Home / Romansa / Dinikahi Calon Suami Mama / Tawaran menggiurkan

Share

Tawaran menggiurkan

Author: Riwriter
last update Last Updated: 2025-04-01 16:37:42

“Om Bumi mesum, iiih!” teriak Renjana dengan secepat kilat turun dari ranjang. Pupil matanya masih melebar saking terkejut dengan sentuhan tiba-tiba beberapa detik yang lalu.

“Lah, kok, saya mesum? Memangnya di mana letak mesum dari perbuatan saya yang tadi?” Bumi menyandarkan punggung di ujung ranjang dan bersedekap santai.

“Pokoknya om mesum! Nyentuh-nyentuh punya aku tanpa izin dulu!” bentak Renjana tak mau dibantah. Lalu ia tarik kursi yang terletak di depan meja rias, kemudian duduk di sana dengan raut wajah kesal.

Bumi sedikit melengkungkan sudut bibirnya. “Paham dari arti kata mesum?”

“Paham, lah!” sahut Renjana cepat. “Emangnya aku ini masih anak TK?” sambungnya dengan gaya congkak.

“Coba kamu jelaskan mesum itu apa.”

Renjana mengangkat dagu agar lebih terlihat kemampuannya menjawab karena tak suka dengan Bumi yang bersikap seperti sedang memandangnya rendah. “Itu, doang, mah, gampang! Mesum adalah tindakan yang nggak senonoh, kotor, dan cabul.”

“Itu saja?”

“Terus om maunya aku kasih penjelasan sepanjang rel kereta?”

“Saya pikir mahasiswa seperti kamu bisa menjelaskan makna sesuatu lebih mendetail, tapi ternyata tidak. Yang kamu jelaskan tadi itu hanya intinya saja. Sedangkan saya minta penjelasan lengkap.”

Bumi memperbaiki cara duduknya. “Mesum adalah perbuatan yang dilakukan oleh dua orang yang berlawanan jenis atau lebih, tanpa ikatan nikah atau bukan mahram pada tempat tertentu yang sepi, yang memungkinkan terjadinya perbuatan maksiat di bidang seksual atau yang berpeluang terjadinya perbuatan zina,” jelasnya runtut kemudian menatap Renjana.

“Jadi, apa perbuatan saya yang tadi masuk dalam kategori mesum, Jana?”

Renjana tak merespon. Hanya raut wajahnya yang berubah cemberut mendengar penjelasan Bumi lebih lengkap dari penjelasannya tadi.

“Lagi pula saya hanya memeriksa apa benar kamu sedang haid atau tidak, dan ternyata kamu bohong. Kenapa harus bohong?”

‘Aku jijik sama kamu, Om. Nggak pengen kamu sentuh, makanya terpaksa bohong!’ balas Renjana dalam hati. ‘Punyamu udah kamu obral sana-sini.’

Tentu penyebab Renjana kehilangan selera untuk disentuh adalah karena perkara kondom yang ia temukan di kamar Bumi. Sebelum semuanya jelas, ia tak akan memberikan keperawanan begitu saja.

Jika memang benar terbukti bahwa Bumi ternyata selama ini sering melakukan hubungan badan dengan wanita-wanita di luaran sana, maka Renjana tak akan mempertimbangkan lagi keputusannya untuk meminta cerai.

Tak peduli mau konsekuensi apa yang akan didapatkan dari Bumi. Renjana sudah siap lahir batin menerima.

“Tumben sekali kamu hanya betah diam.” Suara Bumi yang terdengar tiba-tiba membuat lamunan Renjana buyar.

Sekilas ia tatap Bumi yang sedang menatapnya juga. Renjana memilih acuh tak acuh karena moodnya mendadak turun drastis.

Cukup lama suasana hening menyelimuti pasutri baru itu. Sampai akhirnya Bumi membuka bicara lebih dulu lagi.

“Belum ngantuk, Jana?”

Tak ada balasan. Renjana kemudian berdiri menghampiri ranjang. Tiba di sana tanpa melirik Bumi ia tarik bantal kepala dan guling. Kemudian ia letakkan di bawah, tepat pada karpet bulu yang membentang.

“Kita jangan dulu tidur seranjang,” katanya pelan. Lalu merebahkan diri di sana.

Paham Renjana sedang berusaha memberi jarak yang tak ia tahu apa penyebab jelasnya, Bumi mengiyakan saja, kemudian menghela napas. Ia memilih tak mencegah meskipun ingin karena memang butuh Renjana malam ini. Namun, Bumi juga tak ingin memaksa jika perempuan itu belum siap melayani.

Sebenarnya, Bumi merasa kepribadian Renjana berubah aneh setelah berdebat dengan mamanya tadi pagi.

Apa mungkin Renjana sedang memendam rasa sakit hati?

***

Malam semakin larut. Bunyi detak jam terdengar sangat jelas menemani kesunyian ruangan kamar. Renjana sudah pulas dan tampak nyaman sekali di bawah sana. Berbeda dengan Bumi yang tak kunjung bisa terlelap walau sudah memaksa beberapa kali. Perasaannya masih tak tenang.

Ia melirik Renjana yang sedang berbaring memunggungi, kemudian menghela napas berat. Hal itu sebenarnya sudah Bumi lakukan berulang-ulang sejak tadi.

“Jangan memaksanya melayanimu.” Bumi menekan hasutan-hasutan jahat di kepalanya yang terus mendorong agar menyentuh Renjana sekarang. Kemudian punggung tangan kanan ia letakkan di dahi. Berharap bisa segera diserang kantuk.

Tak berselang lama, Bumi merasa ranjang bergerak. Lekas ia membuka mata. Ternyata Renjana sudah berbaring telentang di sisi sebelah yang tadinya kosong.

Lama Bumi menatap wajah yang sedang terlelap itu. Lagi-lagi wajah Amaris ikut melintas di pikirannya. Tak ingin bayang-bayang masa lalu menghantui terus, akhirnya Bumi berganti posisi memunggungi Renjana.

“Awas!” Tiba-tiba saja perempuan itu meracau. Bumi mengerutkan dahi. Baru saja ia berniat menoleh untuk memastikan keadaan Renjana. Namun, kalah cepat dengan tendangan Renjana yang mendarat cukup keras di bokongnya.

Refleks Bumi memejam dan meringis sakit tertahan.

“Kamu jahat! Dasar pengacau!” Sekali lagi Renjana meracau dan mendaratkan tendangan sama. Bukan hanya itu, ia juga mendorong bokong Bumi sampai ....

Bugh!

Bumi jatuh dengan posisi duduk di lantai.

“Om Bumi jahat, Ma! Dia maksa Jana buat gantiin mama! Jana nggak cinta dia. Jana nggak suka terikat, pengen cepat cerai ....”

“Ma! Mamaaa! Jangan pergiii!”

Menyaksikan Renjana terus meracaukan nama Amaris sembari menggeliat seperti cacing kepanasan di ranjang, Bumi yang masih mengusap bokong yang sakit memaksa berdiri, kemudian naik.

“Jana, hei,” panggilnya menepuk-nepuk pelan pipi itu.

Renjana tersadar. Namun, belum membuka mata. Ia malah langsung memeluk perut suaminya erat. Menempelkan wajahnya di dada. Bumi tentu terkejut mendapat perlakuan yang tiba-tiba itu.

Ia usap punggung Renjana untuk menenangkan. “Makanya sebelum tidur baca doa dulu.”

Lama suasana di antara mereka hanya ditemani keheningan. Bumi sempat berpikir jika Renjana sudah terlelap kembali, sehingga ia pun berniat untuk mengurai pelukan Renjana yang sudah mengendur. Namun, baru saja ia bergerak, tangan mungil itu kembali mempererat pelukan.

“Pinjam perutnya bentar buat nyalurin rasa hangat! Nggak boleh pelit! Aku kedinginan di bawah tadi. Om tega bener nggak kasih selimut.”

“Yang suruh kamu tidur di bawah siapa?”

“Ih! Aku, kan, lagi menghindar!”

“Kalau tidak siap, ya tinggal bilang saja. Saya paham dan tidak akan memaksa.”

“Emang bisa dipercaya? Gimana kalau ternyata om bakal nekat nyentuh aku diam-diam?”

“Yang nekat bukannya kamu, ya? Lancang cium saya yang lagi tidur. Lagi pula saya tidak serendah itu melakukannya.”

Kalah telak untuk melawan. Renjana memilih diam sejenak. Memikirkan sesuatu.

Terdorong untuk memperjelas tentang kondom, ia mengurai pelukan, kemudian mengubah posisi berbaring agar kepala mereka sejajar berhadapan.

Renjana merapat hingga jarak wajah mereka tinggal sejengkal, kemudian memegang kedua pipi Bumi dengan tatapan serius.

“Aku bakal kasih satu ciuman dengan durasi lama kalau om mau jawab jujur.”

“Om Bumi sebenarnya selama masih jadi pacar mama sering berhubungan sama berapa cewek? Aku mau jawaban jujur tanpa ada yang di tutup-tutupi.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Season 2 - Pagi romantis

    Pagi menyambut. Langit memang belum sepenuhnya terang. Jam yang terletak di dinding, jarumnya baru menyentuh pukul enam lewat tujuh. Bumi membuka kelopak mata perlahan. Kali ini tanpa suara tangis Kaaya. Biasanya harus ada suara tangis si bayi itu dulu baru ia bisa terbangun dari tidur lelap, tapi pagi kali ini rasanya berbeda.Tentu berbeda, sebab pertama kali membuka mata ketika mengedarkan pandangan didapatinya sang istri tengah duduk di ujung kakinya. Sedang menyusui bayi mereka.Oh, pantas saja tak ada suara tangis Kaaya menyambut pagi ini. Ternyata Renjana memang sudah lebih dulu bangun.Harum tubuh khas bayi menguar begitu Bumi bergerak bangun.Renjana menoleh, lalu tersenyum. "Pagi, Mas."Kening Bumi terangkat spontan tanpa bisa ia cegah. Istrinya menyapa tentu saja membuatnya merasa heran, tapi tak ayal ia juga senang. "Pagi, Sayang.""Sekarang udah lancar ya manggil 'sayang'. Dulu nggak pernah tuh.""Dulu pas awal-awal nikah ya?"Renjana menggeleng. Menghentikan niat Bumi y

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Season 2 - Penolakan lagi

    Begitu kain pelindung Bumi yang bertengger di pinggang sudah berhasil terlepas, sampai yang tersisa hanya tinggal dalaman, Renjana mengulang lagi ciuman seperti tadi.Bibir suaminya seakan punya daya tarik menggoda yang kali ini tak boleh diabaikan. Andai sedang tak nifas, permainan sebatas tangan ini akan ia lanjutkan ke posisi bercinta.Bumi tak lagi melakukan penolakan seperti sebelumnya. Ia mulai menikmati.Selagi pertemuan bibir mereka terjadi, Renjana membawa satu tangannya mendekati pusat pangkal paha Bumi.Membelainya perlahan dari atas ke bawah.Bumi langsung menegang kuat dan bertepatan dengan itu Renjana melepas tautan bibir mereka. Lalu, sedikit tersenyum ketika melihat wajah pasrah suaminya.Karena suka yang lebih menantang, Renjana pun terdorong untuk meremas milik Bumi. Dari cara yang paling lembut sampai paling kasar. Ia lakukan berulang-ulang sampai Bumi benar-benar berada di puncak tegang."Ah, Jana ...." Tanpa bisa dicegah, desahan jelas lolos begitu saja. Padahal s

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Season 2 - Pakai tangan, Mas

    Ketika Bumi hendak meraih pergelangan tangan kanannya, Renjana buru-buru menyembunyikan di balik punggung. Ia bahkan memberi jarak di antara dirinya dan pria itu. "Kaaya aku tinggal sendiri, dia belum tidur.""Lima belas menit saja, Jana. Cuma sesedikit itu meluangkan waktu untuk saya, tidak bisa ya?" Bumi bersuara rendah, sarat akan permohonan. Raut wajahnya sungguh-sungguh meminta.Sayang meskipun bentukan Bumi sudah seperti itu masih saja tak bisa meluluhkan hati istrinya. Perempuan itu justru berkacak pinggang, matanya memicing. Bersiap mengomel. "Lima belas menit itu kelamaan mas. Lagian di dapur tadi kan udah. Aku juga terima-terima aja, nggak nolak mas sama sekali. Masa nggak puas sih.""Yasudah, kalau begitu dikurang lima menit, jadi sepuluh menit," tawarnya, masih bersikukuh mengajak Renjana melakukan hal seperti di dapur tadi. "Masih tidak bisa?""Nggak bisa. Kasian anak kita kalau ditinggal sendirian.""Dia aman di sana. Tenang saja.""Iya aman, tapi nggak ada temennya. Nan

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Season 2 - Mau kamu

    Seiring dengan bibir mereka yang masih bertaut, Renjana tersenyum di sela-sela mengimbangi pergerakan Bumi yang terlalu menuntut dan mendominasi.Rasa-rasanya andai jika bisa Bumi mungkin akan melahap habis bibirnya. Renjana tak tahu sebab apa yang tiba-tiba saja membuat suaminya bisa mendadak bergairah seperti ini.Semakin lama, semakin tak terelakkan. Di tengah gelora hasrat yang membuncah itu, Renjana teringat belum sempat mematikan kompor induksi dan yang ia masak barusan belum sempat dipindahkan ke wadah.Tak ingin mereka semakin larut, Renjana memukul-mukul dada itu. Meskipun ujung-ujungnya selalu saja terlena dengan sentuhan Bumi yang satu ini, tapi Renjana tentu masih bisa memegang kendali kewarasan jika sedang mengerjakan sesuatu.Gerakan tangan memukul-mukul tak terlalu kencang yang sudah dilakukan beberapa kali itu akhirnya membuat Bumi terpaksa mengakhiri pergulatan bibir mereka.Dengan napas terengah-engah, keduanya berpisah. Renjana segera membalik badan. Kemudian bergeg

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Season 2 - Seksi

    ["Dia datang dalam diam, tapi membuat hidupku tak pernah sunyi lagi."]Itu caption singkat yang tertera dalam unggahan foto tangan mungil Kaaya dalam genggaman Renjana. Beberapa menit lalu sudah berhasil ia bagikan ke sosial media; Inst4gram dan Wh4tsApp. Sudut bibir Renjana tertarik membentuk senyum tipis ketika melihat postingannya sudah penuh oleh komentar. Rata-rata nama yang muncul adalah teman-teman kuliah.Sebagian dari mereka turut memberi selamat atas kelahiran anak pertama itu, meskipun sudah terlambat dan sebagian lagi tak tanggung-tanggung memuji Kaaya, menebak-nebak pasti berwajah cantik karena Renjana memang tak memposting muka si bayi.Hanya dalam dua puluh lima menit saja, unggahannya sudah mendapatkan 500 suka dan 86 komentar. Selain komentar memberi selamat dan pujian untuk si kecil, isinya pada heboh karena tak menyangka Renjana ternyata sudah menikah.Lama tak ada kabar. Eh, sekalinya ada malah langsung posting foto bayi. Tahu-tahu bawa kabar sudah melahirkan saja

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Season 2 - Uncle mau apa?

    Bumi merogoh ponsel di saku celana, kemudian menyalakan benda pipih itu. Mencari aplikasi mobile b4nking. Setelah ia temukan, jarinya tanpa ragu mengetik di sana jumlah uang yang langsung tertuju ke rekening sang istri."Sudah saya transfer. Meski sedikit semoga bisa membuat kamu belanja sepuasnya," kata pria itu saat beberapa detik kemudian menyimpan kembali ponsel di saku celana."Cepet banget," terang Renjana dengan mata berbinar. Tak percaya Bumi mengiyakan begitu saja tanpa menanyakan nominalnya berapa dan barang apa yang hendak dibelinya di toko online itu."Kamu butuhnya sekarang, jadi saya harus gercep.""Padahal empat minggu lalu, mas udah transfer buat aku dan banyak banget loh, tapi mas nggak nanya duit itu masih ada atau habis ke mana gitu?"Bumi tersenyum. Selalu suka melihat ekspresi penasaran Renjana. Maka diusaplah puncak kepala perempuan itu. Menyalurkan kasih sayang. "Yang sudah saya beri, berarti itu sudah jadi milik kamu. Entah masih ada atau sudah habis, saya tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status