Share

Bab. 50

Author: Ufaira Putri
last update Last Updated: 2025-07-07 16:18:40

“Aku harus segera pulang sekarang. Evan pasti mencariku.”

Nayla segera bangkit, dia meraih tasnya lalu melangkah ke luar ruangan. Namun, tiba-tiba langkahnya berhenti saat tiba-tiba Kane ada di depannya, bersama dua orang pengawal berpakaian formal dan berpostur tinggi besar.

“Kamu? Mau apa kamu ke sini?” tanya Nayla terkejut sekaligus takut.

Namun, bukannya menjawab, Kane justru malah menyeringai tipis, membuat Nayla sedikit bergidik melihat seringaiannya yang seolah mengancam itu.

“Minggirlah! Aku mau lewat!” usir Nayla dengan ketus.

Kane justru semakin mendekat, membuat Nayla tersudut dan melangkah mundur, kembali masuk ke dalam ruangan. Setelah mereka berdua masuk, kedua laki-laki bawaan Kane itu langsung menutup pintunya rapat-rapat, dan berjaga dari luar.

Nayla panik. Dia dan Kane saat ini hanya berdua saja di ruangan itu.

“Kamu mau apa? Menyingkirlah, Kane!” Suara Nayla meninggi karena desakan rasa takutnya.

“Kenapa, hm?” tanya Kane dengan nada menggoda.

Dia semakin mendekat,t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 81

    “Baiklah, lakukan saja, Dokter!”Evan mengangguk setuju, raut wajahnya begitu antusias. Lalu, dia melirik pada Nayla, dan kembali menganggukkan kepalanya. Nayla pun membalas anggukkan kepala.Hari berikutnya tiba dengan cepat. Nayla, dengan hati berdebar-debar, bersiap untuk operasi ulang, untuk perbaikan wajahnya. Kali ini, bukan Vania yang setia mendampinginya, melainkan Evan. Tangan Evan menggenggam erat tangan Nayla, mencoba memberikannya dukungan. Hingga akhirnya, Nayla memasuki ruang operasi setelah dibuat tidak sadar menggunakan obat bius. Suasana tegang menyelimuti ruangan operasi, hanya diselingi suara monitor detak jantung yang berdetak teratur.“Kita mulai sekarang,” kata Viranda sambil mengangguk mantap.Dia ditemani dengan tim medisnya yang handal, memulai operasi. Dengan ketelitian dan keahliannya, Viranda memeriksa kembali luka bekas cengkraman Auliana. Luka tersebut ternyata lebih dalam daripada yang terlihat sebelumnya, menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup signif

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 80

    “Evan!”“Evan!”“Kamu tidak bisa memperlakukan bibi seperti ini, Evan!”Auliana menjerit histeris, saat dia diseret keluar ruangan dengan paksa oleh Tommy. Nayla meringis ngeri, mendengar jeritan Auliana. Namun, dia sedikit merasa lega, karena Auliana dijauhkan darinya.“Evan!”Jeritan Auliana masih terdengar nyaring, sekalipun pintu ruangan sudah tertutup rapat.Nayla langsung menatap Evan dengan khawatir. “Evan, apa semuanya akan baik-baik saja? Aku khawatir, masalah akan tambah besar, kalau kamu memperlakukan bibi Auliana seperti itu.Evan menghela napas panjang, rahangnya mengeras. Tatapannya masih tertuju pada pintu yang tertutup rapat, tempat jeritan Auliana masih samar-samar terdengar. Dia tahu, tindakannya barusan terlalu keras. Tapi, kesabarannya sudah habis. Auliana, dengan segala drama dan manipulasinya, telah melewati batas.“Aku tahu, Nayla,” jawab Evan, suaranya berat. “Tapi aku tidak bisa terus membiarkannya. Dia sudah sangat keterlaluan! Apalagi, dia berani menyakitimu

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 79

    “Percuma saja! Sekalipun kamu memperbaiki wajahmu yang buruk itu, Evan tetap tidak bisa melihatmu. Dia kan buta!”Senyuman sinis dan penuh ejekan itu kembali diukir oleh Auliana. Seolah-olah, dia ingin menemukan titik kepuasan tersendiri saat menghina Nayla.“Tolong jangan menghina suamiku, Bi! Apa pantas, Bibi menghina keponakan Bibi sendiri, seperti itu?!”Nayla membalas dengan nada suara yang tinggi. Dadanya terasa bergemuruh, saat rasa kesal menyeruak begitu saja setelah mendengar hinaan Auliana.“Bibi bebas menghinaku sesuka hati, Bibi! Tapi tidak dengan suamiku! Aku tidak akan tinggal diam, Bi!” lanjut Nayla menegaskan.Tawa Auliana pecah keras, menggema memenuhi ruang rawat VVIP yang hening. Dia menertawakan keberanian Nayla yang berani melawan hinaannya.“Ternyata kamu semakin berani, ya? Mulai nunjukin taring untuk menggigit aku!” hardik Auliana sambil bibirnya bergetar, wajahnya tiba-tiba memerah oleh kesal yang susah ditahan. “Selama ini kamu cuma pura-pura polos di depan

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 78

    “Bagaimana keadaanmu, Nay?”Evan bertanya dengan nada lembut dan penuh perhatian, sementara Tommy memapahnya mendekat pada Nayla.Dengan senyuman yang sumringah, dan mata yang berbinar-binar penuh kebahagiaan, Nayla menjawab penuh semangat.“Keadaanku sudah jauh lebih baik, Evan.”Evan menghela napas lega mendengarnya. Dia duduk di kursi lain yang sudah disiapkan Tommy di samping tempat tidur Nayla.“Tapi, Evan ….” Nayla menggantung kalimatnya sebentar, menatap Evan dengan serius.“Ada apa?” tanya Evan, mengangkat sebelah alisnya.Nayla melemparkan pandangan singkat ke arah Vania, bibirnya tercekat sedikit, ragu menyelimuti pikirannya. Vania hanya mengangguk pelan, memberi isyarat agar Nayla jujur pada Evan. “Ibu, besok dia harus cuci darah di rumah sakit. Boleh nggak, Tommy yang jemput ibu setelah cuci darah, terus bawa ke sini?” tanya Nayla dengan ragu-ragu.Nayla mengerjap, menunduk sejenak, matanya menatap Evan dengan gugup. “Aku rindu sekali sama ibu. Sudah lama aku nggak sempa

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 77

    “Terima kasih untuk apa?”Alis Evan semakin terangkat, tak mengerti maksud perkataan Nayla. Namun, Nayla terlihat enggan memperjelas maksudnya, dia terus tersenyum dengan tatapannya yang semakin dalam, memiliki banyak arti.Nayla menggeliat perlahan, mencoba melepaskan pegal di tubuhnya.“Evan, aku pegal banget dengan posisi begini,” kata Nayla lembut tapi serak, dan agak berat. Dia lalu mencoba mengubah posisi, setengah bersandar, tapi tubuhnya tetap kaku. Evan meraba-raba di sekelilingnya, berusaha membantu untuk membenahi posisi Nayla dengan hati-hati. “Tidak usah, Evan, aku bisa sendiri,” kata Nayla, tapi suaranya melembut dan tidak terlalu tegas. Evan tetap bersikeras membantu, meski matanya tak bisa menangkap apa-apa. Setelah beberapa saat, Nayla menemukan posisi yang lebih nyaman. Dia menarik napas panjang, lalu menatap Evan dengan senyum lembut yang tak bisa disembunyikannya. Matanya berbinar, penuh rasa terima kasih.“Terima kasih banyak, Evan.”Evan mengangkat satu ali

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 76

    “Syukurlah, Nay. Nenek lega, karena operasinya berjalan lancar. Dan Nenek nggak sabar, menantikan wajah baru kamu.”Vania menggenggam tangan Nayla. Tatapan matanya dipenuhi harapan yang besar, kalau nanti cucunya itu tidak lagi merasa insecure karena kondisi wajahnya.Nayla tersenyum tipis, senyumnya terasa berat seolah dipaksakan. Matanya lalu mencari-cari pandangan Evan yang duduk di sofa dengan postur santai, tapi matanya memancarkan kelelahan.“Evan, sebaiknya kamu pulang saja, istirahat,” usul Nayla dengan suara pelan.Dia merasa khawatir pada suaminya. Karena, dari operasi sampai sekarang, dia tahu Evan menungguinya tanpa lelah.Evan menghembuskan napas panjang, bahunya yang kaku perlahan menyandar di sandaran sofa empuk itu.“Aku akan tetap di sini, nungguin kamu,” jawab Evan dengan suara datar tapi ada penegasan tegas di dalamnya.“Tapi Evan—”Nayla mulai membantah, tapi tiba-tiba Evan menggerakkan tenggorokannya, “Ehem!” Dia berdehem cukup keras, memberi isyarat bahwa dia ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status