumah sakit sekarang!” Evan memutuskan dengan tegas.

Nayla menggeser duduknya hingga menempel ke pintu mobil, dan pandangannya mengarah keluar kaca mobil.

Evan menoleh sekilas pada Nayla. Karena merasa diabaikan, dia mulai memprotes.

“Kamu tidak mendengarku?”

Tanpa menoleh Nayla menyahut. “Aku dengar. Tapi aku nggak mau ke rumah sakit. Kita langsung pulang saja, ya.”

Evan mengernyitkan dahinya. Dia merasa kalau Nayla masih terbebani pikirannya atas kejadian tadi di kediaman orang tuanya.

“Bagaimana Tuan?” tanya Tommy.

Dia merasa bingung harus pulang atau ke rumah sakit?

“Kita pulang saja,” sahut Evan.

Tommy mengangguk mengiyakan.

Sesampainya di rumah, keheningan yang menyelimuti perjalanan masih berlanjut. Tangan Evan langsung terulur tanpa ragu, menggenggam pergelangan tangan Nayla, menuntunnya ke kamar.

Di kamar, suasana tegang m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 106

    “Iya sayang, sama-sama. Aku juga terima kasih, karena mau memberikan aku peluang untuk bisa membuktikan kemampuan diri aku.”Nayla memeluk Evan dengan erat. Matanya terpejam, merasakan kehangatan dari tubuh suaminya.Meskipun, Nayla sedikit ragu dengan rencana suaminya untuk mengambil alih Daviandra Jewellery Collection, tapi setidaknya dia akan berusaha dulu dengan baik.“Baiklah, kalau begitu kita mulai menyusun rencana. Dan mencari celah, untuk bisa mengambilnya kembali,” pungkas Nayla dengan penuh semangat. Dan langsung dibalas oleh anggukan kepala dari Evan.Malam itu, mereka melewati malam dengan membahas berbagai hal tentang perusahaan. Dan Nayla banyak belajar tentang management perusahaan secara langsung, tidak hanya sebatas materi seperti yang dipelajari saat kuliah.Keesokan harinya, di pagi hari, sinar matahari menyelinap lembut melalui tirai jendela, menerangi meja makan yang sudah tersusun rapi dengan sarapan ham dan roti lapis, serta susu yang sudah tersaji di atas meja

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 105

    “Maksudmu dengan cari orang baru itu, apa, Evan?”Sejenak, Nayla tidak mengerti maksud perkataan suaminya. Matanya menyipit tajam, menatap suaminya dengan penuh keheranan.Evan menghela napas berat. Pandangannya kini berpindah pada Nayla. Tapi, tatapannya berubah menjadi hangat ketika dia menatap istrinya itu.“Begini sayang. Jika memang bibi Auliana memiliki orang suruhan baru, aku meminta bi Rasti untuk mencari tahu itu. Karena, sepertinya bibi Auliana sudah hilang kepercayaannya pada bi Rasti.” Evan menjeda sejenak kalimatnya. Lalu dia menarik napas panjang, menatap Nayla dengan penuh kehangatan. “Dan aku, tidak ingin ada pengkhianat lain ada di rumah ini. Aku tidak akan memberikan peluang sedikitpun untuk bibi atau anggota keluargaku yang lain memasukkan seorang mata-mata di keluarga kecil kita,” lanjut Evan, menjelaskan lebih detail.Nayla mengangguk perlahan, matanya menatap Rasti dengan penuh harap dan ketegangan yang terselubung. Dia pun balik bertanya kepada Rasti. “Menur

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 104

    “Evan, sebaiknya kita pulang sekarang. Aku sudah benar-benar muak dengan drama ini. Jelas sekali, kalau dia itu tim audit gadungan yang disuruh untuk menjatuhkanmu di perusahaan ini!”Nayla menatap tajam ke arah pria di depannya, napasnya memburu akibat jengkel yang sudah memuncak. Matanya berkilat, penuh keberanian sekaligus kelelahan menghadapi situasi tak adil itu. Evan hanya tersenyum tipis, sedikit terhibur oleh sikap lantang istrinya yang tanpa ragu membela dirinya. Senyum itu mengembang dengan penuh bangga, seolah ingin berkata, ‘Lihat, aku punya pendukung sekuat Nayla.’Pandangan begitu lembut saat dia menatap Nayla yang berdiri di sampingnya, membuat hati Evan hangat dan sedikit gemas. “Baiklah, Nyonya. Kalau begitu kita pulang sekarang,” balas Evan dengan nada menggoda.Dia mengulurkan tangannya, meraih tangan Nayla dan menggenggamnya erat. Nayla mengangguk pelan, senyum kecil terukir di bibirnya. Senyumnya terlihat begitu lucu dan penuh arti, membuat Evan semakin ingin m

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 103

    “Evan, apa kamu khawatir?” tanya Nayla, yang sebenarnya pertanyaan itu lebih cocok untuknya. Evan menggeleng pelan. “Tidak sama sekali, Nayla. Untuk apa aku khawatir, jika kamu di sampingku?”Nayla tersenyum manis, pipinya memerah karena malu.Perjalanan menuju kantor Alex dipenuhi ketegangan. Nayla sesekali melirik Evan, melihat raut wajah suaminya yang tampak semakin serius. Dia menggenggam tangan Evan erat, memberikan dukungan diam-diam. Tommy, sopir pribadi mereka, mengemudikan mobil dengan hati-hati, menyesuaikan kecepatan dengan kondisi jalan.Sesampainya di kantor Alex, suasana di sana tampak gaduh. Beberapa orang berlalu-lalang dengan wajah tegang, berbisik-bisik satu sama lain. Evan dan Nayla langsung menuju ruangan Alex, ditemani oleh Tommy yang menunggu di luar.Ruangan Alex tampak berantakan. Berkas-berkas berserakan di atas meja, dan Alex sendiri terlihat sedang berbicara dengan seorang pria berjas yang tampak marah. Pria itu tampak seperti pengacara, dengan wajah yang

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 102

    Evan berjongkok di hadapan Nayla, mensejajarkan tingginya dengan sang istri yang duduk di sofa. Tangannya terulur, mengusap lembut pipi Nayla dengan tatapan menggoda.“Jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dariku, Nayla. Aku ini suamimu, aku tahu betul setiap gerak-gerikmu,” bisik Evan, suaranya terdengar rendah dan menggoda.Nayla menelan ludah, merasa gugup dengan tatapan intens Evan. Dia tahu betul, jika Evan sudah memasang tampang seperti ini, dia tidak akan bisa mengelak lagi.“Sebenarnya …” Nayla memulai, suaranya terdengar ragu. “Tadi siang, Bibi Auliana menemuiku di hotel.”Mendengar nama Auliana disebut, alis Evan terangkat. Tatapannya berubah serius, menunggu Nayla melanjutkan ceritanya.“Dia memintaku untuk membujukmu, agar kamu mau memberikan Kane posisi di salah satu anak perusahaan Daviandra Group.” Nayla melanjutkan sambil menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap mata Evan, takut melihat kemarahan yang mungkin terpancar dari sana.Keheningan menyelimuti mereka

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 101

    “Ya, tapi kan … passwordnya tanggal pertunanganmu!”“Siapa coba yang tidak akan kesal, ketika tahu suaminya masih menggunakan tanggal itu, hm?”Nayla mendengus kesal dengan wajahnya yang memerah. Dia mulai membela diri, meskipun suaranya sedikit tertahan oleh rasa malu.Evan terkekeh pelan, suaranya terdengar lebih ringan. “Sayang, aku kan nggak pernah bilang kalau aku romantis. Tanggal tunangan? Itu cuma kode rahasia yang mudah diingat, bukan suatu bukti kalau aku mencintainya dan tidak bisa melupakan dia selamanya.” Evan mengacak rambut Nayla lembut.“Lagipula, kamu pikir Anita akan peduli kalau aku ganti password? Dia sudah sibuk mencari mangsa baru yang lebih kaya raya,” lanjut Evan berdalih dengan santai.Nayla memukul pelan lengan Evan. Mencoba menunjukkan pembelaan terhadap idolanya.“Jangan bicara seperti itu! Dia kan model terkenal!” tegur Nayla.“Nah, itu dia. Model terkenal biasanya punya banyak sponsor, bukan hanya satu.”Evan menyeringai. “Dan aku yakin, sponsornya kali

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status