Share

Pengakuan Alvin

Seorang pria terus menitikkan air mata. Sedih, kehilangan, sesal bercampur bersamaan. Ia sebelumnya tidak pernah menduga kepergian sang Ayah begitu cepat. Bahkan, ia dan Ayahnya belum sempat menjalani hubungan baik sebagaimana seorang Ayah dan anaknya.

"Maafkan sikapku selama ini," isak Alvin dengan bahu bergetar. Tidak ada siapapun yang menemaninya, bahkan hingga malam semakin larut. Tidak ada tanda-tanda kedatangan istrinya. Saudara yang ia miliki, jauh entah dimana. Hanya Ayah yang ia miliki saat ini, Ibu tiri jangan diharap lagi, wanita itu pasti sudah kabur membawa harta Ayahnya.

"Ayah, kalau boleh, aku akan memintamu hidup, satu hari aja, kita habiskan waktu bersama. Terlepas dari kesalahan yang kamu lakukan, jika aku tahu keadaan akan begini, jauh-jauh hari, aku akan memaafkan sikapmu pada Ibuku." Alvin mengusap wajah Ayahnya, lalu beralih ke mata yang sudah tetutup.

Dua orang perawat datang, hanya menatap iba ke arah Alvin yang keadaannya sudah kacau. "Maaf Pak, apakah jenazah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status