Share

 Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami
Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami
Author: Fiska Aimma

Bab 1. Lamaran Gila.

Author: Fiska Aimma
last update Last Updated: 2022-12-21 11:23:46

Ijab kabul mantan suamiku selesai sudah. Pria yang dulu sempat menjadikan aku ratu satu-satunya itu sekarang telah berpindah hati.

Dia telah memilih untuk menikahi gadis yang lebih muda dariku satu tahun yang juga teman satu profesinya yang bernama Anita.

Kata Kiki--sahabatku mereka sudah saling mencintai ketika masih sama-sama bekerja di pabrik. Sebagai teman satu lingkungan kerja mantan suamiku, tentu Kiki tahu banyak tentang perselingkuhan mereka.

Sakit? Tentu.

Bohong jika aku bilang ini tidak sakit.

Perempuan mana yang tak hancur menyaksikan suaminya memilih selingkuhannya dibanding istri sah? Perempuan mana coba sebutkan? Aku yakin siapa pun pasti akan begitu terpuruk.

Dan tahu apa yang paling menyakitkan? Kata Hans alasan dia berdua yaitu hanya karena kami belum memiliki keturunan akhirnya dia meninggalkanku, padahal dia yang punya masalah.

Sialnya lagi semua ini didukung penuh oleh keluarga suamiku. Siapa sangka, di saat aku sedang berjuang untuk memberikan buah hati dan bersabar atas penyakit ejakulasi dini Mas Hans mertuaku malah mengojok-ojok Hans agar menceraikanku dan menikahi Anita.

Lalu, setelah semua kekurang ajaran yang mereka lakukan dan perceraian kami, hari ini dengan ketegaran maksimal aku memutuskan datang ke kondangan mantan suamiku.

Tidak seperti perempuan lain yang terpuruk, sebaliknya aku ingin membalas dendam kepada mereka dengan caraku.

Biar apa? Biar mantan tahu kalau aku baik-baik saja dan aku bisa bahagia tanpanya.

"Huft!" Aku menghembuskan napas kasar ketika menapaki tangga menuju pelaminan.

Kuharap sekarang make-up-ku benar-benar waterproof agar dia tak tahu aku habis menangis. Dan memang seharusnya aku tidak menangis, aku janda yang berpendidikan, kaya dan aku mandiri.

Mereka tak pantas ditangisi!

"Kania? Ternyata kamu beneran datang," ujar Hans ketika melihatku yang terdiam sejenak memperhatikan mereka yang sibuk berfose untuk di foto. Lelaki itu lekas memberi kode pada tukang foto untuk berhenti memotret mereka agar aku bisa segera bersalaman.

Tak kupungkiri, di dalam sini aku masih memiliki hati pada Hans.

Masih terbayang diingatanku, dulu akulah yang dipeluk Hans, dulu akulah yang di sampingnya memegang buket mawar merah dan tersenyum pada kamera tapi sekarang semua hancur.

Ya Allah Kania! Tahan! Harga diri!

"Iya Mas, selamat ya Mas, akhirnya setelah tiga bulan perceraian kita Mas nikahin Anita. Semoga samawa ya," kataku seraya mendekati mereka.

Kutatap wajah Hans sekilas dan tak kusangka dia sedang menatapku.

Ada desiran halus yang sangat kubenci hadir kala mata kami bersirobok.

"Iya makasih ya Nia. Makasih kamu udah mau ngalah demi aku dan Anita."

Ngalah? Apa kata dia? Ngalah? Sumpah ya! Jika saja aku tidak sadar kalau ini sedang di hadapan umum ingin kuucapkan saja bahwa sebenarnya aku bukan mengalah tapi aku dibuang.

Aku dikhianati dan dipaksa bercerai. Mantan mertuaku yang mendesak aku mundur dari pernikahan ini karena dia menganggapku tidak bisa memiliki keturunan padahal Hans yang bermasalah.

Aku memaksakan senyum tipis. "Iya sama-sama. Semoga kalian bahagia, setidaknya ibu kamu akan lebih bahagia ketika menantunya seperti Anita," sindirku seraya melirik Anita yang langsung tersenyum sok ramah.

Aku benci dia. Sumpah!

"Makasih ya Kak Nia, sudah datang," ucap Anita seraya menyalamiku.

"Iya sama-sama."

Aku membalas senyuman Anita tipis demi rasa sopan santun. Lalu, tanpa buang waktu aku segera pergi dari hadapan keduanya, terlebih ketika mertuaku yang baru saja kembali entah dari mana kembali ke singgasana.

Sumpah, aku muak.

(***)

"Mbak Nia! Tunggu! Mbak Kania!"

Aku baru saja mau keluar gedung resepsi ketika seorang lelaki yang memakai beskap Sunda mendekat dengan tergesa.

Sontak saja langkahku terhenti dan melihat kepada lelaki tampan yang memanggilku tersebut.

Sedetik, dua detik, tiga detik dan hingga beberapa detik otak dan mataku yang menyipit mencoba memindai wajah yang terasa tak asing itu.

Wait! Sepertinya aku tahu dia itu ....

"Eh, Athar? Kamu di sini?" pekikku kaget tak percaya bertemu adik tingkatku di nikahan mantan suami sendiri.

Cukup mengejutkan. Siapa yang tidak mengenal Athalarik Yusuf yang biasa disebut Athar sang mahasiswa berprestasi pada zamannya? Waktu kami masih kuliah dia sangat terkenal karena ketampanan dan kejeniusannya.

Dia masih muda. Ganteng juga. Aku masih ingat dulu Athar yang lebih muda dariku tiga tahun itu sangat digemari oleh mahasiswi jurusan kami tapi sayangnya selama dia berkuliah pria ini sama sekali tak terlihat memiliki kekasih. Bahkan ada kabar yang menyebutkan kalau dia gay karena gak pernah berpacaran.

Athar tersenyum manis. "Iya Mbak, saya lagi bantu-bantu di sini karena ini nikahan Kakak saya."

"Kakak?" Astaga! Aku spontan menutup mulut terkejut. "Maksud kamu, kamu adiknya Anita?" Tak dapat ku sembunyikan rasa terkejutku atas jawaban Athar.

Dunia ini sangat sempit ternyata. Siapa sangka Athar adalah kakak dari Anita sang Pelakor yang direstui keluarga.

Miris bukan?

Athar tersenyum memamerkan lesung pipinya yang indah.

"Iya Mbak, Kakak saya Anita. Oh ya, Mbak temannya Kak Anita juga ya? Kok saya gak pernah liat ya," tanyanya heran.

Teman? Teman dari alam ghaib? Ora sudi aku berteman dengannya.

Masa sih Athar gak tahu kalau aku mantan Hans? Apa mereka sengaja gak ngasih tahu Athar biar gak malu?

Ah, iya aku lupa! Bisa jadi bagi Hans dan Anita fakta kalau Hans punya mantan kayak aku adalah aib yang teramat buruk untuk diceritakan.

Duh sayang ya, adiknya berprestasi bahkan akselerasi hingga jadi doktor di usia muda eh kakaknya malah perebut suami.

"Mbak! Mbak Kania? Kok bengong?" tegur Athar karena aku hanya diam karena sibuk dengan pikiran diri sendiri.

Aku terperangah. "Oh eh, enggak saya bukan temannya Anita tapi saya teman Mas Hans," jawabku terpaksa.

"Wah jadi Mbak ini temannya Mas Hans? Pantes. Tahu gitu saya dari dulu tanya Mas Hans saya tentang Mbak, andai kita ketemu sebelum ini mungkin saya gak akan ngejomblo kelamaan." Athar cengengesan, khas laki-laki dewasa yang tengil.

Aku mendelik aneh. "Ngejomblo? Emang apa hubungannya kamu jomblo dengan saya?"

"Ya ada dong Mbak. Saya kan dari dulu emang sudah tertarik sama Mbak, masa Mbak gak sadar sih? Mbak tahu gak alasan saya belum nikah?"

"Apa?"

"Saya nunggu ketemu lagi Mbak Kania."

Saya ingin menikahi Mbak sejak lama."

"Heh? Nikah?"

Tanpa sadar aku memekik terkejut. Bisa-bisanya si Athar mengatakan hal seserius ini dengan cara sesimpel itu. Di pertemuan pertama kami juga lagi.

Parah! Wah ini parah sih! Pasti dia sedang bercanda.

Masa iya baru saja ketemu dia udah nyatain lamaran? Namun, jika dia bercanda umur kami bukanlah umur untuk melakukan hal itu.

Tapi bagaimana kalau dia serius? Eh, Kania! Tahan ... tahan ... ini pasti modusnya lagi.

"Kamu jangan menggoda saya Thar, kamu kira saya masih mahasiswa seperti dulu? Enggak-lah! Saya dan kamu sudah sama-sama dewasa jangan aneh," elakku menetralkan debaran yang menerjang kuat di dalam dada.

Athar mengerutkan kening kecewa. "Kok Mbak nyangka saya menggoda sih Mbak? Saya serius Mbak. Saya ingin nikah sama Mbak. Saya mau ngelamar Mbak jadi istri saya sebelum Mbak hilang lagi. Gimana Mbak mau kan? Saya gak mau kalah set Mbak. Saya sudah 29 tahun ini."

"Waduh! Apaan sih Thar? Pake bawa umur segala. Kamu udah gila, ya?" kataku seraya tertawa sumbang. "Dengar ya, saya gak sebodoh itu bisa kamu goda kayak gini. Carilah perempuan lain yang bisa kamu bercandain! Dan jangan lakukan hal gila kayak gini!" desisku mulai risih.

Heran ada ya lelaki macam Athar ini, baru ketemu udah nembak aja. Emang sih, kuakui dulu kami sempat dekat karena sesama anggota HIMA aku dan Athar sering berdiskusi masalah organisasi tapi gak harus 'nyatakan lamaran' juga kali.

Athar sekilas terlihat kecewa mendengarku menolaknya. Namun, sejurus kemudian dia kembali berkata.

"Saya gak gila Mbak Kania Chrisyanta, jadi tolong dengarkan saya! Saya ...." Dia menarik napasnya dalam, "saya mau meminta Mbak jadi istri saya. Jadi maukah Mbak nenikah dengan saya?" ujar Athar lantang dan keras hingga membuat semua orang yang ada di ruangan resepsi pernikahan Hans melihat ke arahku.

Oalah ... mampus! Dia serius?!

Aku harus jawab apa? Gak mungkinkan aku nikah sama adik iparnya mantan suamiku? Apa kata dunia jika aku satu atap sama pelakor?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
Athar jg lgsung melamar tdk cari tau dlu klo Kania ini Msh lajang apa sdh bersuami...
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
kasi tau dong klo kamu itu mantannya Hans..jgn sampe Athar mengira kamu msh gadis...
goodnovel comment avatar
Lia M Sampurno
semangaattt thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Keajaiban

    Aku mengamati wajah Athar yang masih memejamkan mata. Ini sudah hampir satu Minggu pasca kejadian nahas itu terjadi. Namun, tak ada tanda-tanda suamiku akan tersadar dalam waktu dekat ini. Tampaknya suamiku masih setia dalam tidur panjangnya."Sayang bangun ...." bisikku getir. "Thar maafin aku, ya. Maafin udah bikin kamu jadi kayak gini. Aku janji kalau kamu bangun, gak akan panggil kamu lagi dengan yang aneh-aneh. Ayo buka matamu Sayang! Kamu suamiku Thar, suamiku."Lagi, aku menangis karena menyadari kalau yang kuajak bicara sama sekali tak bereaksi.Aku tahu Athar mungkin tak mendengarku tapi entah mengapa aku sangat rindu. Aku rindu mendengar suaranya, aku rindu pelukannya dan aku rindu tingkahnya yang konyol saat menggodaku.Kuakui melihat Athar terbaring dengan banyaknya perban di kepala dan tubuh suamiku tak ayal hatiku terasa remuk dan perasaanku campur aduk.Sampai saat ini, aku masih gak menyangka suami yang kusayangi harus hidup hanya dengan dipenuhi berbagai alat yang men

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Rasa Bersalah

    Di tengah keputus-asaan dan kewarasanku yang tinggal setengahnya tiba-tiba telinga ini menangkap suara lelaki yang sangat kurindukan berteriak lantang. Sontak suasana jadi gak terkendali. Semua mata mengarah tajam ke arah pintu yang menampilkan bayangan suamiku.Ya Allah, alhamdullilah! Aku selamat. Dia datang."Athar, itu kamu, kan? Athar!" teriakku parau berharap penglihatanku gak salah. "Iya, Sayang! Ini aku! Bertahanlah! Aku akan bebasin kamu!" jawab Athar dengan suara bergetar. Pandangan matanya yang sedih beralih padaku yang sedang dalam kondisi mengenaskan."Iya, Thar! Hati-hati ya mereka orang jahat! Mereka menyekapku karena Anita! Dia gak mau kamu menuntut ibunya! Kamu jangan terpengaruh Athar!"Aku terus berusaha menambah keyakinan Athar. Melihat suamiku datang, rasanya tenagaku seolah disuntik ribuan vitamin. Aku berusaha kembali mengerahkan sisa tenaga untuk melawan para lelaki besar yang sedang mengikatku. Meski aku merasa kesakitan, kukuatkan jiwa dan raga demi bisa beb

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Rencana Jahat

    Mataku terbuka setelah tersorot cahaya dari pintu kamar yang terbuka sempurna. Aku tidak tahu sudah berapa lama tertidur karena sepertinya aku pingsan usai dipukul oleh Ratna. Tak berapa lama, muncullah bayangan dua orang manusia yang berjalan dengan pongah dari ambang pintu. Dari bentuknya, aku yakin itu adalah dua orang wanita.Karena kepalaku masih sakit akibat hantaman benda tumpul, aku sangat sulit mengenali dengan jelas siapa saja yang datang itu. Terlebih, kini mataku terasa sangat perih dan parahnya badanku pun terikat hingga tidak bebas bergerak.Barulah setelah wanita itu menyalakan lampu dan sampai di depanku, aku langsung bisa melihat wajahnya yang serasa tak asing, meski lebih kurus dari sebelumnya tapi aku tahu kalau dia ...."Hey janda!" "Ternyata benar kalian bersekongkol? Berengsek!" makiku marah ketika melihat Ratna dan Anita berdiri di depanku sambil melipat tangan.Walau aku sudah curiga tetap saja kenyataan kalau mereka bersekutu sangat membuat darahku seolah men

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Jebakan.

    Di antara kesadaran dan ketidaksadaran, sayup-sayup aku mendengar lagu BTS mengalun. Semula hanyalah alunan kecil semata tapi lama-lama semakin keras dan menuntut untut diangkat. Astaghfirullah! Ini siapa sih yang berani mengganggu tidurnya seorang istri yang baru saja menyelesaikan kewajibannya? Apa dia tidak tahu kalau aku sudah sangat bekerja keras demi mempersembahkan seorang anak bagi Athalarik Yusuf yang kekarnya setara dengan Aqua-Man? Astaghfirullah! Lemas, sumpah lemas. Gak nyangka kepiawaian berondong membuatku lupa akan trauma.Dikarenakan dering telepon itu terus mengganggu, dengan sangat terpaksa aku pun membuka mata. Walau pun nyawa belum kumpul semua dan melanglang buana setidaknya aku tahu dari arah mana itu berasal. Secara malas dan dengan masih memejamkan mata, aku merentangan tangan dan meraba-raba sisi di samping tempat tidur, berharap aku bisa menemukan benda pipih yang terus mengganggu itu dan akhirnya dapat."Halo, assalammu'alaikum. Halo? Siapa nih?" tanyaku

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Seksi

    POV ATHARDengan perasaan masih tak karuan, aku hanya mampu terduduk di balik kemudi. Setelah melewati proses pemakaman dan interogasi yang menyita perhatian tentang kematian Clara akhirny aku bisa pulang. Namun, aku kecewa ketika sampai ke rumah aku malah tak menemukan Kania--istri yang selalu membuatku khawatir.Di mana dia? Kenapa semalam ini dia belum kembali? "Shit! Pake merah lagi!"Aku mendengkus kesal ketika mobilku terhalang lampu merah padahal perasaanku sudah sangat cemas. Sambil menunggu lampu berubah hijau, aku merogoh ponsel yang ada di saku celana. Tanganku gegas menekan tombol hijau untuk menelepon Kania tapi lagi-lagi gak ada jawaban. Hampir frustasi, aku memukul pelan setir dan lalu memandang layar hape yang menunjukan wajah istriku.Kupandang walpaper itu lamat-lamat.Heran. Ini orang narkoba apa manusia? Kenapa bisa membuatku resah begini? "Mbak kamu di mana? Lagi apa? Dan sama siapa?" Aku mendesah gelisah, apalagi lampu tak juga hijau. Sudah menjadi rahasia umu

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Tukar Suami?

    Aku menatap perempuan yang ada di depanku dengan wajah datar. Sudah lima belas menit berlalu aku dan Anita duduk berhadapan di meja kafe tapi wanita di depanku belum juga bersuara. Tadinya, aku malas sekali menemui perempuan yang telah merebut Hans dariku ini tapi dia terus memohon hingga aku tak ada pilihan selain menemuinya. Pertemuan ini bermula dimulai dari beberapa waktu lalu di mana aku yang sedang membeli nasi goreng tiba-tiba melihat Anita turun dari mobil dan menghampiriku. Jujur, aku terkejut melihatnya menemuiku semalam ini, padahal aku kira dia sedang berada di luar kota dengan Bu Maryam sesuai yang aku lihat di medsosnya. Ternyata ... oh ternyata dia ada di sini, ajaib!Saat di depan tukang nasi goreng, Anita bilang dia ingin bicara padaku empat mata saja. Mulanya aku menolak karena curiga dan juga takut Athar mencari tapi dia tetap memaksa sampai memohon-mohon. Katanya ini sangat penting dan dia berjanji tidak akan lama berbicara. Entah apa tujuannya tapi kuakui kal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status