Share

Berdebar

"Mau saya kompresin perut kamu?" tanya Pak Alvin yang duduk di tepi ranjang. Aku bergeser sedikit menjauh. Enak aja dia, mau ngambil kesempatan diatas kesesusahan diriku. Walau ya, aku yakin saja dia tak mungkin berbuat hal-hal tak senonoh kepadaku.

Buktinya, selama dua bulan, tak pernah sama sekali dia mencoba-coba untuk menyentuhku, walau kami tidur satu ranjang. Ya, kadang dia juga pindah ke sofa sih. Hihi.

"Janganlah, biar saya aja," tolakku sambil melotot. Dia tertawa.

"Lagian saya juga ogah," katanya. Membuatku berdecak kesal. Aku melirik ke arah ponselnya, sepertinya dia sudah selesai menelpon si Wati.

"Bapak keluar dulu gih, saya mau naruh kompres di perut," ucapku mengusirnya. Pak Alvin menurut saja, ia berjalan ke arah balon kamar, setelah menutup tirai jendela.

"Pak!" panggilku. Dia menyahut, "hm."

"Kalau saya buka kerudung, Bapak nggak papa 'kan?" tanyaku. Tidak ada sahutan.

"Saya gerah, habis di kompres. Terus ini mau maskeran, nggak papa ya?" tanyaku, karena memang sela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
Mel.... sikp cuekmu bgus tp jgn bodoh laaah....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status