Share

Sentuhan

Author: Riwriter
last update Last Updated: 2025-05-25 13:01:18

“Kamu menyentuhnya!” Kembali keluhan Bumi menggema.

“Me–menyentuh? Menyentuh apa, Om?” Terbata Renjana bertanya. Matanya mengedip-ngedip sementara tangannya yang semula hanya menyentuh berubah meraba dengan intens.

“Aset berharga saya!”

Renjana tersentak kaget mendengar suara Bumi yang tiba-tiba menggema keras lagi, memenuhi bilik. Bola matanya secara bersamaan membesar saat tersadar sudah menyentuh yang tak seharusnya disentuh, dan segera saja menarik tangan dari sana dengan kaku.

“O–om a–aku–” Kalimat permintaan maaf yang sedang berusaha untuk Renjana ungkapkan mendadak terhenti saat Bumi tanpa perasaan langsung menggeser kasar tubuh kecilnya agar menjauh. Ringisan pelan secara bersamaan ikut keluar dari bibirnya karena cekalan Bumi di lengan yang erat barusan.

Setelahnya, bergegas Bumi mengambil handuk di gantungan dan dengan gerakan cepat menyampirkan di pinggangnya.

Selang beberapa detik kemudian, lampu kembali menyala.

Kembali Renjana dibuat tersentak kaget, refleks saja kedua m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Curahan hati Renjana

    “Woaaah ....” Gumaman takjub keluar begitu saja dari bibir merah cherry Renjana saat menyaksikan pemandangan indah dari rooftof. Kilau cahaya lampu dari gedung-gedung bertingkat yang mengelilingi tempat itu membuat bibirnya melengkung, membentuk senyum manis.Dengan binar senang, wanita itu bergerak semakin merapatkan diri di depan besi pembatas. Mengabaikan sejenak Bumi yang berdiri di belakangnya dengan sedekap dan kebisuan yang setia menemani sejak dari rumah tadi.“Tempatnya beneran bagus banget, Om.”“Wajib diabadikan ke galeri.”Diambilnya cepat benda pipih yang tersimpan rapat di saku rok, lalu membuka aplikasi kamera dan memotret sampai mendapatkan beberapa gambar aesthetic.Renjana kemudian membalik badan. Tersenyum iseng, ia letakkan fokus kamera tepat ke arah Bumi. Kemudian memotret.Setelah didapatkan tiga potret diri suaminya, Renjana memilih yang paling bagus dan dijadikan walpaper.Senyumnya merekah melihat rupa wajah tanpa ekspresi itu memenuhi layar.“Om Bumi beneran

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Istri bocah

    “Kenapa kamu sekaget itu melihat saya?” Endah masih berwajah masam, matanya bergerak sengit mengamati penampilan Renjana dari ujung kaki sampai rambut. “Memangnya saya setan?”“Agak mirip dikit bentukannya, makanya aku kaget,” balas Renjana menahan tawa sembari bersedekap. Rasa tegangnya mulai mereda. Tadinya benar-benar terkejut karena mama mertuanya itu tiba-tiba datang. “Oh ya, tante nggak usah geer karena aku panggil mama. Tadi itu bibir aku refleks nyebutnya.”“Tidak ada juga yang berharap kamu panggil mama. Saya tidak sudi punya menantu kurang ajar seperti kamu.”“Kan yang ngajarin tante sendiri.”“Di mana saya pernah mengajari kamu?! Jangan mengada-ngada!”“Gitu aja lupa. Dari awal tante sendiri loh yang kurang ajar sama aku, otomatis aku ngikutin.”Berhadapan dengan Renjana memang selalu berhasil memancing amarahnya. Endah menurunkan payung dan meletakannya dengan asal, lalu raut wajahnya berubah jijik saat mengusap betis yang terkena percikan tanah basah saat di depan gerbang

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Tamu

    Pengakuan Bumi yang blak-blakan membuat Renjana naik pitam. Raut wajahnya berubah geram. Kedua tangannya kemudian menyilang untuk menutup bagian dada.“Kalau emang lagi pengen, nggak bisa gitu minta dengan cara baik-baik? Harus banget langsung nyentuh-nyentuh kayak tadi?”Sadar Renjana benar-benar sedang marah, Bumi tanpa menjauhkan wajahnya, sejenak meneliti wajah yang masih berpaling darinya itu. Berusaha ia redam gairahnya yang sedang meluap-luap.“Maaf, kalau perlakuan saya bikin kamu kurang nyaman. Saya hilang kendali tadi.”Tak mendapat balasan lagi, Bumi mengulurkan tangan untuk mengusap pipi itu. Namun, Renjana sigap menepisnya kasar.Bumi sedikit menyipit keheranan menatap tangannya berakhir mengambang di udara.“Jana, jangan seperti ini ....”Tanpa aba-aba Renjana malah tiba-tiba dengan sekuat tenaga mendorongnya sampai punggungnya tanpa sehelai kain bertumpu ke dinding.Tindakan itu membuatnya sempat berpikir jika Renjana akan melakukan kekerasan fisik, entah yang modelnya

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Balasan

    Ponsel yang terletak di atas ranjang berbunyi secara beruntun. Renjana yang sedang berdiri di depan cermin segera mengakhiri aktivitas menyemprotkan vitamin ke rambut basahnya. Merapikan rambut sebatas punggung itu dengan telaten juga agak terburu-buru.Setelah selesai ia tatap teliti keseluruhan penampilannya yang terlalu sederhana. Senyumnya merekah saat benar-benar menganggap semuanya selesai dan tak ada lagi yang perlu harus dipakai atau diperbaiki.Bergegas langkahnya terayun menuju sisi ranjang. Meraih benda pipih yang tadinya sempat berbunyi. Dibukanya lockscreen dan satu nama pengirim chat langsung bertengger di panel notifikasi.OM, begitulah nama kontak yang tertulis.Sengaja memang ditulis seperti itu karena Renjana sendiri bingung harus menamai kontak suaminya dengan apa.Kemudian, serius ia mulai membaca isi chat.[Saya dalam perjalanan pulang.][Tiga menit lagi sampai.][Ralat, satu detik.][Sekarang sudah sampai.][Bisa bukakan pintu untuk saya?]Tergeraklah kedua ibu j

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Taktik penggoda

    “Nggak ada orang mabuk yang sadar kalau dia lagi mabuk.” Renjana menampik pernyataan Bumi dengan sorot penuh keseriusan.Ucapan istrinya justru terang-terangan dibantah. Bumi mengangkat kedua alis dengan kerutan di wajahnya pertanda tak setuju, kemudian tak lama ia mengulas senyum tipis saat dengan leluasa bisa memandangi wajah cantik di bawahnya itu dari jarak dekat. “Saya pengecualian.”“Terserah. Ngadepin orang setengah sadar emang bakal buang-buang waktu. Tau nggak om hari ini udah ngomong lebih dari satu miliar kata dan itu aneh,” paparnya memberi tahu.Lalu tak lama Renjana dibuat terkesiap saat tiba-tiba kedua pipinya dikecup singkat secara bergantian. Pupilnya langsung melebar sementara sang pelaku hanya memasang tampang biasa saja.“Kamu serajin itu menghitungnya?” Bumi menanggapi dengan tawa pelan.“Nggak, aku nebak aja.”“Kita sudah seimbang, bukan?”“Apa?”“Kamu banyak bicara dan saya juga sama.”“Jadi menurut om aku cerewet?”“Sangat.”Tak marah, tapi keterus terangan itu

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Janji

    Setelah meninggalkan Amaris seorang diri di tempat tadi, kini Bumi berdiri tanpa ekspresi dengan tatapan lurus ke depan pintu kamar istrinya.Sudah beberapa menit berlalu, ia diam saja tanpa melakukan apa pun.Hanya matanya yang berulang kali melirik gagang pintu kamar itu dengan perasaan bimbang. Mengingat bagaimana suasana hati Renjana terakhir kali seolah dengan mudahnya ia bisa menebak jika wanita itu pasti lagi tak baik-baik saja.Bisa saja sedang menangis? Atau justru marah besar? Mereka ujung-ujungnya akan bertengkar lagi, dan pasti Renjana memaksa meminta pisah seperti yang sudah-sudah dengan alasan merasa bersalah terhadap mamanya.Hal itulah yang membuat Bumi belum berani mendorong pintu untuk menemui langsung istrinya.Sebenarnya ia lebih takut kepalan tangan Renjana entah akan mendarat dengan keras lagi di bagian mana. Istrinya itu jika sedang marah pasti tak tanggung-tanggung akan melakukan kekerasan fisik.Tak hanya suka main tangan, bahkan terkadang Renjana juga bisa da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status