Share

Chapter 3

"Raga, Yasmin mana? Nggak ikut sarapan?" Tanya ibu Yasmin saat melihat Raga datang ke ruang makan sendirian.

"Yasmin sudah berangkat ke kampus tadi pagi, Bu. Katanya nggak mau berangkat bareng saya takut teman-temannya tahu kita sudah menikah," Jawab Raga sambil berusaha tersenyum ramah.

Wanita paruh baya itu menatap senyum pria yang saat ini sudah menjadi menantunya. Dengan lembut dia mengusap pelan lengannya dan berkata "Maafin Yasmin, ya. Gadis itu pasti belum bisa menerima pernikahannya. Tapi ibu yakin suatu saat nanti Yasmin pasti mau menerimamu. Ibu harap kamu mau bersabar menghadapi sikapnya itu."

Raga terlihat mengangguk menanggapi ucapan ibu mertuanya itu, dia sangat paham mungkin ibu mertuanya takut jika dia akan merasa sakit hati karena sikap Yasmin. "Ibu tidak perlu khawatir, saya sudah sangat hafal sifat Yasmin jadi saya tidak akan mengambil pusing apapun yang dia katakan."

"Baguslah, ibu tidak salah memilihmu sebagai menantu. Kamu mau berangkat ke kampus? Ibu titip sarapan untuk Yasmin ya. Gadis itu punya sakit magh, ibu takut magh nya kambuh kalau tidak sarapan."

Malam setelah acara pernikahan selesai kemarin, Yasmin dan keluarganya langsung kembali ke jakarta. Gadis itu ingin langsung pulang dengan alasan keesokan paginya ada tes di kampusnya jadi dia tidak ingin absen. Awalnya kedua orang tua nya meminta Yasmin untuk izin dulu, toh selama ini Yasmin juga suka membolos tapi gadis itu kekeh ingin tetap pulang ke jakarta. Berkat bantuan Raga yang berbicara dengan orang tua Yasmin, akhirnya mereka pun setuju untuk langsung pulang. Itulah alasan kenapa semalam kedua orang tua Yasmin menginap dirumah baru Raga dan Yasmin.

***

Dikampus Yasmin langsung melepas rindu dengan teman-temannya yang sudah 3 hari tidak bertemu dengannya. Gadis itu sangat rindu dengan sahabatnya, Naomi. Dan tentu saja juga rindu pada gebetannya, Keenan Argantha. 3 hari tidak melihat wajah tampan Keenan membuat hidup Yasmin serasa sangat hampa.

"Lo, tahu nggak."

"Nggak! Kan lo belum bilang," Sahut Yasmin memotong pertanyaan Naomi.

"Makanya diem dulu. Lo harus tahu banget sih ini. Selama lo izin kemarin, Keenan deket sama Siska."

Pekikan keras Yasmin langsung terdengar sangat keras didalam kelasnya, membuat beberapa teman sekelasnya langsung menoleh kearahnya. "Apa sih, Yas. Brisik tahu nggak!!" Protes salah satu temannya.

Yasmin hanya menoleh sekilas kearah temannya itu tanpa memperdulikan protesannnya. Gadis itu kembali fokus pada Naomi, melanjutkan kegiatan ghibah serunya. "Siska cabe-cabean itu? Wah nggak bener nih, gue harus labrak tuh cewek centil. Berani banget deketin my crush disaat gue nggak ada."

"Siapa yang mau kamu labrak?" 

Yasmin dan Naomi langsung mendongak bersamaan. Raga Ravindra Malik, pria itu saat ini sudah berdiri tegak didepan meja mereka. Beberapa mahasiswi yang berada didalam kelas itupun berteriak histeris melihat kedatangan dosen pujaan mereka. Bahkan Naomi pun hampir tidak bisa berkata-kata melihat pria tampan itu berdiri tepat didepannya.

"Saya tanya sekali lagi, siapa yang mau kamu labrak Yasmin Putri Wijaya?" Pertanyaan itu kembali keluar dari bibir Raga untuk kedua kalinya.

Sambil mendengus kesal, Yasmin menatap sekilas kearah teman-teman sekelasnya dan juga Naomi yang tampak terkagum-kagum dengan kedatangan dosennya itu sebelum kemudian membalas tatapan Raga. "Bukan urusan lo."

Jawaban Yasmin berhasil membuat Raga menyunggingkan senyum sinis nya. Tanpa mengatakan apapun, Raga langsung menarik tangan Yasmin. Membawanya keluar dari kelas hingga membuat keributan mahasiswi yang iri dengan Yasmin.

"Mau dong ditarik juga tangannya sama kayak Yasmin," Gumam Naomi dengan pandangan mata yang masih tertuju pada pintu kelasnya.

***

Raga terus menarik tangan Yasmin melewati lorong gedung kampus menuju ruangannya. Sepanjang perjalanan semua mahasiswa yang melihat mereka pun tampak berbisik-bisik menanyakan apa yang sudah terjadi sampai Yasmin dibawa oleh dosen tampan itu.

Begitu sampai di ruangannya, Raga langsung menutup pintu dan menguncinya. Pria itu mendudukan Yasmin disalah satu sofa yang ada disana. "Diam disini!" Perintah Raga saat Yasmin hendak berdiri.

Yasmin menatap Raga yang berjalan menuju meja kerjanya. Pria itu terlihat mengambil sebuah kotak makan dari dalam paperbag kemudian membawanya kearah Yasmin. "Makan, kamu tadi belum sarapan kan? Tadi ibu menitipkan ini untukmu. Ibu bilang kamu punya sakit magh jadi ibu takut magh mu kambuh karena tidak sarapan."

Gadis itu hanya melihat sekilas kearah kotak makan itu tanpa berniat menyentuhnya sama sekali. "Om!"

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Aku bukan om-om," Sahut Raga sebelum Yasmin menyelesaikan ucapannya.

"Lo mau dipanggil apa?"

"Terserah pokoknya jangan om."

"Baiklah. Om Raga, dengarkan ini baik-baik," Raga sudah ingin melayangkan protesannya namun Yasmin lebih dulu meletakkan jari telunjuknya didepan bibir pria itu seolah mengatakan agar pria itu diam.

Sambil melipat kedua tangannya didepan dada, Yasmin menatap kesal kearah pria didepannya. "Lo ngapain sih narik-narik tangan gue tadi? Lo lihat nggak tindakan lo tadi bikin semua orang natap kearah kita?" 

"Memangnya kenapa? Wajar kan kalau aku menarik tanganmu? Aku mau menarik tanganmu, menggenggam tanganmu, menciummu atau bahkan menidurimu itu tidak jadi masalah. Kamu lupa kalau kita ini sudah meni-, Aduh Yasmin sakit!!" Pekik Raga saat tiba-tiba Yasmin menginjak kakinya.

"Pelankan suara lo, lo mau semua orang denger? Gue nggak mau tahu ya pokoknya gue gamau semua orang tahu kalau kita sudah menikah!"

"Kenapa?" 

"Kenapa? Ya lo pikir aja sendiri. Dari awal gue nggak mau dan nggak suka sama lo. Kita nikah hanya karena dasar perjodohan. Dan ingat juga, lo ini inceran hampir semua mahasiswi jadi gue nggak mau ambil resiko kalau mereka tahu kita udah nikah!"

Raga terlihat menyunggingkan senyum smirknya setelah mendengar jawaban Yasmin. Pria itu yakin bukan hanya itu alasan Yasmin tidak ingin pernikahan mereka ketahuan. "Kamu yakin hanya karena itu kamu tidak ingin pernikahan kita diketahui semua orang? Aku yakin pasti ada alasan lain."

Kini giliran Yasmin yang tampak menyunggingkan senyum smirknya. Gadis itu tidak menyangka dosen nyebelin itu tahu jika masih ada alasan lain yang membuatnya tidak ingin pernikahan mereka diketahui banyak orang.

"Lo bener, ada satu alasan lagi kenapa gue nggak mau pernikahan ini ketahuan. Alasannya adalah karena gue nggak mau orang yang gue suka tahu tentang perjodohan sialan ini."

"Perjodohan sialan?" Raga tersenyum miris. Yasmin menganggap pernikahan mereka adalah perjodohan sialan?. "Katakan, siapa yang kamu suka?"

"Itu bukan urusan lo dan lo nggak perlu tahu."

"Apa itu Keenan?" Tebak Raga. Diam-diam pria itu sudah mengawasi Yasmin sejak awal. Pria itu tahu jika selama ini diam-diam Yasmin menyukai Keenan, Mahasiswa yang terkenal karena ketampanan dan kecerdasannya.

Sejak awal Raga sudah mengetahui tentang perjodohannya dengan Yasmin lebih dulu. Bahkan pria itu lah yang memohon pada ayah Yasmin agar menikahkan Yasmin dengannya. Karena latar belakang Raga yang sangat bagus serta hubungan kedua orang tua mereka yang sangat dekat membuat kedua orang tua Yasmin langsung menerimanya. Sebelum perjodohan itu dilakukan, Raga juga sudah lebih dulu mengawasi Yasmin. Bahkan pria itu rela melamar pekerjaan sebagai dosen dikampus tempat Yasmin kuliah.

"Kamu pikir Keenan suka sama gadis bodoh sepertimu?"

Mendengar dirinya disebut dengan kata gadis bodoh membuat Yasmin langsung menatap tajam kearah Raga. Gadis itu sangat marah dan tidak terima dengan panggilan itu.

"Tidak hanya tampan, Keenan adalah pria yang sangat cerdas. Dia juga sangat memilih dalam hal mencari pasangan. Kamu yakin Keenan suka sama kamu yang bodoh ini? Aku saranin kalau kamu mau Keenan melirikmu, setidaknya kamu harus pintar. Minimal masuk 10 besar lah. Apa kamu sanggup?"

Gebrakan meja terdengar begitu keras. Yasmin yang menjadi pelaku penggerakan itu semakin tajam menatap dosen didepannya "Apa maksud ucapan lo? Lo pikir gue sebodoh itu?!! Cihh lo berkata seolah kenal dekat dengan Keenan. Lo pikir Keenan pria seperti itu? Keenan adalah pria baik, tidak seperti lo! Dosen nyebelin dan mesum!!"

Raga tersenyum tipis sambil menaikan kedua bahunya "Baiklah, silahkan coba saja dekati Keenan. Kalau kamu berhasil maka aku akan menuruti semua keinginanmu."

"Deal!! Lihat saja, gue pasti bisa mendekati Keenan. Dan lo harus bersiap menuruti semua yang gue inginkan!!" Balas Yasmin sebelum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Raga.

Raga hanya diam sambil tersenyum sinis menatap kepergian Yasmin. Tampaknya pria itu berhasil terpancing dengan ucapan Yasmin sampai dia tega mengeluarkan kata-kata jahatnya tadi. "Yasmin, Yasmin. Kamu pikir kamu bisa menang dariku? Tidak semudah itu sayang."

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status